Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini berjudul Pengolahan
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Pabrik Kertas. Tak lupa shalawat dan salam
sama-sama kita doakan agar Allah sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW semoga
kita mendapat syafa'atnya di hari akhirat kelak.
Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai limbah cair pabrik kelapa
sawit dan pabrik kertas, pengaruhnya terhadap lingkungan, dan proses
penanganannya.
Penulis juga mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan pada makalah ini
serta menerima kritik dan saran untuk melengkapi kekurangan pada makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah dan memperluas wawasan kita
mengenai limbah cair hasil pabrik kelapa sawit dan pabrik kertas.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Banda Aceh, 01 Maret 2018

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Limbah Cair Industri Kelapa Sawit


Bahan organik dalam proses fermentasi anaerob (teknologi perombakan
anaerob) dirombak oleh aktivitas mikroorganisme menjadi biogas. Produksi biogas
dengan bahan LCPMKS memberikan berbagai keuntungan di antaranya pengurangan
jumlah padatan organik, jumlah mikrobia pembusuk yang tidak diinginkan, serta
kandungan racun dalam limbah.
Pengolahan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit menjadi biogas
berkontribusi besar terhadap kelestarian lingkungan. Hal tersebut menjadi daya tarik
bagi penulis untuk lebih jauh membahas apa bahaya yang ditimbulkan oleh limbah
cair dari pabrik minyak kelapa sawit, bagaimana cara pengolahannya menjadi biogas
dan apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.

1.2 Limbah Cair Industri Kertas


Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industry maupun domestic (rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah),
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya berbentuk
padat dan cair. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami,
dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pabrik Kertas menghasilkan limbah cair
yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur
kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran
lingkungan.

1
BAB II
ISI

2.1 Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit


Limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan salah satu produk samping berupa
buangan dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal dari :
1. Hasil kondensasi uap air pada unit pelumatan ( digester) dan unit
pengempaan (pressure). Injeksi uap air pada unit pelumatan bertujuan
mempermudah pengupasan daging buah, sedangkan injeksi uap bertujuan
mempermudah pemerasan minyak. Hasil kondensasi uap air pada kedua unit
tersebut dikeluarkan dari unit pengempaan.
2. Kondensat dari depericarper, yaitu untuk memisahkan sisa minyak yang terikut
bersama batok/cangkang.
3. Hasil kondensasi uap air pada unit penampung biji/inti. Injeksi uap kedalam unit
penampung biji bertujuan memisahkan sisa minyak dan mempermudah
pemecahan batok maupun inti pada unit pemecah biji.
4. Kondensasi uap air yang berada pada unit penampung atau penyimpan inti.
5. Penambahan air pada hydrocyclone (claybath) yang bertujuan mempermudah
pemisahan serat dari cangkang.
6. Penambahan air panas dari saringan getar, yaitu untuk memisahkan sisa minyak
dari ampas.
Apabila limbah tersebut langsung dibuang ke sungai maka sebagian akan
mengendap, terurai secara perlahan, mengonsumsi oksigen terlarut, menimbulkan
kekeruhan, mengeluarkan bau yang sangat tajam, dan dapat merusak daerah
pembiakan ikan. Oleh karena itu industri kelapa sawit melakukan suatu perlakuan
terhadap limbah cairnya sebelum dibuang kebadan air sehingga mengurangi
pencemaran limbah cair PKS pada badan air. Limbah cair PKS mengandung padatan
melayang dan terlarut maupun emulsi minyak dalam air.

2
2.1.1 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Limbah buangan pabrik kelapa sawit terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
Limbah cair buangan pabrik kelapa sawit merupakan limbah yang mengandung
padatan terlarut dan emulsi minyak di dalam air dan senyawa organik. Limbah cair
buangan pabrik kelapa sawit dapat dikelompokkan:

1. Low polluted effluent


Low polluted effluent adalah limbah cair yang tidak berdampak pada
lingkungan sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus dalam pengelolaannya.
Dalam konteks pabrik kelapa sawit tersebut, hanya memiliki suhu di atas rata-rata
0
(40-80 C), sedangkan parameter lain memenuhi persyaratan, sehingga limbah cair ini
hanya membutuhkan proses pendingin secara alami saja, sebelum di buang ke
lingkungan. Low polluted effluent bersumber dari kegiatan boiler (berupa air blow
down dan regenerasi), turbin (sisa air pendingin), serta kondensat sisa uap pemanas
dan air dari proses pencucian.

2. High polluted effluent


High polluted effluent adalah limbah cair yang sangat berdampak terhadap
lingkungan, sehingga memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang ke lingkungan.
Limbah ini mempunyai karakteristik BOD, COD, TSS, pH dan paramter lain yang
tidak memenuhi persayaratan. High polluted effluent bersumber dari proses sterilisasi
(berupa kondesat rebusan), klarifikasi (berupa air bercampur lumpur dan minyak),
hydrocylone (air pemisah kernel dan cangkang).

2.1.2 Metoda Pengolahan Air Limbah Pabrik Sawit yang Umum Dilakukan
Sesudah mengumpulkan minyak dari air limbah dengan kadar minyak tinggi
ke tangki oil recovery, pada dasarnnya setelah melewati pengolahan yang ditunjukkan
pada gambar 2-2-1 akan dialirkan kesungai, atau direduksi ke kebun kelapa sawit
sebagai land application.

3
Gambar 2-2-1 Alur pengolahan yang umum

Teknik pengolahan yang dipakai pada umumnya adalah pengolahan yang


memakai metoda kolam stabil biologis, sistem lagoon. Teknik-teknik ini memakai
beberapa kolam dengan luas satu sampai beberapa hektar, kedalaman 3-5 m. Secara
sekilas, air limbah dengan kadar minyak tinggi dari pabrik PKS diarahkan mengalir
kekolam anaerob. Bagian dalam kolam anaerob berada pada kondisi anaerob,
fermentasi metan akan terjadi. Sebagai hasilnya, zat organik diuraikan menjadi gas
karbon dan metana, sehingga konsentrasi zat organik didalam air limbah turun sampai
level tertentu. Selain itu, mengalirkan air luapan dari kolam anaerob ke kolam oksida
dan mengolah secara aerob, lalu mengalirkan air luapan yang mengandung lumpur
dari kolam oksida ke kolam endap, kemudian mengendapkan kandungan lumpur dan
akhirnya mengalirkan ke sungai.

4
Gambar 2-2-2 Keadaan kolam stabil biologis yang aktual.

Tetapi konsentrasi zat organik didalam air limbah pada pabrik PKS adalah
sangat tinggi, dimana untuk menurunkan konsentrasi ini sampai air limbah bisa
dialirkan kesungai, membutuhkan waktu tinggal air limbah yang lama dikolam stabil
biologis atau lagoon. Untuk itu, menjadi perlu permukaan kolam yang luas, dimana
untuk kasus di Indonesia land application dilakukan dihampir separuh dari semua
pabrik PKS.
Salah satu bentuk teknik pengendalian dan pengeporasian limbah cair
buangan pabrik kelapa sawit adalah dengan melakukan bio degradasi terhadap
komponen organik menjadi senyawa organik sederhana dalam kondisi anaerob
sehingga baku mutu limbah cair dapat disesuaikan dengan daya dukung lingkungan.
Proses pengolahan limbah cair umumnya dilakukan dalam beberapa metode atau
sistem yaitu mencakup sistem aplikasi lahan dan sistem kolam :

1. Sistem Aplikasi Lahan (Land Application)


Sistem ini hanya menggunakan kolam limbah cair untuk proses pengolahannya,
selanjutnya hasil akhir dimanfaatkan ke areal tanaman yang dapat dijadikan sebagai
5
susitusi pemupukan kedalam lahan-lahan tanaman yang telah dibuat sedemikian rupa
dalam bentuk sistem distribusinya limbah cair.
Pada prinsipnya konsep pembuangan limbah cair pabrik kelapa sawit ke areal
perkebunan kelapa sawit seperti di jelaskan diatas adalah suatu metode pemamfaatan
limbah cair yang dapat berfungsi sebagai pupuk sehingga dapat menghemat dalam
pemupukan terhadap tanaman kelapa sawit, dari aspek ekonomis metode ini sangat
menguntungkan tetapi tetap harus memperhatikan aspek kesehatan lingkungan
dengan berpegang pada baku mutu sebelum dialirkan ke parit-parit didalam kebun,
Tidak dibenarkan pembuangan atau mengalirkan tanpa memperhatikan ketentuan
yang berlaku dalam pengelolaan limbah cair dari hasil produksi kelapa sawit.
Pemanfaatan metode ini meliputi pengawasan terhadap pemakaian limbah di areal,
agar diperoleh keuntungan dari segi agronomis dan tidak menimbulkan dampak yang
merugikan. Pemilihan teknik aplikasi yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit sangat
tergantung kepada kondisi maupun faktor berikut:
1. Jenis dan volume limbah cair, topografi lahan yang akan dialiri,
2. Jenis tanah dan kedalaman permukaan air tanah, umur tanaman kelapa sawit,
3. Luas lahan yang tersedia dan jaraknya dari pabrik, dekat tidaknya dengan air
sungai atau pemukiman penduduk

2. Sistem Kolam (Ponding System)


Pengolahan limbah cair dengan menggunakan sistem kolam ini merupakan
sistem yang lazimnya digunakan oleh sejumlah pabrik kelapa sawit di Indonesia.
Penggunaan sistem ini bertujuan untuk menanggulangi masalah limbah cair pada unit
pengolahan limbah cair, pengolahan limbah cair buangan pabrik kelapa sawit yang
menggunakan sistem kolam (Ponding System) secara umum membutuhkan lahan
yang cukup luas untuk proses tahapan sehingga dapat menghasilkan limbah cair akhir
yang sesuai dengan nilai baku mutu air limbah yang direkomendasikan. Adapun
tahapan tersebut adalah :

6
1. Fat fit ( Kolam Pengumpulan Losis Minyak)
Pada kolam ini minyak yang masih ada dan terikut pada limbah cair hasil proses
klarifikasi dapat diambil kembali.

2. Sludge Recovery Pons (Kolam Pengendapan Lumpur)


Lumpur yang berasal dari pabrik kelapa sawit yaitu serat halus dari Tandan Buah
Segar ikut serta dalam limbah cair, maka perlu dilakukan pengendapan.

3. Cooling Pond (Kolam Pendingin)


Kolam ini berguna untuk mendinginkan limbah, proses ini dilakukan agar
menghasilkan suhu yang sesuai untuk proses anaerobik dengan memanfaatkan
bakteri.

4. Mixing Pond (Kolam Pencampur)


Air limbah pada kolam ini mengalami asidifikasi, sehingga air limbah yang
mengandung bahan organik lebih mudah mengalami biodegradasi dalam suasana
anaerobik. Setelah hidrolisis sempurna, pH air limbah dinetralkan (pH 7,0-7,5), dan
kemudian diteruskan pada proses selanjutnya.

5. Primary An Aerobik (Kolam Anaerobik)


Pada kolam ini limbah cair buangan pabrik kelapa sawit yang mengandung senyawa
organik kompleks seperti lemak, karbohidrat dan protein akan dirombak oleh bakteri
an aerobik menjadi asam organik dan selanjutnya menjadi gas metana, karbohidrat
dan air.

6. Secondary An Aerobik Pond (Kolam Penyempurnaan Anaerobik)


Pada kolam ini proses an aerobik yang belum sempurna dari kolam an aerobik primer
dilakukan penyempurnaan.

7. Facultative Pond (Kolam Peralihan)


Kolam ini merupakan kolam peralihan dari kolam an aerobik ke kolam aerobik. Pada
kolam ini proses an aerobik masih tetap berlanjut, yaitu menyelesaikan proses yang
belum terselesaikan pada an aerobik.
7
8. Aerobik Pond (Kolam aerobik)
Pada kolam ini cairan limbah cair diperkaya kandungan oksigen dengan aerator,
oksigen ini diperlukan untuk proses oksidasi (proses aerobik) yang dilakukan oleh
bakteri aerobik.

2.2 Limbah Cair Pabrik Kertas


Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari
lingkungan. Limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan
tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
 Limbah cair, yang terdiri dari :
 Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen
 Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin,
terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD
(Biological Oxygen Demand) tinggi,
 Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas,
 Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
 Limbah panas
 Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
 Partikulat yang terdiri dari :
 Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
 Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.
 Gas yang terdiri dari :
 Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari
berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia
 Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime
kiln (tanur kapur)
 Uap yang mengganggu jarak pandangan
 Limbah padat yang terdiri dari :
 Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
 Limbah dari potongan kayu
8
Karakteristik limbah industri kertas :
Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan
padatan terlarut dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan
terhadap oksidasi biologis.

2.2.1 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kertas

Pengelolaan limbah berdasarkan prosesnya :

1. Pengolahan primer
Pengolahan primer bertujuan membuang bahan – bahan padatan yang
mengendap atau mengapung. Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap
– tahap untuk memisahkan air dari limbah padatan dengan membiarkan padatan
tersebut mengendap atau memisahkan bagian – bagian padatan yang
mengapung. Pengolahan primer ini dapat menghilangkan sebagian BOD dan
padatan tersuspensi serta sebagian komponen organik. Proses pengolahan primer
limbah cair ini biasanya belum memadai dan masih diperlukan proses
pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan sekunder
Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi bahan – bahan
padatan secara biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan
sebagian besar padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan
sekunder yaitu :
a. Penyaring trikle
Penyaring trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair
dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan bantuan bakteri yang
berkembang pada batu dan kerikil akan mengkonsumsi sebagian besar bahan –
bahan organik.

9
b. Lumpur aktif
Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan udara
dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak
mengalami kontak dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan
primer. Selama proses ini limbah organik dipecah menjadi senyawa – senyawa
yang lebih sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
3. Pengolahan tersier
Proses pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan BOD air
dan meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan tetapi proses tersebut tidak
dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut. Oleh karena itu
perlu dilengkapi dengan pengolahan tersier.
Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap
netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan.
Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat
penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini digunakan saringan untuk
menghilangkan benda – benda besar yang masuk ke air limbah.
Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya
memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses
pengendapan dapat digunakan bahan flokulasi dan koagulasi di samping
mengurangi bahan yang membutuhkan oksigen. Pengolahan secara biologis
dapat mengurangi kadar racun dan meningkatkan kualitas air buangan (bau,
warna, dan potensi yang mengganggu badan air). Apabila terdapat lahan yang
memadai dapat digunakan laguna fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi
akan mengurangi 80 % BOD dengan waktu tinggal 10 hari.
Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, parit
oksidasi dan trickling filter dapat digunakan dengan hasil kualitas yang sama
tetapi membutuhkan biaya operasional yang tinggi.
Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui
pengolahan fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima. Sedangkan
endapan (sludge) yang biasanya diperoleh dari proses filter press dari IPAL
10
(Instalasi Pengolahan Air Limbah), dapat dikategorikan sebagai limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun) atau tidak. Pembuangan lumpur organik,
termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan menjadi :
1. Metode pembakaran
Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampak
lingkungan yang lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir. Beberapa
metode yang dapat dilakukan antara lain adalah metode incinerator basah yang
mengoksidasi lumpur organik pada suhu dan tekanan tinggi.
2. Metode fermentasi metan dan metode pembusukan
Metode fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi sehingga
dihasilkan gas metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh hasil akhir
berupa kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa
lalu biasanya ditimbun. Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena
pembusukan dan menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan.
Sekarang lumpur dihilangkan airnya dan dibakar atau digunakan sebagai bahan
bakar.

11
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan

limbah industri merupakan sebuah potensi bencana bagi manusia maupun


lingkungan. Konsep pengelolaan limbah sawit maupun kertas dilakukan dengan
strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu, dan diterapkan
secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu hingga hilir yang terkait
dengan proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan efesiensi pemakaian
sumberdaya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi
terbentuknya limbah pada sumbernya. Limbah indsutri kelapa sawit dan kertas terdiri
dari limbah cair, padat, dan gas. Pada penangan limbah cair industri sawit dilakukan
beberapa proses secara umum yaitu, dengan cara sistem aplikasi lahan dan sistem
kolam. Sedangkan limbah dari industri kertas diberlakukan penanganan primer,
sekunder dan tersier. Yang mana semua tujuan dari penangan ini ialah untuk menjaga
limbah industri tersebut dari pemcemaran lingkungan.

12

Anda mungkin juga menyukai