Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang fertilisasi tentu saja mengarah pada sistem

reproduksi, dimana fetilisisasi merupakan pembentukan gamet yaitu

perpaduan spermatozoa dari system reproduksi pria dengan ovum (sel

telur) dari sistem reproduksi wanita.

FSH dan Hipofisis berpengaruh terhadap ovarium, dimana ovarium

sudah mulai membentuk hormon estrogen dan progesteron yang berperan

dalam organ reproduksi primer dan sekunder wanita serta efek

kontrasepsi progesteron tugasnya untuk mencegah terjadinya pembuahan

selanjutnya selama masa hamil yang berlangsung dengan dua cara, yaitu

dengan mekanisme feedback negatif sekresi LH, dan progesteron yang

yang mempengaruhi leher rahim.

Kontrasepsi merupakan upaya mencegah terjadinya konsepsi atau

terjadinya kehamilan, dimana kontrasepsi menjaga persatuan antara telur

dan sperma dan juga untuk mencegah pematangan telur dan sperma,

serta mencegah implantasi telur yang telah dibuahi. Pada praktikum ini

dilakukan agar kita bisa mengetahui efek dari obat – obat antifertilitas

yang digunakan dalam masyarakat yang diuji cobakan pada hewan coba

mencit (Mus Musculus).

1
A. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah apakah obat

antifertilitas berpengaruh terhadap hewan coba mencit (Mus musculus).

B. Maksud Praktikum

Adapun maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk

mengetahui efek dan toksikologi dari obat-obat antifertilitas yang

digunakan secara oral berdasarkan jumlah fetus dan peningkatan berat

badan hewan coba mencit (Mus musculus).

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk melihat,

mengamati serta menetukan jumlah fetus dan peningkatan berat badan

hewan uji mencit (Mus musculus) setelah pemberian obat mikroginon,

Andalan, dan Na. CMC sebagai control.

D. Prinsip Praktikum

Adapun prinsip dilakukan praktikum ini adalah kita bisa mengetahui

efek dari obat andalan dan mikroginon yang banyak dipakai oleh

masyarakat.

E. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam praktikum ini adalah adanya pengaruh obat

mikroginon, andalan dan Na. CMC berupa infertilitas terhadap mencit

(Mus musculus).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antifertilitas

Fertilisasi adalah pembentukan gamet yaitu perpaduan

spermatozoa dari system reproduksi pria dengan ovum (sel telur) dari

sistem reproduksi wanita (Ganiswarna, 1995).

Pembentukan gamet diatur oleh hormone follicle stimulating

hormone (FSH) dari kelenjar hipofisis arterior, dimana hormone ini

menstimulasi pembentukan sperma dan testosterone disekresi oleh testis

bila dirangsang oleh leternizing hormone (LH) dari kelenjar yang sama

menstimulasi terjadinya pematangan sperma. Dibawah pengaruh dan

hipofisis, ovarium mulai membentuk hormone estrogen dan progesterone

yang berperan dalam organ reproduksi primer atau sekunder wanita dan

efek dan efek kontrasepsi, progesterone bertugas mencegah pembuahan

berikutnya selama masa hamil (Ganiswarna, 1995).

Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau

mencegah kehamilan. Dikenal sebagai cara yang dapat mencegah

konsepsi, antara lain penggunaan kondom pada pria atau alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR,IUD= Intra Uterine Devises), tindakan operasi

sterilisasi (Tubektomi wanita dan vasektomi untuk pria), atau penggunaan

kontrasepsi hormonal (Gunawan, 2007)

Metode antikonsepsi yang ideal untuk digunakan secara missal

sampai saat ini belum ada hendaknya harus memenuhi syarat sebagai

3
berikut. Pertama-tama harus efektif, dapat dipercaya, tanpa resiko gagal

dan tanpa efek samping buruk, tidak mempengaruhi senggama mudah

menggunakan dan mendapatkannya, serta harga relative murah . (Tjay

dan Raharja, 2007).

Tujuan kontrasepsi antara lain yaitu untuk menunda kehamilan,

menjarangkan kelahiran, dan mengakhiri kesuburan (Tidak ingin hamil

lagi. Secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua kelompok besar,

yakni:

a. Kontrasepsi Permanen

Kontrasepsi permanen disebut juga dengan kontrasepsi yang

menetap atau tidak dapat irreversible (tidak dapat kembali kebentuk

semula). Pada wanita dikenal dengan tubektomi, yakni pemotongan

saluran tuba fallopi (oviduk), kadang-kadang juga dapat dilakukan

dengan mengikat oviduk sehingga ovum tidak dapat lewat dan

menghalangi pertemuannya dengan sperma yang ada pada akhirnya

tidak terjadinya proses fertilisasi. Pada pria, kontrasepsi dapat

dilakukan dengan pemotongan saluran sperma pada vas deferens,

sehingga apabila terjadi pengeluaran sperma akan tidak dapat keluar

sperma, karena terhambat pada vas deferens (Ganiswarna, 1995).

b. Kontrasepsi bersifat tidak permanen

Kontrasepsi non permanen yang disebut dengan kontrsepsi tidak

tetap (irreversible). Ada beberapa metode yang termasuk dalam cara

ini antara lain:

4
1. Kontrasepsi hormonal yang bertujuan menghalangi terjadinya ovulasi

a. Suntikan

Dilakukan dengan menyuntik wanita subur dengan hormone 3

bulan sekali, yang dapat mencegah terjadinya ovulasi.

b. Susuk atau Implant

Diletakkan dibawah kulit lengan, yang pada waktunya akan

mencegah terjadinya ovulasi

Pil KB

Pil ini mengandung hormone estrogen dan progesterone yang

diminum menurut kalender yang telah ditetapkan kapan harus

meminumnya.

Estrogen berfungsi sebagai:

1. Pertumbuhan dan perkembangan organ wanita

2. Perkembangan tanda-tanda seksual sekunder pubertas

3. Mempengaruhi siklus haid

4. Membuat kelenjar vagina dan serviks menjadi lebih cair dan

serviks menjadi lebih cair dan berjumlah banyak.

Derivatnya : Estradiol, Estrone, Estrol, Mestranol

Sintetiknya : Ethynil Estradiol, Dietilstil bestrol

Progestin berfungsi sebagai:

1. Untuk mempersiapkan saluran genital wanita terhadap

penerimaan dan pematangan ovum yang telah dibuahi

2. Mempertahankan kehamilan

5
3. Derivat sintetiknya :Hidroksiprogeston, medroksi progesterone,

noretindion Natural: Norgestrel

Ada beberapa bentuk pil antihamil yang masing berbeda baik isi, dosis

maupun penggunaanya:

1. PiL kombinasi

Terdiri dari estrogen dan progesterone, ada beberapa bentuk antara

lain:

a. Pil moonofasis (mycroginon,gynera,Yasmin)

Berisi dua hormone dalam dosis tetap

b. Pil bifasis (binordiol)

Teridiri dari dua jenis tablet dengan susunan hormonal yang

berlainan.

c. Pil trifasis (trinordiol dan triquilar)

Terdiri dari tiga jenis otablet dengan perbandingan antara

komponennya berbeda tergantung dari fase siklus.

2. Pil mini

Hanya berisi progestagennya linestrenol 500 mg atau sogestreln 7

mg.

3. Pil acne (diare)

Pil kombinasi yang mengandung progestagin siproteron dengan efek

anti androgen

4. Pil melatonin

6
Mengandung hormone alamiah dari epiphysis, yang berdaya anti

gonadotiap dan merintangi ovulasi. (Tjay dan Raharja, 2007).

B. Uraian Hewan Coba

1. Klasifikasi Hewan Mencit (Jassin, M. 1992)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Species : Mus musculus

2. Karakteristik Hewan Uji Mencit (Malole M, 1989)

Mencit adalah hewan pengerat yang dapat berkembang biak,

mudah dipelihara dlam jumlah banyak. Dapat hidup dalam berbagai

iklim baik di dalam kandang maupun secara bebas sebagai hewan liar,

oleh karena itu mencit banyak digunakan di laboratorium. Mudah

ditangani, memiliki sifat fotofobik (takut pada cahaya) maka cenderung

berkumpul sesamanya. Mereka lebih efektif pada malam hari daripada

siang hari karena kehadiran manusia mengganggu dari aktivitas

mencit. Mencit mencapai umur 2 - 3 tahun, dan jika sedang menyusui

akan mempertahankan sarangnya. Lama kehamilan 19 - 21 hari (4 -

7
12 ekor sekali lahir). Mulai dikawinkan : jantan 50 hari dan betina 50 –

60 hari.

C. Uraian Obat

1. Mycroginon (Harsen, 2007)

a. Komposisi

21 tablet masing-masing mengandung 0,15 mg levonorgestrel dan

0,03 mg etinilestradiol serta 7 tablet placebo

b. Cara kerja obat

Efek kontrasepsi KOK (kontrasepsi oral kombinasi) didasarkan atas

interaksi beberapa faktor yang terpenting diantaranya terlihat

sebagai inhibisi ovulasi dan perubahan-perubahan sekresi leher

rahim. Di samping sebagai perlindungan terhadap kehamilan, KOK

mempunyai beberapa sifat positif, di samping efek-efek negatif

(lihat peringatan, efek samping), yang berguna dalam menentukan

metoda control kelahiran. Siklus menjadi lebih teratur dan

menstruasi tidak terlalu nyeri dan perdarahan menjadi sedikit. Hal

terakhir ini menyebabkan penurunan terjadinyan kekurangan zat

besi. Di samping itu, terdapat bukti penurunan resiko kanker rahim

dan kanker indung telur. Terlebih lagi, KOK dengan dosis yang

lebih tinggi (0,05 mg etinilestradiol), menunjukka penurunan

terjadinya kista ovarium, penyakit radang panggul, tumor jinak pada

payudara, dan kehamilan ektopik.

8
c. Efek samping

Pada wanita yang sensitif, penggunaan mycroginon kadang-

kadang dapat menimbulkan kloasma yang semakin parah apabila

terkena sinar matahari. Wanita ini harus menghindari paparan sinar

matahari yang terlalu lama.

d. Kontra indikasi

Kontrasepsi oral kombinasi (KOK) tidak boleh digunakan jika

terdapat salah satu dari keadaan yang tercantum di bawah ini. Jika

salah satu dari keadaan tersebut terjadi untuk pertama kali sewaktu

pemakaian KOK, pemakaiannya harus dihentikan.

e. Peringatan

Jika terdapat salah satu dari faktor resiko/ keadaan yang tersebut di

bawah ini, manfaat pemakaian KOK haruslah di ukur terhadap

kemungkinan resiko bagi setiap individu wanita dan dibicarakan

dengan wanita tersebut sebelum dia memutuskan untuk mulai

menggunakannya. Dalam hal bertambahya, memburuknya atau

kemunculan pertama salah satu dari kondisi atau faktor resiko,

wanita pemakai harus menghubungi dokternya. Dokter selanjutnya

harus memutuskan apakah pemakaiannya harus dihentikan.

2. Andalan (Harsen, 2007)

a. Komposisi

Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk dikonsumsi selama 28

hari. Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya

9
mengandung 0.15 mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03

mg Etinilestradiol (hormon Estrogen) dan 7 tablet salut gula

berwarna putih yang tidak mengandung hormon.

b. Indikasi

Biasanya, bila Andalan diminum sesuai petunjuk, sel-sel telur

dicegah pematangannya sehingga tidak sampai pada keadaan di

mana mereka dapat dibuahi. Tambahan lagi, lendir leher rahim

tetap kental sehingga seperma pria sukar untuk naik. Lebih dari itu,

lapisan endometrium tidak dipersiapkan untuk nidasi dari sel telur

yang sudah dibuahi. Karena itu Andalan memberikan perlindungan

berganda terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.

c. Kontra indikasi

Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau

rasa gatal-gatal yang terus menerus selama kehamilan

sebelumnya, sindroma Dubin – Johnson, sindroma Rotor, pernah

atau sedang mengalami proses troboembolik di arteri-arteri atau

vena-vena dan keadaan dimana ada kecendrungan ke arah

penyakit-penyakit tersebut (misalnya gangguan sistem pembekuan

darah dengan kecendrungan menuju trobosis penyakit-penyakit

jantng tertentu), anemia sickle cell, adanya kanker payudara atau

endometrium yang masih diderita atau sedang diobati, diabetes

berat disertai perubahan vaskular, gangguan metabolisme lemak,

10
riwayat adanya herpes pada waktu hamil, otosklerosis yang

memburuk selama kehamilan.

d. Kemasan

1 box = 2 blister @ 28 tablet salut gula

Dipasarkan oleh: DKT Indonesia

11
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

1. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah Aquadest, Suspensi

dari obat andalan dan obat Mycrognon, dan Na. CMC (kontrol).

2. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan adalah jarum pentul, sterofom,

pisau bedah, gunting bedah, spoit oral, dan timbangan digital.

B. Hewan Coba

Hewan uji yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mencit (Mus

musculus) betina.

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan suspensi Na.CMC 1%

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang Na.CMC sebanyak 6 gram disuspensikan dalam 600 mll

air panas lalu diaduk sampai homogen

c. Suspensi diberi etiket dan siap digunakan

2. Pembuatan suspensi obat Andalan

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang serbuk tablet Andalan sebanyak 77,3 mg.

12
c. Diukur sebanyak 250 ml suspensi Na.CMC 1% b/v dengan

menggunakan labu ukur.

d. Dimasukkan sedikit demi sedikit obat yang telah ditimbang dan

dikocok hingga homogen.

e. Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket.

3. Pembuatan suspensi obat Mycroginon

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang serbuk tablet Mycroginon sebanyak 96,6 mg.

c. Diukur sebanyak 250 ml suspensi Na.CMC 1% b/v dengan

menggunakan labu ukur.

d. Dimasukkan sedikit demi sedikit obat yang telah ditimbang dan

dikocok hingga homogen.

e. Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket.

3. Penyiapan hewan uji

a. Pada praktikum hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus

musculus) sebanyak 5 ekor, dimana 2 jantan dan 3 betina. Mencit

yang diambil adalah mencit yang berbadan sehat dengan berat

badan ideal.

b. Sebelum digunakan, mencit tersebut diadaptasikan dengan

lingkungan selama 1-2 minggu.

4. Perlakuan hewan uji

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Disiapkan hewan uji mencit (Mus musculus).

13
c. Dipuasakan hewan uji mencit dan ditimbang.

d. Dikelompokkan mencit betina menjadi 4 kelompok.

e. Mencit I diberi Na.CMC 1%, mencit II diberi suspensi mycroginon

dan mencit III diberi suspensi andalan.

f. Digabungkan dengan mencit jantan dan setiap hari ditimbang berat

badan dan diberi obat yang telah ditentukan selama 7 hari.

g. Pada hari ke-5 dipisahkan mencit jantan dan mencit betina

kemudian dibedah pada hari ke-7.

h. Diamati ada tidaknya fetus pada mencit tersebut dan dihitung

jumlah fetusnya.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENGAMATAN

MENCIT OBAT
TIDAK
HAMIL HAMIL KETERANGAN

Betina 1 Na CMC
Mati

Betina 2 KB Andalan - -
Hidup

Betina 3 Mycroginon® - -
Hidup

Fertilisasi atau yang disebut juga pembuahan, konsepsi, singami

adalah pertemun antara sel sperma dengan sel telur yang membentuk sel

yang diploid atau zigot, dimana fertilisasi ini merupakan proses peleburan

dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk

membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya

melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan

bahan nukleus (kariogami), sedangkan kontrasepsi merupakan upaya

15
untuk mencegah konsepsi atau kehamilan dengan menggunakan

beberapa cara seperti melalui oral, implan, dan injeksi.

Sebelum mengetahui bagaimana proses fertilisasi, sebaiknya kita

mengetahui terlebih dahulu tentang fase dari mestruasi, agar bisa

mengetahui kapan terjadinya masa subur bagi perempuan, dimana fase

dari mestruasi terbagi atas 4, yaitu Fase menstruasi atau pendarahan

(hari 1 sampai 5) dimana terjadi peningkatan hormon FSH dan dinding

endometrium meluruh, Fase pra ovulasi (hari ke 6-12) dimana estrogen

meningkat dan terbentuk folikel baru, Fase ovulasi (har ke 12-16) dan

pada Fase luteal (hari ke 15-28) dimana hormon progesteron meningkat.

Pada praktikum ini dilakukan uji antifertilitas terhadap hewan uji

mencit (Mus musculus) dengan menggunakan suspensi obat mikroginon

dan suspensi andalan serta Na.CMC sebagai kontrol negatif. Kemudian

diamati antifertilitas dari obat tersebut dengan melihat berat badan mencit

kurang lebih selama satu minggu setelah itu dipisahkan serta diamati pula

dengan melakukan pembedahan pada hari ke 7 dan diamati jumah dari

pembentukan fetus. Digunakan 1 ekor mencit jantan dan 2 mencit betina

yang diinduksi dengan menggunakan kontrasepsi KB Andalan dan

Microgynon, serta Na-CMC sebagai kontrol dan lalu disimpan didalam

kandang yang sama. Perlakuan ini dilakukan pada mencit selama kurang

lebih 7 – 8 hari dengan tujuan akhir adalah untuk melihat apakah mencit

betina mengalami kehamilan setelah pemberian obat kontrasepsi atau

tidak.

16
Setelah perlakuan, mencit yang ada kemudian dibedah. Namun

terlebih dahulu dianastesi menggunakan eter. Selanjutnya dilakukan

pembedahan dan diamatilah uterus pada mencit apakah terdapat janin

atau tidak. Lalu dibandingkan uterus mencit yang diberikan obat

microgynon® dan obat KB Andalanserta Na-CMC sebagai kontrol. Dari

hasil pengamatan diercobaan diperoleh hasil bahwa mencit yang

diberikan induksi obat microgynon tidak terdapat janin, dan mencit yang

diberikan KB andalan juga tidak terdapat janin.

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum diperoleh hasil pada mencit betina (Mus

musculus) yang diberikan obat microgynon® dan KB Andalan tidak

mengalami kehamilan, jadi dapat disimpulkan bahwa kontrasepsi dari

andalan dan obat microgynon® memiliki efek yang sesuai, yaitu

mencegah terjadinya kehamilan.

B. Saran

Disarankan kepada semua praktikan harus aktif pada saat

praktikum agar bisa mendapat ilmu dari praktikum tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya .


Sinar Wijaya

Jassin, 1987. Zoologi Vertebrata. Depkes RI : Jakarta.

Gunawan, S.G dan Setiabudy, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5.


Gaya baru, Jakarta

Malole, M. B. M, 1989, Penggunaan Hewan-hewan Percobaan Di


Laboratorium, Institut Pertanian, Bogor

Tjay, T. H dan Raharja, K, 2007. Obat-obat Penting, Gramedia, Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai