Anda di halaman 1dari 21

FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA

FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT


(Theobroma cacao L.)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kromatografi merupakan teknik untuk memisahkan suatu

campuran senyawa menjadi senyawa murninya, oleh karena itu

kemurnian dari suatu bahan atau komposisi campuran dengan kandungan

yang berbeda dapat di analisis dengan benar.

Kromatografi cair vakum merupakan teknik kromatografi yang

digunakan untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suatu

ekstrak.Vakum sendiri merupakan alternatif yang digunakan untuk

mempercepat aliran fase gerak dari atas kebawah.

Kromatograafi cair vakum ini memiliki beberapa keuntungan di

bandingkan dengan kromatografi yang lain seperti fase gerak yang

digunakan hanya 80% atau lebih kecil dibandingkan dengan fase gerak

yang digunakan oleh kromatografi yang lain. Tidak hanya keuntungan

yang di miliki oleh kromatografi kolom cair vakum ini akan tetapi memiliki

kekurangan seperti waktu yang dibutuhkan cukup lama serta sampel yang

dapat digunakan terbatas.

Tujuan dilakukanya praktikum kromatografi cair vakum yaitu agar

kita dapat memahami cara mendapatkan atau memisahkan kandungan

senyawa campuran yang terdapat didalam tanaman dengan

menggunakan kromatografi cair vakum.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah berapa

jumlah fraksi yang diperoleh dari metode kromatografi cair vakum dan

warna apa saja yang diperoleh dari fraksi daun coklat (Theobroma cacao

L.) pada proses kromatografi cair vakum.

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan

memahami cara pemisahan senyawa fraksi daun coklat (Theobroma

cacao L.)dengan menggunakan kromatografi cair vakum.

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk memisahkan senyawa

kimia fraksinasi kasar daun coklat (Theobroma cacao L.) dengan

menggunakan kromatografi cair vakum.

E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat teoritis

Adapun manfaat teoritis dari praktikum ini yaitu agar dapat

mengetahui cara memisahkan senyawa kimia menggunakan metode

kromatografi kolom cair vakum terhadap fraksi daun coklat (Theobroma

cacao L.).

2. Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis dari praktikum ini yaitu agar dapat

mengetahui cara memisahkan senyawa menggunakan metode

kromatografi kolom cair vakum terhadap fraksi daun coklat (Theobroma

cacao L.) dengan melihat intensitas warna yang dihasilkan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System :

2018)

Regnum : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Infrakingdom : Sreptophyta

Superdivision : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Rosane

Order : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Theobroma L.

Spesies : Theobroma cacao L.

2. Nama Lain

Nama lain dari coklat adalah sikola (Bugis), kawi (Jawa)

(Prastowo, 2010).

3. Morfologi Tanaman

Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang

tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada

garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif

yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang

meliputi bunga dan buah (Siregar at al., 1989).

a. Akar

Akar tanaman kakao mempunyai akar tunggang,

pertumbuhannya dapat mencapai 8 meter kearah samping dan 15

meter kearah bawah. Kakao yang diperbanyak secara vegetatif

pada awal pertumbuhannya tidak membentuk akar tunggang,

melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah

dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar jumlahnya.

Setelah dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar

yang menyerupai akar tunggang. Pada kecambah yang telah

berumur 1 – 2 minggu terdapat akar-akar cabang (Radik lateralis)

yang merupakan tempat tumbuhnya akar-akar rambut (Fibrilla)

dengan jumlah yang cukup banyak. Pada bagian ujung akar ini

terdapat bulu akar yang dilindungi oleh tudung akar (Calyptra).

Bulu akar inilah yang berfungsi menyerap larutan dan garam-

garam tanah. Diameter bulu akar hanya 10 mikro dan panjang

maksimum hanya 1 milimeter.

b. Batang

Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak

dengan biji akan membentuk batang utama sebelum tumbuh

cabang-cabang primer. Letak pertumbuhan cabang-cabang primer

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
disebut jorquette, dengan ketinggian yang ideal 1,2 – 1,5 meter

dari permukaan tanah dan jorquette ini tidak terdapat pada kakao

yang diperbanyak secara vegetatif. Ditinjau dari segi

pertumbuhannya, cabang-cabang pada tanaman kakao tumbuh

kearah atas dan samping. Cabang yang tumbuh kearah atas

disebut cabang Orthotrop dan cabang yang tumbuh kearah

samping disebut dengan Plagiotrop. Dari batang dan kedua jenis

cabang tersebut sering ditumbuhi tunas-tunas air (Chupon) yang

banyak menyerap energi, sehingga bila dibiarkan tumbuh akan

mengurangi pembungaan dan pembuahan (Siregar et al., 1989).

c. Bunga

Bunga kakao tergolong bunga sempurna, terdiri atas daun

kelopak (Calyx) sebanyak 5 helai dan benang sari ( Androecium)

berjumlah 10 helai. Diameter bunga 1,5 centimeter. Bunga

disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2 – 4 centimeter

(Siregar et al., 1989).

Pembungaan kakao bersifat cauliflora dan ramiflora, artinya

bunga-bunga dan buah tumbuh melekat pada batang atau

cabang, dimana bunganya terdapat hanya sampai cabang

sekunder (Ginting, 1975).Tanaman kakao dalam keadaan normal

dapat menghasilkan bunga sebanyak 6000 – 10.000 pertahun

tetapi hanya sekitar lima persen yang dapat menjadi buah (Siregar

et al., 1989).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
d. Buah dan Biji

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat

lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2

centimeter (Siregar et al., 1989).

Bentuk, ukuran dan warna buah cacao bermacam-macam

serta panjangnya sekitar 10 – 30 centimeter, umumnya ada tiga

macam warna buah cacao, yaitu hijau muda sampai hijau tua,

waktu muda dan menjadi kuning setelah masak, warna merah

serta campuran antara merah dan hijau. Buah ini akan masak 5 –

6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah muda yang

ukurannya kurang dari 10 centimeter disebut cherelle (pentil).

Buah ini sering sekali mengalami pengeringan (cherellewilt)

sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala demikian

disebut physiological effect thinning, yakni adanya proses

fisiologis yang menyebabkan terhanbatnya penyaluran hara yang

menunjang pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut dapat juga

dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif dan

generatif atau karena adanya pengurangan hormon yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan buah muda (Siregar et al., 1989).

Biji kakao tidak mempunyai masa dormasi sehingga

penyimpanan biji untuk benih dengan waktu yang agak lama tidak

memungkinkan. Biji ini diselimuti oleh lapisan yang lunak dan

manis rasanya, jika telah masak lapisan tersebut pulp atau

micilage. Pulp ini dapat menghambat perkecambahan dan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
karenanya biji yang akan digunakan untuk menghindari dari

kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka didalam

penyimpanan akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat

merukkan biji.

4. Kandungan Kimia

Cokelat terbuat dari biji cacao yang kaya akan senyawa beraroma

bernama falovonoid, yang juga terdapat di daun teh, kebanyakan

buah-buahan dan sayur-sayuran. Sampai saat ini, lebih dari 4000

macam flavonoid yang telah diidentifikasikan. Tumbuh-tumbuhan

mensintesis senyawa yang dapat larut dalam air ini dari asam amino

phenylalanine dan asetat. Flavonoid berperan sebagai antioksida,

menetralkan efek-efek buruk dari radikal bebas yang dapat

menghancurkan sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Satu setengah

ons batang cokelat hitam kira-kira memiliki 800 miligram antioksida,

kira-kira sama jumlahnya seperti yang terdapat di dalam secangkir teh

hitam. Karbohidrat yang dibentuk oleh senyawa kimia dalam cokelat

menghasilkan serotonin, yang membantu stimulasi otak sehingga kita

merasa santai dan tenang. Dengan mengonsumsi coklat, tubuh akan

menghasilkan antioksi dan yang membantu mencegah serangan

jantung dan mempertahankan daya tahan tubuh. Peneliti dari

Univeristy California menemukan kandungan senyawa flavan-3-ols

dalam coklat yang terbukti dapat menurunkan risiko penyakit

kardiovaskular.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
5 Khasiat Tanaman

Secara umum, kakao dianggap sumber kaya antioksidan seperti

flavonoid yang mungkin memberikan sifat antipenuaan. Cacao juga

mengandung tingkat tinggi flavonoid, khususnya epicatechin yang

mungkin memliki efek menguntungkan pada kesehatan jantung.

B. Uraian Kromatografi Cair Vakum

Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen-

komponen campuran dimana cuplikan berkesetimbangan di antara dua

fasa, fasa gerak yang membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan

cuplikan secara selektif. Bila fasa gerak berupa gas disebut kromatografi

gas, dan sebaliknya kalau fasa gerak berupa zat cair disebut kromatografi

cair ( Hendayana, 1994 ).

Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,

perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip

mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut

kromatogram ( Khopkar, 2008 ).

Kromatografi Cair Vakum (KCV) merupakan salah satu metode

fraksinasi yaitu dengan memisahkan ekstrak kasar menjadi fraksi-

fraksinya yang lebih sederhana. Pemisahan tersebut memanfaatkan

kolom yang berisi fasa diam dan aliran fasa geraknya dibantu dengan

pompa vakum. Fasa diam yang digunakan dapat berupa silika gel (

Ghisalberti, 2008 ).

Kromatografi cair vakum dapat dilakukan pada tekanan atmosfer atau

pada tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan bantuan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
tekanan luar misalnya gas nitrogen. Untuk keberhasilan praktikan di dalam

bekerja dengan menggunakan kromatografi cair vakum, oleh karena itu

syarat utama adalah mengetahui gambaran pemisahan cuplikan pada

kromatografi lapis tipis ( Harris, 1982 ).

Kromatografi cair vakum dilakukan untuk memisahkan golongan

senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel

sebagai absorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil

asetat : metanol (elusi gradien) dan menggunakan pompa vakum untuk

memudahkan penarikan eluen ( Helfman, 1983 ).

Adapun cara kerja kromatografi cair vakum yaitu kolom kromatografi

dikemas kering (biasanya dengan penjerap mutu KLT 10-40 μm) dalam

keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum

dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan

penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dipisah sampai kering dan sekarang

siap dipakai ( Hostettman, 1986 ).

Kromatografi ialah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan

zat-zat terlarut yang bergerak bersama-sama dengan pelarutnya pada

permukaan suatu benda penyerap. Cara ini umum dilakukan pada

pemisahan zat-zat berwarna (bahasa Yunani: chromos = warna) (

Kennedy, 1990 ).

Kromatografi cair vakum merupakan salah satu jenis dari kromatografi

kolom. Kromatografi kolom merupakan suatu metode pemisahan

campuran larutan dengan perbandingan pelarut dan kerapatan dengan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
menggunakan bahan kolom. Kromatografi kolom lazim digunakan untuk

pemisahan dan pemurnian senyawa ( Schill, 1978 ).

Fasa diam yang digunakan dikemas dalam kolom yang digunakan

dalam KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi

dua macam, yaitu:

a. Cara Basah

Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan

melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang akan digunakan.

Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dibuat merata.

Fase gerak dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam yang

tetap dan rata, kemudian aliran dihentikan ( Sarker et al., 2006 ).

b. Cara kering

Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara

memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom kromatografi.

Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi dengan pelarut yang akan

digunakan (Sarker et al., 2006).

Preparasi sampel saat akan dielusi dengan KCV juga memiliki

berbagai metode seperti preparasi fasa diam. Metode tersebut yaitu

cara basah dan cara kering. Preparasi sampel cara basah dilakukan

dengan melarutkan sampel dalam pelarut yang akan digunakan

sebagai fasa gerak dalam KCV. Larutan dimasukkan dalam kolom

kromatografi yang telah terisi fasa diam (Canell, 1998).

Bagian atas dari sampel ditutupi kembali dengan fasa diam yang

sama. Sedangkan cara kering dilakukan dengan mencampurkan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
sampel dengan sebagian kecil fase diam yang akan digunakan hingga

terbentuk serbuk. Campuran tersebut diletakkan dalam kolom yang

telah terisi dengan fasa diam dan ditutup kembali dengan fase diam

yang sama ( Sarker et al., 2006 ).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat dan bahan

B. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah batang pengaduk,

botol UC 1000, cawan porselin, gelas kimia, gelas ukur, kertas saring,

kolom, sendok tanduk besi, klem, pipet tetes, statif, timbangan analitik.

C. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aluminium foil,

fraksi daun coklat, etil-asetat, kapas, kertas saring, metanol, n-hexan,

silika gel kasar, silika gel hasul, dan tisu.

B. Prosedur Kerja (Najib, A & Malik. A, 2018)

1. Penyiapan Kolom

Kolom hisap dengan berbagai ukuran, dibersihkan dan dibilas

dengan methanol kemudian dipasang tegak lurus pada statif. Bagian

kolom dihubungkan dengan pompa vakum dan siap digunakan.

2. Pengemasan Fase Diam

Fase diam dikemas dalam keadaan vakum agar diperoleh

kerapatan kemasan maksimum. Silica gel kasar dan silica gel halus di

suspensikan terlebih dahulu dengan perbandingan 30 : 10 (atau sesuai

kapasitas kolom yang digunakan) dimasukkan kedalam kolom dan

dimampatkan kemudian permukaan adsorben diratakan dengan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
batang pengaduk. Dalam keadaan vakum dialirkan n-heksan beberapa

kali agar diperoleh kerapaatan kemasan yang maksimal.

3. Proses Isolasi Sampel

Ekstrak kental ditimbang 1 gram (atau sesuai jumlah fase diam

berdasarkan perbandingan 30 : 10), kemudian ditambahkan pelarut n-

heksan sampai seluruh ekstrak terendam kering dimasukkan kedalam

kolom, diratakan dan dimampatkan kemudian bagian atasnya ditutupi

dengan kertas sering untuk mencegah pengotor dalam cairan

pengelusi. Cairan pengelusi yang kepolaranya paling rendah yaitu n-

heksan : etil asetat (10 : 0), (9 :1), (8 : 2), (7 : 3), (6: 4), (5 : 5), (4 : 6),

(3 : 7), (2 : 8), (1 : 9), (0 : 10). Cairan yang keluar ditampung sebagai

fraksi, kemudian hasil farksi ditampung di botol uc.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fraksi N-Heksan : Etil Asetat Warna

1 10:0 Coklat tua

2 9:1 Coklat pucat

Kromatografi cair vakum (KCV) merupakan kromatografi yang

dilakukan untuk memisahkan golongan senyawa metabolit sekunder

secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai adsorben dan

berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat : metanol (elusi

gradien) dan menggunakan pompa vakum untuk memudahkan penarikan

eluen. Sampel yang digunakan adalah ekstrak kulit batang nangka yang

terlebih dahulu telah dilakukan penarikan ekstraknya dengan

menggunakan alat hsoklet.

Tujuan percobaa ini yaitu untuk pemisahan komponen kimia dengan

menggunakan metode KLTP.

Prinsip kerja dari kromatografi cair vakum adalah adsorpsi atau

serapan, sedangkan pemisahannya didasarkan pada senyawa-senyawa

yang akan dipisahkan terdistribusi di antara fasa diam dan fasa gerak

dalam perbandingan yang berbeda-beda. Dimana mekanisme

adsorpsinya yaitu mengadsorbsi ion-ion dan molekul-molekul senyawa

pada fase diam dan pemisahannnya berdasarkan kelarutan senyawa

dengan eluen yang digunakan.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
Adapun pelarut yang digunakan dalam kromatografi cair vakum

adalah pelarut yang kepolarannya paling rendah sampai pelarut yang

kepolarannya tinggi. Dimana Elusi diawali dengan pelarut yang

kepolarannya rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan (polaritas

meningkat) dengan harapan bahwa komponen kimianya terelusi secara

berurutan berdasarkan tingkat kepolarannya. Oleh karena itu,

Kromatografi Cair Vakum menggunakan tekanan yang rendah untuk

meningkatkan lajua aliran fase gerak. Kolom dihisap perlahan-lahan ke

dalam wadah penampung fraksi sampai kering dengan cara

memvakumkannya.

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu diisiapkan alat dan

bahan; Kolom yang telah dipasang dimasukkan kaca masir pada ujung

kolom (dasar kolom); Dimasukkan silika yang telah disiapkan secara

perlahan-lahan; Kemudian dimampatkan; Dimasukkan kertas saring;

Dimasukkan sampel perlahan-lahan; Dimasukkan perbandingan eluen

satu-satu mulai dari non-polar hingga polar, perbandingannya yaitu

heksan-etil asetat ditambahkan melalui dinding kolom dan pompa vakum

dijalankan sehingga eluen turun dan mengelusi komponen kimia.

Kemudian dilanjutkan dengan cairan penyari yang kepolarannya lebih

tinggi, berturut-turut yaitu heksan –etil asetat 10:0, 9:1, kemudian secara

berturut dilanjutkan dengan eluen perbangingan 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7,

2:8, 1:9 dan 0:10, kemudian cairan yang keluar ditampung sebagai

fraksi dan dipisahkan.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
Hasil yang diperoleh dari percobaan yaitu hanya di peroleh 2 farksi

berdasarkan eluen yaitu pada heksan –etil asetat 10:0, 9:1, dan 2 fraksi

berdasarkan warna dimana warna yang dihasilkan berturut – turut yaitu

coklat tua dan coklat pucat, hal ini dikarenakan kaca masir yang kurang

baik serta sampel yang digunakan kurang terlarutkan sehingga eluennya

susah untuk terserap.

Adapun keuntungan dari KCV yaitu mempunyai biaya ekonomis

adanya aliran fase gerak lebih cepat, pengerjaannnya sederhana,

cuplikan yang dipisahkan lebih banyak, proses terjadi lebih cepat karena

adanya bantuan vacum, konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih

kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor

kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-100 mikro liter/ menit)

Adapun kerugian kromatografi kolom vakum yaitu membutuhkan

waktu yang cukup lama, sampel yang digunakan banyak jika

dibandingkan dengan KLT dan terbatas jika dibandingkan dengan

kromatografi konvensional serta proses pemisahan senyawa terjadi tidak

begitu baik atau sempurna karena prosesnya yang cepat

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum hanya di peroleh 2 farksi berdasarkan eluen

yaitu pada heksan –etil asetat 10:0, 9:1, dan 2 fraksi berdasarkan warna

dimana warna yang dihasilkan berturut – turut yaitu coklat tua dan coklat

pucat, hal ini dikarenakan kaca masir yang kurang baik serta sampel yang

digunakan kurang terlarutkan sehingga eluennya susah untuk terserap.

B. Saran

Saran untuk laboratorium, agar alat dan bahan didalam laboratorium

harus ditambah agar dapat meminimalkan dan mengefisienkan waktu

praktikum. Terutama alat yang berhubungan dengan praktikum ini.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)
DAFTAR PUSTAKA

Cannell, Richard J.P. (1998). Natural Products Isolation Methods in


Biotechnology ; 4. Totowa : Humana Press.

Ghisalberti, E.L. 2008. Detection and Isolation of Bioactive Natural


Products in Bioactive Natural Products: Detection, Isolation, and
Structural Determination, Taylor & Francis Group Inc. , U.S.A.

Integrated Taxonomic Information System, 2018, Theobroma cacao


L.(online). http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt, Diakses tanggal 28
Maret 2018.

Najib, A & Malik, A, 2018, ”Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia
2”, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Prastowo, B, dkk, 2010, Budidaya dan Pasca Panen Kopi, ISBN, Bogor.

Harris,et.al.,1982. AN Introduction To Chemical Analysis, Savders College


Publishing Philadelpia, Holt-Savders : Japan.

Heftmann, E., 1983. Steroids Dalam Kromatografi, Fundamentals and


Aplication: Amsterdam.

Hendayana, Sumar, dkk., 1994. Kimia Analitik Instrumentasi, IKIP


Semarang Press : Semarang.

Hostettmenn, K, dkk., 1986. Cara Kromatografi Preparatif, ITB, Bandung.

Kennedy, John., 1990. Analytical Chemistry Principles. Sounder College


Publishing : New York.

Khopkar, S.M., 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta

Sarker,SD., Latif,Z and Gray .Al., 2006. Natural Product Isolation. Humana
Press inc . Totowa New jersey. Sarker,SD., Latif,Z and Gray
.Al.2006. Natural Product Isolation. Humana Press inc . Totowa:
New jersey.

Schill, Goran., 1978. Separation Methods, Swedish Phasma Centrical


Press, Stockholm.

Siregar, Tumpal., Slamet Riyadi., Laeli Nuraeni, 1989, Budidaya,


pengolahan, dan pemasaran Cokelat, Penebar Swadaya, Jakarta.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)

LAMPIRAN. Skema Kerja

Penyiapan alat kromatografi


kolom
- Pasang kolom pada statif
- Sambungkan dengan
pompa vakum
Pengisian kedalam kolom
- Masukkan kaca masir, dan
kertas saring
- Masukkan silica gel kasar
yang telah disuspensikan
dengan silica halus dengan
perbandingan 30 : 10
kedalam kolom
- Masukkan kertas saring
kedalam kolom
- Masukkan sampel di atas
kertas saring
- Selanjutnya masukkan eluan
sesuai perbandingan yang
telah di tentukan

Proses pemisahan pada kolom


- Nyalakan pompa vakum
- Tunggu hingga eluen turun
kedalam kolom sekunder
- Setelah selesai matikan
pompa vakum, dan buka
kran pada kolom sekunder
agar udara keluar

Hasil fraksi di tampung pada


botol UC

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)

Gambar

Alat KCV Pompa vakum yang digunakan

Gambar perbandingan eluen

10 : 0 9:1

8:2

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI CAIR VAKUM PADA
FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT
(Theobroma cacao L.)

7:3 6:4 5:5

4 :6 3:7 2:8

1:9 0:10

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046

Anda mungkin juga menyukai