Anda di halaman 1dari 10

Hubungan antara tingkat stres dengan keteraturan

menstruasi pada Mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat


menyusun skripsi di STIKes Faletehan Serang Tahun 2018

Elfira Suci Nurhayat


STIKes Faletehan Serang , Jl. Raya Cilegon KM. 06 Pelamunan Kramatwatu, Serang - Banten

Abstrak
Stresor yang berat pada mahasiswi tngkat akhir dapat mempengaruhi tekanan psikis,
yang akan mempengaruhi keteraturan menstruasi. Penelitan ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara tngkat stress dengan keteraturan menstruasi pada
mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) pada saat menyusun skripsi di STIKes Faletehan
Serang. Penelitan ini adalah penelitan kuanttatf dengan desain cross sectional dengan
sampel 95 responden. Pengumpulan data dilakukandengan instrument DASS (Depression
Anxiety Stress Scale), namun hanya 14 pernyataan yang digunakan berisi tentang
pengukuran skala stres,penelitan ini menggunakan probability sampling dengan teknik
simple random sampling. Hasil penelitan menunjukan bahwa yang memiliki tngkat stres
berat sebanyak 36 responden (37.9%) dengan ketdakteraturan menstruasi sebanyak 60
responden (63.2%). Hasil uji statstk menunjukan terdapat hubungan antara tngkat stres
dengan keteraturan menstruasi pada mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) pada saat
menyusun skripsi dengan P value 0,026 (< 0,05). Saran pada penelitan ini membuat time
schedule diawal selama proses pembuatan skripsi, mampu manajemen waktu dan
memprioritaskan tugas-tugas tertentu agar tdak ditumpuk di akhir dan melakukan
kegiatan-kegiatan positf sepert senam bersama dan kegiatan olahraga. Sehingga dapat
dikurangi tngkat stres yang dialami mahasiswi yang sedang menyusun skripsi agar tdak
terjadi ketdakteraturan mentruasi.

Kata Kunci: Menstruasi, Stres.

Abstract

Severe stressors at the final- year female student can affect psychic pressure, which is
will affect menstrual regularity. This research aims to determine the relatonship
between the level of stress with menstrual regularity in female students of PSIK and
PSKM (Regular) when writng a essay at STIKes Faletehan Serang. This research is a
quanttatve research with cross sectonal design with 95 respondents. Data collecton
was carried out with the DASS (Depression Anxiety Stress Scale) instrument, but only 14
statements were used containing the measurement of stress scale, this study used

38 STIKes Faletehan
probability sampling with simple random sampling technique. The results showed that
those who had severe stress levels were 36 respondents (37.9%) with menstrual
irregularites as many as 60 respondents (63.2%). Statstcal test results show there is a
relatonship between stress levels with menstrual regularity in female students of PSIK
and PSKM (Regular) when writng a essay with a P value of 0.026 (<0.05). Suggestons in
this study make a predetermined tme schedule to make a thesis, make tme
management and prioritze certain tasks so that they are not stacked at the end and do
positve actvites such as joint exercise and sports actvites. Is there anything that can
reduce the level of ongoing stress schematc to prevent menstrual irregularites.

Keywords: Menstrual, Stress.

*E-mailkorespondensi : elfirasuci61@gmail.com

Pendahuluan
Masa peralihan dari masa kanak-kanak dan pubertas menuju dewasa adalah masa remaja.
Menurut World Health Organization (WHO, 2018) batasan usia remaja akhir adalah 15-
24 tahun. Pada masa remaja, anak wanita mengalami perubahan fisik dan psikologis yang
merupakan tahap perkembangan anak menuju dewasa (Rohan dan Siyoto, 2013). Salah
satu aspek kematangan seksual yang pertama kali terjadi pada masa pubertas seorang
wanita adalah menstruasi (Tombokan, Pangemanan, & Engka, 2017). Siklus menstruasi
normal terjadi setiap 22-35 hari dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Aziza,
2015).Stres diketahui sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi.
stres melibatkan sistem hormonal sebagai sistem yang berperan besar pada reproduksi
wanita (Perdanakusuma, 2010).

Penelitian Toduho (2014) mengenai “Hubungan Antara Stres Psikologis Dengan Siklus
Menstruasi Pada Siswi Kelas 1 Di SMA Negeri 3 Kepulauan Tidore, Maluku Utara”
didapatkan hasil dari 68 responden membuktikan bahwa 100% mengalami stres
psikologis. Didapatkan hasil yang mengalami stres ringan (22,1%) dengan siklus
menstruasi normal, yang mengalami stres sedang (72,1%) dengan siklus menstruasi tidak
normal, dan yang mengalami stres berat (5,9%) dengan siklus menstruasi tidak normal.
Sedangkan berdasarkan penelitian Hazanah, Shoufiah & Nurlaila (2013) “Hubungan
Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Usia 18-21 Tahun” hasil penelitian mengenai
hubungan stres dengan siklus menstruasi didapatkan 37,3% mengalami siklus menstruasi
teratur dan 62,7% mengalami siklus menstruasi tidak teratur.

Menurut data dari Riset Kesehasatan Dasar (Rikesdas) tentang Kesehatan Reproduksi
tahun 2010, sebagian besar (68 %) perempuan di Indonesia berusia 10-59 tahun
melaporkan haid teratur dan 13,7 % mengalami masalah siklus haid yang tidak teratur
dalam 1 tahun terakhir. Masalah haid tidak teratur pada usia 17-29 tahun serta 30-34
tahun cukup banyak yaitu sebesar 16,4 %. Adapun alasan yang dikemukakan perempuan
10-59 tahun yang mempunyai siklus tidak teratur dikarenakan stres dan banyak pikiran.

Tuntutan terhadap mahasiswa merupakan sumber stres yang potensial memicu timbulnya
stres yang berhubungan pada mahasiswa dalam menghadapi atau menjalani perkuliahan
yang terlalu padat, praktek klinik yang sangat melelahkan, tugas yang banyak dan proses
pembuatan KTI/skripsi merupakan faktor pemicu stres sehingga menyebabkan siklus
menstruasi menjadi tidak teratur (Kusyani, 2012).
Berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti terhadap mahasiswi yang sedang menyusun
skripsi dari 20 mahasiswi mengatakan mengalami kesulitan dan hambatan dalam proses
pembuatan skripsi. Seperti kesulitan menemui pembimbing skripsi, terbatasnya waktu
penelitian, proses yang sangat cepat dalam mengumpulkan data, kesulitan menuangkan
fikiran dalam bentuk tulisan dan kurangnya kemampuan dalam mencari sumber dan
literatur yang dipakai dapat menyebabkan stres. Mahasiswi juga mengatakan bahwa
sebagian besar mengalami gangguan menstruasi seperti tidak teraturnya siklus
menstruasi. Berdasarkan uraian di atas bahwa mahasiswi mengalami stres yang
disebabkan oleh tuntutan dan rutinitas yang dijalani mahasiswi yang sedang menyusun
skripsi. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimanakah hubungan antara tingkat stres dengan keteraturan menstruasi pada
mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat menyusun skripsi di STIKes Faletehan Serang
Tahun 2018.

Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian korelasional (hubungan/asosiasi) dengan desain Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 124 orang. Pengambilan sampel
ditetapkan rumus Slovin, sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 95 orang dengan
mahasiswi PSIK (Reguler) sebanyak 50 orang dan PSKM (Reguler) sebanyak 45 orang.
Penentuan sampel menggunakan probability sampling dengan teknik yang di
gunakan simple random sampling. Penelitian dilakukan di STIKes Faletehan Serang
pada bulan Mei – Juni 2018. Jenis data primer. Teknik pengumpulan data dengan cara
menyebarkan kuesioner.

Hasil dan Pembahasan


Hasil Penelitian
A. Analisis Univariat
1. Gambaran tingkat stres pada mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat
menyusun skripsi STIKes Faletehan Serang.

Tabel 5.1
Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler)
Saat Menyusun Skripsi di STIKes Faletehan Serang Tahun 2018

Tingkat stress Jumlah Persentase


Ringan 11 11.6%
Sedang 27 28.4%
Berat 36 37.9%
Sangat Berat 21 21.1%
Total 95 100%

Berdasarkan table 5.1 menunjukan bahwa responden memiliki tingkat stres


berat sebanyak 36 orang (37.9%), tingkat stres sedang sebanyak 27 orang
(28.4%), tingkat stres sangat berat sebanyak 21 orang (21.1%), dan tingkat
stres ringan sebanyak 11 orang (11.6%) dari 95 responden.

2. Gambaran keteraturan menstruasi pada mahasiswi PSIK dan PSKM


(Reguler) saat menyusun skripsi STIKes Faletehan Serang.

38 STIKes Faletehan
Tabel 5.2
Gambaran Keteraturan Menstruasi Pada Mahasiswi PSIK dan PSKM
(Reguler) Saat Menyusun Skripsi di STIKes Faletehan Serang Tahun
2018

Keteraturan Menstruasi Jumlah Persentase


Tidak Teratur 60 63.2%
Teratur 35 36.8%
Total 95 100%

Berdasarkan table 5.2 menunjukan bahwa dari 95 responden yang memiliki


keteraturan menstruasi sebanyak 35 orang (36.8%) dan yang tidak memiliki
ketidakteraturan menstruasi sebanyak 60 orang (63.2%).

B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi, dengan tujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua
variabel tersebut digunakan uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan α =
0,05.

Tabel 5.3
Hubungan Tingkat Stres Dengan Keteraturan Menstruasi Pada Mahasiswi
PSIK dan PSKM (Reguler) Saat Menyusun Skripsi di STIKes Faletehan
Serang
Tahun 2018

Keteraturan Menstruasi Jumlah


Tingkat
Tidak Teratur Teratur Nilai P
Stres (N) %
N % N %
Ringan 4 36.4 7 63.6 11 100.0
Sedang 16 59.3 11 40.7 22 100.0
Berat 29 80.6 7 19.4 36 100.0 0,026
Sangat
11 52.4 10 47.6 21 100.0
Berat
Jumlah 60 63.2 35 36.8 95 100.0

Berdasarkan table 5.3 diketahui bahwa 11 responden yang mengalami tingkat


stres ringan sebagian besar (63.6%) responden mengalami menstruasi teratur.
Dan dari 22 responden yang mengalami tingkat stres sedang hampir sebagian
besar (59.3%) responden mengalami menstruasi tidak teratur. Sedangan dari 36
responden yang mengalami tingkat stress berat hampir seluruh (80.6%)
responden mengalami menstruasi tidak teratur. Dan dari 21 responden yang
mengalami tingkat stress sangat berat hampir sebagian besar (52.4%) mengalami
menstruasi tidak teratur.

Setelah dilakukan uji hubungan dengan chi-square diperoleh p value sebesar


0,026 (lebih kecil dari α penelitian). Hal ini berarti memiliki hubungan yang
bermakna secara statistik antara tingkat stress dengan keteraturan menstruasi saat
menyusun skripsi. Sehingga keputusannya Ha diterima.

Pembahasan
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler)
Saat Menyusun Skripsi Di STIKes Faletehan Serang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa tingkat stres pada


mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat menyusun skripsi dari 95
mahasiswi hampir sebagian besar responden memiliki tingkat stres berat.
Hal ini dimungkinkan karena tekanan psikologis akibat menumpuknya tugas
yang harus diselesaikan pada waktu yang sama sehingga menimbulkan
kebingungan, ketakutan dan mempengaruhi kerja hormon FSH, LH,
estrogen dan progesteron yang berperan dalam mengatur siklus menstruasi.
Hasil penelitian ini ditunjang dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Fransiska, Srimiyati, Romlah (2017) tentang Hubungan Stress
Terhadap Siklus Menstruasi Mahasiswi di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Katolik Musi Charitas Palembang, menunjukan sebanyak 13
orang (14.3%) mengalami tingkat stres ringan, 19 orang (20.9%) mengalami
tingkat stres sedang dan 59 orang (64.8%) mengalami tingkat stress berat.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016), di

38 STIKes Faletehan
Universitas‘Aisyiyah Yogyakarta, hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa tingkat stres yang paling banyak di alami adalah tingkat stres sangat
berat yaitu berjumlah 30 orang (40,0%), sedangkan tingkat stres yang paling
sedikit adalah tingkat ringan yaitu berjumlah 8 orang (10,7%).

Tingkat stres yang dialami mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat
menyusun skripsi STIKes Faletehan Serang merupakan gambaran antara
mahasiswi yang mampu mengendalikan stres yang dialaminya tersebut
menjadi stress yang positif ataupun stres yang negatif, dalam hal ini
mahasiswa masih mampu mengatasi beban tugas yang berat. Menurut
analisa peneliti kejadian stres pada mahasiswi saat menyusun skripsi dapat
terjadi akibat dari tugas akhir yang sedang mereka jalani, dalam
menyelesaikan tugas akhir ini terkadang menguras waktu dan tenaga
mahasiswi. Kesulitan mencari referensi, jarak tempat penelitian, responden
penelitian dan proses bimbingan merupakan pemicu terjadinya stress yang
dialami mahasiswi. Selain itu, masalah-masalah pribadi mahasiswa seperti
masalah keungan dan keluarga juga menyebabkan mahasiswi mengalami
stres. Hal ini senada dengan pernyataan Pedak (2009) bahwa stres sering
terjadi pada orang yang bekerja dan situasi perkuliahan.

Menurut Selye dalam Hidayat (2007) stres merupakan respon tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban tugasnya. Stres
yang dialami oleh mahasiswa adalah stres akademik. Stres akademik sebagai
suatu keadaan individu yang mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian
tentang stressor akademik, yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
pendidikan di perguruan tinggi (Suwartika, Nurdin, Ruhmadi, 2014).

2. Gambaran Keteraturan Menstruasi Pada Mahasiswi PSIK dan PSKM


(Reguler) Saat Menyusun Skripsi di STIKes Faletehan tahun 2018.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa keteraturan menstruasi pada
mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat menyusun skripsi di STIKes Faletehan
Serang dari 95 mahasiswi, yang mengalami ketidakteraturan menstruasinya
sebanyak 60 orang (63.2%). Artinya, sebagian besar mahasiswi PSIK dan PSKM
(Reguler) saat menyusun skripsi mengalami menstruasi tidak teratur. Siklus
menstruasi yang tidak normal ini dapat dipengaruhi salah satu faktor yaitu
perubahan kadar hormon akibat stres. Hal ini dimungkinkan karena proses siklus
mentruasi tidak berjalan dengan normal, bisa disebabkan karena gangguan indung
telur, gangguan hipotalamus, stres atau depresi, obesitas, tumor yang
mensekresikan estrogen, dan lain-lain. Gangguan tersebut menyebabkan hormon
yang berperan dalam siklus menstruasi akan terganggu, hormon tersebut adalah
FSH, LH, estrogen dan progesteron. Jika terjadi gangguan pada hormon FSH dan
LH tidak akan menyebabkan terbentuknya sel telur, jika demikian maka hormon
estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk sebagaimana mestinya.

44
Panduan Penulis: article-Faletehan health Journal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Fransiska, Srimiyati, Romlah (2017) menunjukan sebanyak 47 (51.6%) dari 91
responden memiliki siklus tidak normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan Ayu &
Wahyu (2013) yang menunjukkan 57,1% mahasiswi tingkat IV STIKES RS Baptis
Kediri mengalami siklus tidak normal. Hasil ini juga didukung oleh penelitian
Inggia (2014) yang menyimpulkan mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember mengalami siklus menstuasi tidak normal sebesar 70%.

Menurut Proverawati & Misaroh (2009) Siklus menstruasi adalah waktu dimana
sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya
sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi. Pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15%
yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-7 hari.
Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya adalah
stres. Selain itu, fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, kelenjar
gondok, hormon proklatin dan hormon proklatin berlebih juga merupakan
penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi (Nurlaila, 2015). Menurut
Wiknjosastro (2007), siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormone Leuteinizing
Hormon (LH), Follicle Stimulating Hormon (FSH), Estrogen. Selain itu siklus
mentruasi juga dipengaruhi oleh kondisi psikis sehingga bisa maju atau mundur
waktunya.

B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Tingkat Stres Dengan Keteraturan Menstruasi Pada Mahasiswi
PSIK dan PSKM (Reguler) Saat Menyusun Skripsi STIKes Faletehan Serang
Tahun 2018
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan rumus chi-square didapatkan P value =
0,026 maka P < α, dimana α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ha diterima
artinya terdapat hubungan tingkat stres dengan keteraturan menstruasi pada
mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat menyusun skripsi di STIKes Faletehan
Serang Tahun 2018. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa gangguan siklus menstruasi salah satunya di pengaruhi oleh stres. Hasil ini
sesuai dengan teori bahwa stres berpengaruh pada kegagalan produksi folikel
stimulating hormon (FSH-LH) di hipotalamus sehingga mempengaruhi gangguan
produksi estrogen & progesteron yang menyebabkan ketidakteraturan siklus
menstruasi (Puji, 2009). Hasil tersebut diperkuat dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Masturi (2017) bahwa ada hubungan antara
tingkat stress dengan keteraturan menstruasi.

Menurut Suparji (2017) pada saat stres, tubuh seseorang akan mengeluarkan
adrenalin sebagai bentuk pertahanan. Stres atau emosi merupakan bagian dari
sistem umpan balik siklus hormon di dalam tubuh manusia. Sebuah teori
menjelaskan bahwa stres dapat menyebabkan peningkatan pelepasan CRH
(Corticotropin Releasing Hormone) oleh hipotalamus yang kemudian
menyebabkan peningkatan kortisol dalam darah (hormon stres). Sesuai dengan
umpan balik dari sistem hormon, adanya peningkatan kortisol dapat menghambat
Gonadotropin-releasing factor yang mengontrol ovulasi pada wanita. Menurut
analisa peneliti hal tersebut dapat terjadi karena mahasiswi yang mengalami stres
akan memicu perubahan hormon yang mempengaruhi proses menstruasi. Siklus
menstruasi yang terjadi pada wanita tidak selamanya teratur. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah perubahan hormon akibat stress atau

38 STIKes Faletehan
dalam keadaan emosi yang kurang stabil. Tingkat stres yang tinggi pada mahasiswa
semester akhir karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan Pamela dalam Ekpenyong et all (2011) menyebutkan
bahwa banyak faktor lain yang di temukan dan menyebabkan gangguan pada
menstruasi seorang remaja yaitu lingkungan, gizi, obat, aktivitas fisik dan stres
(fisik, emosional dan mental). Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat
stres responden maka semakin besar responden akan mengalami gangguan siklus
menstruasi.

Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Keteraturan
Menstruasi Pada Mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) Saat Menyusun Skripsi di STIKes Faletehan Serang
Tahun 2018 dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa gambaran tingkat stress pada mahasiswi PSIK dan PSKM
(Reguler) saat menyusun skripsi di STIKes Faletehan Serang menunjukan bahwa responden yang
memiliki tingkat stress berat sebanyak 36 orang (37.9%).
2. Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa gambaran keteraturan menstruasi pada mahasiswi PSIK dan
PSKM (Reguler) saat menyusun skripsi di STIKes Faletehan Serang menunjukan bahwa responden
yang mengalami menstruasi tidak teratur sebanyak 60 orang (63.2%).
3. Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat stress dengan keteraturan
menstruasi pada mahasiswi PSIK dan PSKM (Reguler) saat menyusun skripsi di STIKes Faletehan
Serang Tahun 2018 (p = 0,026).

Referensi

Ayu, B & Wahyu, V. (2013) . Stres Dan Mekanisme Koping Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri. RS Baptis. Kediri. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/view/1882
8/18536
Aziza, N. (2015). Kejadian Dysmenorrhea Primer Pada Mahasiswa Yang Mengalami Stress Dan Anemia.
Jurnal Keperawatan. Tanjungkarang ,170-175. https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/567/516
Ekpenyong. C. E, K. J. Davis, U. P. Akpan, N. E. Daniel. (2011). Academic Stress and Menstrual Disorders
Among Female Undergraduates in Uya, South Easterm Nigeria - The Need for Health Education.
Niger. J. Physiol. Sci. 193 – 198 http://www.bioline.org.bSr/pdf?np11029 .
Fransiska, N., Srimiyati, & Romlah. (2017). Hubungan Stress Terhadap Siklus Menstruasi Mahasiswi.
Journal of Holistic Nursing Science. Vol. 4. 19-23.
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing/article/view/1119
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta

Kusyani, Asri. (2012). Hubungan Tingkat Stres dengan Ketidakteraturan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa
D3 Kebidanan Tingkat 3 Stikes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Skripsi.http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/
UerTemp/2014/05/10/20140510175703_2451.doc

Masturi, (2017). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Keperawatan
Semester VIII UIN Alauddin Makassar. Makasar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4163/1/masturi.pdf

46
Panduan Penulis: article-Faletehan health Journal.

Nurlaila, Hazanah. S. dan Shoupiah. R. (2015). Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa
Usia 18-21 Tahun di Prodi D-III Kebidanan Balikpapan, Jurnal Husada Mahakam, 452-521.
https://husadamahakam.file
s.wordpress.com/2015/07/3-hubungan-stres-dengan-siklus-menstruasi-466-473.pdf.

Pedak, Mustamir. (2009). Metode Super Nol Menaklukan Stres. Hikmah: Bandung.

Perdanakusuma, O. (2010). Stress and menstrual cycle relationship.


http://healthcare.mylovemyworld.co.cc/2010/11/stress-and-menstrual-cyclerelationship.html.

Proverawati, A., & Misaroh, S. (2009). “Menarche: Menstruasi pertama penuh makna. Yogyakarta: Nuha
Medika

Puji. (2009). Katalog Karya Tulis Ilmiah. http:// www.helvetia.ac.id/library.

Riskesdas, (2010). Laporan hasil riset kesehatan dasar nasional. Jakarta: Badan Peneliti dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI.

Rohan HH., & Siyoto, S. (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuhamedika

Sari, M. I. (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Diploma
IV Bidan Pendidik Tingkat Akhir Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Universitas‘Aisyiyah
Yogyakarta : Yogyakarta. http://digilib.unisayogya.ac.id/2191/1/pdf/naskah/publikasi.pdf

Suparji. (2017). Dampak Faktor Stress Dan Gangguan Waktu Menstruasi Pada Mahasiswa.Jurnal Surabaya.
http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs/index.php/juke/article/download/31/4/

Suwartika, I., Agus, N., Edi, R. (2014). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stress Akademik
Mahasiswa Reguler Program Studi D III Keperawatan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. The
Soedirman Journal of Nursing. Volume 9, No.3. http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.
php/jks/article/view/612

Toduho, S., Kundre, R., & Malara, R. (2014). Hubungan Stres Psikologis Dengan Siklus Menstruasi Pada
Siswi Kelas 1 Di Sma Negeri 3 Tidore Kepulauan. Universitas Sam Ratulangi Manado , 1-7.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5306.

Tombokan, K.C., Pangemanan, D., & Engka, J. (2017). Hubungan antara stres dan pola siklus menstruasi
pada mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya (co-assistant) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Jurnal e-Biomedik (eBm). https://media.neliti.com/media/publications/66824-ID-hubungan-antara-
stres-dan-pola-siklus-me.pdf

WHO. (06 Februari 2018). Child and adolescent health and development.
www.searo.who.int/entity/child_adolenscent/topics/adolescent_health/en/

38 STIKes Faletehan
48

Anda mungkin juga menyukai