Anda di halaman 1dari 24

FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM

KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK


DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa

organic yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai

struktur kimianya, biosintesisnya, penyebarannya secara ilmiah serta

fungsi biologinya.

Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder atau metabolit

sekumder telah banyak digunakan sebagai zat warna, racun, aroma

makanan, obat-obatan dan sebagainya serta sangat banyak jenis tumbuh-

tumbuhan yang digunakan obat-obatan yang dikenal sebagai obat

tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan tumbuh-

tumbuhan berkhasiat dan mengetahui senyawa kimia yang berfungsi

sebagai obat.

Kakao (Theobroma cacao. L) merupakan salah satu tanaman

perkebunan yang dikembangkan untuk peningkatan sumber devisa

negara dari sektor nonmigas. Indonesia merupakan daerah tropis yang

mempunyai potensi baik untuk pengembangan kakao. Sejauh ini,

pengendalian proses pengolahan biji kakao juga masih belum optimal.

Salah satu penyebabnya adalah minimalnya pengetahuan tentang tahap-

tahap proses pengolahan biji kakao dan pengendalian faktor-faktor proses

pengolahan bagi kaum petani, kaum produsen dan masyarakat.Coklat

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
merupakan sebutan untuk makanan ataupun minuman dari olahan biji

kakao yang pertama kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno.

Kromatografi merupakan teknik analisis yang paling sering

digunakan dalam analisis sediaan farmasetik. Suatu pemahaman

terhadap parameter-parameter yang berpengaruh terhadap kinerja

kromatografi akan meningkatkan system kromatografi sehingga dicapai

suatu pemisahan yang baik.

Kromatografi kolom konvensional adalah metode kromatografi

klasik yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Kolom kromatografi

digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak.

Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan komponen

kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan

proses elusi berdasarkan gaya gravitasi. Pada kromatografi kolom ini

diperoleh beberapa fraksi yang di tampung dalam vial berdasarkan warna

yang dihasilkan dari beberapa perbandingan eluen yang digunakan pada

ekstrak daun coklat (Theobroma cacao L.).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini berapa jumlah fraksi

yang diperoleh dari metode Kromatografi Kolom Konvensional dan warna

apa saja yang diperoleh dari fraksi daun coklat (Theobroma cacao L.)

pada proses Kromatografi Kolom Konvensional

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk

mengetahui dan memahami penggunaan serta prinsip kerja kromatografi

kolom konvensional menggunakan fraksi halus dari daun coklat

(Theobroma cacao L.)

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah memisahkan

senyawa kimia fraksinasidaun coklat (Theobroma cacao L.)dengan

menggunakan metode kromatografi kolom konvensional berdasarkan

intensitas warna dan tingkat kepolaran.

E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat umum

Adapun manfaat umum dari praktikum kali ini yaitu agar

dapat mengetahui cara memisahkan senyawa menggunakan

metode kromatografi kolom konvensional terhadap fraksi daun

coklat (Theobroma cacao L.).

2. Manfaat khusus

Adapun manfaat khusus dari praktikum kali ini yaitu agar

dapat mengetahuicara memisahkan senyawa menggunakan

metode kromatografi kolom konvensional terhadapfraksi daun

coklat (Theobroma cacao L.) dengan melihat intensitas warna

yang dihasilkan.

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman (Integrated taxonomic information system,

2018 ) :

Regnum : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Infrakingdom : Sreptophyta

Superdivision : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Rosane

Order : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Theobroma L.

Spesies : Theobroma cacao L.

b. Nama Lain

Nama lain dari coklat adalah sikola (bugis), kawi (Jawa) (

c. Morfologi Tanaman

Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang

tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada

garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif

yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang

meliputi bunga dan buah (Karmas, 1989).

Akar tanaman kakao mempunyai akar tunggang.

Pertumbuhannya dapat mencapai 8 meter kearah samping dan 15

meter kearah bawah. Kakao yang diperbanyak secara vegetatif

pada awal pertumbuhannya tidak membentuk akar tunggang,

melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah

dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar jumlahnya.

Setelah dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar yang

menyerupai akar tunggang. Pada kecambah yang telah berumur 1

– 2 minggu terdapat akar-akar cabang (radiklateralis) yang

merupakan tempat tumbuhnya akar-akar rambut (Fibrilla) dengan

jumlah yang cukup banyak. Pada bagian ujung akar ini terdapat

bulu akar yang dilindungi oleh tudung akar (Calyptra). Bulu akar

inilah yang berfungsi menyerap larutan dan garam-garam tanah.

Diameter bulu akar hanya 10 mikro dan panjang maksimum hanya

1 milimeter (Karmas, 1989).

Bentuk helai daun bulat memanjang, ujung daun meruncing,

pangkal daun meruncing dan susunan tulang daun menyirip serta

menonjol kepermukaan bawah helai daun. Salah satu sifat khusus

daun kakao yaitu adanya dua persendian yang terletak di pangkal

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
dan ujung tangkai daun. Dengan persendian daun mampu

membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya

sinar matahari. Pada tunas ortotrop, tangkai daunya panjang, yaitu

7,5 – 10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai

daunya hanya sekitar 2,5 cm (Badrun, 2003).

Dalam habitat yang baik tanaman kakao akan tumbuh tinggi

dan memiliki batang yang sedang tetapi bunga dan buahnya

sedikit. Jorket adalah nama ilmiah dari tempat percabangan, jadi

setiap jorket ditumbuhi 3 – 6 cabang yang arah pertumbuhanya

condong ke samping membentuk sudut 0 – 600 dengan arah

horizontal. Cabang-cabang itu disebut dengan cabang primer

(cabang plagiotrop). Pada cabang primer tersebut kemudian

tumbuh cabang-cabang lateral (fan) sehingga tanaman membentuk

tajuk yang rimbun (Badrun, 2003).

Biji kakao termasuk tanaman kalflori yang artinya bunga dan

buah tumbuh pada batang dan cabang tanaman. Dalam setiap

buah, terdapat sekitar 20-50 butir biji yang tersusun dalam lima

baris dan menyatu pada bagian poros buah. Biji dibungkus oleh

daging buah atau pulp yang berwarna putih dan rasanya manis.

Pulp tersebut mengandung zat penghambat viabilitas benih

(Badrun, 2003).

Biji kakao yang dikeluarkan dari buahnya tanpa disimpan

dengan baik akan berkecambah dalam waktu 3 – 4 hari dan dalam

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
keadaan normal biji akan kehilangan daya tumbuhnya setelah 10 –

15. Biji kakao juga tidak memiliki masa dorman, meskipun daging

buahnya mengandung zat penghambat perkecambahan

(Sastrohamidjojo,1996).

Bunga kakao sepanjang tahun akan dapat terlihat.

Tumbuhnya mengelompok dan menempel pada batang atau pada

cabang-cabang. Perlu diketahui kalau kakao ini bersifat culiflorous

yang artinya bunga-bunga dan buah berkembang melekat pada

batang atau pun cabang-cabang (Sastrohamidjojo,1996).

Bunga kakao berwarna putih, ungu, atau kemerahan. Warna

yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Tangkai

bunga kecil tetapi panjang (1 – 1,5 cm). Daun mahkota panjangnya

6 – 8 mm, terdiri atas dua bagian. Bunga kakao disusun oleh 5

daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10

tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing

terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hnaya 1 lingkaran yang fertil, dan 5

daun buah yang bersatu (Sastrohamidjojo,1996).

Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya

hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna

hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning.

Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah

masak berwarna jingga (orange). Kulit buah memiliki 10 alur dalam

dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Kulit buahnya tebal

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
tetapi lunak dan permukaanya kasar. Sebaliknya, pada tipe

forasero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata),

kulitnya tipis dan keras. Buah akan masak setelah berumur enam

bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga

30 cm, bergantung pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan

selama perkembangan buah (Sastrohamidjojo,1996).

d. Kandungan Kimia

Biji kakao mengandung 35-50% minyak/lemak, 15% pati,

15% protein, 1-4% theobromin, 0,07-0,36% kafein, dan 0,05-0,36%

senyawa kafein dan lemak kakao yang berasal dari nib kakao

sebanyak 43-53%. Kernel kakao mengandung 0,19-0,30%

theobromin dan kulit arinya mengandung sekitar 0,19-2,98 senyawa

alkaloid (Beckett, 2009).

Coklat memiliki kandungan gizi yang beraneka ragam antara

lain energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi,

vitamin A, vitamin B1, vitamin B12, vitamin C, dan vitamin E

(Beckett, 2009).

e. Khasiat Tanaman

Manfaat coklat bagi tubuh antara lain(Menurut Satyajit. 2007):

a. Coklat terdiri dari antibakteri yang dapat mencegah kerusakan

gigi.

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
b. Coklat memiliki erotonin yang bertindak sebagai anti-depresan.

Hal ini dapat menimbulkan perasaan senang dan kewaspadaan

serta dapat membantu mengurangi rasa sakit yang dialami.

c. Mengkonsumsi coklat hitam (dark chocolate) dapat membuat

tekanan darah yang normal.

d. Coklat dapat meringankan sembelit karena mengandung

kafein, perangsang pusat saraf pusat, dan teobromin, serta

perangsang otot polos. Otot polos termasuk pembuluh darah,

rahim, kandung kemih, dan saluran pencernaan. Ketika saluran

pencernaan dirangsang akan menyebabkan usus berkontraksi

dan berpotensi memaksa untuk buang air besar.

e. Dapat mengurangi berat badan karena dark chocolate memiliki

kandungan kakao tinggi dan akan membuat pengonsumsinya

mengurangi keinginan untuk memakan makanan yang manis

dan berlemak.

f. Mengkonsumsi coklat secara rutin dapat mengurangi resiko

stroke sebesar 22%.

g. Mengurangi resiko kanker karena meningkatkan kadar flavonoid

di dalam tubuh yang berfungsi melindungi sel-sel dari kerusakan

yang disebabkan oleh radikal bebas.

B. Uraian Kromatografi Kolom Konvensional

Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana

analit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fas diam dan

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
fase gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam

bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada

pendukung padat atau dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan

pada dinding kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan (Rohman,

2009).

Saat ini kromatografi yang melibatkan kolom (tempat terdapatnya

fase diam seperti kromatografi cair kinerja tinggi dan kromatografi gas

digunakan secara lebih luas dibanding dengan kromatografi planar

(Rohman, 2009).

Kromatografi kolom konvensional adalah metode kromatografi

klasik yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Kolom kromatografi

digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak.

Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan komponen

kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan

proses elusi berdasarkan gaya gravitasi (Raymond et al, 2006).

Pada kromtografi kolom, campuran yang akan dipisahkan

diletakkan berupa pita pada bagian atas penjerap yang berada dalam

kolom kaca, logam atau bahkan plastic. Eluen (fase gerak) dibiarkan

mengalir melalui fase diam dalam kolom dan hanya disebabkan oleh gaya

gravitasi (Raymond et al, 2006).

Untuk kromatografi kolom, kolom tertentu diisi dengan bahan

penjerap/sorpsi dan pelarut pengembang engan tingkat kepolaran yang

berbeda. Kolom yang diisi dengan bahan penjerap/sorpsi yang disebut

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
kolom pemisah. Penggunaan kolom tergantung dari masalah pemisahan

yaitu kolmberfilter dengan gelas berpori, yang pada uung awah

menyempit (tabung Allihn) atau tabung gelas yang pada bagian bawah

mnyempit dan dilengkapi dengan kran sedangkan tabung bola jarang

digunakan (Stahl, 1991).

Pita senyawa linarut bergera melalui kolom dengan laju yang

berbeda dan memisahkan berdasarkan sifat kepolaran. Pita-pita hasil

siolasi dikumpulkan dalam vial berupa fraksi ketika keluar dari kolom.

Metode ini merupakan sontoh kromatografi cair karena linarut delusi

dalam kolom menggunakan eluen (Sudjadi, 1986).

Perbandingan panjang tabung terhadap diameter pada umunya

ialah 40:1. Pengisisan kolom dengan adsorben yang juga disebut

pengemasan kolom, harus dilakukan secara hati-hati dengan permukaan

yang rata. Aluminium oksida atau silica gel dapat dikemas dengan metode

keringf ke dalam klom. Agar pengsian rata, tabung iisi sambil diketuk-

ketuk menggunakan tangn atau benda lunak laainnya pada dingding

kolom (Stahl, 1991).

Adapun kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom

kovensional adalah (Raymond et al, 2006):

a. Kelebihan:

1. Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative

2. Digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran

3. Digunakan untuk memisahkan dan purifikasi substansi

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
b. Kekurangan:

1. Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik

dan manual

2. Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time

consuming)

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. AlatdanBahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah batang pengaduk, cawan

porselin, corong kaca, gelas kimia, klem, kolom konvensional, statif,

timbangan analitik dan vial.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah aluminium foil, eluen (n-

heksan : etil asetat), fraksidaun coklat (Theobroma cacao L.), kapas,

kertas saring, silica gel, dan tisu.

B. ProsedurKerja (Najib, A & Malik. A, 2018)

1. Penyiapan Alat Isolasi

Kolom dipasangkan tegak lurus pada statif, kemudian

dibebas lemakkan dengan cara dibilas menggunakan metanol.

Setelah itu bagian dasar kolom dilapisi kapas, kertas saring dan

silika dan siap untuk digunakan.

2. Pengemasan Silika

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
Silika halus ditimbang berdasarkan perbandingan 1 gram

ekstrak; 30 gram silica gel. Dalam praktikum inipengemasan fase

diam menggunakan metode kering dimana silika halus dimasukkan

ke dalam kolom kemudian dimampatkan dengan eluen (n-heksan

:etil asetat) atau diketuk-ketuk sampai tidak terbentuk gelembung

udara.

3. Penyiapan fraksi

Ekstrak daun coklat (Theobroma cacao L.), ditimbang

sebanyak 1 gram lalu dimasukkan pada cawan porselin dan

dilarutkan.

4. Proses Pemisahan/Isolasi

Silika halus ditimbang berdasarkan perbandingan 1 gram

ekstrak: 30 gram silika gel dan dikemas dengan metode kering

digunakan eluen (n-heksan : etil asetat) dengan perbandingan 10:0

dalam 50 mL, selapis diatas permukaan kertas saring selanjutnya

dielusi sampai menghasilkan fraksi-fraksi dan ditampung dalam

vial. Eluen yang sebelumnya telah habis diganti dengan eluen 10:0,

9:1, kemudian secara berturut dilanjutkan dengan eluen

perbangingan 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10.

Kemudian hasil isolasi ditampung pada masing-masing vial yang

telah dikalibrasi sebanyak 5 mL. Diamati warna yang dihasilkan dan

dipisahkan sesuai perbandingan eluen yang digunakan.

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum Kromatografi Kolom Konvensional didapatkan hasil

sebagai berikut :

1. Table fraksi dibedakan berdasarkan eluen

No. Fase gerak ( eluen ) Fraksi

1. n-heksan (10) : etil asetat (0) Fraksi 1 (1 – 10)

2. n-heksan (9) : etil asetat (1) Fraksi 2 (11-19)

3. n-heksan (8) : etil asetat (2) Fraksi 3 (20-34)

4. n-heksan (7) : etil asetat (3) Fraksi 4 (34-43)

5. n-heksan (6) : etil asetat (4) Fraksi 5 (44-52)

6. n-heksan (5) : etil asetat (5) Fraksi 6 (53-62)

7. n-heksan (4) : etil asetat (6) Fraksi 7 (63-73)

8. n-heksan (3) : etil asetat (7) Fraksi 8 (74-82)

9. n-heksan (2) : etil asetat (1) Fraksi 9 (83-90)

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
10. n-heksan (1) : etil asetat (9) Fraksi 10 (91-98)

11. n-heksan (0) : etil asetat (10) Fraksi 11 (99-105)

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
2. T

No. Fraksi Warna Nomor Vial abl

e
1. Fraksi 1 Bening 1-10,11,13,15-
fra
18,21,22,25-28
ksi
2. Fraksi 2 Agak keruh 12,14
dib

3. Fraksi 3 Keruh 23, 24 ed

ak
4. Fraksi 4 Agak kuning 19,20,100-104
an
5. Fraksi 5 Kuning 65-67,79-94 ber

6. Fraksi 6 Kuning pekat 96-99,105 da

sar
7. Fraksi 7 Hijau kekuningan 40,68-69,70,78
ka

8. Fraksi 8 Hijau lumut 64 n

wa
9. Fraksi 9 Hijau pekat
rna
10. Fraksi 10 Coklat 29,35-39

11. Fraksi 11 Hijau kehitaman 45-57

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana

analit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fas diam dan

fase gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam

bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada

pendukung padat atau dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan

pada dinding kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan

Kromatografi kolom konvensional adalah metode kromatografi

klasik yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Kolom kromatografi

digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak.

Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan komponen

kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan

proses elusi berdasarkan gaya gravitasi. Pada kromatografi kolom ini

diperoleh beberapa fraksi yang di tampung dalam vial berdasarkan warna

yang dihasilkan dari beberapa perbandingan eluen yang digunakan.

Pada percobaan ini dilakukan identifikasi sampel ekstrak daun

coklat (Theobroma cacao L.) dengan metode kromatografi kolom

konvensional. Dimana metode ini dapat memisahkan suatu komponen

kimia dan suatu sampel dalam jumlah yang banyak.

Tujuan dilakukannya percobaan kali ini adalah untuk memisahkan

campuran senyawa dalamdaun coklat (Theobroma cacao L.)dengan

metode kromatografi kolom.

Prinsip kerja kromatografi kolom adalah dengan adanya perbedaan

daya serap dari masing-masing komponen, campuran yang akan diuji,

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan

dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan

terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non polar

terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang di serap dari larutan

secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada kolom.

Pelarut lebih lanjut / dengan tanpa tekanan udara masin-masing zat akan

bergerak turun dengan kecepatan khusus sehingga terjadi pemisahan

dalam kolom.

Pada percobaan ini digunakan metode kering, metode ini dilakukan

dengan cara silika gel langsung di masukkan kedalam kolom yang telah

berisi kapas kemudian diatasnya diletakkan kertas saring yang telah

digunting sesuai dengan ukuran kolom tersebut.

Pada Praktikum Kromatografi kolom, dilakukan dengan

menggunakan 11 perbandingan eluen n-heksan: etil asetat, yaitu (10 : 0)

sampai 0:10. Adapun alasan dari penggunaan eluen dari tingkat kepolaran

yang rendah (kurang polar) terlebih dahulu ke dalam kolom yaitu karena

jika yang dimasukkan pelarut polar terlebih dahulu maka dikhawatirkan

senyawa non polar yang ada pada sampel akan tertarik juga sementara

yang kita inginkan yaitu melakukan proses pemisahan antara senyawa

polar dan nonpolar. Dan pada akhir dari proses isolasi ini tidak ada lagi

senyawa non polar yang akan tertarik jika pelarut non polar digunakan di

akhir.

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
Setelah itu silika dimasukkan kedalam kolom kemudian dimasukkan

lagi kertas saring, lalu masukkan fraksidaun coklat (Theobroma cacao L.).

Kemudian eluen n-heksan : etil asetat dimasukkan ke dalam kolom mulai

dari kepolaran terrendah hingga kepolaran tinggi (10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4,

5:5, 4:6, 7:3, 8:2, 1:9, dan 0:10). Kemudian hasil isolasi tersebut

ditampung pada masing-masing vial yang telah dikalibrasi sebanyak 5 mL.

Adapun hasil yang di dapat pada percobaan ini adalah pada eluen

n-heksan (10) : etil asetat (0) menghasilkan fraksi 1 (1-10); eluen n-heksan

(9) : etil asetat (1) menghasilkan fraksi 2 (11-19); n-heksan (8) : etil asetat

(2) menghasilkan fraksi 3 (20-34); n-heksan (7) : etil asetat (3)

menghasilkan fraksi 4 (34-43); n-heksan (6) : etil asetat (4) menghasilkan

fraksi 5 (44-52); n-heksan (5) : etil asetat (5) menghasilkan fraksi 6 (53-

62); n-heksan (4) : etil asetat (6) menghasilkan fraksi 7 (63-73); n-heksan

(3) : etil asetat (7) menghasilkan fraksi 8 (74-82); n-heksan (2) : etil asetat

(1) menghasilkan fraksi 9 (83-90); n-heksan (1) : etil asetat (9)

menghasilkan fraksi 10 (91-98); n-heksan (0) : etil asetat (10)

menghasilkan fraksi 11 (99-105).

Adapun hasil berdasarkan warna perbandingan fraksi 1 adalah

berwarna bening pada vial no 1-10,11-13, 15-18, 21, 22, 25-28;

perbandingan fraksi 2 adalah berwarna agak keruh pada vial no 12-14 ;

perbandingan fraksi 3 adalah berwarna keruh pada vial no 23,24;

perbandingan fraksi 4 adalah berwarna agak kuning pada vial no

19,20,100-104; perbandingan fraksi 5 adalah berwarna kuning pada vial

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
no 65-67, 79-94; perbandingan fraksi 6 adalah berwarna kuning pekat

pada vial no 96-99,105; perbandingan fraksi 7 adalah berwarna hijau

kehijauan pada vial no 40,68-69,70,78; perbandingan fraksi 8 adalah

berwarna hijau lumut pada vial no 64; perbandingan fraksi 9 adalah

berwarna hijau pekat pada vial no 30; perbandingan fraksi 10 adalah

berwarna coklat pada vial no 29, 35-39; perbandingan fraksi 11 adalah

berwarna hijau kehitaman pada vial no 45-57.

Dari hasil pemisahan dengan kromatografi kolom konvensional

diperoleh sebanyak 105 fraksi yang dipisahkan berdasarkan perbandingan

eluen dan fraksi dipisahkkan berdasarkan warna yang dihasilkan, pada

percobaan ini dihasilkan 11 perubahan warna. Dimana jika semakin

terang warna yang terlihat maka semakin polar dan sebaliknya semakin

pudar warna yang dihasilkan maka fraksi juga kurang polar.

Pada kromatografi kolom konvensional mempunyai kelebihan yaitu

dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative, digunakan untuk

menentukan jumlah komponen campuran, digunakan untuk memisahkan

dan purifikasi substansi. Kekurangan yaituuntuk mempersiapkan kolom

dibutuhkan kemampuan teknik dan manual dan metode ini sangat

membutuhkan waktu yang lama (time consuming).

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada estrak daun

coklat (Theobroma cacao L.)dapat disimpulkan bahwa dari hasil

kromatografi kolom konvensional ini diperoleh hasil sebanyak 11 fraksi

berdasarkan eluen dan sebanyak 13 fraksi berdasarkan warna.

B. Saran

Diharapkan kepada laboratorium agar menyediakan pereaksi yang

sesuai untuk pengerjaan sehingga hasil yang diperoleh juga maksimal

dan sesuai dengan literatur yang ada dan untuk asisten diharapkan

untuk selalu mendampingi praktikan hingga selesai agar tidak terjadi

kekesalahan pada saat melakukan percobaan.

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Ahmad. 2003, Struktur, Konteks Pertunjukan, ProsesPenciptaan,


dan Fungsi. Disertasi pada Pada Pascasarjana FIB
UniersitasIndonesia.
Beckett, T.S. 2009,Coklat terdiri dari antibakteriIndustrial ChocolateManu
facture and Use. Frouth Ediion. Formely Nestle Product Technology
Center. York, United Kingdom.

Dalimartha, Setiawan.2007.”Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3”.


Puspa Swara : Jakarta.
Ditjen POM. 1997. “Materi Medika Indonesia Jilid I”. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1. 2008. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta

Hariana, Arief.2013.” Tumbuhan Obat dan Khasiatnya “.Swada : Jakarta.

Karmas, E, PhD. 1989, Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan.


Penerbit ITB, Bandung.
Najib, A dan Malik, A . 2018. PenuntundanBukuKerjaPraktikumFitokimia II.
Makassar:FakultasFarmasiUniversitas Muslim Indonesia.
Rohman, Abdul. 2009. “Kromatografi untuk Analisis Obat”. Graha Ilmu :
Jakarta

Raymond G. Reid and Satyajit D. sarker. 2006. “Isolation of Natural


Products by Low-Pressure Column Chromatography”. In sarker,
Sd., Latif, Z., and Gray, Al. (Ed). Natural Products Isolation.
Humana Press Inc. Totowa, New Jersey.

Stahl, E., 1973. “Drug analysis by Chromatography and Microscopy”. Ann


Arbor Science Publishers Inc.

Sastrohamidjojo H. 1996, Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta, Gadjah mada


University Press.
Satyajit. 2007, Kimia untuk Farmasi, Bahan Kimia Organik, Alam dan
Umum. Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Untung. O., et al. 2009. “Herbal Indonesia Berkhasiat, Bukti Ilmiah dan
Cara Racik vol. 8”. PT. Trubus Swadaya: Jakarta.

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM
KONVENSIONAL PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK
DAUN COKLAT (Theobroma cacao L.)ASAL DESA SIMBANG
KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS
LAMPIRAN

Lampiran 1. SkemaKerjaPraktikum
Metode Kering
Siapkan alat dan bahan

Pasangkan kolom pada statif kemudian diklem

Masukkan kapas pada bagian bawah kolom, lalu masukkan kertas


saring yang telah dipotong sesuai kolom

Masukkan silica halus sebanyak 30 gram ke dalam kolom kemudian


lapisi denga kertas saring

Masukan 1 gram ekstrak, kemudian tambahkan eluen (n-heksan : etil


asetat) dengan perbandingan 10:0

Dielusi sampai menghasilkan fraksi-fraksi dan ditampung dalam vial

Eluen yang sebelumnya telah habis dengan eluen10:0, 9:1, di ganti


eluen kemudian berturut-turut dilanjutkan dengan perbandingan 8:2,
7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10

Fraksi ditampung pada masing-masing vial yang telah dikalibrasi


sebanyak 5 mL

Diamati kemudian dipisahkan fraksi sesuai perbandingan eluen yang


digunakan dan fraksi dipisahkan sesuai warna.

FADILAH RAMADHANI NUR FADHILAH SYAHID


15020150252

Anda mungkin juga menyukai

  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • Ocing KKK
    Ocing KKK
    Dokumen34 halaman
    Ocing KKK
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen21 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Sampul Botani
    Sampul Botani
    Dokumen1 halaman
    Sampul Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dua Dimensi Fix
    Dua Dimensi Fix
    Dokumen22 halaman
    Dua Dimensi Fix
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen21 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dapus BSLT
    Dapus BSLT
    Dokumen1 halaman
    Dapus BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • Laporan BSLT-1
    Laporan BSLT-1
    Dokumen19 halaman
    Laporan BSLT-1
    intan
    Belum ada peringkat
  • Diabetes
    Diabetes
    Dokumen17 halaman
    Diabetes
    intan
    Belum ada peringkat
  • Antri Fertelisasi
    Antri Fertelisasi
    Dokumen19 halaman
    Antri Fertelisasi
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dapus BSLT
    Dapus BSLT
    Dokumen1 halaman
    Dapus BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • ANTIMIKROBA
    ANTIMIKROBA
    Dokumen24 halaman
    ANTIMIKROBA
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    intan
    Belum ada peringkat
  • BSLT
    BSLT
    Dokumen20 halaman
    BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen9 halaman
    SAMPUL
    intan
    Belum ada peringkat
  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat