Anda di halaman 1dari 13

1. Pengertian kanker, tumor dan sifat-sifatnya ?

a. Menurut Farmakologi dan Terapi : 732

Kanker adalah suatu penyakit sel dengan cirri gangguan atau

kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi

homeostatis lainnya pada organisme multiseluler.

Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor

2. Gangguan diferensiasi sel dari sel dan jaringan sehingga mirip

jaringan mudigah

3. Bersifat invasive, mampu tumbuh dijaringan sekitarnya

(perbedaan pokok dengan jaringan normal)

4. Bersifat metastatic, menyebar ke tempat lain dan

menyebabkan pertumbuhan baru

5. Memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan

sel kanker juga dapat menimbulkan kanker

6. Pergeseran metabolism kea rah pembentukan makromolekul

dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan

katabolisme karbohidrat untuk energy sel.

b. Menurut Obat-Obat Penting : 208

Kanker atau karsinoma (Yun.karkinos = kepiting) adalah

pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas

(maligne). Akibatnya pembengkakan atau benjolan yang disebut

tumor atau neoplasma (Lat. neo= baru, plasma=bentukan).


Kesimpulan :

Kanker adalah suatu pertumbuhan sel yang tidak normal, dan besifat

metastatik yaitu mnyebar ke tempat lain dan menimbulkan

pertumbuhan sel baru yang bersifat ganas dan tidak ditandai dengan

pembengkanan, sedangkan tumor adalah suatu peradangan yang

diakibatkan oleh inflamasi dan ditandai dengan pembengkakan dan

pertumbuhan sel yang tidak normal, tetapi tidak menyebar.

2. Siklus Sel

a. Menurut Ethel Sloane :48-49

Tahap interfase, terdiri dari fase G1, fase S dan fase G2

Fase G1 (gap 1), sel secara metabolik sangat aktif. Semua

komponen sel disintesis dan sel tumbuh dengan cepat. Dalam

nukleus, setiap kromosom merupakan double heliks DNA

tunggal belum tereplikasi yang terikat dengan histon dan

protein kromosom lain. Sel yang tidak membelah pada

umunya tetap berada dalam fase G1 di sepanjang rentang

kehidupannya.

Fase S (sintesis), sintesis protein berlanjut dan DNA serta

protein kromosom (histon) direplikasi. Setiap kromosom

kemudian berisi dua double heliks DNA identik yang disebut

kromatid, menyatu pada sentromer.

Fase G2 (gap 2) merupakan periode penting dalam

metabolisme dan pertumbuhan sel sebelum mitosis. (1)


Kromososm belum menebal dan masih dalam bentuk benang

panjang. (2) Sentriol membelah, dan spindel mitosis,

dihasilkan dari serat mikrotubulus sel, mulai membentuk untuk

persiapan pembelahan nuklear selanjutnya

Tahap Mitosis

a. Profase, pada tahap ini kromosom menebal, pasangan

sentriol berpisah dan nukleolus melebur dan membran nuklear

menghilang.

b. Metafase, pada tahap ini kromosom berbaris pada bidang

metafase atau bidang ekuator sel.

c. Anafase, pada tahap ini pasangan kromatid bergerak dari

bidang ekuator ke setiap kutub.

d. Telofase, pada tahap ini dua nukleus kembali terbentuk dan

sitokinesis.
Kesimpulan :

Tahap interfase sering disebut dengan tahap persiapan untuk

masuk ke tahap mitosis, dimana terdiri dari 3 tahap yaitu :

G1 (periode), merupakan tahap persiapan untuk ke tahap S

(Sintesis DNA)

S (Sintesis DNA), Fase dimana DNA bereplikasi

G2, Persiapan untuk masuk ke mitosis

Kemudian masuk ke tahap mitosis terdiri dari :

Profase : Pada tahap ini benang- benang kromatit

Metafase : Kromosom sejajar di bidang ekuator

Anafase : Kromatid ditarik ke kutup yang berlawanan

Telofase : Pada tahap ini mulai terjadi pembelahan sel

3. Siklus sel kanker

a. Menurut Penuntun Farmakologi Toksikologi 3 : 22

Kesimpulan :
Kesimpulan :

ada 3 mekanisme siklus sel yaitu :

Inisiasi, pada tahap ini sel normal berubah menjadi sel kanker

yang disebabkan oleh karsiogenik sebagai inisiator.

Promotor, pada tahap ini sel rusak karena DNA yang rusak.

Pragresif, pada tahap ini terjadi pembelahan yang tidak stabil

dan bersofat ganas.

4. Antibiotik

a. Menurut FUB : 559-560

Kerja sitotoksik antibiotika anti tumor di sebabkan oleh interaksinya

dengan DNA, menyebabkan gangguan pada fungsi DNA. Selain

interkalasi , kemampuan antibiotioka antitumor untuk menghambat

topoisomerase (I dan II) dan menghasilkan radiakal bebas juga

berperan penting dalam efek sitotoksiknya. Antibiotika ini bersifat

nonspesifik siklus sel.

1. Dactinomycin

Mekanisme kerjanya: obat berinteraksi memasuki celah kecil

heliks ganda diantara pasangan basa DNA guanine sitotosin

sehingga membentuk kompleks dactinomycin- DNA yang stabil

kompleks tersebut terutama mengganggu RNA polimerase

teregantung DNA; walaupun pada dosis yang tinggi ,

dactinomycin juga menghalangi sintesis DNA. Obat ini juga


menyebabkan pemecahan untai tunggal , kemungkinan

kerjanya pada topoisomerase II atau melalui pembentukan

radikal bebas yang bekerja dengan efek sitotoksiknya

Kesimpulan :

Adapun mekanisme kerja dari golongan antibiotik yaitu dengan cara

berinteraksi dengan DNA atau mengganggu kerja dari pembentukan

DNA dan melakukan interkalasi kemudian menghasilkan radikal

bebas untuk melakukan efek sitotoksik atau meracuni sel, sehingga

tidak terbentuk DNA baru dan tidak terbentuk sel.

5. Antibodi Monoklonal

a. Menurut Farmakologi Ulasaan Bergambar : 574

Antibodi monoclonal telah menjadi area perkembangan obat yang

aktif untuk terapi antikanker dan penyakit nonneoplastik lainnya

karena antibody ini ditunjukkan pada target spesifik dan sering

memiliki efek samping yang lebih kecil. Antibody ini dibuat dari

limfosit B yang disatukan dengan limfosit B immortal sel tumor.

Sel hybrid yang dihasilkan dapat diduplikatkat secara individual

dan setiap duplikat akan menghasilkan antibody yang ditunjukkan

melawan satu tipe antigen.

Kesimpulan :

Antibodi monoklonan merupakan antibodi yang di peroleh dari luar

tubuh, karena antibodi yang didalam tubuh tidak mampu lagi untuk
mengatasi pembentukan sel kanker, dimana natibodi ini berikatan

dengan antigen kemudian antibodi memakan atau memfagositosis

sel-sel kanker yang akan terbentuk.

6. Mekanisme kerja obat antimetabolit

a. Menurut Farmakologi Ulasan Bergambar : 550-563

Antimetabolit terkait secara struktural dengan senyawa normal

yang ada dalam sel . Antimetabolit umumnya mengangganggu

availabilitas prekusor nukleotida purin atau pirimidin normal, entah

dengan menghambat sintesisnya atau berkompotisi dengan

prekusor tersebut dalam sintesis DNA atau RNA efek sitotoksik

maksimal lainya berada dalam spesifik fase S ( sehingga

spesifik siklus- sel).

1. Methotrexate

Mekanisme kerjanya: Folid acid yang di peroleh dari sumber

makan atau yang di hasilkan oleh flora usus.Folid acid

mengalami reduksi menjadi bentuk tetrahydrofolate melalui

suatu reaksi yang di katalisasi oleh DHFR tergantung- fosfat

dinukleotia nikotinamida adenine intra seluler.Inhibisi DHFR

hanya dapat di kembalikan oleh kelebihan substrat

alami,dihydrofolate sebanyak 1000 kali lipat atau dengan

pemberian leucorovin , yang memberikan jalan pintas bagi

enzin yang di hambat dan mengisi kolam folate.


2. 6- Mercaptopurine

Mekanisme kerjanya :

Pembentukn nukleotida : untuk mengelurkan efek anti

leukimiknya , 6 mp harus menbembus sel target dan di

ubah menjadi analog nukleotida,selain itu ribose fosfat di

katalisis oleh enzim pada jalur penyelamatan , yaitu

hypoxanthige guanine phosphoribosyl transferase.

Inhibisi sintesis purine : sejumlah proses metabolic yang

melibatkan interkonversi dan biosintesis purine di pengaruhi

oleh analog nukleotida, TIMP seperti adenosin monofosfat

(AMP), guanosin monofosfat (GMP), dan inosin monofosfat

(IMP), TIMP dapat menghambat langkah pertama

biosintesis cincin purinbe de novo. TIMP jug menghambat

pembentukan AMP dan xanthinuric acid dari inosinic acid.

Penyatuan dalam asam nukleat : TIMP diubah menjadi

tioguanin monofosfat (TGMP), yang sesudah forforilasi

menjadi di- dan tri-fosfat dapat disatukan dalam RNA.

Analog deoksirubonukleotida yang juga terbentuk disatukan

dalam DNA. Hal ini menghasilkan RNA dan DNA

nonfungsional (tidak berfungsi).

3. 5- Fluorouracil

5-Fluorourasil ( 5- FU ) suatu analog pirimidin , mempunyai

atom fluorine yang stabil sebagai pengganti atom hidrogen


pada posisi 5 cincin urasil.fluorine mengganggu konversi

deoxyuridylic acid menjadi thymidylic acid sehingga

menghilangakt sel timidin , salah satu prekusor penting untuk

sintesis DNA. 5- FU terutama digunakan dalam pengobatan

tumor padat yang tumbuh lambat (misal, karsinoma kolorektal,

payudara, ovarium, pankreas, dan lambung).

Mekanisme kerjanya: 5_FU tidak memiliki aktifitas anti

neoplastik, obat ini memasuki sel melalui sistem transport

yang di perentarai pengangkut dan diubah menjadi

deoksinukleotida yang sesuai (5-flurodeoxyuridine

monophosphate ( 5- FDUMP).

b. Menurut Farmakologi dan Terapi : 732

Antimetabolit. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat

purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga

mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh.

Antagonis pirimidin misalnya 5-fluorourasil, dalam tubuh diubah

menjadi 5-fluoro-2-deoksiuridin 5-monofosfat yang menghambat

timidilat sintetase dengan akibat hambatan, sintesis DNA.

Fluorourasil juga diubah menjadi fluorouridin monofosfat (FUMP)

yang langsung mengganggu sintesis RNA.

Antagonis purin misalnya merkaptopurin merupakan antagonis

kompetitif dari enzim yang menggunakan senyawa purin sebagai

substrat. Suatu alternatif lain dari mekanisme kerjanya ialah


pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR), yang menghambat

biointesis purin, akibatnya sintesis RNA, CoA, ATP dan DNA

dihambat.

Antagonis folat misalnya metotreksat menghambat dihidrofolat

reduktase dengan kuat dan berlangsung lama. Dihidrofolat

reduktase ialah enzim yang mengkatalisis dihidrofolat (FH2)

menjadi tetrahidrofolat (FH4).

Kesimpulan :

Inti dari mekanisme kerja obat golongan metabolit ini yaitu

menghambat pembentukan nukleotida (basa nitrogen) yaitu

penyusun dari DNA seperti asam nukleat, purin dan pirimidin.

contohnya antagonis pirimidin yaitu dengan menghambat enzim

pembentukan thymin yang diperlukan untuk sintesis DNA. Antagonis

purin yaitu dengan menghambat sintesis purin dan Antagonis folat

yaitu menghambat kerja enzim dihidrofolat reduktase.

7. Mekanisme kerja agen pengalkilasi

a. Menurut Farmakologi Ulasaan Bergambar : 550

Agen penglkilasi mengeluarkan efek sitotoksiknya melalui

pengikatan secara kovalen dengan kelompok nukleofilik pada

berbagai komponen sel. Alkilasi DNA mungkin merupakan reaksi

sitotoksik yang penting sekali yang bersifat letal bagi sel-sel tumor.

Agen pengalkilasi tidak membedakan antara sel-sel yang bersiklus


dan beristirahat, tetapi agen ini paling toksis bagi sel-sel yang

membelah seacra cepat. Agen ini digunakan dalam kombinasi

dengan agen lainnya untuk menangani berbagai kanker limfatik

dan padat. Selain bersifat sitotoksik, semua agen bersifat

mutagenic dan karsinogenik, serta menimbulkan keganasan

sekunder, seperti leukemia.

Kesimpulan :

Mekanisme kerja obat golongan agen pengalkilasi adalah dengan

cara membentuk ikatan kovalen yang bersifat sitotoksik terhadap sel

kanker (meracuni sel) sehingga mengakibatkan sel mati.

8. Hormon Steroid dan Antagonisnya

Menurut FUB : 569

Tumor yang sensitive hormone steroid dapat bersifat entah 1)

responsif terhadap hormon spesifik; entah 2) bergantung pada

hormon, yang penghilangan rangsanga oleh hormon menyebabkan

regresi tumor; atau 3) keduanya.

Kesimpulan :

mekanisme kerja obat golongan ini adalah ada pertumbuhan sel

kanker yang bisa dihambat dengan adanya hormon dan ada juga

hormon yang membantu pertumbuhan dari sel.


9. Penghambat Mikrotubulus

Menurut FUB : 597

Gelendong mitotik adalah bagian dari tulang rangka intraseluler yang

lebih besar dan penting bagi pergerakan struktur dalam sitoplasma

pada seluruh sel eukariotik. Gelendongan mitotic terdiri dari kromatin

dan system mikrotubulus yang terdiri dari protein tubulin.

Gelendongan mitotik penting untuk membagi DNA secara rata menjadi

dua sel anak yang dibentuk ketika suatu sel eukariotik yang digunakan

sebagai obat antikanker, mengganggu proses ini dengan

memengaruhi keseimbangan antara bentuki polimerisasi dan

depolimerisasi mikrotubulus sehingga menyebabkan sitotoksisitas.

Kesimpulan :

Mekanisme kerja obat ini yaitu dengan cara mengganggu benang

spindel sehingga benang spindel ini dihambat untuk menarik

kromosom ke arah kutub yang berlawanan, sehingga tidak terjadi fase

anafase.
DAFTAR PUSTAKA

Harvey, Richard A., & Champe, Pamela C. 2013., Farmakologi Ulasan


Bergambar., EGC, Jakarta.

Gunawan, S.G., Farmakologi dan Terapi.,UI Press, Jakarta.

Katzung, Bertram G., 2013., Farmakologi Dasar dan Klinik Vol 2., EGC,
Jakarta.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat Obat Penting.PT Elex Media Komputindo :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai