a. Amenorrhea
Amenorrhea adalah absennya periode menstruasi pada wanita di usia reproduksi,
yaitu absen menstruasi selama 3 bulan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi normal
sebelumnya.
Amenorrhea adalah gejala dari sejumlah penyebab potensial. Amenorrhea primer
(siklus menstruasi tidak pernah dimulai) bisa jadi disebabkan oleh masalah perkembangan
seperti ketiadaan uterus bawaan, atau kegagalan ovarium untuk menerima atau memeliara
sel-sel telur. Penundaan perkembangan pubertas juga bisa mengarah pada amenorrhea.
Adapun amenorrhea sekunder (berhentinya siklus menstruasi) seringkali disebabkan
oleh gangguan hormonal dari hypotalamus dan kelenjar pituitari, dari menopause prematur
atau pembentukan luka parut didalam uterus (Sri Nur & Lisdyawati, 2011).
Penyebab :
a. Pubertas terlambat
a. Kegagalan dari fungsi indung telur
b. Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ Rahim dan vagina
c. Gangguan pada susunan syraf pusat
Tanda amenorea adalah tidsk didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, degan
atau tanpa perkembngan seksual sekunder ( perkembangan payudara, perkembangan
rambut pubis) , atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi. Gejala
lainnya gtergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya aminorea (Endang & Elisabeth,
2015).
b. Dysmenorrhea
Dysmenorrhea adalah rasa sakit pada masa menstruasi yang cukup parah hingga
bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea lebih dikenal dengan sebutan “sakit
menstruasi” atau sakit menstruasi yang parah. Rasa sakit dysmenorrhea bisa bermacam-
macam, mulai dari rasa sakit yang tajam, tumpul, berdenyut, mual, terbakar, atau menusuk
dan biasanya bersamaan dengan menorrhagia. Dysmenorrhea bisa dirasakan beberapa hari
sebelum menstruasi atau saat menstruasi dan biasanya berkurang saat pendarahan
menstruasi mulai surut.
Disebut dysmenorrhea sekunder jika gejala-gejalanya berhubungan dengan
penyakit, kelainan, atau abnormalitas struktural didalam atau diluar rahim. Sedangkan
dysmenorrhea primer tidak berkaitan dengan salah satu dari penyakit diatas (Endang &
Elisabeth, 2015).
c. Menorrhagia
Menorrhagia (atau disebut juga hypermenorrhea) adalah pengeluaran darah yang
luar biasa banyak dan lama daripada interval menstruasi reguler. Pengeluaran darah ini
melebihi 80 ml atau bertahan selama lebih dari 7 hari. Penyebabnya bisa dikarenakan
penggumpalan darah abnormal, gangguan keteraturan hormon menstruasi normal, atau
kelainan lapisan endometrium pada uterus (Sri Nur & Lisdyawati, 2011).
Etiologi
a. Hormon tak seimbang
Dalam siklus menstruasi normal , keseimbangan hormone estrogen dan
progesteron menyesuaikan kondisi dinding uterus, untuk mengatur pancaran darah
menstruasi. Jika timbul ketidakseimbangan hormone , endometrium menghasilkan
aliran darah hebat.
b. Kista ovarium
c. Polip
Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan pendarahan menstruasi
dalam waktu lama. Polip dari uterus biasanya muncul pada wanita usia produktif
yang menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan pendarahan yng tidak terkait
dengan menstruasi.
d. Disfungsi ovarium
Kegagalan fungsi ovarium, anuvulation ( proses pelepasan telur) dapat
menyebakan ketidakseimbangan hormone, berujung pada menoragia.
e. Penggunaan IUD
Efek samping penggunaan alat IUD adalah pendarahan menstruasi hebat.
f. Kanker
Walaupun jarang ditemui kanker pada alat reproduksi wanita dapat
menyebabkan menoragia. Kanker uterus, kanker ovarium dan kanker leher Rahim
dapat menyebabkan mpendarahan berlebih saat menstruasi.
g. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu termasuk obat pencegah penggumapalan darah ( anti
koagulants) dan pengobatan anti radang / infeksi, menyebabkan menstruasi berat.
Atau dalam waktu lama.
Terapi
Pengobatan
e. Polimenorrhea
Ketika wanita mengalami msiklus menstruasi yang lebih sering, dikenal dengan
istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami menstruasi hingga 2x
hingga lebih dari 2bulan dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatiuf sama
atau lebih banyak dari biasanya .
Polymenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu
perdarahan irregular yang terjadi diantara 2 waktu menstruasi. Pada metroragia menstruasi
terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Penyebab
Polymenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan system hormonal pada
aksis hipotalamus- hipofisis –ovarium. Ketidakseimbangan hormone tersesebut bdapat
mengakibatkan gangguan pada proses oavulasi ataau memendeknya waktu yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya suatu siklus mestruasi normal sehingga didapatkan menstruasi yang
lebih sering. Gangguan =kesembngan hormone dapat terjadi pada :
a. 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
b. Beberapa tahun menjelang menopause
c. Gangguan indung telur
d. Stress dan depresi
e. Pasien dengan gangguan makan
f. Penurunan berat badan berlebihan
g. Obesitas
h. Olahraga berlebihan
i. Pengguanan obat obat tertentu , seperti anti koagulan, aspirin,NSAID.
Pada umumnya polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan himodinamik
tubuh akibat darah yang kluar terus mnerus. Disamping itu , polimenorea dapat juga akan
menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada
polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi sehingga seringkali mengalami kesulitan
untuk mendapat keturunan.
Pengobatan
Tujuan terapi pada penderita polimenorea adalah mengontrol perdarahan,
mencegah perdarahan ulang, mencegah komplikasi, mengembalikan kekurangan zat besi
dalam tubuh dan menjaga kesuburaan. Untuk polimenorea yang berlangsung dalam jangka
waktu lama, terapi yang diberikan tergantung dari status ovulasi pasein, usia, resiko
kesehatan, dan pilihan kontrasepsi. Kontrasepsi oral kombinasi dapat di gunakan untuk
terapinya pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya di evaluasi 3 bulan setelah
terapi diberikan, terapi deberikan dan 6 bulan kemudian untuk reevaluasi efek yang terjadi
(Sri Nur & Lisdyawati, 2011).
- Anovulasi
Anovulasi adalah tidak terjadinya ovulasi seperti seharusnya. Anovulasi biasanya dialam oleh
wanita pada masa perimenopause dan ditunjukkan dengan periode menstruasi yang tidak teratur,
misalnya variasi interval, durasi, atau pendarahan yang tidak bisa diprediksi. Anovulasi juga bisa
menyebabkan terhentinya menstruasi (amenorrhea sekunder) atau pendarahan yang berlebihan
(perdarahan uterus disfungsional).
- Oligoovulation
Oligoovulation adalah ovulasi yang jarang atau yang tidak teratur dan biasanya didefinisikan
dengan siklus yang lebih dari 36 hari atau kurang dari 8 siklus pertahun.
Luteal phase (fase luteal) adalah bagian kedua dari siklus menstruasi dan dimulai setelah
peningkatan Lh dan berakhir seiring keluarnya pendarahan menstruasi. Bagian menstruasi ini adalah
periode yang sangat penting yang durasinya cukup tetap, yaitu selama 14 hari, plus atau minus 2
hari. Fase luteal yang pendek adalah fase yang berlangsung kurang dari 12 hari yang disebut luteal
phase deficiency (LPD) / deficiency Phese Luteal. Oleh karena fase luteal yang normal ini penting
bagi pelekatan dan pertumbuhan awal embrio, LPD bisa meningkatkan resio ketidak suburan dan
keguguran.
Luteal phase deficiency sering mengakibatkan siklus menstruasi yang lebih pendek dari siklus
normal. Namun, pemendekan ini biasanya sangat sedikit sehingga sulit bagi wanita untuk
menyadarinya. Tanpa memperhatikan panjang total siklus anda dan kesamaan yang hampir dimiliki
oleh seluruh wanita, fase luteal siklus semestinya berlangsung selama 14 hari. Jika anda
menggunakan alat prediksi ovulasi, tambahkan 14 hari dari hari tes urin positive anda, hari itulah
yang seharusnya menjadi hari terakhir siklus anda. Jika waktu dari hasil positif ke hari terakhir siklus
hanya 12 hari atau kurang, itu artinya fase luteal anda pendek dan tidak normal, anda kemungkinan
menderita luteal phase deficiency. Sedangkan bila anda mengguanakan grafik basal body
temperatur (BBT), jika pendarahan menstruasi anda mulai kurang dari 11 hari setelah kenaikan suhu
pada basal body temperatur anda, itu mungkin indikasi luteal phase deficiency. Jika anda merasa
bahwa anda mungkin menderita luteal phase deficiency, terutama jika sebelumnya anda pernah
mengalami keguguran, anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan atau ginekolog. Jika
relevan, turunkanlah kuantitas dan intensitas olahraga anda dan tingkatkanlah berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwoastuti, endang dan maliyani, Elizabeth siwi. 2015. Panduan materi kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru.
Verawaty, Sri Nur dan Rahayu, Liswidyawati. 2011. Menjaga dan Merawat Kesehatan Seksual
Wanita. Bandung: Gravindo