Anda di halaman 1dari 34

FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL

PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma


cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang

kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran.

Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, harus dilakukan

pemisahan. Kromatografi kolom merupakan salah satu metode pemisahan

kromatografi konvensional yang bersejarah karena dari sinilah bermula

metode kromatografi.

Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik

yang masih digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan

senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak berdasarkan absorbsi dan

partisi. Dalam kromatografi lapis tipis, fase diam adalah lapisan tipis sel

silika atau alumina pada sebuah lempengan gelas, logam atau plastik.

Kolom kromatografi bekerja berdasarkan skala lebih besar menggunakan

material terpadatkan pada sebuah kolom gelas vertikal.

Kolom biasanya dikemas dengan partikel fase diam yang kecil.

Fase gerak melewatinya dan membawa molekul-molekul sampel yang ada

didalamnya. Beberapa molekul meninggalkan kolom terlebih dahulu

dibandingkan molekul lainnya. Beberapamolekul ada yang meninggalkan

kolom belakangan disebabkan karena mengalami beberapa pengalihan

(diversi) selama perjalanannya.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini berapa jumlah

fraksi yang diperoleh dari metode Kromatografi Kolom Konvensional dan

warna apa saja yang diperoleh dari fraksi daun coklat (Theobroma cacao

L.) pada proses Kromatografi Kolom Konvensional

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan

memahami penggunaan serta prinsip kerja kromatografi kolom

konvensional menggunakan fraksi halus dari daun coklat (Theobroma

cacao L.)

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah memisahkan senyawa

kimia fraksinasidaun coklat (Theobroma cacao L.)dengan menggunakan

metode kromatografi kolom konvensional berdasarkan intensitas warna

dan tingkat kepolaran.

E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat umum

Adapun manfaat umum dari praktikum kali ini yaitu agar dapat

mengetahui cara memisahkan senyawa menggunakan metode

kromatografi kolom konvensional terhadap fraksi daun coklat

(Theobroma cacao L.).

2. Manfaat khusus

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
Adapun manfaat khusus dari praktikum kali ini yaitu agar dapat

mengetahuicaramemisahkan senyawa menggunakan metode

kromatografi kolom konvensional terhadapfraksi daun coklat

(Theobroma cacao L.) dengan melihat intensitas warna yang

dihasilkan.

BAB II

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System :

2018)

Regnum : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Infrakingdom : Sreptophyta

Superdivision : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Rosane

Order : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Theobroma L.

Spesies : Theobroma cacao L.

2. Nama Lain

Nama lain dari coklat adalah sikola (Bugis), kawi (Jawa)

(Prastowo, 2010).

3. Morfologi Tanaman

Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang

tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang

berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif

yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang

meliputi bunga dan buah (Siregar at al., 1989).

a. Akar

Akar tanaman kakao mempunyai akar tunggang,

pertumbuhannya dapat mencapai 8 meter kearah samping dan 15

meter kearah bawah. Kakao yang diperbanyak secara vegetatif

pada awal pertumbuhannya tidak membentuk akar tunggang,

melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah

dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar jumlahnya.

Setelah dewasa tanaman tersebut akan membentuk dua akar

yang menyerupai akar tunggang. Pada kecambah yang telah

berumur 1 – 2 minggu terdapat akar-akar cabang (Radik lateralis)

yang merupakan tempat tumbuhnya akar-akar rambut (Fibrilla)

dengan jumlah yang cukup banyak. Pada bagian ujung akar ini

terdapat bulu akar yang dilindungi oleh tudung akar (Calyptra).

Bulu akar inilah yang berfungsi menyerap larutan dan garam-

garam tanah. Diameter bulu akar hanya 10 mikro dan panjang

maksimum hanya 1 milimeter.

b. Batang

Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak

dengan biji akan membentuk batang utama sebelum tumbuh

cabang-cabang primer. Letak pertumbuhan cabang-cabang primer

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
disebut jorquette, dengan ketinggian yang ideal 1,2 – 1,5 meter

dari permukaan tanah dan jorquette ini tidak terdapat pada kakao

yang diperbanyak secara vegetatif. Ditinjau dari segi

pertumbuhannya, cabang-cabang pada tanaman kakao tumbuh

kearah atas dan samping. Cabang yang tumbuh kearah atas

disebut cabang Orthotrop dan cabang yang tumbuh kearah

samping disebut dengan Plagiotrop. Dari batang dan kedua jenis

cabang tersebut sering ditumbuhi tunas-tunas air (Chupon) yang

banyak menyerap energi, sehingga bila dibiarkan tumbuh akan

mengurangi pembungaan dan pembuahan (Siregar et al., 1989).

c. Bunga

Bunga kakao tergolong bunga sempurna, terdiri atas daun

kelopak (Calyx) sebanyak 5 helai dan benang sari ( Androecium)

berjumlah 10 helai. Diameter bunga 1,5 centimeter. Bunga

disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2 – 4 centimeter

(Siregar et al., 1989).

Pembungaan kakao bersifat cauliflora dan ramiflora, artinya

bunga-bunga dan buah tumbuh melekat pada batang atau

cabang, dimana bunganya terdapat hanya sampai cabang

sekunder (Ginting, 1975).Tanaman kakao dalam keadaan normal

dapat menghasilkan bunga sebanyak 6000 – 10.000 pertahun

tetapi hanya sekitar lima persen yang dapat menjadi buah (Siregar

et al., 1989).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
d. Buah dan Biji

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat

lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2

centimeter (Siregar et al., 1989).

Bentuk, ukuran dan warna buah cacao bermacam-macam

serta panjangnya sekitar 10 – 30 centimeter, umumnya ada tiga

macam warna buah cacao, yaitu hijau muda sampai hijau tua,

waktu muda dan menjadi kuning setelah masak, warna merah

serta campuran antara merah dan hijau. Buah ini akan masak 5 –

6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah muda yang

ukurannya kurang dari 10 centimeter disebut cherelle (pentil).

Buah ini sering sekali mengalami pengeringan (cherellewilt)

sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala demikian

disebut physiological effect thinning, yakni adanya proses

fisiologis yang menyebabkan terhanbatnya penyaluran hara yang

menunjang pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut dapat juga

dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif dan

generatif atau karena adanya pengurangan hormon yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan buah muda (Siregar et al., 1989).

Biji kakao tidak mempunyai masa dormasi sehingga

penyimpanan biji untuk benih dengan waktu yang agak lama tidak

memungkinkan. Biji ini diselimuti oleh lapisan yang lunak dan

manis rasanya, jika telah masak lapisan tersebut pulp atau

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
micilage. Pulp ini dapat menghambat perkecambahan dan

karenanya biji yang akan digunakan untuk menghindari dari

kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka didalam

penyimpanan akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat

merukkan biji.

4. Kandungan Kimia

Cokelat terbuat dari biji cacao yang kaya akan senyawa beraroma

bernama falovonoid, yang juga terdapat di daun teh, kebanyakan

buah-buahan dan sayur-sayuran. Sampai saat ini, lebih dari 4000

macam flavonoid yang telah diidentifikasikan. Tumbuh-tumbuhan

mensintesis senyawa yang dapat larut dalam air ini dari asam amino

phenylalanine dan asetat. Flavonoid berperan sebagai antioksida,

menetralkan efek-efek buruk dari radikal bebas yang dapat

menghancurkan sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Satu setengah

ons batang cokelat hitam kira-kira memiliki 800 miligram antioksida,

kira-kira sama jumlahnya seperti yang terdapat di dalam secangkir teh

hitam. Karbohidrat yang dibentuk oleh senyawa kimia dalam cokelat

menghasilkan serotonin, yang membantu stimulasi otak sehingga kita

merasa santai dan tenang. Dengan mengonsumsi coklat, tubuh akan

menghasilkan antioksi dan yang membantu mencegah serangan

jantung dan mempertahankan daya tahan tubuh. Peneliti dari

Univeristy California menemukan kandungan senyawa flavan-3-ols

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
dalam coklat yang terbukti dapat menurunkan risiko penyakit

kardiovaskular.

5 Khasiat Tanaman

Secara umum, kakao dianggap sumber kaya antioksidan seperti

procyanidins dan flavonoids, yang mungkin memberikan sifat

antipenuaan. Cacao juga mengandung tingkat tinggi flavonoid,

khususnya epicatechin yang mungkin memliki efek menguntungkan

pada kesehatan jantung.

B. Uraian Kromatografi Kolom Konvensional

Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana

analit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan

fase gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam

bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada

pendukung padat atau dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan

pada dinding kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan (Rohman,

2009).

Saat ini kromatografi yang melibatkan kolom (tempat terdapatnya

fase diam seperti kromatografi cair kinerja tinggi dan kromatografi gas

digunakan secara lebih luas dibanding dengan kromatografi planar

(Rohman, 2009).

Kromatografi kolom konvensional adalah metode kromatografi

klasik yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Kolom kromatografi

digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan komponen

kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan

proses elusi berdasarkan gaya gravitasi (Raymond et al, 2006).

Pada kromtografi kolom, campuran yang akan dipisahkan

diletakkan berupa pita pada bagian atas penjerap yang berada dalam

kolom kaca, logam atau bahkan plastic. Eluen (fase gerak) dibiarkan

mengalir melalui fase diam dalam kolom dan hanya disebabkan oleh gaya

gravitasi (Raymond et al, 2006).

Kolom kromatografi atau tabung untuk pengaloran karena gaya

tarik bumi (gravitasi) atau system bertekanan rendah biasanya terbuat dari

kaca yang dilengkapi dengan kran (Raymond et al, 2006).

Sebagian besar prinsip pemisahan kromatografi kolom didasarkan

pada afinitas kepolaran analite dengan fase diam, sedangkan fase gerak

selalu memiliki kepolaran yang berbeda dengan fase diam. Pada sebagian

besar kromatografi kolom menggunakan fase diam yang bersifat polar

dengan fase gerak yang non-polar dengan begitu waktu retensi akan

menjadi lebih singkat. Semakin cepat pergerakan fase gerak akan

meminimalkan waktu yang diperlukan untuk bergerak di sepanjang kolom.

Laju aliran kolom dapat ditingkatkan dengan memperluas aliran eluent di

dalam kolom dengan mengisi fase diam pada bagian bawah atau

dikurangi dengan mengontrol keran. Laju aliran yang lebih baik dapat

dicapai dengan menggunakan pompa atau dengan menggunakan gas

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
dengan kompresi (misalnya udara,nitrogen, argon) untuk mendorong

pelarut melalui kolom (Sastrohamidjojo, 2005).

Kolomnya (tabung gelas) diisi dengan bahan seperti alumina, silika

gel atau pati yang dicampur dengan adsorben, dan pastanya diisikan

kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan kedalam kolom dari

atas sehingga sampel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa

mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Partisi zat

terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan

pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer). Selama

perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan partisi

berulang-ulang (Sastrohamidjojo, 2005).

Aplikasi persiapan digunakan untuk menentukan jumlah komponen

campuran digunakan untuk memisahkan dan purifikasi substansi.

Kerugian kromatografi kolom yaitu untuk mempersiapkan kolom

dibutuhkan kemampuan teknik dan manual, metode ini sangat

membutuhkan waktu yang lama (time consuming) (Rohman, 2009).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah batang pengaduk, botol UC,

cawan porselin, corong kaca, gelas kimia, klem, kolom konvensional,

statif, timbangan analitik dan vial.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah aluminium foil, eluen (n-

heksan : etil asetat), fraksidaun coklat (Theobroma cacao L.), kapas,

kertas saring, silica gel, dan tisu.

B. Prosedur Kerja (Najib, A & Malik. A, 2018)

1. Penyiapan Alat Isolasi

Kolom dipasangkan tegak lurus pada statif, kemudian

dibebas lemakkan dengan cara dibilas menggunakan metanol.

Setelah itu bagian dasar kolom dilapisi kapas, kertas saring dan

silika dan siap untuk digunakan.

2. Pengemasan Silika

Silika halus ditimbang berdasarkan perbandingan 1 gram

ekstrak; 30 gram silica gel. Dalam praktikum inipengemasan fase

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
diam menggunakan metode kering dimana silika halus dimasukkan

ke dalam kolom kemudian dimampatkan dengan eluen (n-heksan

:etil asetat) atau diketuk-ketuk sampai tidak terbentuk gelembung

udara.

3. Penyiapan Fraksi

Ekstrak daun coklat (Theobroma cacao L.), ditimbang

sebanyak 1 gram lalu dimasukkan pada cawan porselin dan

dilarutkan.

4. Proses Pemisahan / Isolasi

Silika halus ditimbang berdasarkan perbandingan 1 gram

ekstrak : 30 gram silika gel dan dikemas dengan metode kering

digunakan eluen (n-heksan : etil asetat) dengan perbandingan 10:0

dalam 50 mL, selapis diatas permukaan kertas saring selanjutnya

dielusi sampai menghasilkan fraksi-fraksi dan ditampung dalam

vial. Eluen yang sebelumnya telah habis diganti dengan eluen 10:0,

9:1, kemudian secara berturut dilanjutkan dengan eluen

perbangingan 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10.

Kemudian hasil isolasi ditampung pada masing-masing vial yang

telah dikalibrasi sebanyak 5 mL. Diamati warna yang dihasilkan dan

dipisahkan sesuai perbandingan eluen yang digunakan.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum Kromatografi Kolom Konvensional didapatkan hasil

sebagai berikut :

1. Table fraksi dibedakan berdasarkan eluen

No. Fase gerak ( eluen ) Fraksi

1. n-heksan (10) : etil asetat (0) Fraksi 1 (1 – 10)

2. n-heksan (9) : etil asetat (1) Fraksi 2 (11-19)

3. n-heksan (8) : etil asetat (2) Fraksi 3 (20-34)

4. n-heksan (7) : etil asetat (3) Fraksi 4 (34-43)

5. n-heksan (6) : etil asetat (4) Fraksi 5 (44-52)

6. n-heksan (5) : etil asetat (5) Fraksi 6 (53-62)

7. n-heksan (4) : etil asetat (6) Fraksi 7 (63-73)

8. n-heksan (3) : etil asetat (7) Fraksi 8 (74-82)

9. n-heksan (2) : etil asetat (1) Fraksi 9 (83-90)

10. n-heksan (1) : etil asetat (9) Fraksi 10 (91-98)

11. n-heksan (0) : etil asetat (10) Fraksi 11 (99-105)

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
2. T
No. Fraksi Warna Nomor Vial
abl

1. Fraksi 1 Bening 1-10,11,13,15- e

18,21,22,25-28 fra

ksi
2. Fraksi 2 Agak keruh 12,14
dib

3. Fraksi 3 Keruh 23, 24 ed

ak
4. Fraksi 4 Agak kuning 19,20,100-104
an
5. Fraksi 5 Kuning 65-67,79-94
ber

6. Fraksi 6 Kuning pekat 96-99,105 da

sar
7. Fraksi 7 Hijau kekuningan 40,68-69,70,78
ka
8. Fraksi 8 Hijau lumut 64
n

9. Fraksi 9 Hijau pekat wa

rna
10. Fraksi 10 Coklat 29,35-39

11. Fraksi 11 Hijau kehitaman 45-57

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
B. Pembahasan

Kromatografi kolom adalah suatu metode yang sederhana dan

masih sering digunakan dimana prinsipnya yaitu adsorbsi, partisi dan

gravitasi.

Kromatografi kolom konvensional merupakan metode kromatografi

klasik yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Kolom kromatografi

digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak.

Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan komponen

kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan

proses elusi berdasarkan gaya gravitasi

Pada praktikum kromatografi kolom konvensional dilakukan

percobaan identiikasi sampel ekstrak daun coklat (Theobroma cacao L.)

yang dilakukan dengan metode kering

Tujuan percobaan ini yaitu tentang mengidentifikasi suatu zat yang

berkhasiat dari ekstrak daun coklat (Theobroma cacao L) dengan

menggunakan kromotografi kolom konvensional.

Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan

komponen kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak

dengan proses elusi berdasarkan gaya gravitasi. Kolom kromatografi atau

tabung untuk pengaloran karena gaya tarik bumi (gravitasi) atau system

bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca yang dilengkapi dengan

kran.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
Pada percobaan ini digunakan eluen dengan tingkat kepolaran

yang rendah terlebih dahulu sampai yang tinggi kepolarannya karena jika

yang dimasukkan terlebih dahulu adalah pelarut polar maka ditakutkan

senyawa non polar pada sampel akan tertarik juga sementara kita akan

melakukan proses pemisahan antara senyawa polar dan nonpolar. Dan

pada akhir dari proses isolasi tidak ada lagi senyawa non polar yang akan

ditarik jika pelarut non polar digunakan lebih akhir. Adapun alasan pada

kromatogarfi kolom digunakan kolom dengan adsorben sillika gel karena

kolom yang dibentuk dengan silika gel memiliki tekstur dan struktur yang

lebih kompak dan teratur. Silika gel memadat dalam bentuk tetrahedral

raksasa, sehingga ikatannya kuat dan rapat. Dengan demikian, adsorben

silika gel mampu menghasilkan proses pemisahan yang lebih optimal.Silica gel

dapat membentuk ikatan hidrogen di permukaannya, karena pada permukaannya

terikat gugus hidroksil. Oleh karenanya, silica gelsifatnya sangat polar.

Sementara itu, fasa gerak yang digunakan sifatnya non-polar. Apabila digunakan

lebih dari satu jenis fase diam senyawa yang akan keluar dikhawatirkan akan

sangat lama tertahan pada kolom. Sampel atau fraksi yang turun itu sesuai

dengan kepolaran pelarut yang digunakan. Bila pelarut yang digunakan adalah n-

heksana (non polar)

Adapun prosedur kerja dari percobaan ini yaitu silika halus ditimbang

berdasarkan perbandingan 1 gram ekstrak : 30 gram silika gel dan

dikemas dengan metode kering digunakan eluen (n-heksan : etil asetat)

dengan perbandingan 10:0 dalam 50 mL, selapis diatas permukaan kertas

saring selanjutnya dielusi sampai menghasilkan fraksi-fraksi dan

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
ditampung dalam vial. Eluen yang sebelumnya telah habis diganti dengan

eluen 9:1, kemudian secara berturut dilanjutkan dengan eluen

perbangingan 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10. Kemudian hasil

isolasi ditampung pada masing-masing vial yang telah dikalibrasi

sebanyak 5 mL. Diamati warna yang dihasilkan dan dipisahkan sesuai

perbandingan eluen yang digunakan.

Adapun hasil berdasarkan eluen yang di dapat pada percobaan ini

adalah pada eluen n-heksan (10) : etil asetat (0) menghasilkan fraksi 1 (1-

10); eluen n-heksan (9) : etil asetat (1) menghasilkan fraksi 2 (11-19); n-

heksan (8) : etil asetat (2) menghasilkan fraksi 3 (20-34); n-heksan (7) :

etil asetat (3) menghasilkan fraksi 4 (34-43); n-heksan (6) : etil asetat (4)

menghasilkan fraksi 5 (44-52); n-heksan (5) : etil asetat (5) menghasilkan

fraksi 6 (53-62); n-heksan (4) : etil asetat (6) menghasilkan fraksi 7 (63-

73); n-heksan (3) : etil asetat (7) menghasilkan fraksi 8 (74-82); n-heksan

(2) : etil asetat (1) menghasilkan fraksi 9 (83-90); n-heksan (1) : etil asetat

(9) menghasilkan fraksi 10 (91-98); n-heksan (0) : etil asetat (10)

menghasilkan fraksi 11 (99-105).

Adapun hasil berdasarkan warna perbandingan fraksi 1 adalah

berwarna bening pada vial no 1-10,11-13, 15-18, 21, 22, 25-28;

perbandingan fraksi 2 adalah berwarna agak keruh pada vial no 12-14 ;

perbandingan fraksi 3 adalah berwarna keruh pada vial no 23,24;

perbandingan fraksi 4 adalah berwarna agak kuning pada vial no

19,20,100-104; perbandingan fraksi 5 adalah berwarna kuning pada vial

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
no 65-67, 79-94; perbandingan fraksi 6 adalah berwarna kuning pekat

pada vial no 96-99,105; perbandingan fraksi 7 adalah berwarna hijau

kehijauan pada vial no 40,68-69,70,78; perbandingan fraksi 8 adalah

berwarna hijau lumut pada vial no 64; perbandingan fraksi 9 adalah

berwarna hijau pekat pada vial no 30; perbandingan fraksi 10 adalah

berwarna coklat pada vial no 29, 35-39; perbandingan fraksi 11 adalah

berwarna hijau kehitaman pada vial no 45-57.

Dari hasil pemisahan dengan kromatografi kolom konvensional

diperoleh sebanyak 105 fraksi yang dipisahkan berdasarkan perbandingan

eluen dan fraksi dipisahkkan berdasarkan warna yang dihasilkan, pada

percobaan ini dihasilkan 11 perubahan warna. Dimana jika semakin

terang warna yang terlihat maka semakin polar dan sebaliknya semakin

pudar warna yang dihasilkan maka fraksi juga kurang polar.

Adapun kelebihan dari kromatografi kolom konvensional adalah

dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative, digunakan untuk

menentukan jumlah komponen campuran, digunakan untuk memisahkan

dan purifikasi substansi, dan kekurangannya adalah untuk

mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual dan

metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming)

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada estrak daun

coklat (Theobroma cacao L.)dapat disimpulkan bahwa dari hasil

kromatografi kolom konvensional ini diperoleh hasil sebanyak 11 fraksi

berdasarkan eluen dan sebanyak 13 fraksi berdasarkan warna.

B. Saran

Sebaiknya dalam pengerjaan para praktiken harus lebih teliti agar

tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

SKEMA KERJA

Kolom disiapkan dan dipasang pada statif

Masukkan kapas kedalam kolom

Tambahkan kertas saring

Tambahkan silica gel sebanyak 30 gr

Tambahkan eluen

Tambahkan kertas saring

Tambahkan sampel

Ditampung didalam vial yang telah dikalibrasi

(diatur berdasarkan warna dan kepekatan)

DAFTAR PUSTAKA

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
Anonim, 2017, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokima 2, Fakultas
Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Raymond G. Reid and Satyajit D. sarker., 2006, Isolation of Natural


Products by Low-Pressure Column Chromatography, In sarker,
Sd., Latif, Z., and Gray, Al. (Ed). Natural Products Isolation.
Humana Press Inc. Totowa, New Jersey

Rohman, Abdul., 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu,


Jakarta.

Sastrohamidjojo, 2005, CaraMengidentifikasiFlavonoid, Bandung,


PenerbitITB.

Siregar, Tumpal., Slamet Riyadi., Laeli Nuraeni, 1989, Budidaya,


pengolahan, dan pemasaran Cokelat, Penebar Swadaya,
Jakarta.

Tjitrosoepomo, G., 1998, Taksonomi Umum: Dasar- Dasar Taksonomi


Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Hal. 150-154,
Yogyakarta.

Lampiran 1. Gambar

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum Kromatografi Kolom Konvensional didapatkan hasil

sebagai berikut :

3. Table fraksi dibedakan berdasarkan eluen

No. Fase gerak ( eluen ) Fraksi

1. n-heksan (10) : etil asetat (0) Fraksi (1 – 10)

2. n-heksan (9) : etil asetat (1) Fraksi 2 (11-19)

3. n-heksan (8) : etil asetat (2) Fraksi 3 (20-34)

4. n-heksan (7) : etil asetat (3) Fraksi 4 (34-43)

5. n-heksan (6) : etil asetat (4) Fraksi 5 (44-52)

6. n-heksan (5) : etil asetat (5) Fraksi 6 (53-62)

7. n-heksan (4) : etil asetat (6) Fraksi 7 (63-73)

8. n-heksan (3) : etil asetat (7) Fraksi 8 (74-82)

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
9. n-heksan (2) : etil asetat (1) Fraksi 9 (83-90)

10. n-heksan (1) : etil asetat (9) Fraksi 10 (91-98)

11. n-heksan (0) : etil asetat (10) Fraksi 11 (99-105)

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
4. T
No. Fraksi Warna Nomor Vial
abl

1. Fraksi 1 Bening 1-10,11,13,15- e

18,21,22,25-28 fra

ksi
2. Fraksi 2 Agak keruh 12,14
dib

3. Fraksi 3 Keruh 23, 24 ed

ak
4. Fraksi 4 Agak kuning 19,20,100-104
an
5. Fraksi 5 Kuning 65-67,79-94
ber

6. Fraksi 6 Kuning pekat 96-99,105 da

sar
7. Fraksi 7 Hijau kekuningan 40,68-69,70,78
ka
8. Fraksi 8 Hijau lumut 64
n

9. Fraksi 9 Hijau pekat wa

rna
10. Fraksi 10 Coklat 29,35-39

11. Fraksi 11 Hijau kehitaman 45-57

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana

analit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fas diam dan

fase gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam

bentuk molekul kecil, atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada

pendukung padat atau dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan

pada dinding kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan

Kromatografi kolom konvensional adalah metode kromatografi

klasik yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Kolom kromatografi

digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak.

Prinsip dari kromatografi kolom jenis ini adalah kecenderungan komponen

kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan

proses elusi berdasarkan gaya gravitasi. Pada kromatografi kolom ini

diperoleh beberapa fraksi yang di tampung dalam vial berdasarkan warna

yang dihasilkan dari beberapa perbandingan eluen yang digunakan.

Tujuan dilakukannya percobaan kali ini adalah untuk memisahkan

campuran senyawa dalamdaun coklat (Theobroma cacao L.)dengan

metode kromatografi kolom.

Pada percobaan ini dilakukan identifikasi sampel ekstrak daun

coklat (Theobroma cacao L.) dengan metode kromatografi kolom

konvensional. Dimana metode ini dapat memisahkan suatu komponen

kimia dan suatu sampel dalam jumlah yang banyak.

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman

perkebunan yang dikembangkan untuk peningkatan sumber devisa

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
negara dari sektor nonmigas. Indonesia merupakan daerah tropis yang

mempunyai potensi baik untuk pengembangan kakao.

Prinsip kerja kromatografi kolom adalah dengan adanya perbedaan

daya serap dari masing-masing komponen, campuran yang akan diuji,

dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan

dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan

terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non polar

terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang di serap dari larutan

secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada kolom.

Pelarut lebih lanjut / dengan tanpa tekanan udara masin-masing zat akan

bergerak turun dengan kecepatan khusus sehingga terjadi pemisahan

dalam kolom

Kolom biasanya dikemas dengan partikel fase diam yang kecil.

Fase gerak melewatinya dan membawa molekul-molekul sampel yang ada

didalamnya. Beberapa molekul meninggalkan kolom terlebih dahulu

dibandingkan molekul lainnya. Beberapa molekul ada yang meninggalkan

kolom belakangan disebabkan karena mengalami beberapa pengalihan

(diversi) selama perjalanannya.

Pada percobaan ini digunakan metode kering, metode ini dilakukan

dengan cara silika gel langsung di masukkan kedalam kolom yang telah

berisi kapas kemudian diatasnya diletakkan kertas saring yang telah

digunting sesuai dengan ukuran kolom tersebut.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
Pada Praktikum Kromatografi kolom, dilakukan dengan

menggunakan 11 perbandingan eluen n-heksan: etil asetat, yaitu (10 : 0)

sampai 0:10. Adapun alasan dari penggunaan eluen dari tingkat kepolaran

yang rendah (kurang polar) terlebih dahulu ke dalam kolom yaitu karena

jika yang dimasukkan pelarut polar terlebih dahulu maka dikhawatirkan

senyawa non polar yang ada pada sampel akan tertarik juga sementara

yang kita inginkan yaitu melakukan proses pemisahan antara senyawa

polar dan nonpolar. Dan pada akhir dari proses isolasi ini tidak ada lagi

senyawa non polar yang akan tertarik jika pelarut non polar digunakan di

akhir.

Setelah itu silika dimasukkan kedalam kolom kemudian dimasukkan

lagi kertas saring, lalu masukkan fraksidaun coklat (Theobroma cacao L.).

Kemudian eluen n-heksan : etil asetat dimasukkan ke dalam kolom mulai

dari kepolaran terrendah hingga kepolaran tinggi (10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4,

5:5, 4:6, 7:3, 8:2, 1:9, dan 0:10). Kemudian hasil isolasi tersebut

ditampung pada masing-masing vial yang telah dikalibrasi sebanyak 5 mL.

Adapun hasil yang di dapat pada percobaan ini adalah pada

perbandingan fraksi 1 adalah berwarna bening pada vial no 1-10,11-13,

15-18, 21, 22, 25-28; perbandingan fraksi 2 adalah berwarna agak keruh

pada vial no 12-14 ; perbandingan fraksi 3 adalah berwarna keruh pada

vial no 23,24; perbandingan fraksi 4 adalah berwarna agak kuning pada

vial no 19,20,100-104; perbandingan fraksi 5 adalah berwarna kuning

pada vial no 65-67, 79-94; perbandingan fraksi 6 adalah berwarna kuning

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
pekat pada vial no 96-99,105; perbandingan fraksi 7 adalah berwarna

hijau kehijauan pada vial no 40,68-69,70,78; perbandingan fraksi 8

adalah berwarna hijau lumut pada vial no 64; perbandingan fraksi 9

adalah berwarna hijau pekat pada vial no 30; perbandingan fraksi 10

adalah berwarna coklat pada vial no 29, 35-39; perbandingan fraksi 11

adalah berwarna hijau kehitaman pada vial no 45-57.

Dari hasil pemisahan dengan kromatografi kolom konvensional

diperoleh sebanyak 105 fraksi yang dipisahkan berdasarkan perbandingan

eluen dan fraksi dipisahkkan berdasarkan warna yang dihasilkan, pada

percobaan ini dihasilkan 11 perubahan warna. Dimana jika semakin

terang warna yang terlihat maka semakin polar dan sebaliknya semakin

pudar warna yang dihasilkan maka fraksi juga kurang polar.

Pada kromatografi kolom konvensional mempunyai kelebihanyaitu

dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative, digunakan untuk

menentukan jumlah komponen campuran, digunakan untuk memisahkan

dan purifikasi substansi. Kekurangan yaituuntuk mempersiapkan kolom

dibutuhkan kemampuan teknik dan manual dan metode ini sangat

membutuhkan waktu yang lama (time consuming).

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada estrak daun

coklat (Theobroma cacao L.)dapat disimpulkan bahwa dari hasil

kromatografi kolom konvensional ini diperoleh hasil sebanyak 11 fraksi

berdasarkan eluen dan sebanyak 13 fraksi berdasarkan warna.

B. Saran

Diharapkan kepada laboratorium agar menyediakan pereaksi yang

sesuai untuk pengerjaan sehingga hasil yang diperoleh juga maksimal

dan sesuai dengan literatur yang ada dan untuk asisten diharapkan

untuk selalu mendampingi praktikan hingga selesai agar tidak terjadi

kekesalahan pada saat melakukan percobaan.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja Praktikum


Metode Kering
Siapkan alat dan bahan

Pasangkan kolom pada statif kemudian diklem

Masukkan kapas pada bagian bawah kolom, lalu masukkan kertas


saring yang telah dipotong sesuai kolom

Masukkan silica halus sebanyak 30 gram ke dalam kolom kemudian


lapisi denga kertas saring

Masukan 1 gram ekstrak, kemudian tambahkan eluen (n-heksan : etil


asetat) dengan perbandingan 10:0

Dielusi sampai menghasilkan fraksi-fraksi dan ditampung dalam vial

Eluen yang sebelumnya telah habis dengan eluen10:0, 9:1, di ganti


eluen kemudian berturut-turut dilanjutkan dengan perbandingan 8:2,
7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10

Fraksi ditampung pada masing-masing vial yang telah dikalibrasi


sebanyak 5 mL

Diamati kemudian dipisahkan fraksi sesuai perbandingan eluen yang


digunakan dan fraksi dipisahkan sesuai warna.

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246
FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL
PADA FRAKSI N-HEKSAN : ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN COKLAT(Theobroma
cacao L.)ASAL DESA SIMBANG KECAMATAN SIMBANG
KABUPATEN MAROS

INTAN PURNAMA SARI S.N NUR FADHILAH SYAHID


15020150246

Anda mungkin juga menyukai

  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen21 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen21 halaman
    Bab I
    intan
    Belum ada peringkat
  • Sampul Botani
    Sampul Botani
    Dokumen1 halaman
    Sampul Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dua Dimensi Fix
    Dua Dimensi Fix
    Dokumen22 halaman
    Dua Dimensi Fix
    intan
    Belum ada peringkat
  • KKK Ok
    KKK Ok
    Dokumen24 halaman
    KKK Ok
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dapus BSLT
    Dapus BSLT
    Dokumen1 halaman
    Dapus BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • Laporan BSLT-1
    Laporan BSLT-1
    Dokumen19 halaman
    Laporan BSLT-1
    intan
    Belum ada peringkat
  • Diabetes
    Diabetes
    Dokumen17 halaman
    Diabetes
    intan
    Belum ada peringkat
  • Antri Fertelisasi
    Antri Fertelisasi
    Dokumen19 halaman
    Antri Fertelisasi
    intan
    Belum ada peringkat
  • Dapus BSLT
    Dapus BSLT
    Dokumen1 halaman
    Dapus BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • ANTIMIKROBA
    ANTIMIKROBA
    Dokumen24 halaman
    ANTIMIKROBA
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    intan
    Belum ada peringkat
  • BSLT
    BSLT
    Dokumen20 halaman
    BSLT
    intan
    Belum ada peringkat
  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat
  • An Tik Anker
    An Tik Anker
    Dokumen13 halaman
    An Tik Anker
    intan
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen9 halaman
    SAMPUL
    intan
    Belum ada peringkat
  • Resume Botani
    Resume Botani
    Dokumen35 halaman
    Resume Botani
    intan
    Belum ada peringkat