Anda di halaman 1dari 19

i

SEMINAR HASIL
MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL KARO
TEMBUT-TEMBUT SEBERAYA:
PERSPEKTIF PARIWISATA BUDAYA

Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister


Pada Program Magister, Program Studi Kajian Pariwisata,
Program Pascasarjana Universitas Udayana

SAMERDANTA SINULINGGA
NIM 1091061008

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012

ii
Lembaran Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJI


PADA TANGGAL 26 APRIL 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, SU Dr. Ir. I Made Adhika, MSP
NIP. 194409231976021001 NIP. 195912311986011003

Mengetahui

Ketua Program Kajian Pariwisata Direktur


Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH., MS Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP. 194409291973021001 NIP. 195902151985102001

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Om Swastiastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkatNya maka penelitian ini yang berjudul “Manajemen Seni Pertunjukan

Tradisional Tembut-Tembut Seberaya di Desa Seberaya Kabupaten Karo ini dapat

terselesaikan sesuai waktu yang direncanankan. Tesis ini merupakan salah satu tugas

wajib bagi mahasiswa Program Magister Kajian Pariwisata Universitas Udayana

dalam menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Kajian Pariwisata.

Berhasilnya tesis ini diselesaikan adalah berkat bantuan semua pihak, oleh

sebab itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Made Bakta, Sp.PD (KHOM), atas

penyediaan sarana dan prasarana perkuliahan Universitas Udayana.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka

Sudewi, Sp. S (K), atas penyediaan fasilitas dan kesempatan yang diberikan

kepada penulis untuk menjadi Mahasiswa Magister Kajian Pariwisata pada

Program Pascasarjana Universitas Udayana.

3. Bapak Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MS sebagai Ketua Program Studi

Magister Kajian Pariwisata Universitas Udayana.

4. Bapak Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, SU sebagai pembimbing utama yang

yang dengan penuh kesabaran telah memberikan dorongan, semangat,

bimbingan dan nasehat .

5. Dr. Ir. I Made Adhika, MSP sebagai pembimbing dua juga telah memberikan

dorongan, bimbingan dan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis

ini.

iv
6. Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MS, Drs. I Putu Anom M.Par dan Dr. I

Nyoman Madiun, SE, M.Sc selaku penguji yang banyak memberikan

masukan, saran, koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud

7. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si sebagai pembimbing akademik dan semua

Dosen pada Program Magister Kajian Pariwisata Universitas Udayana yang

telah memberikan pengetahuan, wawasan dan bimbingan selama perkuliahan

8. Staf-staf di tata usaha Magister Kajian Pariwisata Universitas Udayana Pak

Man, Bu Dayu, Bu Dewi dan Bu Made (saya sangat berterimakasih)

9. Para informan dan responden yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan data dan informasi yang bermanfaat selama penelitian.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih yang

sedalam-dalamnya pada kekasih yang selalu mendampingi ketika saat susah dan

senang Febrianty Sanggel telah memberikan doa, dukungan dan semangat yang

diberikan dari awal sampai akhir penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan ini. Juga kepada Ibu yang telah memberikan doa dan biaya yang sangat

membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga ingin menyampaikan

rasa terimakasih kepada rekan karya siswa lainnya seperti Bu Glenda, Pak Frits, Pak

Sujawoto, Pak Parta, Pak Wikanatha, Pak Rogerio, Pak Benyamin Papua dan teman-

teman seperjuangan lainnya, anda semua berperan dalam memberhasilkan penelitian

dan penulisan ini.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat, berkat

dan selamat kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian

tesis ini. Penulis sebenarnya sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan masukan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

tesis ini.

v
ABSTRACT

Management Of Traditional Theatre Batak Karo


Tembut-Tembut Seberaya:
Cultural Tourism Perspective

Heritage tourism management in post tourism expectation is a fundament in the way


to get research target. Community, Market Driven, Involvement and Interpretation is the new
understanding to answer a lot of problem about tembut-tembut, such as: duplication, tourism
event’s calendar, careless, and contarictive between the function of tembut-tembut and
religion, so that can describe specifically to a possibility, that is called “extinction”. Based
on that reason, to arrange a plan to get solution for this problem, researcher devide this
problem to be sub-problems that area first: identification about prospect of tembut-tembut
atraction based on formed, function and meaning. Second: determine the prospect of
bussiness in side this attraction, third: determine the strategy and program coincidentally to
take the solution for the problems.
Based on this phenomenon, this research arranged use traditional art attraction
managementthat based on tourism plan theory from colin michael hall (2009). Where the
formulation of this theory should be based on some issues such as stakeholder demands,
perceived need, response to crisis, best practice, adaptation, innovation and diffusion of idea.
To get it, researcher use qualitative data, special interview and SWOT analysis so that it is
able to clustering some support facility of traditional attraction prospect.
Could be find that this attraction should be explained by some strategy and program
such as: relationship strategy, promotion strategy, community development strategy, security
and amenities development strategy by means of security organization, design and creative of
tourism attraction strategy, tourism facilities maintain strategy in tourism destination where
there are many recommended program such as marketing relation program with travel agent
creative event / festival tembut-tembut seberaya, amenities and security development in
tourism destination program, tourist activity program, tourism attraction creativity program,
relationship program with travel agent, relationship program with government, additional
tourism program, create specific management organization between community tourism
activity, regeneration program, human development program, society development, creation
entrance and billboard tourism and community organization office, create entertainment
stage specifically for tembut-tembut seberaya attraction.
If all of strategy and programme attend specifically so it will describe a lot of
strength and weakness of tembut-tembut seberaya management. The result of this research
expected can answer, explain and classify it so that is able to make a recommendation
process in sustainable tourism culture prespective

Keyword: traditional art attraction, understanding of tourism and culture issues, tourism
sulture management.

vi
ABSTRAK
Manajemen Seni Pertujukan Tradisonal Batak Karo
Tembut-Tembut Seberaya: Perspektif Pariwisata Budaya

Heritage tourism management dalam ekspektasi Post tourism menjadi fundamen


dalam menentukan sasaran penelitian. Community, Market Driven, Involvement and
Interpretation adalah suatu pemahaman baru dalam menjawab berbagai permasalahan tembut-
tembut seperti: duplikasi, kalender event wisata, kurangnya perhatian, dan fungsi yang masih
bertentangan dengan agama, yang akhirnya mengerucut pada satu kemungkinan yaitu
“kepunahan”. Dari sebab itu, untuk menentukan rencana dalam mencapai solusi terhadap
permasalahan ini, peneliti membagi beberapa sub permasalahan, seperti: pertama: identifikasi
potensi wisata tembut-tembut seberaya berdasarkan bentuk, fungsi dan makna, kedua:
memastikan prospek bisnis yang ada di dalamnya, ketiga: menentukan strategi dan program
yang tepat untuk mengantar solusi terhadap permasalahan tersebut.
Berdasarkan fenomena ini, penelitian pun dilakukan dengan menggunakan
manajemen seni pertunjukan tradisional yang berdasar pada teori perencanaan pariwisata
Colin Michael Hall (2009). Dimana perumusan dalam teori ini harus berdasar pada isu-isu
seperti: stakeholder demands, perceived need, response to crisis, best practice, adaptation,
inovation dan diffusion of idea. Untuk mendapatkan hal tersebut peneliti menggunakan data
kualitatif, wawancara mendalam dan analisa SWOT sehingga diharapkan mampu meng-
cluster berbagai daya dukung potensi seni pertunjukan tradisional.
Didapati bahwa seni pertunjukan ini harus dijawab oleh beberapa strategi dan
program seperti Strategi Kerjasama; Strategi Promosi, Strategi Pemberdayaan Masyarakat,
Strategi peningkatan kenyamanan dan keamanan melalui lembaga pengamanan; Strategi
Kreatif / Desain Atraksi Wisata, Strategi Perbaikan Penunjang Pariwisata Di Destinasi
Wisata. Dimana ada berbagai program yang direomendasikan seperti Program Kerjasama
Pemasaran dengan Biro Perjalanan Wisata, Pengadaan event atau festival tembut-tembut
seberaya, Program Peningkatan Kenyaman dan Keamanan Destinasi Wisata, Program Untuk
Wisatawan, Program Kreatif/Desain Atraksi Wisata, Program kerjasama dengan travel agent,
Program kerjasama dengan pemerintah, Program wisata lainnya (program tambahan),
Membentuk lembaga pengelola khusus antara masyarakat dengan aktivitas pariwisata,
Program Regenerasi, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Program
Pemberdayaan Masyarakat, Pengadaan Pintu Masuk dan Papan Nama Kawasan, Perbaikan
sarana wisata seperti perbaikan toilet, pengadaan kantor lembaga masyarakat dan pariwisata,
pengadaan panggung hiburan yang khusus untuk sajian tembut-tembut seberaya.
Apabila seluruh strategi dan program diperhatikan secara seksama, maka akan
menggambarkan berbagai guratan keunggulan dan permasalahan pengelolaan tembut-tembut
seberaya. Hasil penelitian diharapkan mampu mengungkapkan, menjelaskan dan
mengelompokkan guratan tersebut sehingga dapat tercipta suatu tahapan rekomendasi dalam
perspektif pariwisata budaya yang berkelanjutan.

Kata Kunci: Seni Pertunjukan Tradisional, Pemahaman Terhadap Isu-Isu Budaya Dan
Pariwisata, Manajemen Pariwisata Budaya.

vii
RINGKASAN

Seni pertunjukan Tembut-Tembut dalam aktivitas pariwisata telah dimulai


sejak tahun 1980-an. Dahulu, pengelolaan aktivitas seni seperti ini masih sangatlah
bagus. Perhatian terhadap budaya menjadi pilar bagi pemerintah dan masyarakat pada
masanya, namun saat ini, keberadaan seni pertunjukan sudah tergerus pada
keistimewaan modernisasi. Duplikasi tembut-tembut yang menurunkan omset pelaku
budaya, permasalahan pada kalender event wisata, implemetasi yang tidak berjalan
baik dari Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Karo dimana salah satu pernyataan
pada strategi ini mengungkapkan bahwa Desa Seberaya adalah salah satu desa dengan
konsentrasi pengembangan wilayah pariwisata.
Hal yang menarik bagi peneliti terkait dengan isu-isu budaya yang sedang
berlangsung di Kabupaten Karo adalah ternyata ada beberapa pihak yang men-
duplikasi tembut-tembut seberaya untuk kepentingan ekonomi. Melihat hal ini, besar
kemungkinan bahwa tembut-tembut seberaya memiliki prospek bisnis wisata budaya
yang besar, mungkin alasan ekonomi dan kepentingan inilah yang mengakibatkan
terdapatnya usaha duplikasi yang terjadi. Merenungkan pernyataan Santosa yang
menyebutkan bahwa "terkait dengan unsur kesenian, John Naisbit pernah
meramalkan, bahwa salah satu sektor yang akan dipertempurkan pada abad informasi
adalah kesenian. Negara-negara yang kaya karya seni akan mengeruk banyak
keuntungan, apalagi bila mampu mengelolanya secara profesional”. Pendapat ini
menjadi sebuah tolak ukur, bahwa seni pertunjukan tradisional yang lestari, dapat saja
membawa keuntungan ekonomi yang lestari pula, tentu dengan visi dan misi yang
lestari juga.
Pada dasarnya, masyarakat seberaya belum sepenuhnya menyadari potensi
wisata yang cukup besar ini. Berbagai ego, kepentingan dan cara pandang yang
berbeda kian melemahkan posisi tembut-tembut seberaya sebagai suatu bentuk
kreatifitas lokal yang diciptakan pendahulu sebelumnya untuk maksud tertentu. Dari
hal itu, peneliti membangun sebuah asumsi yang beranjak dari wawancara peneliti
dengan Prof. Ardika pada tahun 2010, ia mengatakan bahwa "dalam masyarakat
Indonesia, kebudayaan yang terpisah dari unsur agama akan banyak mengalami
tantangan, yang perlu dilakukan adalah memberikan nilai ekonomi pada sisi
kebudayaan itu. Apabila kebudayaan tidak sinergi dengan agama dan juga tidak
memberikan manfaat ekonomi, maka masyarakat akan meninggalkan kebudayaan

viii
tersebut. Propanisasi budaya sangat baik diterapkan untuk kasus-kasus seperti
kebudayaan karo tersebut". Prihal inilah yang membawa suatu bentuk pemecahan
masalah yang berlandaskan pada keseimbangan; baik keseimbangan ekonomi maupun
keseimbangan lingkungan, sosial dan budaya.
Maka dari itu, pembahasan pada potensi seni pertunjukan tradisional karo
tembut-tembut berdasarkan bentuk, fungsi dan makna perlu dilakukan untuk
menjelaskan; apakah seni pertunjukan ini mengandung learning dan entertaining
untuk disajikan kepada wisatawan. Ternyata terungkap bahwa atraksi ini sangat
atraktif dan mengandung banyak wawasan untuk disajikan kepada wisatawan. Setelah
membuktikan bahwa seni pertunjukan ini sangat atraktif, selanjutnya diungkapkanlah
bagaimana prospek bisnis dari pengembangan seni pertunjukan tradisional ini.
Didapati bahwa prospek bisnis ini sangat baik untuk dilakukan pada bulan-bulan
dimana tingkat kunjungan wisatawan tinggi ke Kabupaten Karo yaitu pada bulan
akhir bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus dan pertengahan September. Setelahnya
disusun strategi untuk menarik minat dan tuntutan pasar di Kabupaten Karo dengan
membuat beberapa strategi dan program yang diharapkan mampu menjadi destinasi
yang diharapkan oleh wisatawan.

ix
GLOSARIUM
Agama si pemena : Agama yang pertama
Anak beru : Pihak penerima anak dara
Anak beru kuta : Pihak penerima anak dara dari pendiri kampung
Aron : Pihak anak beru dar anak beru
Bapa aron : Pemuda yang memimpin upacara pesta muda
Batang lulang : Pohon jarak
Bere-bere : Sub marga ibu
Beru : Sebutan marga untuk perempuan
Cawir metua : Lanjut usia dan semua anak sudah bekeluarga
Dibata ni idah : Tuhan yang tampak, sebutan untuk pihak kalimbubu
Daliken si telu : Tungku nan tiga
Erpangir sinamsam : Upacara ritual, penolak bala
Ersenina : Bersaudara karena se sub marga di antara orang-orang yang
bergender sama

Erturang : Bersaudara karena sub marga diantara orang yang bergender


berbeda
Gendang : Musik
Tembut-tembut : Tari topeng yang diadakan pada upacara pemanggilan hujan
Jambur : Balai desa, berupa bangunan tak berdinding
Kalimbubu : Pihak pemberi anak dara untuk diperistri
Kalimbubu si majekken : Pihak yang diberi kehormatan untuk menanam pohon jarak
Lulang Sebagai tanda bahwa di daerah tersebut dibangun/didirikan
sebuah kampung.
Kerja tahun : Pesta/upacara panen raya diadakan setahun sekali sesudah
masa panen selesai
Kuta : Kampung
Kesain : Kampung anak akibat pemekaran suatu kampung
Merga : Marga
Merga si lima : Marga nan lima
Merga taneh : Marga pendiri kampung

x
Pengulu : Penghulu
Pungulu kuta : Penghulu sebuah kampung
Piso tumbuk lada : Pisau yang wajib dimiliki setiap laki-laki karo
Rakut si telu : Ikatan nan tiga
Raja urung : Pemimpin tertinggi pada suatu wilayah perkampungan (raja)
Rumah si waluh jabu : Rumah adat tradisional karo yang dihuni oleh 8 kepala
keluarga yang masih berkerabat
Runggu : Musyawarah adat
Sangkep nggeluh : Kelengkapan hidup
Sekaku : Sekat
Sembuyak : Saudara seperut
Senina : Saudara semarga
Senina sepermeren : Ikatan keluarga dikarenakan ibu bersaudara kandung
Sibayak : Raja
Topeng tembut-tembut : Topeng yang digunakan para penari tarian tembut-tembut
pada upacara ritual memanggil hujan
Turang : Hubungan persaudaraan di antara orang yang berbeda gender
Tutur : Perkenalan untuk mengetahui jenjang dan silsilah kekerabatan
Tutur si waluh : Jenjang/derajat kekerabatan nan delapan

xi
xii
xiii
xiv
xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Elemen sinergistik dari perencanaan pariwisata .......................................18


Tabel 3.1 Matrik SWOT ...........................................................................................30
Tabel 3.2 Metode penyajian hasil analisis data ........................................................31
Tabel 4.1 Kunjungan wisatawan internasional ke Kabupaten Karo ........................40
Tabel 4.2 Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan nusantara ............................40
Tabel 4.3 Nama-nama hotel dan penginapan di Kabupaten Karo ............................45
Tabel 4.4 Sebaran daya tarik wisata di Kabupaten Karo ..........................................47
Tabel 6.1 Matriks SWOT Data diolah dari hasil penelitian, 2012.............................86
Tabel 7.1 Kerangka implementasi kebijakan pariwisata ...........................................105

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Strategic Tourism Planning Process........................................20


Gambar 2.2 Model penelitian ..................................................................................22
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .........................................................................25
Gambar 4.1 Tourism International System...............................................................41
Gambar 4.2 Tourist Information Centre...................................................................42
Gambar 4.3 Elemen transit route region yaitu Bandara Polonia Medan .................43
Gambar 4.4 Hotel Grand Mutiara dan Hotel Mikie Holiday Resort ........................43
Gambar 4.5 Proses Perencanaan Strategis ..............................................................50
Gambar 5.1 Putri Cantik Dari Desa Lingga .............................................................56
Gambar 5.2 Pemuda Dari Desa Lingga ....................................................................56
Gambar 5.3 Panglima Dari Desa Lingga..................................................................56
Gambar 5.4 Burung Tubinggang Dari Desa Lingga ................................................56
Gambar 5.5 Pementasan Ke Empat Gundala-Gundala Dari Desa Lingga ...............56
Gambar 5.6 Memperlihatkan Tembut - Tembut / Gundala - Gundala Yang
Dipergunakan Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karo........ ..............58

Gambar 5.7 Bentuk Topeng Dari Tembut-Tembut Seberaya....................... ...........59

Gambar 5.8 Memperlihatkan atraksi yang lincah dari tembut-tembut


seberaya pada saat
pementasannya........................................................ 61

Gambar 5.9 Burung Tubinggang .............................................................................63


Gambar 5.10 Warna Pakaian Dari Puanglima..........................................................64
Gambar 5.11 Model Pakaian Dari Gadis Cantik Dan Tubinggang ..........................65
Gambar 5.12 Topeng Putri/Gadis Cantik .................................................................65
Gambar 5.13 Topeng Pemuda ..................................................................................66
Gambar 5.14 Topeng Kikir Labang .........................................................................67
Gambar 5.15 Topeng Kikir Labang .........................................................................67
Gambar 5.16 Topeng dan Pakaian Burung ..............................................................68

xvii
Gambar 5.17 Partisipasi masyarakat lokal dalam pementasan.................................72
Gambar 5.18 Suasana Pagelaran Festival tembut-tembut seberaya .........................73
Gambar 5.19 Masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan seni ini .....................74
Gambar 6.1 Tari tembut-tembut butuh perhatian pemerintah ..................................75
Gambar 6.2 Jadwal pentas tembut-tembut seberaya di Eropa..................................77
Gambar 7.1 Program kreatif dan desain atraksi wisata ...........................................98

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Wawancara ............................................................................115


Lampiran II Informan ...............................................................................................117
Lampiran III Ketentuan Dari Audit Commission Untuk Mendukung Seni .............118
Lampiran IV Strategi Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Karo .......................119
Lampiran V Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Karo ...........................................124
Lampiran VI Tradisi lisan tembut-tembut ................................................................128
Lampiran VII Rekomendasi terhadap Desa Seberaya ..............................................132
Lampiran VIII Photo peneliti dengan para informan kunci .....................................136
Lampiran IX Rekomendasi Penelitian dari KesBangPolLinMas ............................137
Lampiran X Surat Telah Melakukan Penelitian di Desa Seberaya .........................138

xix

Anda mungkin juga menyukai