Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus

pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck,

World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett et

al., 2006). Adapun kasus lain yang terjadi di Indonesia, yaitu pada tahun

2001 PT. Kimia Farma Tbk. melakukan mark-up laba. Lalu, pada tahun

2002 PT. Lippo Tbk melakukan pembukuan ganda. Kasus-kasus tersebut

membuktikan bahwa di dalam perusahaan, penerapan praktek corporate

governance masih belum memadai dimana manajemen puncak (top

management) dapat melakukan manipulasi berupa pelaporan keuangan

(financial reporting) yang berawal dari terdekteksi adanya manipulasi laba

(Boediono, 2005).

Manajemen perusahaan akan cenderung melakukan segala tindakan

agar dapat menghasilkan laba yang berkualitas salah satunya yaitu

melakukan manajemen laba. Perusahaan akan melakukan manajemen laba

dengan pola menaikkan laba (income increasing) pada saat laba perusahaan

turun. Akan tetapi pada saat perusahaan akan melaporkan pajak, manajemen

laba yang dilakukan melalui pola menurunkan laba (income decreasing)

agar pajak yang dibayarkan tidak terlalu besar


Manajemen laba merupakan fenomena mengenai pelaporan

keuangan, dimana manajemen berusaha untuk menyesatkan pemegang

saham dan pihak yang berkepentingan lainnya guna mencapai tingkat laba

tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri ataupun

perusahaan (Saputro & Setiawati, 2004). Memanipulasi laba dapat

diketahui dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan

merupakan laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan

yang bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan perusahaan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam

mengambil keputusan. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI).

Menurut (Indonesia, 2015), laporan keuangan adalah penyajian

terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan

ini menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam

berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),

catatan atas laporan keuangan dan laporan lainnya serta materi penjelasan

yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Dari jenis laporan keuangan, laporan laba-rugi merupakan laporan

yang paling diminati oleh pemegang saham. Laporan laba-rugi memberikan


informasi mengenai kinerja perusahaan selama satu periode tertentu,

tentang pencapaian laba perusahaan. Laba dalam laporan keuangan mampu

menginterpretasikan kinerja perusahaan, semakin besar informasi laba yang

disajikan, maka semakin positif penilaian mereka terhadap kinerja

manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan, kinerja merupakan salah satu

faktor penting yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi

dalam rangka mencapai tujuannya.

Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan, di dorong oleh faktor-faktor penyebab yang

berbeda. Diantaranya, yaitu karena efektivitas komite audit (Nuresa &

Hadiprajitno, 2013), struktur kepemilikan (Wahyuningsih, 2009), serta

ukuran perusahaan (Septiana & Tarmizi).

Manajemen laba dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut

pandang akrual dan riil. Manajemen laba dengan sudut pandang akrual

mengambil keuntungan dari pemilihan metode akuntansi dan estimasi-

estimasi untuk mendapatkan pendapatan, sedangkan manajemen laba

dengan sudut pandang riil mengambil keuntungan yang langsung

mempengaruhi arus kas. Disamping itu, manajemen laba akrual mempunyai

kelemahan dalam menjelaskan kondisi yang riil tentang manajemen laba

karena pengukuran manajemen laba akrual hanya terkait dengan dasar

akuntansi akrual belum mengungkapkan hubungan antara transaksi arus kas

secara riil Manajemen laba riil merupakan pengelolaan laba yang

didasarkan pada aktivitas operasional perusahaan yang terkait dengan arus


kas operasional perusahaan. Manajemen laba riil merupakan kegiatan

manipulasi dalam kegiatan operasional perusahaan dalam jangka waktu satu

periode akuntansi. Hal ini dapat dilakukan kapan saja dalam jangka waktu

satu periode untuk mencapai target yang ditetapkan.

Pembentukan komite audit merupakan salah satu hal yang penting

dalam menciptakan corporate governance yang baik. Komite audit diatur

melalui Surat Edaran Bapepam Nomor SE-03/PM/2002 (bagi perusahaan

publik) dan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-103/MBU/2002 (bagi

BUMN). Komite Audit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh

Komisaris Independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang

independen serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan

keuangan. Komite ini berperan penting dalam memantau operasi

perusahaan dan sistem pengendalian internal yang bertujuan untuk

melindungi pemegang saham. Komite audit memberikan kontribusi dalam

hal pengembangan manajemen strategis perusahaan dan diharapkan dapat

memberikan rekomendasi kepada dewan dengan melihat setiap masalah

keuangan dan operasional. Dengan adanya komite audit yang efektif

diharapkan untuk fokus dalam mengoptimalisasi kekayaan pemegang

saham dan mencegah maksimalisasi kepentingan pribadi oleh manajemen

puncak (Wathne, 2000).

Struktur kepemilikan pada perusahaan sangat menentukan

bagaimana tindakan manajemen dalam melakukan manipulasi laba.

Kepemilikan managerial memiliki kemampuan dalam menentukan


kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang

diterapkan pada perusahaannya. Sedangkan, kepemilikan institusional

memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui

proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi tindakan

manajer dalam melakukan manajemen laba. Kepemilikan managerial

maupun institusional, memiliki peranan penting dalam mengendalikan

tindakan-tindakan manajemen yang berpotensi melakukan tindakan

kecurangan akan dapat ditekan dan diminimalisir.

Menurut Ningsaptiti (2010), perusahaan yang berukuran besar

biasanya memiliki peran sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas.

Perusahaan yang berukuran besar dapat memberikan informasi yang lebih

baik untuk kepentingan investasi karena perusahaan besar cenderung lebih

diperhatikan oleh masyarakat sehingga dalam melakukan pelaporan dapat

lebih berhati-hati. Perusahaan-perusahaan besar memiliki tanggung jawab

yang lebih luas. Kebijakan-kebijakan yang dibuat perusahaan besar akan

membawa dampak yang besar pula terhadap kepentingan publik

dibandingkan perusahaan kecil.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti

dengan judul, “Pengaruh Efektivitas Komite Audit, Struktur

Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2015-2017”.


1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

pembahasan ini akan difokuskan kepada:

1. Apakah efektivitas komite audit mempengaruhi earning management

perusahaan ?

2. Apakah struktur kepemilikan mempengaruhi earning management

perusahaan ?

3. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi earning management

perusahaan ?

1.3. Identifikasi Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan

mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang

diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri

hanya berkaitan dengan “Efektivitas Komite Audit, Struktur Kepemilikan,

dan Ukuran Perusahaan terhadap Earning Management pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-

2017”. Variabel independent yang dipilih yaitu efektivitas komite audit,

struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan. Variabel dependent yang

dipilih yaitu earning management karena akan terlihat apakah hal tersebut

dapat berpengaruh atau tidak pada kemajuan perusahaan.


1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:

1. Pengaruh efektivitas komite audit terhadap earning management pada

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2015-2017.

2. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap earning management pada

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2015-2017.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap earning management pada

perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2015-2017.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

dapat dipercaya dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan.

1.5.1. Manfaat Teoritis

Adapun kegunaan teoritis dari penilitian ini adalah bagi:

1. Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan

pemikiran dalam penelitian lebih lanjut pada bidang yang sama, yaitu

pengaruh efektivitas komite audit, struktur kepemilikan, dan ukuran

perusahaan terhadap earning management pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


2. Universitas

Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh efektivitas

komite audit, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan terhadap

earning management pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.5.2. Manfaat Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis pada

para stakeholder tentang media informasi yang berkaitan dengan

manajemen laba khususnya pada struktur kepemilikan, ukuran perusahaan,

serta manfaat keberadaan komite audit dalam mengawasi manajemen

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, identifikasi

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang melandasi penelitian ini

dan menjadi dasar acuan teori yang digunakan dalam analisis penelitian ini

yang meliputi studi pustakan dan kajian teori, penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran, dan hipotesis penelitian.


BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang desain penelitian, unit analisis, operasional

variabel, populasi dan teknik sampel, jenis dan sumber data, serta metode

pengumpulan data.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai deskripsi objek penelitian yang terdiri

dari deskripsi variabel dependen dan independen, hasil analisis data,

interpretasi terhadap hasil serta pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil analisis yang telah

dilakukan, keterbatasan serta saran untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai