Anda di halaman 1dari 22

KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS

TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :


ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada

sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Kromatografi digunakan

sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-

komponennya, misalnya senyawa flavonoid.

Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan

bahan yang sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.

Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan

sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.

Kromatografi multi eluen adalah alat yang paling kuat untuk

pemisahan dan kromatografi lapis tipis dua dimensi (KLT-2 D) adalah

salah satu metode yang paling serbaguna pembangunan KLT. Aplikasi

pertama dari metode kromatografi dua dimensi adalah kromatografi kertas

dilaporkan pada tahun 1944 oleh Consden, Gordon, dan Martin (1-3).

sejak saat itu, metode ini telah banyak digunakan untuk pemisahan

sejumlah besar senyawa yang tidak dapat dipisahkan dalam dimensi

tunggal KLT.

Adanya berbagai senyawa yang terdapat pada ekstrak daun coklat

(Theobroma cacao L) maka di lakukanlah beberapa teknik metode isolasi

untuk memperoleh senyawa atau isolat yang benar-benar murni. Hal inilah

yang melatar belakangi di lakukannya praktikum ini.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
A. Maksud Praktikum

Adapun maksud praktikum ini adalah untuk mengisolasi senyawa

kimia pada fraksiekstrak daun coklat (Theobroma cacao L) dengan

menggunakan metode kristalisasi, KLT multi eluen dan KLT dua dimensi.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh isolat

murni dari fraksi ekstrak daun coklat (Theobroma cacao L) menggunakan

metode kristalisasi, KLT multi eluen dan KLT dua dimensi.

E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat teoritis

Adapun manfaat teoritis dari praktikum ini yaitu agar dapat

mengetahui cara memisahkan senyawa kimia untuk mendapat isolat

murni dengan menggunakan metode kristalisasi, KLT multi eluen dan

KLT dua dimensi.

2. Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis dari praktikum ini yaitu agar dapat

mengetahui cara memisahkan senyawa kimia untuk mendapat isolat

murni dengan menggunakan metode kristalisasi, KLT multi eluen dan

KLT dua dimensi dengan melihat noda yang terbentuk.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System :

2018)

Regnum : Plantae

Division : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Theobroma L.

Spesies : Theobroma cacao L.

2. Nama Lain

Nama lain dari coklat adalah sikola (Bugis), kawi (Jawa)

(Prastowo, 2010).

3. Morfologi Tanaman

Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang

tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang

berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada

garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif

yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang

meliputi bunga dan buah (Siregar at al., 1989).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
a. Akar

Akar tanaman kakao mempunyai akar tunggang,

pertumbuhannya dapat mencapai 8 meter kearah samping dan 15

meter kearah bawah. Kakao yang diperbanyak secara vegetatif

pada awal pertumbuhannya tidak membentuk akar tunggang,

melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah

dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar jumlahnya.

Setelah dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar

yang menyerupai akar tunggang. Pada kecambah yang telah

berumur 1 – 2 minggu terdapat akar-akar cabang (Radik lateralis)

yang merupakan tempat tumbuhnya akar-akar rambut (Fibrilla)

dengan jumlah yang cukup banyak. Pada bagian ujung akar ini

terdapat bulu akar yang dilindungi oleh tudung akar (Calyptra).

Bulu akar inilah yang berfungsi menyerap larutan dan garam-

garam tanah. Diameter bulu akar hanya 10 mikro dan panjang

maksimum hanya 1 milimeter.

b. Batang

Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak

dengan biji akan membentuk batang utama sebelum tumbuh

cabang-cabang primer. Letak pertumbuhan cabang-cabang primer

disebut jorquette, dengan ketinggian yang ideal 1,2 – 1,5 meter

dari permukaan tanah dan jorquette ini tidak terdapat pada kakao

yang diperbanyak secara vegetatif. Ditinjau dari segi

pertumbuhannya, cabang-cabang pada tanaman kakao tumbuh

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
kearah atas dan samping. Cabang yang tumbuh kearah atas

disebut cabang Orthotrop dan cabang yang tumbuh kearah

samping disebut dengan Plagiotrop. Dari batang dan kedua jenis

cabang tersebut sering ditumbuhi tunas-tunas air (Chupon) yang

banyak menyerap energi, sehingga bila dibiarkan tumbuh akan

mengurangi pembungaan dan pembuahan (Siregar et al., 1989).

c. Bunga

Bunga kakao tergolong bunga sempurna, terdiri atas daun

kelopak (Calyx) sebanyak 5 helai dan benang sari ( Androecium)

berjumlah 10 helai. Diameter bunga 1,5 centimeter. Bunga

disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2 – 4 centimeter

(Siregar et al., 1989).

Pembungaan kakao bersifat cauliflora dan ramiflora, artinya

bunga-bunga dan buah tumbuh melekat pada batang atau

cabang, dimana bunganya terdapat hanya sampai cabang

sekunder (Ginting, 1975).Tanaman kakao dalam keadaan normal

dapat menghasilkan bunga sebanyak 6000 – 10.000 pertahun

tetapi hanya sekitar lima persen yang dapat menjadi buah (Siregar

et al., 1989).

d. Buah dan Biji

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat

lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2

centimeter (Siregar et al., 1989).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
Bentuk, ukuran dan warna buah cacao bermacam-macam

serta panjangnya sekitar 10 – 30 centimeter, umumnya ada tiga

macam warna buah cacao, yaitu hijau muda sampai hijau tua,

waktu muda dan menjadi kuning setelah masak, warna merah

serta campuran antara merah dan hijau. Buah ini akan masak 5 –

6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah muda yang

ukurannya kurang dari 10 centimeter disebut cherelle (pentil).

Buah ini sering sekali mengalami pengeringan (cherellewilt)

sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala demikian

disebut physiological effect thinning, yakni adanya proses

fisiologis yang menyebabkan terhanbatnya penyaluran hara yang

menunjang pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut dapat juga

dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif dan

generatif atau karena adanya pengurangan hormon yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan buah muda (Siregar et al., 1989).

Biji kakao tidak mempunyai masa dormasi sehingga

penyimpanan biji untuk benih dengan waktu yang agak lama tidak

memungkinkan. Biji ini diselimuti oleh lapisan yang lunak dan

manis rasanya, jika telah masak lapisan tersebut pulp atau

micilage. Pulp ini dapat menghambat perkecambahan dan

karenanya biji yang akan digunakan untuk menghindari dari

kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka didalam

penyimpanan akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat

merukkan biji.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
4. Kandungan Kimia

Cokelat terbuat dari biji cacao yang kaya akan senyawa beraroma

bernama falovonoid, yang juga terdapat di daun teh, kebanyakan

buah-buahan dan sayur-sayuran. Sampai saat ini, lebih dari 4000

macam flavonoid yang telah diidentifikasikan. Tumbuh-tumbuhan

mensintesis senyawa yang dapat larut dalam air ini dari asam amino

phenylalanine dan asetat. Flavonoid berperan sebagai antioksida,

menetralkan efek-efek buruk dari radikal bebas yang dapat

menghancurkan sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Satu setengah

ons batang cokelat hitam kira-kira memiliki 800 miligram antioksida,

kira-kira sama jumlahnya seperti yang terdapat di dalam secangkir teh

hitam. Karbohidrat yang dibentuk oleh senyawa kimia dalam cokelat

menghasilkan serotonin, yang membantu stimulasi otak sehingga kita

merasa santai dan tenang. Dengan mengonsumsi coklat, tubuh akan

menghasilkan antioksi dan yang membantu mencegah serangan

jantung dan mempertahankan daya tahan tubuh. Peneliti dari

Univeristy California menemukan kandungan senyawa flavan-3-ols

dalam coklat yang terbukti dapat menurunkan risiko penyakit

kardiovaskular.

5 Khasiat Tanaman

Secara umum, kakao dianggap sumber kaya antioksidan seperti

flavonoid yang mungkin memberikan sifat antipenuaan. Cacao juga

mengandung tingkat tinggi flavonoid, khususnya epicatechin yang

mungkin memliki efek menguntungkan pada kesehatan jantung.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
B. Uraian Kromatografi Multieluen Dan Dua Dimensi

Suatu metode pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip

partisi dan adsorpsi antara fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen),

komponen kimia bergerak naik mengikuti cairan pengembang karena

daya serap adsorben (silica gel) terhadap komponen-komponen kimia

tidak sama sehingga komponen dapat bergerak dengan kecepatan yang

berbeda-beda berdasarkan tingkat kepolarannya dan hal inilah yang

menyebabkan terjadinya pemisahan (Adnan, 2007).

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia atau

merupakan salah satu metode identifikasi awal untuk menentukan

kemurnian senyawa yang ditemukan atau dapat menentukan jumlah

senyawa dari ekstrak kasar metabolit sekunder.Kromatografi lapis tipis

merupakan kromatografi adsorpsi dan adsorben bertindak sebagai fase

stasioner (Markham, 2008).

Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengetahui apakah

senyawa hasil isolasi sudah murni.Apabila noda yang dihasilkan hanya

satu, maka kemungkinan hasil isolasi tertentu adalah murni. Akan tetapi

untuk memastikannya perlu dilakukan variasi pelarut yang digunakan

sebagai pengelusi.Jika elusi dengan variasi pelarut tetap memberikan

noda tunggal, maka dapat diperkirakan senyawa hasil isolasi sudah murni

(Markham, 2008).

Lapisan yang memisahkan terdiri dari atas bahan berbutir-butir

(fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam atau

lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah, berupa larutan,

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
ditotolkan berupa bercak kemudian plat dimasukkan di dalam bejana

tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak).

Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) dan

selanjutnya senyawa tidak berwarna harus ditampakkan. Pereaksi noda

pada plat KLT bervariasi tergantung dari senyawa yang akan diamati.

Untuk noda yang mengalami fluoresensi warna pengamatan noda dapat

dilakukan dengan lampu UV pada serapan panjang gelombang 254 nm

dan 365 nm (Markham, 2008).

Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap

berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm. Semakin kecil

ukuran rata-rata pertikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran

fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan

resolusinya (Markham, 2008).

Lempeng KLT disiapkan dengan melapiskan penjerap ke

permukaan lapisan kaca, gelas, atau aluminium dengan ketebalan 250

µm. Lempeng KLT telah tersedia di pasaran dengan berbagai ukuran dan

telah ditambah dengan reagen fluoresen untuk memfasilitasi deteksi

bercak solut. Di samping itu, lempeng KLT yang tersedia di pasaran sudah

ditambah dengan reagen fluoresen untuk memfasilitasi deteksi bercak

solut.Di samping itu, lempeng KLT yang tersedia di pasaran sudah

ditambah dengan agen pengikat, seperti kalsium sulfat (Gandjar, 2008).

Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering

dengan mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya

sebentar.Sistem yang paling sederhana ialah campuran 2 pelarut organik

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur

sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal

(Gandjar, 2008).

Multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang

berbeda yang memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan

tingkat polaritas yang berbeda (Ibnu, 2008).

Dalam multi eluen, setelah pengembang tunggal

menaik,kromatogram diangkat dari chamber dan dikeringkan, biasanya

selama 5-10 menit. Kromatogram tersebut kemudian dielusi lagi dalam

eluen segar dari pelarut yang sama dalam arah yang sama untuk jarak

yang sama.Proses ini, yang dapat diulang berkali-kali, meningkatkan

resolusikomponen dengan nilai RF bawah 0,5. Beberapa pengembang

dilakukandengan pelarut yang berbeda dalam arah yang sama, masing-

masingyang menjalankan jarak yang sama atau berbeda, disebut elusi

bertahap. Sebuah fase kurang polar dapat digunakan pertama, diikuti oleh

faseyang lebih polar, atau sebaliknya. Pemindahan material nonpolar

kebagian atas lapisan, meninggalkan zat terlarut polar terganggu

darimana dia berasal. Setelah kering, zat terlarut polar dipisahkan

olehpengembang dengan eluen (Fried,2009).

KLT 2 arah atau 2 dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan

resolusisampel ketika komponen-komponen solute mempunyai

karakteristik kimiayang hampir sama, karenanya nilai Rf juga hampir sama

sebagaimanadalam asam-asam amino. Selain itu, 2 sistem fase gerak

yang sangatberbeda dapat digunakan secara berurutan sehingga

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
memungkinkan untukmelakukan pemisahan analit yang mempunyai

tingkat polaritas yang berbeda (Ibnu, 2008).

Sampel ditotolkan pada lempeng lalu dikembangkan dengan

satusystem fase gerak sehingga campuran terpisah menurut jalur yang

sejajar dengan salah satu sisi. Lempeng diangkat, dikeringkan dan diputar

90°, dan diletakkan dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak

kedua, sehingga bercak yang terpisah pada pengembangan pertama

terletak dibagian bawah sepanjang lempeng, lalu dikromatografi lagi (Ibnu,

2008).

Zat identifikasi oleh 2D-TLC juga sering dilakukan dalam

penyelidikan phytopharmaceuticals, yang biasanya memiliki

komposisiyang kompleks. Dari sudut pandang logis, 2D-KLT

menggunakan pelarutyang sama dalam dua arah harus sistem yang

terbaik. Namun, ini tidakbiasanya menyebabkan informasi tambahan,

karena semua zat akanberbaring pada diagonal. Metode 2D-KLT hanya

menjadi menarik jikareaksi telah terjadi antara dua eluen, dan

penyimpangan dari garisdiagonal dapat diamati setelah elusi kedua(Hahn,

2007).

Dalam hal untuk mendapatkan resolusi yang baik, penting

untukmemilih dua campuran pelarut yang berbeda, meskipun dengan

kekuatanpelarut yang sama ini cukup sulit tetapi penting (Wall, 2005).

Secara singkat pengerjaan KLT dua dimensi ialah sebagai berikut:

sampel ditotolkan pada lempeng lalu dikembangkan dengan

satusistemfase gerak sehingga campuran terpisah menurut jalur yang

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
sejajar dengansalah satu sisi. Lempeng diangkat, dikeringkan dan diputar

90°, dandiletakkan dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak

kedua,sehinggabercak yang terpisah pada pengembangan pertama

terletakdibagian bawahsepanjang lempeng, lalu dikromatografi

lagi (Rohman, 2009).

Keberhasilan pemisahan akan tergantung pada kemampuan

untukmemodifikasi selektivitas eluen kedua dibandingkan dengan

selektivitasdari eluen pertama (Satari, 1999).

Pemisahan 2-D yang terbaik TLC adalah ketika semua

komponendipisahkan dan didistribusikan pada seluruh permukaan dari

pelatkromatografi. Estimasi pemisahan ini dapat dibuat dengan sebuah

fungsiobjektif. Umumnya, kesepakatan yang baik antara evaluasi visual

darikromatogram dan evaluasi komputer menggunakan fungsi objektif

adalahmelihat. Di sisi lain., fungsi yang diperlukan yang dapat

memprediksi nilaiRf dari satu komponen fungsi komposisi dari fase gerak .

Ada programuntuk simulasi kromatogram yang sebanding dengan yang

diperolehdengan percobaan kromatogram (Satari, 2009).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan adalahbatang pengaduk, botol coklat,

chamber, gelas kimia, gelas ukur, lampu UV256 dan UV366, pipa kapiler,

pensil 2B, pipet volume, mistar, sendok tanduk besi, dan vial.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalaheluen n-heksan : etil asetat


(8 : 2); (7 : 3), hasil isolat sampel daun coklat (Theobroma cacao L.),
kertas saring, lempeng KLT dan tissue.

B. Prosedur Kerja (Najib, A & Malik. A, 2018)

1. Multi eluen

Disiapkan alat dan bahan, Lempeng dipotong 7 x 1 cm

kemudian isolat dari KLTP ditotol pada lempeng lalu dielusi dengan

eluen n-heksan : etil asetat ( 3: 7) dan dikeringkan untuk menguapkan

pelarutnya lalu di elusi menggunakan eluen Metanol : Kloroform (1 :

1), kemudian Dilihat penampakan nodanya pada UV 254 nm dan UV

366 nm dan semprot dengan DPPH.

2. KLT dua dimensi

Disiapkan alat dan bahan, Lempeng dipotong 5 x 5 cm kemudian

noda tunggal yangdiperoleh ditotol pada lempeng lalu dielusi dengan

eluen Metanol : kloroform (1:1) dan dikeringkankemudian dilihat

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
penampakan nodanya pada UV 254 nm dan UV 366 nm lalu lempeng

diputar 90o setelah mencapai batas atas, lalu dielusi lagi, setelah elusi

kedua mencapai batas atas, dikeluarkan dari chamber dan

dikeringkandilihat penampakan nodanya pada UV 254 nm dan UV 366

nm kemudian disemprot dengan DPPH.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum kromatografi multieluen dan dua dimensi didapatkan

hasil sebagai berikut :

KLT dua dimensi


No Multi Eluen

Tidak ada
1 UV 254 Tidak ada

Tidak ada
2 UV 366 Tidak ada

Tidak ada
3 DPPH Tidak ada

Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik

pemisahan tertentu.

Kromatografi Lapis Tipis 2 arah biasa disebut juga dengan

kromatografi Lapis Tipis 2 dimensi. Merupakan salah satu metode yang

dapat memungkinkan pemakaian fase diam yang lebih luas untuk

memisahkan campuran yang mengandung banyak komponen

KLT Multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang

berbeda yang memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan

tingkat polaritas yang berbeda

Kromatografi dua dimensi dan multi eluen merupakan metode

pemisahan dengan prinsip yang sama yaitu adsorbsi dan partisi, tetapi

yang membedakan pada KLT dua dimensi didasarkan pada proses elusi

yang bertujuan untuk memperpanjang jarak lintasan noda untuk

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
memperoleh senyawa tunggal sedangkan pada multi eluen jumlah

totalnya yang berbeda yaitu berupa cuplikan yang berkesinambungan dan

menghasilkan hasil eluen berupa pita.

Adapun hasil pada percobaan KLT multieluen kita menggunakan

fraksi n-heksan : etil asetat ( 8:2) dan fraksi n-heksan : etil asetat (7:3).

Adapun hasil pada percobaan ini adalah pada UV 254, UV 366, dan

disemprotkan DPPH tidak terdapat noda tunggal pada isolat daun coklat

(Theobroma cacao L.).

Pada percobaan KLT dua dimensi kita menggunakan fraksi n-

heksan : etil asetat (7:3). Adapun hasil pada percobaan ini adalah UV 254,

UV 366, dan pada saat disemprotkan DPPH tidak terdapat noda tunggal

pada isolat daun coklat (Theobroma cacao L.).

Adapun, alasan digunakan 2 lempeng yang berukuran berbeda

karena pada KLT 2 dimensi kita mengetahui noda yang terbentuk dari 2

arah, sedangkan pada KLT multi eluen ukurannya lebih kecil dikarenakan

kita dapat mengetahui noda yang muncul benar-benar hanya satu serta

terbentuk hanya dari satu arah dan penyemprotan DPPH yang berguna

untuk pengujian antioksidan dan juga sebagai pewarna (indikator) dengan

perubahan warna kuning dengan latar belakang ungu yang menandakan

bahwa senyawa yang terdapat pada sampel dapat menangkal radikal

bebas.

Keuntungan penggunaan metode KLT 2 dimensi dan multieluen

adalah untuk mendapatkan resolusi yang baik dari hasil KLT.

Memfokuskan zona pemisahan. KLT 2 dimensi memiliki potensi

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
pemisahan 150-300 komponen senyawa kimia. Sedangkan untuk

KLTmulti eluen, cocok digunakan untuk sampel yang memiliki noda

dengan nilai Rf di bawah 0.5.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil yang diperoleh tidak terdapat isolat murni daun coklat (Theobroma

cacao L.)pada pengujian KLT multieluen dan dua dimensi

B. Saran

Diharapkan kepada kakak-kakak asisten untuk mendampingi

praktikannya untuk menghindari kesalahan pada saat praktikum.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2017, ”Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia 2”,


Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Adnan, Mochamad, (1978), “Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan


Makanan”, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.
Fried, Bernard &Sherma, Joseph. (1999).Thin Layer
Chromatography,4thEdition, Revised and Expanded. New
York:Marcel Dekker. Inc8.
Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan
II. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Hahn-Deinstrop, Elke.(2007). Applied Thin-Layer Chromatography,Best
Practiceand Avoidanceof Mistakes.Second, Revised andEnlarge
Edition.Jerman: WILEY-VCH
Ibnu Gholib Gandjar. Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Markham,K.R.1988.CaraMengidentifikasi Flavonoida.Terjemahan Kosasih
Padmawinata. ITB : Bandung.
Rohman, Abdul. (2009).Kimia FarmasiAnalisis. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Satari, RR. (1999). Penelitian Produk Alam Laut Indonesia, Arah dan
Prospek.Jakarta.
Wall, Peter E. (2005).Thin-Layer Chromatography, A Modern Practical
Approach. UK: RS.C7.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema kerja
1. KLT Multi Eluen

Isolat murni

- Dilarutkan lalu ditotol pada


lempeng KLT
- Diuapkan pelarutnya
- Dimasukkan pada chamber berisi
eluen
- Diangkat setelah eluen mencapai
batas tanda dilempeng
- Diuapkan kembali eluennya

UV254 dan UV366


- Disemprot dengan DPPH
- Dilihat noda yang terbentuk
tunggal atau tidak
Jika tunggal maka didapatkan
isolat murni

2. KLT Dua Dimensi

Pelarutan isolat
murni

- Ditotolkan pada lempeng KLT


- Diuapkan pelarutnya
- Dimasukkan kedalam chamber
yang berisi eluen
- Diangkat lempeng KLT
- Diuapkan kembali eluennya
- Diputar 900 lempengnya
berlawanan arah jarum jam
- Dimasukkan kedalam chamber
kembali yang berisi eluen

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
- Diuapkan kembali eluennya
UV254 dan UV366
- Disemprot dengan DPPH
- Dilihat noda yang terbentuk
Jika tunggal maka
didapatkan isolat murni

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046
KRISTALISASI DAN UJI KEMURNIAN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS MULTI ELUEN DAN DUA DIMENSI DENGAN ELUEN N-HEKSAN :
ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)
Lampiran 2. Gambar Hasil Praktikum

1. MULTIELUEN

UV 254 UV 366

2. DUA DIMENSI

UV 254 UV 366

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


150 201402046

Anda mungkin juga menyukai

  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • Ocing KKK
    Ocing KKK
    Dokumen34 halaman
    Ocing KKK
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen21 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Sampul Botani
    Sampul Botani
    Dokumen1 halaman
    Sampul Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • KKK Ok
    KKK Ok
    Dokumen24 halaman
    KKK Ok
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen21 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dapus BSLT
    Dapus BSLT
    Dokumen1 halaman
    Dapus BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • Laporan BSLT-1
    Laporan BSLT-1
    Dokumen19 halaman
    Laporan BSLT-1
    intan
    Belum ada peringkat
  • Diabetes
    Diabetes
    Dokumen17 halaman
    Diabetes
    intan
    Belum ada peringkat
  • Antri Fertelisasi
    Antri Fertelisasi
    Dokumen19 halaman
    Antri Fertelisasi
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dapus BSLT
    Dapus BSLT
    Dokumen1 halaman
    Dapus BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • ANTIMIKROBA
    ANTIMIKROBA
    Dokumen24 halaman
    ANTIMIKROBA
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    intan
    Belum ada peringkat
  • BSLT
    BSLT
    Dokumen20 halaman
    BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen9 halaman
    SAMPUL
    intan
    Belum ada peringkat
  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat