Anda di halaman 1dari 27

Daftar Pustaka

Anonim, 2009. Pengertian Manajemen.


, 2009. Potensi Pariwisata Kabupaten Karo. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Karo.
, 2010. Kabupaten Karo Dalam Angka. Dinas Tata Ruang Kabupaten Karo.
, 2009. UUD No 10 Tahun 2009 Kepariwisataan Indonesia. Indonesia.
, 2011. Seberaya. Kepala Desa Seberaya.
, 2008. Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan Daerah. Sekertariat Nasional. Jakarta.
, 2010. Dokumen Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Karo (KSK). Tim
Koordinasi Kabupaten Karo. Sumatera Utara.
, 2012. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 05 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Jasa Usaha
, 2012. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 03 Tahun 2012 Tentang Pajak
Daerah Dan Peraturan Daerah Kabupaten Karo
, 2006. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 11 Tahun 2006 Tetang Retribusi
Obyek Wisata Dan Perizinan Hiburan
, 2001. Global Code Of Ethics For Tourism. World Tourism Organization.
Allen, Reiko, 2008. Partnering To Create Innovative Tourism Products. T.R.I.P. Recreation
and Tourism Research Institute, Vancouver Island University, Nanaimo, BC Canada
Ardika, I Wayan, 2007. Pusaka Budaya Pariwisata. Pustaka Larasan. Denpasar-Bali.
Badan Pariwisata Sumatera Utara, 2009. Potensi Pariwisata Kabupaten Karo. Sumatera
Utara.
Bangun, Nur Cahaya, 2003. Strategi Pengembangan Agrowisata Sebagai Pariwisata
Alternatif Di Desa Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara. Universitas
Udayana –Bali
Beeton, Sue, 2006. Community Development Through Tourism. Landlinks Press. Australia.
Canadian Tourism Commission, Et Al, 2003. Co-Operation And Partnerships In Tourism:
A Global Perspective. Canada.
Creswell, John W, 2010. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan Mixed).
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Gaspersz, Vincent, 2011. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard
Dengan Malcom Baldrige Dan Lean Six Sigma Supply Chain Management Contoh

109
110

Implementasi Pada Organisasi Bisnis Dan Pemerintah.Vinchristo Publication.


Jakarta.
Ginting, Romi Oktolius, 2010. Tembut-Tembut (Arti Simbolik dan Tarian Tembut-Tembut)
Studi Kasus di Desa Seberaya Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16168. Universitas Sumatera Utara.
Hall, Colin Michael, 2008. Tourism Planning (Policies, Processes And Relationships)
Second Edition. Pearson – Prentice Hall. England
Huges, Howard. Arts, Entertainment And Tourism. Butterworth-Heinemann. Oxford.
Huh, Jun, 2002. Tourist Satisfaction With Cultural / Heritage. Hospitality and Tourism
Management-Virginia Polytechnic Institute and State University.
Jiang, Xuan And Andrew Homsey, 2008. Heritage Tourism Planning Guidebook Methods
For Implementing Heritage Tourism Programs In Sussex County, Delaware.
College Of Agriculture & Natural Resources College Of Human Services, Education
& Public Policy And College Of Marine And Earth Studies - The University Of
Delaware
Kanagasabapathy, K.A., 2006. Empirical Investigation Of Critical Success Factor And
Knowledge Implementation Of Knowledge Management System – A Case Study In
Process Industry Management Structure For Successful. Anna University.
Kotler, Philip, 1993. Manajemen Pemasaran (Edisi Keenam). Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kusmayadi, dan Endar Sugiarto, 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan. Gramedia. Jakarta.
Leiper, Neil. 1990. Tourism System: An Interdisciplinary Perspective. Department Of
Management Systems, Business Studies Faculty, Massey University, Palmerstone
North, New Zealand.
Mirawati, Sembiring, 2011. Strategi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam
Meningkatkan Pendapataan Asli Daerah Kabupaten Karo ( Studi Kasus Pada
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo).
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25617. Universitas Sumatera Utara.
Medan
Moscardo, Gianna. 2008. Building Community Capacity For Tourism Development. CAB
International. Wallingford.
Murgiyanto, Sal, 2004. Tradisi Dan Inovasi (Beberapa Masalah Tari Di Indonesia).
Wedatama Widya Sastra. Jakarta Selatan.
111

Page, Stephen, 2007. Tourism Management (Managing For Change). Butterworth-


Heinemann. Oxford.
Parsons, Talcott, 1991. The Social System. Routledge. London
Pitana, I Gde, 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Prabandari, Indah Sista, 2010. Pawai Ogoh-Ogoh Sebagai Daya Tarik Wisata Di Desa Adat
Kuta Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Uniersitas Udayana.
Pradnyani, Ida Ayu, 2005. Tesis: Pembangunan Pariwisata Berbasis Kerakyatan (Kasus
Seni Pertunjukan Wisata Di Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar). Universitas
Udayana. Bali.
Prints, Darwan--Darwin, 1986. Sejarah Dan Kebudayaan Karo. Bandung: Yirama.
Rangkuti, Freddy, 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Ratna, I Nyoman Kutha, 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu-Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Reisinger, Yvette. 2009. International Tourism Cultures And Behaviour. Butterworth-
Heinemann. Oxford.
Richardson, John I Dan Martin Fluker. 2004. Understanding And Managing Tourism.
Australia: Pearson Education Australia, NSW Australia.
Santosa, 2004. Mencermati Seni Pertunjukkan II, Perspektif Pariwisata, Lingkungan Dan
Kajian Seni Pertunjukkan. The Ford Foundation dan STSI Surakarta.
Siahaan, Tambun, 1982. Prinsip Dalihan Na Jloda Gotong Royojg Pada Masyarakat Batak
Toba. Jakarta: LP3ES.
Sinaga, Yulia Theresia, 2010. Peranan Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Dalam
Meningkatkan Retribusi Daerah Kabupaten Samosir (Studi pada Dinas Pariwisata,
Seni dan Budaya Kabupaten Samosir).
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17651. Universitas Sumatera Utara.
Sitepu, Adrianus. G., 1980. Proyek Penelitian Pengumpulan Data Dan Dokumentasi
Ornament Tradisional Sumatera Utara. Dinas Pendidikan. Sumatera Utara
Texas Historical Commission, 2007. Heritage Tourism Guide Book. Texas - America
Timothy, Dallen J., Gyan P. Nyaupane, 2009. Cultural Heritage And Tourism In The
Developing World, Aregional Perspective (Contemporary Geographies Of Leisure,
Tourism And Mobility). Routledge. USA And Canada.
Vellas, Francois and Lionel Becherel, 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional (Sebuah
Pendekatan Strategis). Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
112

Verbeke, Myriam Jansen. 2008. Culutral Resources For Tourism (Patterns, Processes And
Policies). Nova Science Publishers. New York.
Yun, Dongkoo, Dkk, 2007. A Study Of Cultural Tourism The Case Of Visitors To Prince
Edward Island. The Tourism Research Centre And School Of Business
Administration University Of Prince Edward Island Charlottetown, Prince Edward
Island. Canada.
www.karokab.go.id, yang diunggah pada tahun 2011.
www.tembuttembutseberaya.com
Artikel Surat Kabar: Redaksi Sumut Pos, 2009. www.sumutpos.com. Surat Kabar Sumut Pos
tahun 2009.
113

LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA

Mengingat wawancara yang dilakukan merupakan wawancara mendalam maka


pertanyaan yang disajikan dalam pedoman wawancara ini adalah pertanyaan pokok.
Pertanyaan pokok digunakan untuk menghantarkan pada pertanyaan-pertanyaan baru
yang teradaptasi secara nyata di lapangan:
Daftar pertanyaan untuk pemerintah seperti:
1. Bagaimana Potensi Pariwisata di Kabupaten Karo berdasarkan pandangan pasar?
2. Bagaimana Pengelolaan Potensi Pariwisata Di Kabupaten Karo?
3. Bagaimana Peraturan Pemerintah Daerah Terkait Dengan Pengelolaan Potensi
Pariwisata Kabupaten Karo?
4. Bagaimana Pendapat Pemerintah Terhadap Pengelolaan Pariwisata Budaya Yang
Telah Mereka Lakukan?
5. Bagaimana Pendapat Pemerintah Terhadap tembut-tembut seberaya?
6. Apakah tembut-tembut seberaya memiliki prospek pariwisata bagi Kabupaten
Karo (Ukuran Pada Periode Waktu)?
Daftar Pertanyaan Untuk Pelaku Bisnis Wisata (Industri Kreatif) seperti:
1. Bagaimana Prospek Pengembangan Pariwisata Budaya Di Kabupaten Karo?
2. Bagaimana Karakter Wisatawan Yang Mengunjungi Kabupaten Karo?
3. Kapan Jadwal Tingkat Kepadatan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten
Karo Meningkat?
4. Bagaimana Syarat Atau Ketentuan (Contract Rate) Antara Pelaku Bisnis Wisata
(Dikhususkan Kepada Travel Agent) Dengan Destinasi Wisata?
Daftar Pertanyaan Untuk Masyarakat Lokal (Desa Seberaya), Dilakukan Terkait
Dengan:
1. Bagaimana Sejarah Tembut-Tembut Seberaya?
2. Bagaimana Ciri-Ciri Tembut-Tembut Seberaya?
3. Bagaimana Tradisi Lisan Tembut-Tembut Seberaya?
4. Bagaimana Sistem Acara Tembut-Tembut Seberaya?
5. Bagaimana Perkembangan Fungsi Dan Cerita Tembut-Tembut Seberaya?
6. Bagaimana Nilai-Nilai Sosial Yang Terdapat Pada Tembut-Tembut Seberaya?
7. Bagaimana Unsur Dasar Dan Nilai Yang Tersirat Dari Tembut Tembut Seberaya?
8. Bagaimana Karakter Dan Gaya Tembut-Tembut Seberaya?
114

9. Siapa Yang Dilibatkan Dalam Pementasan Tembut-Tembut Seberaya?


10. Bagaimana Pesona Atraksi Tembut-Tembut Seberaya?
11. Bagaimana Pengelolaan Budayawan Terhadap Tembut-Tembut Seberaya (Usaha-
Usaha Atau Lobi) Yang Dilakukan Pihak Budayawan Dalam Me-Marketing Kan
Kebudayaan Yang Mereka Punya?
115

LAMPIRAN II

Informan Pangkal

1. Hesron Sinulingga Sebagai Masyarakat Lokal dan Pemimpin Adat Yang Memiliki
Akses dan Relasi Yang Luas Di Kabupaten Karo.

Informan Kunci

1. Segel Karo Sekali Sebagai Kepala Adat (Ahli Budaya) Di Kabupaten Karo
2. Dwikora Sembiring Depari Sebagai Penjaga dan Keturunan Ke Empat (4) Pembuat
Tembut-Tembut Seberaya
3. Ideris Sembiring Depari Sebagai Penjaga Terdahulu dan Keturunan Ke Dua (2)
Pembuat Tembut-Tembut Seberaya
4. Kepala Desa Seberaya Sebagai Pemberi Informasi Mengenai Data-Data
Kependudukan Dan Karakteristik Penduduk Desa Seberaya Berdasarkan Mata
Pencahariannya
5. Heppy Sinulingga Sebagai Pelestari Seluruh Peninggalan Bersejarah Suku Batak Karo
6. Asosiasi Pariwisata (Khususnya Asosiasi Travel Agent) Sebagai Pemberi Inspirasi
Terhadap Prospek Bisnis Pariwisata Seni Pertunjukan Tradisional Tembut-Tembut
Seberaya
7. Dinas Pariwisata Kabupaten Karo Sebagai Pemberi Data Dan Peraturan Khususnya
Mengenai Hal-Hal Yang Berdampak Secara Langsung Maupun Tidak Langsung
Terhadap Kondisi Pariwisata Maupun Objek-Nya (Daya Tarik Wisata) Di Kabupaten
Karo.
116

LAMPIRAN III

1. The arts are important and deserve to survive even if they cannot do so commercially.
Their importance is considered to lie in their representation of the best of human
achievement and the ability to enhance the quality of life of people who experience
them;
2. Support is therefore given to encourage new talent as well as to ensure that existing
artists survive. Innovative and experimental arts are important for the health of the
arts and of society;
3. A ‗civilized‘ society is characterized by a diversity of artistic activity and by a
continuing desire to create and be innovative. ‗necessary and appropriate for the
Federal Government to help create and sustain not only a climate encouraging
freedom of thought, imagination and inquiry but also the material conditions
facilitating the release of this creative talent‘;
4. Support is also based on the view that the arts are so important that access of everyone
to the arts should be encouraged. Therefore government support is justified in the
form of enabling the arts to survive and also keeping prices down. In this way, the
widest participation and attendance are encouraged.
5. Arts are considered to be worthy of support because of their ability to attract tourists
or create jobs or help the balance of payments. The cost involved in subsidizing the
arts may be considered to be a good investment if a good financial return is received
elsewhere‖
117

LAMPIRAN IV

Visi Pembangunan
Terwujudnya Masyarakat Karo Yang Makmur Dan Sejahtera Berbasis Pembangunan
Pertanian Dan Pariwisata Yang Berwawasan Lingkungan.
Misi Pembangunan
(1) Meningkatkan Kapasitas Dan Profesionalisme Aparatur. (2) Meningkatkan
Produksi Pertanian Dan Pemasaran Hasil Pertanian Sektor Unggulan Yang Berdaya
Saing Melalui Dukungan Agro Industri. (3) Membangun Dan Atau Meningkatkan
Kuantitas Dan Kualitas Daerah Tujuan Wisata Yang Mampu Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Domestik Maupun Mancanegara. (4) Membangun Dan
Meningkatkan Kualitas Infrastruktur Yang Menjangkau Sentra Produksi, Kawasan
Strategis Dan Wilayah Terisolir Yang Memiliki Dampak Terhadap Percepatan
Pembangunan Ekonomi Daerah. (5) Menjamin Dan Meningkatkan Kuantitas Serta
Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Secara Merata. (6) Mengembangkan
Dan Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Yang Saling Bersinergi Dan Berkelanjutan.
(7) Meningkatkan Kualitas Dan Aksesibilitas Pendidikan. (8) Melakukan Harmonisasi
Dan Sinergitas Hubungan Antar Tingkat Pemerintahan Dalam Pembangunan
Kewilayahan Melalui Pemantapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
(RTRWK) Secara Berkelanjutan. (9) Memperkuat Kapasitas Kelembagaan Dan SDM
Masyarakat.
Fokus Pada Misi Ketiga
Mengembangkan secara optimal pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan
berbasis Agribisnis yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan serta pelestarian
hutan dan rehabilitasi lahan kritis.Dengan Program Peningkatan dan pengembangan
Kerjasama Pariwisata dan Kebudayaan: Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas sumber daya dan kerjasama antar lembaga guna mendukung pembangunan
pariwisata dan kebudayaan Daerah. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini
adalah meningkatnya bentuk-bentuk kerjasama dalam rangka mendukung realisasi
pemantapan pariwisata karo didukung oleh SDM yang profesional dan berdaya saing
tinggi.) Kegiatan-kegiatan pokoknya meliputi: Menyusun konsep pembangunan
pariwisata karo yang terpadu; Mengembangkan penataan sarana, prasarana dan
fasilitas pada objek-objek wisata karo secara maksimal; Meningkatkan SDM
pariwisata dan masyarakat guna menunjang pemasaran wisata karo;
118

Menyelenggarakan even-even hiburan budaya dan kesenian secara teratur dan


terjadwal; Melakukan promosi wisata karo di dalam dan diluar negeri; Menjalin
kerjasama dengan pemerintah, pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam
pengembangan pariwisata karo; dan Membuka dan menjalin kerjasama dengan negara
lain (mancanegara) sebagai pintu gerbang promosi pariwisata karo.

Strategi Pembangunan Kabupaten Karo


Strategi pembangunan adalah merupakan suatu cara untuk mencapai Visi dan
Misi yang merumuskan bentuk strategi sehingga dapat meningkatan kinerja. Kinerja
sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi (pemerintah) menerima sukses
atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah. Faktor – faktor
keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi dalam rangka mencapai
tujuan dan misi organisasi pemerintah secara sinergis dan efisien. Untuk merumuskan
strategi maka dibutuhkan analisis lingkungan strategis.

Analisis Internal dan Eksternal Kabupaten Karo


Analisis internal dilakukan dengan mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan
dari berbagai aspek yang ada di Kabupaten Karo. Aspek-aspek internal di Pemerintah
Kabupaten Karo antara lain terdiri dari aspek: Kelembagaan, manajemen, SDM, SDA
dan sumber daya lainnya. Analisis keadaan eksternal perlu dilakukan untuk
mendapatkan (mengindentifikasi) sebagai aspek diluar Kabupaten Karo yang
berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Karo. Dengan
melakukan analisis keadaan eksternal akan diketahui peluang dan ancaman
(tantangan) yang dapat dimanfaatkan dan akan berpengaruh dalam mencapai kinerja
yang optimal. Analisis internal dilaksanakan dengan melakukan identifikasi kekuatan
dan kelemahan Kabupaten Karo sebagai berikut:
Kekuatan (Strength):
1. Kabupaten Karo memiliki daerah datar dengan ketinggian diatas 1000 meter
diatas permukaan laut dan tanahnya subur;
2. Kabupaten Karo memiliki udara pegunungan yang sejuk dan segar;
3. Kabupaten Karo dekat dengan ibukota Propinsi Sumatera Utara, Medan
sebagai pintu gerbang internasional;
4. Kabupaten Karo kondusif dan aman;
5. Tingginya motifasi masyarakat karo dalam meningkatkan kualitas pendidikan
anggota keluarga;
119

6. Tersedianya tersedia akses jaringan informasi dan komunikasi baik Nasional


maupun Internasional;
7. Adanya potensi objek wisata alam
8. Adanya lembaga dan tenaga pendidikan serta sarana/prasarana setiap jalur,
jenjang dan jenis pendidikan.
Kelemahan (Weakness):
1. Motivasi masyarakat secara umum rendah;
2. Kesadaran hukum masyarakat kurang dan Supremasi hukum lemah;
3. Euphoria reformasi masih mewarnai dunia perpolitikan dan etika perpolitikan
belum mencapai titik equilibrium dan kemandirian. Kondisi sedemikian rupa
belum mampu menciptakan lingkungan yang kondusif sebagai modal dasar
pembangunan masyarakat Kabupaten Karo
4. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo rendah
5. Etos dan disiplin kerja aparat pemerintahan karo rendah dan memprihatinkan;
6. Pemerintah Kabupaten Karo secara umum, termasuk unit-unit atau bagian-
bagian (SKPD) belum mengenal stakeholdernya secara baik sehingga
kebijakan dan pendekatan yang dilaksanakan belum mengenai sasaran;
7. Pemerintah Kabupaten Karo belum memiliki sistem informasi manajemen
yang baik;
8. DPRD Kabupaten Karo belum mampu menempatkan diri sebagai pembuat
regulasi yang efektif guna mendukung penyelenggaraan otonomi daerah
secara optimal;
9. Penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan nilai budaya yang
luhur/positif kurang mantap;
10. Kualitas tenaga pengajar sekolah dasar dan menengah relatif rendah, dan
distribusi guru tidak merata;
11. Pengelolaan dan pengembangan objek-objek wisata kurang memadai;
12. Disiplin dan kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup dan
menjaga kelestarian sumberdaya alam seperti air , lahan dan hutan rendah; dan
Selanjutnya, analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengidentifikasi
peluang dan ancaman dari luar. Peluang dan ancaman dimaksud adalah seperti
diuraikan berikut ini:
120

Peluang (Opportunity):
1. Otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah
daerah untuk mengelola pembangunan dan pemerintahan;
2. Perundang-undangan membuka peluang untuk membangun kerjasama dengan
pihak swasta dan dunia luar;
3. Pariwisata Karo bila sudah layak dijual maka akan mempunyai peluang pasar
yang besar ke dunia internasional;
4. Adanya potensi masyarakat karo diluar Kabupaten Karo yang ingin
membangun Karo;
5. Ada tersedia lembaga pendidikan yang kompeten di dalam dan luar negeri
6. Dunia internasional menaruh perhatian khusus untuk melestarikan hutan dan
lingkungan hidup dalam upaya menghambat akselerasi pemanasan global
(global warming).
Ancaman (Threat):
1. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi sangat
cepat sehingga dapat menghilangkan batas negara. Kondisi ini, secara
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi budaya setempat dengan
cepat sehingga bila tidak disikapi dengan bijak dan cermat bisa berdampak
negatif seperti kehilangan jati diri, konsumerisme, penyebaran penyakit dan
demoralisasi;
2. Dunia berubah sangat cepat, termasuk perubahan lingkungan hidup dan
lingkungan perundang-undangan nasional dan internasional. Setiap daerah dan
atau negara yang tidak berupaya mengikuti perkembangan perubahan tersebut
maka akan tertinggal dan menjadi mangsa daerah dan atau negara/bangsa lain;
3. Persaingan perdagangan antar daerah dan antara bangsa makin ketat sehingga
daerah dan atau negara yang lemah dalam penguasaan teknologi dan
manajemen akan hanya menjadi penonton dan menjadi pasar bagi daerah dan
atau negara yang maju;
4. Perusahaan-perusahaan besar mancanegara dibidang industri dan
perdagangan/retail sudah mulai memasuki Indonesia sehingga perusahaan dan
atau pedagang-pedagang dalam negeri/lokal yang tidak mampu bersaing akan
terancam gulung tikar;
5. Perkembangan teknologi pertanian sangat pesat sehingga kualitas produk dan
efisiensi menjadi makin tinggi dari waktu ke waktu. Kegiatan pertanian di
121

Kabupaten Karo akan terancam oleh produk pertanian dari luar apabila tidak
dapat mengikuti perkembangan teknologi dan manajemen pertanian secara
aktif dan terus-menerus;
6. Pemanasan global (global warming) mengalami akselerasi yang tinggi dan
telah merubah pola iklim secara siknifikan. Kondisi ini dapat menimbulkan
bencana alam berupa kekeringan dan tanah longsor di kabupaten Karo. Kedua
kejadian ini memiliki potensi mengakibatkan terjadinya peningkatan keluarga
miskin di Kabupaten Karo.
122

LAMPIRAN V

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Karo menyelenggarakan


fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
2. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dibidang pengelolaan Kebudayaan,
Seni dan Kepariwisataan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan Kebudayaan, Seni
dan Kepariwisataan sesuai dengan lingkup tugasnya.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup
tugasnya.

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
adalah :
1. Mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata
yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian, kebudayaan dan
sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian seni dan budaya
tradisional serta pelestarian lingkungan hidup.
2. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara/mancanegara dan
meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Karo.
3. Mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Karo sebagai sektor andalan
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Fungsi Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo


Kedudukan Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo
berdasarkan surat keputusan Bupati Karo Nomor 04 Tahun 2004 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karo adalah: tentang uraian tugas
dan jabatan, Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo yang merupakan
unsur Pelaksana Kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo di Bidang Pariwisata
dan Industri Kreatif Kabupaten Karo. Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif
Kabupaten Karo mempunyai tugas pokok yaitu untuk melaksanakan urusan
pemerintahan daerah dibidang Kebudayaan dan Kepariwisataan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan dan melaksanakan tugas
123

pokok di atas, Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo


menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
2. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dibidang pengelolaan Kebudayaan,
Seni dan Kepariwisataan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan Kebudayaan, Seni
dan Kepariwisataan sesuai dengan lingkup tugasnya.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup
tugasnya.
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif
Kabupaten Karo adalah :
1. Mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas
pariwisata yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian,
kebudayaan dan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan
kelestarian seni dan budaya tradisional serta pelestarian lingkungan
hidup.
2. Meningkatkan jumlah kunjungan Wisnus dan Wisman dan
meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Karo.
3. Mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Karo sebagai sektor
andalan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo adalah sebagai salah
satu lembaga pemerintah yang mempunyai visi dan misi guna memberikan energi,
komitmen dan antusiasme yang utuh, berakar dan menyebar luas ke seluruh aparatur
di lingkungan Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo dan seluruh
stekholder pariwisata. Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana
instansi Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo harus dibawa dan
berkarya agar tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi juga merupakan
keadaaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam
menentukan arah perjalanan Instansi ini. Karena Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif
Kabupaten Karo merupakan bagian internal dari Pemerintah Kabupaten Karo.
Visi Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo ditetapkan sebagai
berikut: ‖ Terwujudnya Kabupaten Karo sebagai daerah tujuan wisata utama,
berwawasan lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai budaya‖. Adapun maksud dari
124

Visi tersebut adalah bahwa Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo
harus mampu memelihara, menjaga dan menjadikan Kabupaten Karo sebagai daerah
utama tujuan wisata yang masih natural yang diminati masyarakat nusantara maupun
masyarakat mancanegara yang tentunya akan menambah Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Karo sedangkan misi adalah sesuatu yang harus diemban atau
dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan visi yang ditetapkan agar tujuan
organisasi dapat dilaksanakan dan berhasil dengan baik pada waktu yang akan datang.
Misi tersebut diharapkan mampu memacu semua potensi untuk berkembang
dan harus dibangun oleh masing-masing pihak termasuk peran apa yang harus
diambil, program apa yang harus dilakukan dan hasil yang ingin diwujudkan
khusunya instansi Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo. Sesuai
dengan Visi yang telah tetapkan, Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif merumuskan
misi sebagai berikut:
1. Penyusunan strategi pemasaran pariwisata;
2. Penyelenggaraan event-event hiburan/wisata potensial sebagai kalender
wisata;
3. Peningkatan kerjasama dengan pelaku bisnis pariwisata dan pengembangan
sistem informasi pariwisata;
4. Peningkatan profesionalisme dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM)
pariwisata;
5. Peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung industry pariwisata;
6. Mendorong penanaman modal baik oleh pemerintah maupun swasta dan
masyarakat;
7. Memberdayakan secara maksimal obyek dan daya tarik wisata operasional dan
potensial serta agrowisata yang ramah lingkungan;
8. Pengawasan pembangunan usaha pariwisata dengan memperhatikan analisis
mengenai dampak lingkungan;
9. Keberpihakan kepada pengusaha menengah kebawah serta masyarakat khusus
pengusaha dan masyarakat lokal;
10. Peningkatan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah dan para
pelaksana sektor kepariwisataan (stakeholder) untuk mencapai tujuan
pembangunan yang saling terkait;
11. Peningkatan kualitas aparatur pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat
terkait;
125

12. Mendorong pelestarian budaya Karo dan peninggalan sejarah;


13. Revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai tradisional;
14. Pengembangan peran serta masyarakat dalam operasionalisme dan
pemeliharaan asset budaya;
15. Peningkatan sumber daya manusia pengelola asset budaya
16. Peningkatan promosi budaya;
17. Menumbuhkembangkan sadar wisata di tengah-tengah masyarakat.

Tujuan merupakan Implementasi atau Penjabaran dari pernyataan Misi dan


merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.
Adapun beberapa Tujuan dan Sasaran Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif
Kabupaten Karo adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata
yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian dan kebudayaan dan
sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian seni dan budaya
tradisional serta pelestarian lingkungan hidup;
2. Meningkatkan jumlah kunjungan Wisatawan nusantara dan Wisatawan
mancanegara dan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di
Kabupaten Karo;
3. Mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Karo sebagai sektor andalan
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
126

LAMPIRAN VI

Tradisi Lisan Tembut-Tembut


Tradisi lisan yang dikisahkan oleh tembut-tembut mempunyai banyak versi.
Banyaknya versi cerita yang didengar oleh khalayak memunculkan ambiguitas
mengenai sejarah tembut-tembut itu sendiri. Ada beberapa versi yang akan
diterangkan dalam penelitian yang bertujuan untuk membandingkan namun sekaligus
mengisahkan alur cerita yang dibawa oleh seni pertunjukkan tradisional karo saat lalu
maupun saat ini.
Cerita Yang Berasal Dari
Dwikora Sembiring Depari (Generasi Ke Empat Keturunan Pertembut-Tembut)
Asal muasalnya, dikisahkan hiduplah seorang wanita yang sangat cantik yang berasal
dari Desa Seberaya. Dia tinggal dengan seorang pesuruh, anak perana (anak muda)
dan seorang panglima. Perihal kecantikannya tersebar hingga ke Kerajaan Pase atau
Samudera Pase di negeri Aceh. Akibat informasi ini, Raja Pase kemudian
memerintahkan seorang sakti untuk menculik wanita yang sudah tersohor
kecantikannya tersebut. Seorang sakti kemudian berangkat dengan mengubah bentuk
raganya menjadi seekor burung enggang yang sangat menarik yang kemudian
bernama tubinggang/gurda-gurdi/garuda. Di lain tempat yaitu Desa Seberaya, gadis
cantik ini berniat untuk berjalan-jalan ke hutan dengan salah seorang pesuruhnya. Di
tengah perjalanan, terlihatnyalah seekor burung yang sangat membuatnya terpesona.
Gadis cantik kemudian mendekati burung tersebut dan kemudian menyatakan niat
untuk memelihara dan merawat dirinya. Burung setuju dengan niatnya tersebut.
Setelah itu, burung tubinggang dan gadis cantik tinggal bersama. Seluruh rencana dari
burung tubinggang telah berjalan seperti apa yang dia duga sebelumnya dan berniat
mencuri putri tersebut di waktu yang tepat. Ketika dia sedang memikirkan
rencananya tersebut, datanglah gadis cantik untuk menyapa dirinya, karena terpesona
dengan bentuk dan warna burung, gadis cantik kemudian mengelus leher burung
tubinggang. Sontak burung tubinggang kaget, karena disitulah letak kekuatan yang dia
miliki. Gadis cantik sedih karena burung terlihat tidak menyukai tindakannya tersebut,
namun karena hal inilah sang gadis semakin penasaran untuk menyentuh burung
tubinggang. Gadis cantik pun meminta izin kepada burung tubinggang untuk dapat
membelai dirinya. Karena disadari oleh burung tubinggang bahwa sang gadis tidak
mempunyai rencana jahat kepadanya maka sang burungpun mempersilahkan gadis
127

untuk membelainya. Namun pada saat mengelus leher burung, tak sengaja 1 (satu)
bulu.

Gambar 4.11 memperlihatkan bentuk topeng dari tembut-tembut seberaya dengan karakter gadis
cantik dan masyarakat desa seberaya
Burung yang mengandung kesaktian tersebut rontok akibat ter-elus. Burung
tubinggang agak geram dengan kejadian yang terjadi pada dirinya dan menasehati
sang gadis untuk tidak menyentuh dirinya karena akan berakibat hal yang sama.
Nasehat burung tubinggang malah menjadi rasa penasaran yang tinggi bagi sang
gadis. Keesokan harinya pada saat burung tubinggang sedang istirahat, sang gadis
mencuri-curi kesempatan untuk membelai leher burung tubinggang, dia merasa telah
akrab dengan burung tubinggang sehingga gadis merasa dia (sang burung) tidak akan
berbuat hal yang akan mencelakakan dirinya (sang gadis). Hal yang sama pun terjadi,
tak sengaja 1 (satu) bulu burung yang mengandung kesaktian tersebut rontok akibat
ter-elus sang gadis, pada saat itu, burung tubinggang memberikan nasehat yang sangat
keras terhadap sang gadis untuk tidak mengelus dirinya lagi. Seperti biasa, gadis
menerima nasehat tersebut dengan rasa penasaran yang sangat tinggi. Dengan kata
lain, dia merasa bahwa burung tubinggang tidak mempunyai kekuatan yang dapat
berakibat mencelakakan keselamatannya. Keesokan harinya pada saat burung
tubinggang sedang istirahat, sang gadis datang lagi untuk membelai burung
tubinggang. Terjadilah hal yang sama, burung tubinggang kehilangan 1 (satu) lagi
bulunya. Dia (sang burung) sangat murka karena ternyata sang gadis tidak ternasehati
dan tidak mengikuti apa yang telah dikatakan oleh sang burung sebelumnya. Tak
terelakkan, tubinggang pun mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk menghajar sang
gadis. Namun 1 hal yang tidak di duga oleh tubinggang, bahwa selama ini puanglima
telah lama mencium niat jahatnya dan berusaha beberapa kali membujuk sang gadis
128

agar tidak terlalu dekat dengan sang burung. Akhirnya, panglima pun menghadapi
sang burung yang murka terhadap gadis cantik. Pertempuran terjadi dengan sengit dan
akhirnya dimenangkan oleh panglima. Akibat pertempuran itu, banyak ilmu yang
dimiliki oleh burung tubinggang yang lenyap, namun mereka tidak membunuh burung
tubinggang tersebut dan memutuskan untuk memeliharanya bersama mereka.
Cerita Yang Berasal Dari Idris Sembiring Depari Sebagai Generasi Ke Tiga
Keturunan Pertembut-Tembut
Konon di Desa Seberaya, terdapat seorang gadis cantik yang elok rupanya. Perihal
keelokannya tersebut terkenal hingga ke Kota Raja di Aceh. Dari sebab itu, kota raja
merencanakan untuk menculik gadis cantik dan menyuruh garuda yang ditunggangi
seorang sakti untuk melaksanakannya. Garuda terbang ke daerah Seberaya dan
dihalangi oleh Puanglima. Puanglima merupakan sosok yang sakti yang terdapat di
daerah itu, dia dapat menebak gejala yang akan timbul di desa tersebut. Karena
merasa dihalangi oleh Puanglima maka garuda pun marah dan akhirnya terjadilah
pertempuran hebat antara keduanya. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh
Puanglima, namun mereka tidak membunuh garuda tetapi memeliharanya.
Cerita Yang Berasal Dari Tokoh Adat Desa Seberaya (Segel Karo Sekali)
Konon di Desa Seberaya, terdapat seorang gadis cantik yang elok rupanya.
Gadis cantik dan seluruh anggota desa pada hari itu sedang melakukan suatu pesta
yang besar. Pada saat melakukan pesta yang besar, melintaslah burung tubinggang
yang merupakan jelmaan dari siluman yang memiliki niat jahat yang mempunyai
tujuan menghancurkan pesta itu dengan niat untuk mencuri gadis cantik yang tersohor
kecantikannya di desa tersebut. Karena kecantikan sang gadis, orang tuanya pun
menjadi was-was.
Oleh karena itu keluarga gadis pun menyewa seorang sakti yang bertugas
untuk melindungi sang gadis dari suatu kejadian jahat yang terjadi yang bernama
puanglima. Puanglima merupakan sosok yang sakti yang terdapat di daerah itu, dia
dapat menebak gejala yang akan timbul di desa tersebut. Ketika burung tubinggang
hendak melaksanakan niat jahatnya tersebut, tiba-tiba puanglima menghalangi dan
menghadapi burung tubinggang dengan sangat lincah. Karena merasa dihalangi oleh
puanglima maka burung tubinggang pun marah dan akhirnya terjadilah pertempuran
hebat antara keduanya. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh puanglima, namun
mereka tidak membunuh burung tubinggang tetapi memeliharanya. (cerita yang
berasal dari tokoh adat seberaya memiliki kesamaan yang sangat besar dengan cerita
129

yang dikisahkan oleh Idris Sembiring Depari sebagai generasi ke tiga keturunan
pertembut-tembut, atau dapat dikatakan cerita mereka berdua terkesan saling
melengkapi dan saling mendukung)
Cerita Yang Berasal Dari
Andrianus G Sitepu Dalam Proyek Penelitian Pengumpulan Dan Dokumentasi
Ornament Tradisional Sumatera Utara Yang Dilakukan Pada Tahun 1980
Kelahiran tembut-tembut ini berhubungan dengan kepercayaan lama (animisme) di
tanah karo. Konon seorang raja/puanglima bertemu dengan seekor burung besar yang
disebut burung si gurda-gurdi. Dalam pertemuan ini terjadilah pertarungan yang
hebat diantara mereka berdua. Akhirnya burung itu dikalahkan oleh sang raja.
Kemudian burung itu dibawa ke rumah untuk permainan putri raja. Ketika putri raja
bermain-main dan mengelus-elus burung si gurda-gurdi, dengan tidak sengaha maka
sehelai bulu burung tersebut tercabut oleh sang putri. Burung itu sangat marah dan
membalas perbuatan sang putri. Melihat perlakuan ini kemudian muncullah raja.
Akibatnya terjadilah perterungan yang hebat. Raja dibantu oleh menantunya
menghadapi burung si gurda-gurdi. Akhirnya burung si gurda-gurdi dikalahkan.

Gambar 4.13 memperlihatkan dokumen piagam penghargaan yang diberikan kepada Adrianus G
Sitepu.
130

LAMPIRAN VII

The Management of Tourism


Proses inisiasi di dasarkan
pada Stakeholder
demands, Perceived need,
Response to crisis

Purpose
Manajemen Seni Pertunjukan Berbasis
Pariwisata Budaya dan I
Stakeholder Involvement

M
D Strategic Analysis
E
N O
C SWOT ANALYSIS N
I I
S T
I D O
O “Absolutely Tourism in Batak Karo”, “Community, Involvement, R
N Market Driven and Interpretation”, “Collaboration” I
LONG TERM: N
VISION, GOAL AND
OBJECTIVES 1 I G

A
N
D
A
C N
MID TERM:

N
GOALS AND
OBJECTIVES 2 D

O
N
A
E
SHORT TERM: IMPLEMENTASI DAN V
D OBJECTIVES PENYESUAIANNYA A
E
L
C T
I
U
S A
I T
O I
N
O O
Manajemen Seni pertunjukan Tradisional
Tembut-Tembut Seberaya N
Persepektif Pariwisata

Gambar 7.2 Model Strategic Tourism Planning Process (Hall 2008:115)


131

Keterangan:
Dari seluruh hal ini, peneliti menawarkan sebuah visi untuk Desa Seberaya
dalam ranah manajemen seni pertunjukan tradisional karo tembut-tembut seberaya,
yaitu: ―Absolutely Tourism In Batak Karo‖, mengapa? Pariwisata telah berevolusi
pada hal-hal yang bersifat positif, apabila pembedahan ini mengikuti appreciative
inquire theory (Hall, 2009) maka berbagai pihak telah men-descovery mengenai apa
sebenarnya pariwisata, kemudian membangun dream terhadap apa yang sebenarnya
dapat dicapai oleh pariwisata sehingga design dan destiny dapat mengikuti impian
tersebut. Lalu apa yang diimpikan oleh pariwisata kedepannya? Sustainable tourism
adalah jawaban yang mengkategorisasi berbagai hal positif tersebut seperti pariwisata
budaya, alternative tourism dan lain sebagainya, yang mengisyaratkan bahwa
pariwisata adalah sesuatu yang baik dan benar apabila dikembangkan dengan baik dan
benar pula.
Absolutely tourism adalah sebuah ―masukan‖ kepada pihak masyarakat,
sebagai simbol bahwa apa yang dikembangkan di Desa Seberaya adalah pariwisata
yang sebenar-benarnya, sehingga dari visi ini market dapat melihat: (1) pemahaman
yang mendalam (learning batak culture) (2) diharapkan market menyadari posisinya
akan seperti apa setelah memasuki Desa Seberaya, karena itulah kajian ini merupakan
kajian yang sebenar-benarnya special interest itu sendiri. Community, Market Driven,
Involvement and Interpretation adalah suatu keharusan yang didapat dari aktifitas
pariwisata kedepanya.
Ini merupakan penggabungan antara konsep TIES (Tourism International
Ecotourism Society) dan pendapat pribadi dari peneliti terhadap manajemen
pariwisata. Apabila diperhatikan secara seksama ada sudut internal dan eksternal pada
konsep tersebut yaitu Community (sebagai internal) dan Market (sebagai eksternal),
keduanya berkolaborasi dalam wujud Involvement, bukan hanya Community tetapi
Market juga ikut dalam keterlibatan untuk menjaga budaya. Lalu, apa yang didapat
dari Involvement ini? Yang didapat dari Involvement adalah Interpretation.
Interpretation dimaksudkan agar masing-masing pihak baik secara internal maupun
eksternal dapat meresapi dan menjabarkan mengenai ―apa yang mereka pahami
(learning) setelah melakukan Tourism?‖ inilah the future of tourism yang
dimaksudkan oleh Page (2007:429) sebagai ―Post Tourism‖.
Misi: Mengoptimalkan kualitas sumber daya budaya seni pertunjukan
tradisional karo tembut-tembut seberaya dalam ranah pariwisata budaya demi
132

membuka peluang ekonomi dan keberlangsungan kebudayaan itu sendiri. Pernyataan


ini terinspirasi dari buku Kotler (1993), ada beberapa kisah yang sangat lekat dengan
pemahaman dan makna dari peneliti terhadap aktivitas pariwisata budaya dan
manajemen sumber daya manusia yang akan diselenggarakan di Desa Seberaya
kedepannya. Dua kutipan kisah tersebut seperti ini:
Kisah Vice President IBM, Frank ―Buch‖ Rodgers
Di IBM semua orang menjual ... Jika anda mengunjungi gedung IBM di New
York ataupun kantor-kantornya diseluruh dunia, anda akan memahaminya. Setiap
karyawan telah dilatih untuk mengutamakan pelanggan—setiap orang mulai dari
eksekutif puncak, sampai karyawan di bagian keuangan, dari resepsionis, sampai
kepada mereka yang bekerja di pabrik.
Ketika saya ditanya, ―apa produk yang dijual IBM?‖ saya menjawab, ―IBM
tidak menjual produk, melainkan pemecahan masalah‖... keberhasilan seorang
petugas IBM tergantung sepenuhnya pada kemampuan untuk memahami bisnis calon
pelanggan sedemikian baik sehingga ia dapat mengenaili dan menganalisis persoalan
mereka dan kemudian sampai kepada pemecahan yang masuk akal bagi pelanggan.
Kisah Pemilik Hotel J.W. Marriot, Bill Marriot
―Bill Marriot mengatakan kepada calon bahwa jaringan hotelnya ingin
memuaskan tiga kelompok: pelanggan, karyawan dan pemegang saham. Walaupun
ketiga kelompok ini penting, ia bertanya dalam urutan bagaimana kelompok-
kelompok ini harus dipuaskan. Kebanyakan calon menjawab bahwa yang pertama
harus dipuaskan adalah pelanggan. Tetapi Bill Marriot berpandangan lain. Pertama,
karyawanlah yang harus dipuaskan. Jika mereka mencintai pekerjaannya dan merasa
bangga dengan hotel ini, mereka akan melayani pelanggan dengan baik. Pelanggan
yang puas akan sering kembali menginap di marriot. Bisnis ulangan ini, pada akhirnya
menghasilkan laba yang tinggi yang memuaskan pemegang saham marriot‖
Apa yang tersirat dari kisah ini adalah merupakan maksud dari peneliti dalam
pengembangan manajemen seni pertunjukan pariwisata budaya tembut-tembut
seberaya kedepannya. Untuk tujuan (goals) dan sasaran (objectives) telah
diidentifikasikan sebagaimana yang telah dijabarkan pada masing-masing program.
Untuk long term strategy pada Angka 1(satu) adalah Strategi Kerjasama; Strategi
Promosi, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Strategi peningkatan kenyamanan dan
keamanan melalui lembaga pengamanan; Strategi Kreatif / Desain Atraksi Wisata,
Strategi Perbaikan Penunjang Pariwisata Di Destinasi Wisata.
133

Hal tersebut didukung oleh berbagai program seperti Program Kerjasama


Pemasaran dengan Biro Perjalanan Wisata, Pengadaan event atau festival tembut-
tembut seberaya, Program Peningkatan Kenyaman dan Keamanan Destinasi Wisata,
Program Untuk Wisatawan, Program Kreatif/Desain Atraksi Wisata, Program
kerjasama dengan travel agent, Program kerjasama dengan pemerintah, Program
wisata lainnya (program tambahan), Membentuk lembaga pengelola khusus antara
masyarakat dengan aktivitas pariwisata, Program Regenerasi, Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), Program Pemberdayaan Masyarakat, Pengadaan Pintu
Masuk dan Papan Nama Kawasan, Perbaikan sarana wisata seperti perbaikan toilet,
pengadaan kantor lembaga masyarakat dan pariwisata, pengadaan panggung hiburan
yang khusus untuk sajian tembut-tembut seberaya yang masuk dalam Mid Term
Strategy. Untuk short term merupakan aplikatif (implementasi) dari berbagai
kerangka umum yang telah dijabarkan sebelumnya.
134

LAMPIRAN VIII

Peneliti Dengan Segel Karo Sekali, Tokoh Adat/Budaya Desa Seberaya. Dari Beliau Peneliti
Mendapat Informasi Mengenai Karakter Masyarakat Seberaya Dalam Memandang Seni
Pertunjukan Tembut-Tembut Dan Informasi Tentang Karakter Tari Maupun Karakter Topeng
Tembut-Tembut

Peneliti Dengan Dwikora Sembiring Depari, Penjaga Tembut-Tembut Seberaya. Dari Beliau
Peneliti Mendapat Informasi Mengenai Tembut-Tembut
Dan Kisah-Kisah Terkait Dengan Pengelolaannya.

Peneliti Dengan Idris Sembiring Depari, Penjaga Tembut-Tembut Seberaya Sebelum


Dwikora. Dari Beliau Peneliti Mendapat Informasi Mengenai Sejarah Tembut-Tembut
Dan Kisah-Kisah Terkait Dengan Pengelolaannya.
135

Peneliti Dengan Tembut-Tembut Seberaya

Peneliti Bersama Kepala Desa Seberaya (Kiri) Dan Wakil Kepala Desa (Kanan/Memakai
Topi). Dari Beliau, Peneliti Mendapat Informasi
Desa Seberaya Secara Detail

Anda mungkin juga menyukai