109
110
Verbeke, Myriam Jansen. 2008. Culutral Resources For Tourism (Patterns, Processes And
Policies). Nova Science Publishers. New York.
Yun, Dongkoo, Dkk, 2007. A Study Of Cultural Tourism The Case Of Visitors To Prince
Edward Island. The Tourism Research Centre And School Of Business
Administration University Of Prince Edward Island Charlottetown, Prince Edward
Island. Canada.
www.karokab.go.id, yang diunggah pada tahun 2011.
www.tembuttembutseberaya.com
Artikel Surat Kabar: Redaksi Sumut Pos, 2009. www.sumutpos.com. Surat Kabar Sumut Pos
tahun 2009.
113
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN II
Informan Pangkal
1. Hesron Sinulingga Sebagai Masyarakat Lokal dan Pemimpin Adat Yang Memiliki
Akses dan Relasi Yang Luas Di Kabupaten Karo.
Informan Kunci
1. Segel Karo Sekali Sebagai Kepala Adat (Ahli Budaya) Di Kabupaten Karo
2. Dwikora Sembiring Depari Sebagai Penjaga dan Keturunan Ke Empat (4) Pembuat
Tembut-Tembut Seberaya
3. Ideris Sembiring Depari Sebagai Penjaga Terdahulu dan Keturunan Ke Dua (2)
Pembuat Tembut-Tembut Seberaya
4. Kepala Desa Seberaya Sebagai Pemberi Informasi Mengenai Data-Data
Kependudukan Dan Karakteristik Penduduk Desa Seberaya Berdasarkan Mata
Pencahariannya
5. Heppy Sinulingga Sebagai Pelestari Seluruh Peninggalan Bersejarah Suku Batak Karo
6. Asosiasi Pariwisata (Khususnya Asosiasi Travel Agent) Sebagai Pemberi Inspirasi
Terhadap Prospek Bisnis Pariwisata Seni Pertunjukan Tradisional Tembut-Tembut
Seberaya
7. Dinas Pariwisata Kabupaten Karo Sebagai Pemberi Data Dan Peraturan Khususnya
Mengenai Hal-Hal Yang Berdampak Secara Langsung Maupun Tidak Langsung
Terhadap Kondisi Pariwisata Maupun Objek-Nya (Daya Tarik Wisata) Di Kabupaten
Karo.
116
LAMPIRAN III
1. The arts are important and deserve to survive even if they cannot do so commercially.
Their importance is considered to lie in their representation of the best of human
achievement and the ability to enhance the quality of life of people who experience
them;
2. Support is therefore given to encourage new talent as well as to ensure that existing
artists survive. Innovative and experimental arts are important for the health of the
arts and of society;
3. A ‗civilized‘ society is characterized by a diversity of artistic activity and by a
continuing desire to create and be innovative. ‗necessary and appropriate for the
Federal Government to help create and sustain not only a climate encouraging
freedom of thought, imagination and inquiry but also the material conditions
facilitating the release of this creative talent‘;
4. Support is also based on the view that the arts are so important that access of everyone
to the arts should be encouraged. Therefore government support is justified in the
form of enabling the arts to survive and also keeping prices down. In this way, the
widest participation and attendance are encouraged.
5. Arts are considered to be worthy of support because of their ability to attract tourists
or create jobs or help the balance of payments. The cost involved in subsidizing the
arts may be considered to be a good investment if a good financial return is received
elsewhere‖
117
LAMPIRAN IV
Visi Pembangunan
Terwujudnya Masyarakat Karo Yang Makmur Dan Sejahtera Berbasis Pembangunan
Pertanian Dan Pariwisata Yang Berwawasan Lingkungan.
Misi Pembangunan
(1) Meningkatkan Kapasitas Dan Profesionalisme Aparatur. (2) Meningkatkan
Produksi Pertanian Dan Pemasaran Hasil Pertanian Sektor Unggulan Yang Berdaya
Saing Melalui Dukungan Agro Industri. (3) Membangun Dan Atau Meningkatkan
Kuantitas Dan Kualitas Daerah Tujuan Wisata Yang Mampu Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Domestik Maupun Mancanegara. (4) Membangun Dan
Meningkatkan Kualitas Infrastruktur Yang Menjangkau Sentra Produksi, Kawasan
Strategis Dan Wilayah Terisolir Yang Memiliki Dampak Terhadap Percepatan
Pembangunan Ekonomi Daerah. (5) Menjamin Dan Meningkatkan Kuantitas Serta
Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Secara Merata. (6) Mengembangkan
Dan Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Yang Saling Bersinergi Dan Berkelanjutan.
(7) Meningkatkan Kualitas Dan Aksesibilitas Pendidikan. (8) Melakukan Harmonisasi
Dan Sinergitas Hubungan Antar Tingkat Pemerintahan Dalam Pembangunan
Kewilayahan Melalui Pemantapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
(RTRWK) Secara Berkelanjutan. (9) Memperkuat Kapasitas Kelembagaan Dan SDM
Masyarakat.
Fokus Pada Misi Ketiga
Mengembangkan secara optimal pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan
berbasis Agribisnis yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan serta pelestarian
hutan dan rehabilitasi lahan kritis.Dengan Program Peningkatan dan pengembangan
Kerjasama Pariwisata dan Kebudayaan: Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas sumber daya dan kerjasama antar lembaga guna mendukung pembangunan
pariwisata dan kebudayaan Daerah. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini
adalah meningkatnya bentuk-bentuk kerjasama dalam rangka mendukung realisasi
pemantapan pariwisata karo didukung oleh SDM yang profesional dan berdaya saing
tinggi.) Kegiatan-kegiatan pokoknya meliputi: Menyusun konsep pembangunan
pariwisata karo yang terpadu; Mengembangkan penataan sarana, prasarana dan
fasilitas pada objek-objek wisata karo secara maksimal; Meningkatkan SDM
pariwisata dan masyarakat guna menunjang pemasaran wisata karo;
118
Peluang (Opportunity):
1. Otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah
daerah untuk mengelola pembangunan dan pemerintahan;
2. Perundang-undangan membuka peluang untuk membangun kerjasama dengan
pihak swasta dan dunia luar;
3. Pariwisata Karo bila sudah layak dijual maka akan mempunyai peluang pasar
yang besar ke dunia internasional;
4. Adanya potensi masyarakat karo diluar Kabupaten Karo yang ingin
membangun Karo;
5. Ada tersedia lembaga pendidikan yang kompeten di dalam dan luar negeri
6. Dunia internasional menaruh perhatian khusus untuk melestarikan hutan dan
lingkungan hidup dalam upaya menghambat akselerasi pemanasan global
(global warming).
Ancaman (Threat):
1. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi sangat
cepat sehingga dapat menghilangkan batas negara. Kondisi ini, secara
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi budaya setempat dengan
cepat sehingga bila tidak disikapi dengan bijak dan cermat bisa berdampak
negatif seperti kehilangan jati diri, konsumerisme, penyebaran penyakit dan
demoralisasi;
2. Dunia berubah sangat cepat, termasuk perubahan lingkungan hidup dan
lingkungan perundang-undangan nasional dan internasional. Setiap daerah dan
atau negara yang tidak berupaya mengikuti perkembangan perubahan tersebut
maka akan tertinggal dan menjadi mangsa daerah dan atau negara/bangsa lain;
3. Persaingan perdagangan antar daerah dan antara bangsa makin ketat sehingga
daerah dan atau negara yang lemah dalam penguasaan teknologi dan
manajemen akan hanya menjadi penonton dan menjadi pasar bagi daerah dan
atau negara yang maju;
4. Perusahaan-perusahaan besar mancanegara dibidang industri dan
perdagangan/retail sudah mulai memasuki Indonesia sehingga perusahaan dan
atau pedagang-pedagang dalam negeri/lokal yang tidak mampu bersaing akan
terancam gulung tikar;
5. Perkembangan teknologi pertanian sangat pesat sehingga kualitas produk dan
efisiensi menjadi makin tinggi dari waktu ke waktu. Kegiatan pertanian di
121
Kabupaten Karo akan terancam oleh produk pertanian dari luar apabila tidak
dapat mengikuti perkembangan teknologi dan manajemen pertanian secara
aktif dan terus-menerus;
6. Pemanasan global (global warming) mengalami akselerasi yang tinggi dan
telah merubah pola iklim secara siknifikan. Kondisi ini dapat menimbulkan
bencana alam berupa kekeringan dan tanah longsor di kabupaten Karo. Kedua
kejadian ini memiliki potensi mengakibatkan terjadinya peningkatan keluarga
miskin di Kabupaten Karo.
122
LAMPIRAN V
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
adalah :
1. Mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata
yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian, kebudayaan dan
sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian seni dan budaya
tradisional serta pelestarian lingkungan hidup.
2. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara/mancanegara dan
meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Karo.
3. Mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Karo sebagai sektor andalan
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Visi tersebut adalah bahwa Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo
harus mampu memelihara, menjaga dan menjadikan Kabupaten Karo sebagai daerah
utama tujuan wisata yang masih natural yang diminati masyarakat nusantara maupun
masyarakat mancanegara yang tentunya akan menambah Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Karo sedangkan misi adalah sesuatu yang harus diemban atau
dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan visi yang ditetapkan agar tujuan
organisasi dapat dilaksanakan dan berhasil dengan baik pada waktu yang akan datang.
Misi tersebut diharapkan mampu memacu semua potensi untuk berkembang
dan harus dibangun oleh masing-masing pihak termasuk peran apa yang harus
diambil, program apa yang harus dilakukan dan hasil yang ingin diwujudkan
khusunya instansi Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Kabupaten Karo. Sesuai
dengan Visi yang telah tetapkan, Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif merumuskan
misi sebagai berikut:
1. Penyusunan strategi pemasaran pariwisata;
2. Penyelenggaraan event-event hiburan/wisata potensial sebagai kalender
wisata;
3. Peningkatan kerjasama dengan pelaku bisnis pariwisata dan pengembangan
sistem informasi pariwisata;
4. Peningkatan profesionalisme dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM)
pariwisata;
5. Peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung industry pariwisata;
6. Mendorong penanaman modal baik oleh pemerintah maupun swasta dan
masyarakat;
7. Memberdayakan secara maksimal obyek dan daya tarik wisata operasional dan
potensial serta agrowisata yang ramah lingkungan;
8. Pengawasan pembangunan usaha pariwisata dengan memperhatikan analisis
mengenai dampak lingkungan;
9. Keberpihakan kepada pengusaha menengah kebawah serta masyarakat khusus
pengusaha dan masyarakat lokal;
10. Peningkatan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah dan para
pelaksana sektor kepariwisataan (stakeholder) untuk mencapai tujuan
pembangunan yang saling terkait;
11. Peningkatan kualitas aparatur pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat
terkait;
125
LAMPIRAN VI
untuk membelainya. Namun pada saat mengelus leher burung, tak sengaja 1 (satu)
bulu.
Gambar 4.11 memperlihatkan bentuk topeng dari tembut-tembut seberaya dengan karakter gadis
cantik dan masyarakat desa seberaya
Burung yang mengandung kesaktian tersebut rontok akibat ter-elus. Burung
tubinggang agak geram dengan kejadian yang terjadi pada dirinya dan menasehati
sang gadis untuk tidak menyentuh dirinya karena akan berakibat hal yang sama.
Nasehat burung tubinggang malah menjadi rasa penasaran yang tinggi bagi sang
gadis. Keesokan harinya pada saat burung tubinggang sedang istirahat, sang gadis
mencuri-curi kesempatan untuk membelai leher burung tubinggang, dia merasa telah
akrab dengan burung tubinggang sehingga gadis merasa dia (sang burung) tidak akan
berbuat hal yang akan mencelakakan dirinya (sang gadis). Hal yang sama pun terjadi,
tak sengaja 1 (satu) bulu burung yang mengandung kesaktian tersebut rontok akibat
ter-elus sang gadis, pada saat itu, burung tubinggang memberikan nasehat yang sangat
keras terhadap sang gadis untuk tidak mengelus dirinya lagi. Seperti biasa, gadis
menerima nasehat tersebut dengan rasa penasaran yang sangat tinggi. Dengan kata
lain, dia merasa bahwa burung tubinggang tidak mempunyai kekuatan yang dapat
berakibat mencelakakan keselamatannya. Keesokan harinya pada saat burung
tubinggang sedang istirahat, sang gadis datang lagi untuk membelai burung
tubinggang. Terjadilah hal yang sama, burung tubinggang kehilangan 1 (satu) lagi
bulunya. Dia (sang burung) sangat murka karena ternyata sang gadis tidak ternasehati
dan tidak mengikuti apa yang telah dikatakan oleh sang burung sebelumnya. Tak
terelakkan, tubinggang pun mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk menghajar sang
gadis. Namun 1 hal yang tidak di duga oleh tubinggang, bahwa selama ini puanglima
telah lama mencium niat jahatnya dan berusaha beberapa kali membujuk sang gadis
128
agar tidak terlalu dekat dengan sang burung. Akhirnya, panglima pun menghadapi
sang burung yang murka terhadap gadis cantik. Pertempuran terjadi dengan sengit dan
akhirnya dimenangkan oleh panglima. Akibat pertempuran itu, banyak ilmu yang
dimiliki oleh burung tubinggang yang lenyap, namun mereka tidak membunuh burung
tubinggang tersebut dan memutuskan untuk memeliharanya bersama mereka.
Cerita Yang Berasal Dari Idris Sembiring Depari Sebagai Generasi Ke Tiga
Keturunan Pertembut-Tembut
Konon di Desa Seberaya, terdapat seorang gadis cantik yang elok rupanya. Perihal
keelokannya tersebut terkenal hingga ke Kota Raja di Aceh. Dari sebab itu, kota raja
merencanakan untuk menculik gadis cantik dan menyuruh garuda yang ditunggangi
seorang sakti untuk melaksanakannya. Garuda terbang ke daerah Seberaya dan
dihalangi oleh Puanglima. Puanglima merupakan sosok yang sakti yang terdapat di
daerah itu, dia dapat menebak gejala yang akan timbul di desa tersebut. Karena
merasa dihalangi oleh Puanglima maka garuda pun marah dan akhirnya terjadilah
pertempuran hebat antara keduanya. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh
Puanglima, namun mereka tidak membunuh garuda tetapi memeliharanya.
Cerita Yang Berasal Dari Tokoh Adat Desa Seberaya (Segel Karo Sekali)
Konon di Desa Seberaya, terdapat seorang gadis cantik yang elok rupanya.
Gadis cantik dan seluruh anggota desa pada hari itu sedang melakukan suatu pesta
yang besar. Pada saat melakukan pesta yang besar, melintaslah burung tubinggang
yang merupakan jelmaan dari siluman yang memiliki niat jahat yang mempunyai
tujuan menghancurkan pesta itu dengan niat untuk mencuri gadis cantik yang tersohor
kecantikannya di desa tersebut. Karena kecantikan sang gadis, orang tuanya pun
menjadi was-was.
Oleh karena itu keluarga gadis pun menyewa seorang sakti yang bertugas
untuk melindungi sang gadis dari suatu kejadian jahat yang terjadi yang bernama
puanglima. Puanglima merupakan sosok yang sakti yang terdapat di daerah itu, dia
dapat menebak gejala yang akan timbul di desa tersebut. Ketika burung tubinggang
hendak melaksanakan niat jahatnya tersebut, tiba-tiba puanglima menghalangi dan
menghadapi burung tubinggang dengan sangat lincah. Karena merasa dihalangi oleh
puanglima maka burung tubinggang pun marah dan akhirnya terjadilah pertempuran
hebat antara keduanya. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh puanglima, namun
mereka tidak membunuh burung tubinggang tetapi memeliharanya. (cerita yang
berasal dari tokoh adat seberaya memiliki kesamaan yang sangat besar dengan cerita
129
yang dikisahkan oleh Idris Sembiring Depari sebagai generasi ke tiga keturunan
pertembut-tembut, atau dapat dikatakan cerita mereka berdua terkesan saling
melengkapi dan saling mendukung)
Cerita Yang Berasal Dari
Andrianus G Sitepu Dalam Proyek Penelitian Pengumpulan Dan Dokumentasi
Ornament Tradisional Sumatera Utara Yang Dilakukan Pada Tahun 1980
Kelahiran tembut-tembut ini berhubungan dengan kepercayaan lama (animisme) di
tanah karo. Konon seorang raja/puanglima bertemu dengan seekor burung besar yang
disebut burung si gurda-gurdi. Dalam pertemuan ini terjadilah pertarungan yang
hebat diantara mereka berdua. Akhirnya burung itu dikalahkan oleh sang raja.
Kemudian burung itu dibawa ke rumah untuk permainan putri raja. Ketika putri raja
bermain-main dan mengelus-elus burung si gurda-gurdi, dengan tidak sengaha maka
sehelai bulu burung tersebut tercabut oleh sang putri. Burung itu sangat marah dan
membalas perbuatan sang putri. Melihat perlakuan ini kemudian muncullah raja.
Akibatnya terjadilah perterungan yang hebat. Raja dibantu oleh menantunya
menghadapi burung si gurda-gurdi. Akhirnya burung si gurda-gurdi dikalahkan.
Gambar 4.13 memperlihatkan dokumen piagam penghargaan yang diberikan kepada Adrianus G
Sitepu.
130
LAMPIRAN VII
Purpose
Manajemen Seni Pertunjukan Berbasis
Pariwisata Budaya dan I
Stakeholder Involvement
M
D Strategic Analysis
E
N O
C SWOT ANALYSIS N
I I
S T
I D O
O “Absolutely Tourism in Batak Karo”, “Community, Involvement, R
N Market Driven and Interpretation”, “Collaboration” I
LONG TERM: N
VISION, GOAL AND
OBJECTIVES 1 I G
A
N
D
A
C N
MID TERM:
N
GOALS AND
OBJECTIVES 2 D
O
N
A
E
SHORT TERM: IMPLEMENTASI DAN V
D OBJECTIVES PENYESUAIANNYA A
E
L
C T
I
U
S A
I T
O I
N
O O
Manajemen Seni pertunjukan Tradisional
Tembut-Tembut Seberaya N
Persepektif Pariwisata
Keterangan:
Dari seluruh hal ini, peneliti menawarkan sebuah visi untuk Desa Seberaya
dalam ranah manajemen seni pertunjukan tradisional karo tembut-tembut seberaya,
yaitu: ―Absolutely Tourism In Batak Karo‖, mengapa? Pariwisata telah berevolusi
pada hal-hal yang bersifat positif, apabila pembedahan ini mengikuti appreciative
inquire theory (Hall, 2009) maka berbagai pihak telah men-descovery mengenai apa
sebenarnya pariwisata, kemudian membangun dream terhadap apa yang sebenarnya
dapat dicapai oleh pariwisata sehingga design dan destiny dapat mengikuti impian
tersebut. Lalu apa yang diimpikan oleh pariwisata kedepannya? Sustainable tourism
adalah jawaban yang mengkategorisasi berbagai hal positif tersebut seperti pariwisata
budaya, alternative tourism dan lain sebagainya, yang mengisyaratkan bahwa
pariwisata adalah sesuatu yang baik dan benar apabila dikembangkan dengan baik dan
benar pula.
Absolutely tourism adalah sebuah ―masukan‖ kepada pihak masyarakat,
sebagai simbol bahwa apa yang dikembangkan di Desa Seberaya adalah pariwisata
yang sebenar-benarnya, sehingga dari visi ini market dapat melihat: (1) pemahaman
yang mendalam (learning batak culture) (2) diharapkan market menyadari posisinya
akan seperti apa setelah memasuki Desa Seberaya, karena itulah kajian ini merupakan
kajian yang sebenar-benarnya special interest itu sendiri. Community, Market Driven,
Involvement and Interpretation adalah suatu keharusan yang didapat dari aktifitas
pariwisata kedepanya.
Ini merupakan penggabungan antara konsep TIES (Tourism International
Ecotourism Society) dan pendapat pribadi dari peneliti terhadap manajemen
pariwisata. Apabila diperhatikan secara seksama ada sudut internal dan eksternal pada
konsep tersebut yaitu Community (sebagai internal) dan Market (sebagai eksternal),
keduanya berkolaborasi dalam wujud Involvement, bukan hanya Community tetapi
Market juga ikut dalam keterlibatan untuk menjaga budaya. Lalu, apa yang didapat
dari Involvement ini? Yang didapat dari Involvement adalah Interpretation.
Interpretation dimaksudkan agar masing-masing pihak baik secara internal maupun
eksternal dapat meresapi dan menjabarkan mengenai ―apa yang mereka pahami
(learning) setelah melakukan Tourism?‖ inilah the future of tourism yang
dimaksudkan oleh Page (2007:429) sebagai ―Post Tourism‖.
Misi: Mengoptimalkan kualitas sumber daya budaya seni pertunjukan
tradisional karo tembut-tembut seberaya dalam ranah pariwisata budaya demi
132
LAMPIRAN VIII
Peneliti Dengan Segel Karo Sekali, Tokoh Adat/Budaya Desa Seberaya. Dari Beliau Peneliti
Mendapat Informasi Mengenai Karakter Masyarakat Seberaya Dalam Memandang Seni
Pertunjukan Tembut-Tembut Dan Informasi Tentang Karakter Tari Maupun Karakter Topeng
Tembut-Tembut
Peneliti Dengan Dwikora Sembiring Depari, Penjaga Tembut-Tembut Seberaya. Dari Beliau
Peneliti Mendapat Informasi Mengenai Tembut-Tembut
Dan Kisah-Kisah Terkait Dengan Pengelolaannya.
Peneliti Bersama Kepala Desa Seberaya (Kiri) Dan Wakil Kepala Desa (Kanan/Memakai
Topi). Dari Beliau, Peneliti Mendapat Informasi
Desa Seberaya Secara Detail