Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK


DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

KLTP atau kromatografi lapis tipis preparatif atau biasa juga

disebut dalam bahasa inggris preparative thin layer chromatography atau

PTLC. Dimana kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari

dua kata yaitu chromato yang berarti penulisan dan grafe yang berarti

warna). Jadi romatografi adalah penulisan dengan warna, atau

kromatografi adalah cara pemisahan campuran senyawa yang

didasarkan atas perbedaan dari komponen campuran tersebut yang

terdiri atas dua fase, yaitu fase diam dan fasa bergerak.

Dimana pada praktikum kromatografi lapis tipis preparatif kita

menggunakan lempeng KLT yang berukuran 20 x 20, berbeda dengan

metode kromatografi lainnya yang menggunakan 7 x 1. Sehingga

chamber yang digunakan lebih besar dibandingkan dengan chamber

biasanya.

Karena menggunakan lempeng dan chamber yang lebih besar dari

biasanya, maka diperlukan ketelitian pada saat memasukkan lempeng

ke dalam chamber agar noda yang ada di dalam lempeng dapat naik.

Ketika noda naik, maka lempeng akan di semprotkan dengan

DPPH setelah itu dimasukkan ke dalam lampu UV untuk melihat warna

pada noda tersebut.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
B. Rumusan Masalah

Ada berapa fraksi aktif pada fraksi yang dihasilkan dari

percobaan kromatografi kolom konevnsional dan kromatografi cair

vakum ekstrak daun cokelat (Theobroma cacao L.) dan bagaimana

profil kromatogramnya.

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan

fraksi aktifhasil kromatografi kolom konevnsional dan kromatografi cair

vaku mekstrak daun cokelat (Theobroma cacao L.)dengan

menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan mengamati profil

kromatogram fraksi aktif menggunakan metode kromatografi lapis tipis

preparatif (KLTP).

C. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui

fraksi aktif dari hasil kromatografi kolom konevnsional dan kromatografi

cair vakum ekstrak daun cokelat (Theobroma cacao L.)menggunakan

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif dan mengetahui profil kromatogram

dari hasil fraksi aktif tersebut.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System :

2018)

Regnum : Plantae

Division : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Theobroma L.

Spesies : Theobroma cacao L.

2. Nama Lain

Nama lain dari coklat adalah sikola (Bugis), kawi (Jawa)

(Prastowo, 2010).

3. Morfologi Tanaman

Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang

tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang

berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada

garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif

yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang

meliputi bunga dan buah (Siregar at al., 1989).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
a. Akar

Akar tanaman kakao mempunyai akar tunggang,

pertumbuhannya dapat mencapai 8 meter kearah samping dan

15 meter kearah bawah. Kakao yang diperbanyak secara

vegetatif pada awal pertumbuhannya tidak membentuk akar

tunggang, melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya.

Setelah dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar

jumlahnya. Setelah dewasa tanaman tersebut akan membentuk

dua akar yang menyerupai akar tunggang. Pada kecambah yang

telah berumur 1 – 2 minggu terdapat akar-akar cabang (Radik

lateralis) yang merupakan tempat tumbuhnya akar-akar rambut

(Fibrilla) dengan jumlah yang cukup banyak. Pada bagian ujung

akar ini terdapat bulu akar yang dilindungi oleh tudung akar

(Calyptra). Bulu akar inilah yang berfungsi menyerap larutan dan

garam-garam tanah. Diameter bulu akar hanya 10 mikro dan

panjang maksimum hanya 1 milimeter.

b. Batang

Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak

dengan biji akan membentuk batang utama sebelum tumbuh

cabang-cabang primer. Letak pertumbuhan cabang-cabang

primer disebut jorquette, dengan ketinggian yang ideal 1,2 – 1,5

meter dari permukaan tanah dan jorquette ini tidak terdapat pada

kakao yang diperbanyak secara vegetatif. Ditinjau dari segi

pertumbuhannya, cabang-cabang pada tanaman kakao tumbuh

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
kearah atas dan samping. Cabang yang tumbuh kearah atas

disebut cabang Orthotrop dan cabang yang tumbuh kearah

samping disebut dengan Plagiotrop. Dari batang dan kedua jenis

cabang tersebut sering ditumbuhi tunas-tunas air (Chupon) yang

banyak menyerap energi, sehingga bila dibiarkan tumbuh akan

mengurangi pembungaan dan pembuahan (Siregar et al., 1989).

c. Bunga

Bunga kakao tergolong bunga sempurna, terdiri atas daun

kelopak (Calyx) sebanyak 5 helai dan benang sari ( Androecium)

berjumlah 10 helai. Diameter bunga 1,5 centimeter. Bunga

disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2 – 4 centimeter

(Siregar et al., 1989).

Pembungaan kakao bersifat cauliflora dan ramiflora,

artinya bunga-bunga dan buah tumbuh melekat pada batang

atau cabang, dimana bunganya terdapat hanya sampai cabang

sekunder (Ginting, 1975).Tanaman kakao dalam keadaan

normal dapat menghasilkan bunga sebanyak 6000 – 10.000

pertahun tetapi hanya sekitar lima persen yang dapat menjadi

buah (Siregar et al., 1989).

d. Buah dan Biji

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat

lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2

centimeter (Siregar et al., 1989).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
Bentuk, ukuran dan warna buah cacao bermacam-macam

serta panjangnya sekitar 10 – 30 centimeter, umumnya ada tiga

macam warna buah cacao, yaitu hijau muda sampai hijau tua,

waktu muda dan menjadi kuning setelah masak, warna merah

serta campuran antara merah dan hijau. Buah ini akan masak 5

– 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah muda yang

ukurannya kurang dari 10 centimeter disebut cherelle (pentil).

Buah ini sering sekali mengalami pengeringan (cherellewilt)

sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala demikian

disebut physiological effect thinning, yakni adanya proses

fisiologis yang menyebabkan terhanbatnya penyaluran hara

yang menunjang pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut

dapat juga dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif

dan generatif atau karena adanya pengurangan hormon yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan buah muda (Siregar et al., 1989).

Biji kakao tidak mempunyai masa dormasi sehingga

penyimpanan biji untuk benih dengan waktu yang agak lama

tidak memungkinkan. Biji ini diselimuti oleh lapisan yang lunak

dan manis rasanya, jika telah masak lapisan tersebut pulp atau

micilage. Pulp ini dapat menghambat perkecambahan dan

karenanya biji yang akan digunakan untuk menghindari dari

kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka didalam

penyimpanan akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat

merukkan biji.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
4. Kandungan Kimia

Cokelat terbuat dari biji cacao yang kaya akan senyawa

beraroma bernama falovonoid, yang juga terdapat di daun teh,

kebanyakan buah-buahan dan sayur-sayuran. Sampai saat ini, lebih

dari 4000 macam flavonoid yang telah diidentifikasikan. Tumbuh-

tumbuhan mensintesis senyawa yang dapat larut dalam air ini dari

asam amino phenylalanine dan asetat. Flavonoid berperan sebagai

antioksida, menetralkan efek-efek buruk dari radikal bebas yang

dapat menghancurkan sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Satu

setengah ons batang cokelat hitam kira-kira memiliki 800 miligram

antioksida, kira-kira sama jumlahnya seperti yang terdapat di dalam

secangkir teh hitam. Karbohidrat yang dibentuk oleh senyawa kimia

dalam cokelat menghasilkan serotonin, yang membantu stimulasi

otak sehingga kita merasa santai dan tenang. Dengan mengonsumsi

coklat, tubuh akan menghasilkan antioksi dan yang membantu

mencegah serangan jantung dan mempertahankan daya tahan

tubuh. Peneliti dari Univeristy California menemukan kandungan

senyawa flavan-3-ols dalam coklat yang terbukti dapat menurunkan

risiko penyakit kardiovaskular.

5 Khasiat Tanaman

Secara umum, kakao dianggap sumber kaya antioksidan seperti

flavonoid yang mungkin memberikan sifat antipenuaan. Cacao juga

mengandung tingkat tinggi flavonoid, khususnya epicatechin yang

mungkin memliki efek menguntungkan pada kesehatan jantung.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
B. Uraian Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Kromatografi dalam bidang kimia merupakan sebuah tehnik

analisis yang digunakan untuk memisahkan sebuah campuran ataupun

persenyawaan kimia.Tehnik ini ditemukan pada tahum 1906 oleh Mikhail

Tswett seorang ahli botani dari Italia yang lahir di Rusia. Tehnik

pemisahan ini dilakukan terhadap pigmen tumbuhan (klorofil), dengan

cara menuangkan ekstrak petroleum eter dari daun tumbuhan diatas

sebuah kolom kaca yang berisi serbuk kalsium karbonat dalam arah

yang tegak lurus (Najib, 2018).

KLT Preparatif dapat digunkaan untuk memisahkan bahan dalam

jumlah gram, namun sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah

milligram (Kristanti, 2008).

Seperti halnya KLT secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan

fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya adalah sebuah plat

dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah sampel 10-100 mg,

dapat dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatif dengan adsorben

silika gel atau aluminium oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan tebal 1

mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyaknya sampel yang dapat

dipisahkan bertambah 50%, seperti halnya KLT biasa, adsorben yang

paling umum digunakan pada KLT Preparatif adalah silika gel (Kristanti,

2008).

Metode kerjanya meliputi penotolan ekstrak bahan alam dalam

bentuk pita pada lempeng.Hal ini memungkinkan sampel dalam jumlah

besar dapat muat pada lempeng KLT, lempeng dikembangkan dalam

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
pelarut yang telah diketahui mampu memisahkan komponen, yang

paling penting adalah harus digunakan metode deteksi yang tidak

merusak sampel (Najib, 2018).

Pada KLT preparatif, cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan

berupa garis pada salah satu sisi plat lapisan besar dan dikembangkan

secara tegak lurus pada garis cuplikan sehingga campuran akan

terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan dengan cara yang

tidak merusak jika senyawa itu tahan warna, dan penjerap yang

mengandung pita dikerok dari plat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari

penjerap dengan pelarut polar.Cara ini berguna untuk memisahkan

campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk telah

pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti bahan

alam yang lazimnya berjumlah kecil dan campurannya rumit, dan untuk

memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi KLT kuantitatif

(Gritter, 1991).

Keuntungan KLTP adalah salah satu metode pemisahan yang

memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling

dasar. Kerugian KLTP adalah pengambilan senyawa dari plat yang

dilanjutkan dengan pengekstraksian penjerap memerlukan waktu lama

dan jika senyawa beracun harus dikerok dari plat akan menimbulkan

banyak masalah serius. Serta adanya zat pencemar dan sisa dari plat

sendiri setelah pengsekstraksian pita yang mengandung senyawa yang

dipisahkan dengan pelarut (Hostettmann, 1995).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
Metode kromatografi, karena pemanfaatannya yang leluasa,

dipakai secara luas untuk pemisahan analitik dan preparative.Hampir

setiap campuran kimia, mulai dari bobot molekul rendah sampai tinggi,

dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan beberapa

metode kromatografi.Jenis pemisahan, apakah analitik atau preparatif,

tidak ditentukan oleh ukuran cuplikan, melainkan lebih oleh keperluan

khusus.Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan

untuk semua cuplikan, dan kromatografi hanya dilakukan jika diperlukan

fraksi murni dari campuran (Gritter, 1991).

Kadang-kadang kita berhasil memisahkan campuran tertentu

dengan beberapa kali pengembangan memakai sistem pelarut yang

sama yang nisbi nonpolar, padahal campuran itu tidak dapat dipisahkan

dengan sekali pengembangan yang memakai sistem pelarut yang lebih

polar. Jumlah cuplikan lebih banyak dapat dipisahkan dengan cara

pengembangan berganda sehingga hal ini sangat penting pada KLT

preparatif (Gritter, 1991).

Kromatografi pada lapisan berbentuk khusus.Kadang-kadang

lapisan KLT perlu diraut menjadi berbagai bentuk.Pada lapisan belandas

kaca, bentuk itu dapat dibuat dengan spatula atau alat yang

diruncing.Lapisan berlandas plastik dapat dipotong-potong memakai

gunting (Gritter, 1991).

Ketika pelarut muncul dari bagian lapisan yang sempit (tempat

menotolkan cuplikan), pelarut dipaksa bergerak menyamping dan

sekaligus menegak. Ini berarti cuplikan akan berbentuk pita, bukan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
bercak bundar. Pita ini lebih tajam dan lebih mudah dilihat, dan kita

dapat menunjukkan komponen yang lebih banyak (Gritter, 1991).

Jika sebuah fraksi dipekatkan dan didinginkan serta pelarutnya

dibiarkan menguap lambat,Kristal dapat membentuk senyawa yang

murni Kristalisasi dapat dilakukan dengan sedikit penggosokan pada

bagian dalam dinding kaca selanjutnya membiarkannya di tempat

dingin,bahkan dalam lemari pendingin. Beberapa deposit mungkin

merupakan kristalin dan harus di cek dengan bantuan lensa tangan

untuk meyakinkan bahwa deposit tersebut bukan bahan yang amorf

yang berasal dari larutan saat pendinginan terjadi (Harborne,1987).

Manfaat dari kromatografi ini yaitu menentukan ciri senyawa aktif

penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat, yang ditunjukkan oleh

ekstrak tumbuhan kasar bila diuji dengan sistem biologi. Dalam hal ini

kita harus memantau cara ekstraksi dan pemisahan pada setiap tahap,

yaitu untuk melacak senyawa aktif tersebut sewaktu dimurnihkan.

Kadang-kadang keaktifan hilang selama proses fraksinasi akibat

ketidakmantapan senyawa itu, dan akhirnya mungkin saja diperoleh

senyawa berupa kristal tetapi keaktifan seperti yang ditunjukkan oleh

ekstrak asal (Harborne, 1987).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu botol

eluen, chamber KLT, chamber KLTP, gelas ukur, pipet volume,

sendok besi, mistar, pipa kapiler, pensil, lampu UV254 dan UV366,

lempeng KLTP, lempeng KLT, dan vial.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum,

yaitualuminium foil,DPPH, fraksi aktif KKK dan KCV, kapas, kertas

saring, label, dan tissu.

B. Prosedur Kerja (Najib A, & Malik A. 2018)

Ekstrak ditotolkan berbentuk pita pada garis penotolan yang telah

dibuat sebelumnya.Lempeng yang digunakan biasanya berukuran

20x20cm.s etelah sampel ditotolkan pada lempeng, kemudian

dikembangkan dengan eluen yang sesuai dandapat memisahkan

komponen kimia.

Setelah pengambilan/elusi, pita-pita tersebut di deteksi dan

diberitanda kemudian dikeruk yang selanjutnya disebut sebagai isolat.

Kemudian tiap-tiap isolate tersebut ditotolkan pada lempeng KLT analitik

untuk melihat profil kromatogramnya. Selanjutnya dilakukan pengujian

antioksidan pada lempeng KLT dengan metode DPPH.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Dari praktikum Kromatografi Lapis Tipis Preparatif yang dilakukan

didapatkan data-data sebagai berikut :

Sampel : ekstrak daun cokelat (Theobroma cacao L.)

Jenis Eluen : n-heksan : etil asetat (8:2)

Fraksi Jumlah pita UV 254 UV 366 DPPH

Kcv 1 Coklat coklat (-)

mengandung

antioksidan

Kromatografi lapis tipis preparatif adalah metode isolasi yang

digunakan secara universal untuk memisahkan suatu senyawa

campuran. Dimana pada KLTP kita menggunakan lempeng kaca yang

berukuran 20x20 untuk menaikkan noda pada sampel fraksi daun coklat.

Adapun mekanisme dan prinsip penampakan noda pada pengujian

kromatografi yaitu pada UV 254 nm, lempeng akan berfluoresensi

sedangkan sampel akan tampak berwarna gelap. Penampakan noda

pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya interaksi antara

sinar UV dengan indicator fluoresensi yang terdapat pada

lempeng.Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya

yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
tereksitasi dari tingkat energy dasar ke tingkat energy yang lebih tinggi

kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.

Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan

berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah

karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor

yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut.

Adapun metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas

antioksidan adalah metode DPPH. Perubahan warna ungu pada DPPH

menjadi ungu kemerahan digunakan untuk mengetahui aktivitas

senyawa antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai

pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel.

Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan hasil yakni

fraksi aktif KCV dan terdapat 1 pita pada pengamatan dibawah lampu

UV 254 dan UV 366.Setelah penyemprotan DPPH ternyata hasilnya

negative.Ini menunjukkan bahwa sampel yang kami gunakan tidak

mengandung antioksidan.

Adapun keuntungan menggunakan metode kromatografi lapis tipis

preparatif adalah dalam pengerjaannya memerlukan biaya yang murah

dan memakai peralatan dasar.

Sedangkan kerugian KLTP yaitu pengambilan senyawa dari plat

yang dilanjutkan dengan pengekstraksian memerlukan yang waktu lama

dan jika senyawa beracun harus dikeruk dari plat akan menyebabkan

orang yang melakukannya keracunaN

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dengan menggunakan metode kromatografi

lapis tipis preparatif diperoleh hasil hanya 1 pita yang terbentuk dari

pengamatan dibawah UV 254 dan UV 366, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat zat antioksidan pada sampel daun coklat.

B. Saran

Diharapkan agar bahan dan alat didalam laboratorium lebih

dilengkapi lagi agar pada saat praktikum berjalan dengan baik.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
DAFTAR PUSTAKA

Gritter,R.J. 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi ke-1.ITB. Bandung.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: Penerbit ITB.

Hostettmenn. K. 2006. Cara Kromatografi Prepartif. ITB Bandung.

Integrated Taxonomic Information System. 2017. Allamanda cathartice L


(Online). http//www.itis.gov/servlet/singleRpt. Diakses tanggal
11 November 2017.

Kristanti, Alfinda Novi., dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga


University Press. Surabaya.

Najib, Ahmad., Malik, A. 2018. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum


Fitokimia II Edisi Revisi. Universitas Muslim Indonesia:
Makassar.

Prastowo, B, dkk.2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi.ISBN: Bogor.

Siregar, Tumpal., Slamet Riyadi., Laeli Nuraeni, 1989, Budidaya,


pengolahan, dan pemasaran Cokelat, Penebar Swadaya,
Jakarta.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema kerja kromatografi lapis tipis preparatif

fraksi

- Ditotolkan pada lempeng KLT

- dielusi dalam chamber berisi eluen n-

heksan:etil asetat dengan perbandingan 8:2

- diamati dibawa lampu UV 254 dan UV 366

Fraksi aktif

- Ditotolkan pada pelat KLTP 20X20 cm

berbentuk pita

- Dielusi kembali kedalam chamber dengan

eluen n-heksan:etil asetat dengan

perbandingan 8:2

- Diamati dibawa lampu UV 254 dan UV 366

- Ditandai noda yang terbentuk

- Dibungkus dengan alumunium foil

- Disemprot dengan DPPH

- Dikeruk pita dengan flourensi warna kuning

Negatif mengandung antioksidan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
PREPARATIF PADA FRAKSI N-HEKSAN: ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKELAT(Theobroma cacao L.)ASAL DESASIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
Lampiran 2.Gambar Pengamatan

UV 366

UV 254

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246

Anda mungkin juga menyukai