Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan Urin
BAB 1 PENDAHULUAN
warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja
keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan
karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan
juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).
Pemeriksaan Urin
Menurut Wulangi (1990), menyatakan bahwa analisa urin itu penting,
karena banyak penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari
perubahan yang terjadi didalam urin. Zat yang dapat dikeluarkan dalam
keadaan normal yang tidak terdapat adalah glukosa, aseton, albumin,
darah dan nanah (Wulangi, 1990). Pemeriksaan urin merupakan
pemeriksaan yang dipakai untuk mengetahui adanya kelainan di dalam
saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang terjadi
di luar ginjal, untuk mendeteksi adanya metabolit obat seperti zat
narkoba dan mendeteksi adanya kehamilan (Medika, 2012).
Bahan urin yang biasa di periksa di laboratorium dibedakan
berdasarkan pengumpulannya yaitu : urin sewaktu, urin pagi, urin puasa,
urin postprandial (urin setelah makan) dan urin 24 jam (untuk dihitung
volumenya). Tiap-tiap jenis sampel urin mempunyai kelebihan masing-
masing untuk pemeriksaan yang berbeda misalnya urin pagi sangat baik
untuk memeriksa sedimen (endapan) urin dan urin postprandial baik
untuk pemeriksaan glukosa urin. Jadi sebaiknya sebelum kita melakukan
pemeriksaan urin sebaiknya meminta keterangan dari petugas
laboratorium tentang bahan urin yang mana yang diperlukan untuk
pemeriksaan (Djojodibroto, 2001).
Pemeriksaan urin terbagi menjadi dua jenis yaitu pemeriksaan
kimiawi dan pemeriksaan sedimen. Sebagaimana namanya dalam
pemeriksaan kimia yang diperiksa adalah pH urin / keasaman, berat
jenis, nitrit, protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen,dll. Jenis zat kimia
yang diperiksa merupakan penanda keadaan dari organ2 tubuh yang
4.1 Hasil
Perhitungan:
BJ Puasa = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 73,11 gram – 32,23 gram
50 mL
= 1,023 mL
Reaksi :
Oksidasi
Reduksi
4.2 Pembahasan
Seperti yang telah dibahas diatas, urin merupakan cairan yang tidak
dibutuhkan lagi oleh tubuh. Urin normal tidak mengandung eritrosit
namun terdapat eritrosit dalam jumlah kecil yaitu 0-5/LPK, memiliki warna
kuning muda ataupun kuning tua, dan memiliki bau asam-asam organik
yang mudah menguap.
Setelah melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan zat organik dalam
urin baik urin puasa maupun urin tidak puasa didapatkan hasil yang tidak
jauh berbeda baik dari berat jenis, warna, pH, sedimen dan zat organik
(glukosa). Meskipun ada 4 masing-masing sampel urin puasa dan tidak
puasa yang digunakan namun hasil tersebut menunjukkan bahwa warna
pada urin puasa berwarna kuningm mudah, sedangkan yang tidak puasa
berwarna kuning tua, dengan bau urin puasa amoniak dan tidak berbau,
sedangkan untuk urin yang tidak puasa berbau amoniak yang
menyengat, pH urin puasa antara 7 dan 8, dan yang tidak puasa antara 6
5.1 Kesimpulan
Setelah pemeriksaan dengan beberapa pengujian ini dilakukan dapat
disimpulkan bahwa sampel (urin) yang digunakan dari 8 orang dengan 4
diantaranya puasa menunjukkan hasil yang normal.
5.2 Saran
Gunakan selalu atribut laboratorium untuk menghindari bahan kimia
maupun sampel yang digunakan untuk mencegah bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan.
Daftar Pustaka
Cartika, Hirpolia. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Kimia Farmasi
Cetakan Pertama. Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Permenkes RI: Jakarta.
Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Skema Kerja
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan
↓
Ditimbang piknometer kosong
↓
Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer
↓
Diukur suhu dari urin, jika suhu sudah mencapai 25oC maka
piknometer yang berisi urin langsung ditimbang
↓
Didinginkan dalam wadah yang berisi es batu dan dipantau suhu
dengan menggunakan termometer (jika suhu belum mencapai 25 oC)
↓
Ditimbang piknometer yang berisi urin
↓
Dicatat masing-masing bobotnya
↓
Dihitung bobot jenis dari urin tersebut
b. Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan
↓
Dipipet 5 mL urin
↓
Diamati warna dari urin dalam sikap serong pada cahaya tembus
↓
Dicatat hasil pengamatan
1. Gambar
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
d. Pemeriksaan pH Urin
f. Pemeriksaan Sedimen