Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Urine merupakan cairan dalam tubuh hasil olahan makanan, minuman,
obat-obatan yang dikomsumsi untuk kemudian diproses oleh tubuh dan
membuang zat-zat yang tak bermanfaat. Pengeluaran urin tergantung
dari seberapa banyak manusia itu sendiri mengomsumsi makanan dan
minuman dalam seharinya, meskipun mengomsumsi air putih sangat
dianjurkan oleh para dokter untuk kepentingan kesehatan guna untuk
membersihkan kotoran dalam darah, namun tak jarang manusia
mengabaikan hal tersebut sehingga menimbulkan dan menyebabkan
berbagai macam penyakit yang didukung oleh kebiasaan dan pola hidup
yang kurang sehat.
Urin terdiri dari 96% air dan 4% zat-zat terlarut hasil dari metabolisme
tubuh yang berupa garam, urea, kreatinin dan asam urat. Untuk
mengetahui urin seseorang normal atau tidak maka dapat dilakukan
pengujian dalam laboratorium.
Oleh karena itu kami dianjurkan untuk melakukan beberapa pengujian
zat organic dan pemeriksaan fisik sebagai tahapan awal untuk mengenali
tanda-tanda kurang sehatnya seseorang yang dilihat dari urin tersebut
guna untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan fisik
tersebut meliputi pemeriksaan bobot jenis, warna, bau, kerjernihan dan
derajat keasaman urin serta pemeriksaan sedimen (mikroskopik).
Pemeriksaan urin yang akan dilakukan memiliki parameter masing-
masing yang akan dijadikan patokan dalam pengujian ini.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

1.2 Maksud Praktikum


Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan pemeriksaan fisik
dan pengujian zat organik dalam urin dan interpretasinya.
1.3 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan mampu melakukan pemeriksaan fisik yang
meliputi pemeriksaan bobot jenis, warna, bau, pH, dan sedimen serta
pengujian zat organik dan interpretasinya.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Urin sering dianggap hasil buangan yang sudah tidak berguna.
Padahal urin sangat membantu dalam pemeriksaan medis. Urin
merupakan salah satu cairan fisiologis yang sering dijadikan bahan untuk
pemeriksaan (pemeriksaan visual, pemeriksaan mikroskopis, dan
menggunakan kertas kimia) dan menjadi salah satu parameter kesehatan
dari pasien yang diperiksa. Selain darah, urin juga menjadi komponen
yang penting dalam diagnosis keadaan kesehatan seseorang. Ada 3
macam pemeriksaan, antara lain (1) pemeriksaan visual. Urin
mengindikasikan kesehatan yang baik bila terlihat bersih. Bila tidak,
maka ada masalah dalam tubuh. Kesehatan bermasalah biasanya
ditunjukkan oleh kekeruhan, aroma tidak biasa, dan warna abnormal. (2)
Tes yang menggunakan kertas kimia yang akan berganti warna bila
substansi tertentu terdeteksi atau ada di atas normal. (3) Hasil yang
datang dari pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan untuk mengetahui
apakah kandungan berikut ini berada di atas normal atau tidak (Ganong
2002).
Urialisis dapat meberikan informasi klinik yang penting. Urinalisis
merupakan pemeriksaan rutin pad sebagian besar kondisi klinis,
pemeriksaan urin mencakup evaluasi hal-hal berikut: (Cartika, 2016)
1. Observasi warna dan kejernihan urin.
2. Pengkajian bau urin
3. Pengukuran keasaman dan berat jenis urin
4. Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, dan badan keton
dalam urin (masing- masing untuk proteinuria, glukosuria, dan
ketonoria)

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

5. Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan


pemusingan (centrifuging) untuk mendeteksi sel darah erah
(hematuria), sel darah putih, slinder (silindruria), Kristal (kristaluria),
pus (piuria) dan bakteri (bakteriuria).
Karakteristik Urin
Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama
akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas yaitu berbau ammonia.
Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 dan akan menjadi lebih asam jika
mengkonsumsi banyak protein serta urin akan menjadi lebih basa jika
mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin yakni 1,002 – 1,035
g/ml (Uliyah, 2008). Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung
zat terlarut. Di dalam urin terkandung bermacam – macam zat, antara
lain (1) zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan
amoniak, (2) zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada
urin, (3) garam, terutama NaCl, dan (4) zat – zat yang berlebihan
dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan obat – obatan serta juga kelebihan
zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh misalnya hormon (Ethel,
2003).
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin
mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian
glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak
menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh
kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah
terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus.
Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan gula menjadi
glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat. Orang
yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat
warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja
keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan
karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan
juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).
Pemeriksaan Urin
Menurut Wulangi (1990), menyatakan bahwa analisa urin itu penting,
karena banyak penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari
perubahan yang terjadi didalam urin. Zat yang dapat dikeluarkan dalam
keadaan normal yang tidak terdapat adalah glukosa, aseton, albumin,
darah dan nanah (Wulangi, 1990). Pemeriksaan urin merupakan
pemeriksaan yang dipakai untuk mengetahui adanya kelainan di dalam
saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang terjadi
di luar ginjal, untuk mendeteksi adanya metabolit obat seperti zat
narkoba dan mendeteksi adanya kehamilan (Medika, 2012).
Bahan urin yang biasa di periksa di laboratorium dibedakan
berdasarkan pengumpulannya yaitu : urin sewaktu, urin pagi, urin puasa,
urin postprandial (urin setelah makan) dan urin 24 jam (untuk dihitung
volumenya). Tiap-tiap jenis sampel urin mempunyai kelebihan masing-
masing untuk pemeriksaan yang berbeda misalnya urin pagi sangat baik
untuk memeriksa sedimen (endapan) urin dan urin postprandial baik
untuk pemeriksaan glukosa urin. Jadi sebaiknya sebelum kita melakukan
pemeriksaan urin sebaiknya meminta keterangan dari petugas
laboratorium tentang bahan urin yang mana yang diperlukan untuk
pemeriksaan (Djojodibroto, 2001).
Pemeriksaan urin terbagi menjadi dua jenis yaitu pemeriksaan
kimiawi dan pemeriksaan sedimen. Sebagaimana namanya dalam
pemeriksaan kimia yang diperiksa adalah pH urin / keasaman, berat
jenis, nitrit, protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen,dll. Jenis zat kimia
yang diperiksa merupakan penanda keadaan dari organ2 tubuh yang

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

hendak didiagnosa. Seperti penyakit “kuning” yang disebabkan oleh


bilirubin darah yang tinggi biasanya menghasilkan urin yang
mengandung kadar bilirubin diatas normal. Begitu pula zat kimia lainnya
yang dihubungkan dengan keadaan organ tubuh yang berbeda
(Djojodibroto, 2001).
Dalam pemeriksaan sedimen yang diperiksa adalah zat sisa
metabolisme yang berupa kristal, granula termasuk juga bakteri. Dengan
pemeriksaan sedimen maka keberadaan suatu benda normal ataupun
tidak normal yang terdapat dalam urin kita akan dapat menunjukkan
keadaan organ tubuh. Dalam urin yang ditemukan jumlah eritrosit jauh
diatas angka normal bisa menunjukkan terjadinya perdarahan di saluran
kemih bagian bawah. Begitu juga dengan ditemukannya kristal-kristal
abnormal dapat diprediksi jika seseorang beresiko terkena batu ginjal,
karena kristal-kristal dalam urin merupakan pemicu utama terjadinya
endapan kristal dalam saluran kemih terutama ginjal yang jika dibiarkan
berlanjut akan membentuk batu ginjal (Djojodibroto, 2001).
2.2 Uraian Bahan
1. Larutan Benedict
CuSO4 (FI III : 731)
Nama resmi : TEMBAGA II SULFAT
Nama lain : Kupri Sulfat
Rumus Molekul : CuSO4
Pemerian : Prisma tri klinik, serbuk hablur, biru
Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan 3 bagian gliserol,
sangad sukar larut dalam etanol.
Kegunaan : Komposisi Benedict
2. Urin (Pearce, 2006)
Komposisi : Air (96%), urea (2%), dan natrium klorida (2%)
Warna : Bening orange pucat tanpa endapan

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Bau : Tajam dan khas


Reaksi : Sedikit asam terhadap lakmus
pH rata-rata :6
Berat jenis : 1010 -1025
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2018)
1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang piknometer kosong.
c. Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer.
d. Didinginkan hingga 25̊oC dalam wadah yang berisi es batu.
e. Dipantau suhu dengan menggunakan thermometer.
f. Ditimbang berat piknometer + urin 25̊oC.
g. Dicatat masing-masing bobotnya.
2. Pemeriksaan Warna Urin
Pipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi.Tinjaulah
dalam sikap serong pada cahaya tembus. Nyatakan hasil pengamatan
dengan perkataan tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua,
kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat,
kuning bercampur hijau, putih serupa susu dan lain-lain. Normal bila
warna kuning atau kuning tua.
3. Pemeriksaan Bau Urin
Pipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi, kemudian
cium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut. Nyatakan hasil
pengamatan dengan perkataan bau makanan, obat-obatan, bau
amoniak, bau ketonuria, dan bau busuk.Normal bila bau asam-asam
organic yang mudah menguap.
4. Pemeriksaan pH Urin
a. Disiapkan alat dan bahan

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

b. Dipipet urin ± ½ tabung reaksi


c. Dipipet urin ke plast tetes
d. Dicelupkan kertas lakmus biru dan merah
e. Diamati perubahan warna lakmus
f. Dilakukan pengujian dengan menggunakan pH universal
g. Diamati pHnya dan dicatat
5. Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Urin disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
c. Supernatannya dibuang, diambil endapannya.
d. Diteteskan diatas objek glass.
e. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x.
f. Digambar (eritrosit, leukosit, dan Kristal asam urat).
Pemeriksaan Zat Organik
1. Masukkan 5 mL reagen benedict kedalam tabung reaksi kemudian
teteskan 8 tetes urin.
2. Celupkan tabung kedalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit
atau panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit.
3. Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya. Nilai
normal adalah negatif.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat yang digunakan


Dalam praktikum pemeriksaan urin alat-alat yang digunakan dapat
berupa bunsen, pipit tetes, pipet volume, piknometer, plat tetes, tabung
reaksi, dan thermometer.
3.2 Bahan yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan urin ini
yaitu alkohol, benedict, es batu, kertas lakmus, kertas pH, dan specimen
urin
3.3 Cara kerja
Pemeriksaan fisik dalam urin
a. Pemeriksaan bobot jenis urin
Pada pemeriksaan bobot jenis pertama dicuci piknometer
menggunakan alkohol kemudian ditimbang piknometer kosong,
setelah itu dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer, selanjutnya didinginkan hingga 250C dalam wadah yang
berisi es batu, dipantau suhu tersebut menggunakan thermometer,
kemudianan ditimbang berat piknometer dengan urin 25 0C tersebut
terakhir dicatat masing-masing bobotnya.
b. Pemeriksaan warna urin
Pertama dipipet kurang lebih 5 mL urin dalam tabung reaksi,
kemudian ditinjau dalam sikap seorang pada cahaya tembus,
kemudian diamati warna yang dihasilkan, dengan tidak berwarna,
kuning, kuning muda atau tua, kuning bercampur merah atau
sebaliknya, merah, coklat, kuning bercampur hijau, putih serupa susu
dll. Normal kuning muda atau tua.
c. Pemeriksaan bau urin

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Pada pemeriksaan ini, pertama dipipet kurang lebih 5 mL urin


kedalam tabung reaski, kemudian dicium bau dari urin tersebut
dengan bau makanan, obat-obatan, bau amoniak, bau ketonuria, dan
bau busuk. Nomal jika berbau asam-asam organic yang mudah
menguap.
d. Pemeriksaan pH urin
Pada pemeriksaan ini, pertama dipipet urin kurang lebih ½
tabung reaski. Kemudian dipipet urin keplat tetes, dicelupkan kertas
lakmus merah dan biru, kemudian amati perubahan warna kertas
lakmus tersebut, dilakukan pengujian dengan menggunakan pH
universal, terakhir diamati pH dan dicatat hasilnya.
e. Pemeriksaan sedimen urin (Mikroskopik)
Pertama-tama urin disentrifuge selama 10 menit dengan
kecepatan 3000 rpm, kemudian supernatannya dibuang dan diambil
endapannya, selanjutnya diteteskan di atas objek gelas kemudian
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x, setelah itu
diamati gambar yang tampak (eritrosit, leukosit, dan Kristal asam urat.
Pemeriksaan zat organik dalam urin
Pada pemeriksaan ini, pertama dimasukkan 5 ml reagen benedict ke
dalam tabung reaksi kemudian teteskan 8 tetes urin, selanjutnya
dicelupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit
atau dipanaskan di atas api selama kurang lebih 2 menit, setelah itu
diangkat dan dikocok perlahan-lahan, terakhir amati warna yang
dihasilkan.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Table hasil pengamatan


KLP URINE BJ pH WARNA BAU SEDIMEN GLUKOSA
1 Puasa 0,999 8 Kuning Amoniak E= + L= + AU= + Biru
muda E= + L= - AU= +
≠ Puasa 0,904 7 Kuning Amoniak E= + L= + AU= + Biru
tua E= + L= +- AU= - kehijauan
2 Puasa 1,023 7 Kuning Amoniak E= - L= - AU= + Biru
muda E= + L= + AU= +
≠ Puasa 1,029 6 Kuning Amoniak E= + L= + AU= + Biru
E= + L= + AU= + kehijauan
3 Puasa 0,973 7 Kuning Amoniak E= - L= + AU= - Biru
muda E= - L= - AU= -
≠ Puasa 0,99 6 Kuning Amoniak E= + L= - AU= - Biru
E= + L= + AU= + kehijauan
4 Puasa 0,991 7 Kuning Amoniak ≠ Biru
muda menyengat
≠ Puasa 0,993 6 Kuning Biru
muda kehijauan

Perhitungan:
BJ Puasa = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 73,11 gram – 32,23 gram
50 mL
= 1,023 mL

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BJ Tidak Puasa = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)


Volume piknometer
= 71,35 gram – 32,23 gram
50 mL
= 1,029 mL

Reaksi :
Oksidasi

2CuSo4 . 5 H2O + C6H12O6 C6H12O7 + Cu2O + 2H2SO4 + 8 H2O

Reduksi

4.2 Pembahasan
Seperti yang telah dibahas diatas, urin merupakan cairan yang tidak
dibutuhkan lagi oleh tubuh. Urin normal tidak mengandung eritrosit
namun terdapat eritrosit dalam jumlah kecil yaitu 0-5/LPK, memiliki warna
kuning muda ataupun kuning tua, dan memiliki bau asam-asam organik
yang mudah menguap.
Setelah melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan zat organik dalam
urin baik urin puasa maupun urin tidak puasa didapatkan hasil yang tidak
jauh berbeda baik dari berat jenis, warna, pH, sedimen dan zat organik
(glukosa). Meskipun ada 4 masing-masing sampel urin puasa dan tidak
puasa yang digunakan namun hasil tersebut menunjukkan bahwa warna
pada urin puasa berwarna kuningm mudah, sedangkan yang tidak puasa
berwarna kuning tua, dengan bau urin puasa amoniak dan tidak berbau,
sedangkan untuk urin yang tidak puasa berbau amoniak yang
menyengat, pH urin puasa antara 7 dan 8, dan yang tidak puasa antara 6

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

dan 7, sedangkan untuk pemeriksaan zat organik urin puasa berwarna


biru dan biru jernih, dan urin yang tidak puasa berwarna biru kehijauan.
Dari hasil-hasil yang telah diperoleh dari pemeriksaan ini dapat
dikatakan bahwa urin dari ke-8 orang probandus dimana 4 diantaranya
puasa menunjukkan bahwa sampel urin tersebut normal, dan kecil
kemungkinan dari mereka memiliki penyakit.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah pemeriksaan dengan beberapa pengujian ini dilakukan dapat
disimpulkan bahwa sampel (urin) yang digunakan dari 8 orang dengan 4
diantaranya puasa menunjukkan hasil yang normal.
5.2 Saran
Gunakan selalu atribut laboratorium untuk menghindari bahan kimia
maupun sampel yang digunakan untuk mencegah bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Daftar Pustaka

Anonim. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Klinik Farmasi. UMI: Makasasar.

Cartika, Hirpolia. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Kimia Farmasi
Cetakan Pertama. Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Permenkes RI: Jakarta.

Djojodibroto, R.D. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan (Medical


Check Up): Bagaimana Menyikapi Hasilnya. Pustaka Populer Obor.
Jakarta.

Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.

Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta

Medika. 2012. Pemeriksaan Urin. Tersedia di: http://www.biomedika.


co.id/services/laboratorium/31/pemeriksaan-urin.html [Akses tanggal
6 April 2013].

Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

LAMPIRAN
1. Skema Kerja
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang piknometer kosong

Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer

Diukur suhu dari urin, jika suhu sudah mencapai 25oC maka
piknometer yang berisi urin langsung ditimbang

Didinginkan dalam wadah yang berisi es batu dan dipantau suhu
dengan menggunakan termometer (jika suhu belum mencapai 25 oC)

Ditimbang piknometer yang berisi urin

Dicatat masing-masing bobotnya

Dihitung bobot jenis dari urin tersebut
b. Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 5 mL urin

Diamati warna dari urin dalam sikap serong pada cahaya tembus

Dicatat hasil pengamatan

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

c. Pemeriksaan Bau Urin


Disiapkan alat dan bahan

Dipipet 5 mL urin

Dicium bau yang ditimbulkan

Dicatat hasil pengamatan
d. Pemeriksaan pH Urin
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet urin ± ½ tabung reaksi

Dicelup kertas pH universal

Diamati perubahan warna

Dicatat pHnya
e. Pemeriksaan Sedimen Urin
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet urin dan dimasukkan dalam tabung sentrifuge

disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.



Dibuang supernatantnya, dan diambil endapannya

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Endapan kemudian diteteskan diatas objek glass, diamati dibawah


mikroskop dengan perbesaran 40x

Digambar (eritrosit, leukosit, dan Kristal asam urat)

Pemeriksaan Zat Organik


Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan 5 mL reagen benedict kedalam tabung reaksi kemudian teteskan


8 tetes urin

Dipanaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit ↓

Diamati perubahan warna

Diangkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

1. Gambar
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin

b. Pemeriksaan Warna Urin

c. Pemeriksaan Bau Urin

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125
PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

d. Pemeriksaan pH Urin

e. Pemeriksan zat organik (Glukosa)

f. Pemeriksaan Sedimen

Urin Puasa Urin sewaktu

JUMRIANI UMMU KHAERIAH


15020150125

Anda mungkin juga menyukai