I. PENDAHULUAN :
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, air menutupi hampir 71% permukaan bumi,
terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil3), air terdiri dari senyawa kimia
yaitu terdiri atas oxygen dan hidrogen (H2O), Air yang terdapat di alam ini tidak
semata-mata dalam bentuk cair, tetapi berupa dalam bentuk padat, serbuk, dan
gas, seperti es, salju dan uap yang terkumpul di atmosfir. Air yang ada di alam ini
tidaklah statis tetapi selalu mengalami perputaran sehingga dalam jangka panjang
air yang tersedia di alam selalu mengalami perpindahan. Penguapan terjadi pada
air laut, danau, sungai, tanah, maupun tumbuh-tumbuhan melalui panas matahari,
kemudian lewat suatu proses waktu, air dalam bentuk uap terkumpul di atmosfir
dalam bentuk gumpalan-gumpalan awan hingga mengalami perubahan dalam
bentuk butir-butir air dan butir-butir es.kemudian butir-butir inilah yang kebumi
berupa hujan, es dan salju.
Air yang jatuh ke bumi akan mengalami beberapa kejadian antara lain :
Uap air dalam bentuk gas di atmosfir akan mengalami proses perubahan
bentuk yang di kenal dengan kondensasi, yaitu dari gas ke cair membentuk butir-
butir air atau salju yang di kenal dengan proses presipitasi atau hujan. Air yang
jatuh kebumi ini sebagian akan tinggal di daratan dan sebagian mengalir langsung
ke laut. Air yang di daratan sebagian akan tampak di permukaan tanah berupa
danau, mata air dan sungai dan sebagian akan meresap ke dalam tanah,
membentuk air tanah.
II. PEMBAHASAN :
Dan sebab itu sumberdaya air mengalami pengerusakan akibat dari pihak
yang tak bertanggung jawab dalam pengolahan sumberdaya yaitu terdiri :
Pencemaran pada sumberdaya air tanah terjadi bila ada bahan pencemaran
yang memasuki daerah titik jenuh sumberdaya air tanah. Sebagian besar bahan
kimia yang menyebabkan pencemaran beracun yang sulit disaring dan
dihilangkan. Dan ada juga pencemaran yang dapat dihilangkan secara alami yaitu
penyaringan dan kondensasi pada saat air mengalir perlahan melalui pelapisan
batuan dan tanah. Karena dalam hal ini tingkat pengambilan sumberdaya air tanah
relative kecil dibandingkan dibandingkan dengan volume persediaan dalam tanah,
maka dari itu akan sedikit terjadi pencemaran
Pencemaran air laut terjadi bila terdapat tumpahan minyak yang dibawa
kapal-kapal tanker seperti yang pernah terjadi di selat malaka. Demikian pula
tumpahan minyak dapat terjadi pada sumur minyak lepas pantai pada saat terjadi
pengeboran minyak pada sumur tersebut. Di samping itu pencemaran laut terjadi
karena adanya pembuangan limbah sengaja kedalam laut. Sebagai contoh adalah
bahan kimia, pengerukan pelabuhan, dan barang logam rongsokan.
Oleh karna itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap
selalu melestarikan dan menjaga air yang kita gunakan tetap terjaga
kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti
penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat
pencemaran air sehingga dapat mengganggu ekosistem yang ada.
V
Dalam penggunaan air yang sifatnya bersaing atau substitusi, misalnya
antara penggunaan air untuk industri atau hidropower dan penggunaan air untuk
irigasi, perlu diketahui bahwa MVU akan menurun bersamaan dengan jumlah
pemakaian air yang meningkat dan sebaliknya akan meningkat dengan
penggunaan air yang semakin sedikit. Prinsip ini menegaskan bahwa sumberdaya
air akan dialokasikan untuk seluruh pemakai dan penggunaan sampai diperoleh
nilai penggunaan marjinal yang sama dari masing-masing penggunaan satuan air
yang terakhir.pemakaian akan berhenti pada saat satuan air yang terakhir
memberikan nilai batas yang sama diantara p0enggunaan yang bersaingan
tersebut. Pada keadaan ini penggunaan air mencapai tingkat yang paling efisien.
Sebagai ukuran dari MVU itu adalah kesediaan membayar dari masing-masing
pihak atas tambahan satuan air terakhir yang dikonsumsi atau MVU1=MVU2
yang ada pada grafik.
Dalam grafik tersebut efisiensi akan tercapai pada perpotongan antara MVU1 dan
MVU2 dengan jumlah penggunaan air sebesar OW* untuk sektor irigasi danO’w*
untuk sektor industri dengan nilai batas setinggi MU*. Jumlah air seluruhnya
adalah OO*. Apabila penggunaan air untuk irigasi sebanyak OW’ dan uintuk
industri sebanyak O’W’, maka MU di sektor irigasi setinggi BW’ lebih rendah
daripada MU di sektor industri setinggi AW’. Keadaan seperti ini akan mendorong
pengalokasian air di sektor pertanian sampai pada distribusi air yang paling
efisien tercapai yaitu pada OW’ untuk irigasi dan O’W* untuk sektor industri.
Untuk penentuan harga air ada dua cara yaitu atas dasar Marginal Cost
Pricing dan atas dasar Average Cost Pricing. Dua hal yang harus dipertimbangkan
yaitu pertimbangan laba dan pertimbangan distribusi untuk lebih banyak barang
tersedia dalam masyarakat. Sebagai langkah pertama dari uraian ini, terlebih
dahulu akan dilukiskan kurva permintaan yang akan menunjukan keadaan
masing-masing penentuan harga tersebut pada grafik.
Kalau harga ditetapkan dengabn dasar MC pricing harga akan berada pada
OP1=BS dan produksi sebesar OB. Pada keadaan ini harga (P1) sama dengan MC,
yaitu sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu
satuan produksi air. AC (biaya per unit) akan lebih rendah daripada P1, yaitu
harga yang bersedia dibayar oleh konsumen. Pada produksi sebesar OB tampak
harga lebih rendah daripada biaya rata-rata (P1,>AC).