Disusun Oleh:
Fiska Rianasari
Muhammad Amrin Hakim
Fitria Ningsih Hartika
Siti Anisa
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu konsep yang bisa digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja
adalah konsep value for money. Pengukuran kinerja value for money adalah
pengukuran kinerja untuk mengukur nilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas suatu
kegiatan, program, dan organisasi. Value for money menghendaki pemerintah
dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dengan tingkat biaya yang lebih rendah.
BAB II
PEMBAHASAN
Fokus pengukuran kinerja sektor publik terletak pada hasil atau outcome
karena tujuan utama sektor publik adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan
publik sebagai pengguna atas produk yang dihasilkan. Sedangkan, Fokus
pengukuran kinerja sektor swasta komersial dengan organisasi layanan publik.
Sektor swasta komersial befokus pada perspektif finansial dan organisasi layanan
publik berfokus pada pelanggan.
1. Informasi Finansial
2. Informasi Nonfinansial
Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu:
a) Proses inovasi
o Pengukuran terhadap proses inovasi yang bersifat penelitian dasar dan terapan.
o Pengukuran terhadap proses pengembangan produk.
b) Proses Operasi
Indikator biaya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya
per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah yang
terangkut, biaya per siswa). Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukan
biaya unitnya karena output yang dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak
ada keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi tersebut maka
dibuat indikator kinerja produksi misalnya belanja per kapita.
2. Penggunaan (utilization)
5. Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need
assessment) dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan. Namun,
dapat juga digunakan indikator proksi misalnya jumlah komplain. Pembuatan
indikator kinerja tersebut memerlukan kerjasama antar unit kerja.
Contoh Pengembangan Indikator Kinerja
• Menunjukkan efektivitas
Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, namun
beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen saja belum cukup. Perlu ditambah
dua elemen lain yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality).
Keadilan mengacu pada adanya kesempatan sosial (social opportunity) yang sama
untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan
ekonomi. Selain keadilan, perlu dilakukan distribusi secara merata (equality).
Artinya, penggunaan uang publik hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada
kelompok tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata.
1. Input
2. Output
Output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan
kebijakan. Pada umumnya output yang diinginkan saja yang dibicarakan,
sedangkan output yang tidak diingikan atau efek samping, misalnya peningkatan
polusi yang terjadi akibat dibuatnya jalan baru, jarang dibicarakan. Mengukur
output lebih sulit dilakukan terutama untuk pelayanan sosial, seperti pendidikan,
keamanan atau kesehatan. Sebagai contoh, output yang dihasilkan polisi adalah
tegaknya hukum dan peraturan atau rasa aman masyarakat. Ukuran output tersebut
adalah turunnya angka kriminalitas, tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar
karena turunnya angka kriminalitas dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti peran
pendidikan, perbaikan ekonomi, dan sebagainya sedangkan aktivitas polisi
hanyalah salah satu faktor saja. Data statistik yang ada hanya menunjukkna
kriminalitas yang dilaporkan atau tercatat, bukan kriminalitas yang sesungguhnya
terjadi. Oleh karena itu, output merupakan kenaikan nilai atau nilai tambah.
Analisis value for money memerlukan dta input dan output yang memadai
karena value for moneymempunyai kaitan erat dengan pengukuran output dan
input.Permasalahan yang sering muncul adalah tidak tersedianya data yang
lengkap terutama data output. Tidaktersedianya data output yang lengkap tidak
berarti analisis value for moneytidak dapat dilakukan. Karena untuk mengukur
output seringkali terdapat esulitan, organisasi sektor public menggunakan output
antara (intermediate output) atau indikator kinerja (performance indicator) sebagai
alat ukut output. Banyak ukuran yang dianggap menunjukkan output pada
kenyataannya adalah throughput, sebagai contoh volume aktivitas. Jumlah operasi
yang dilakukan di rumah sakit merupakan throughput bukan output. Output yang
lebih tinggi yang hendak dicapai rumah sakit adalah memperbaiki kesehatan
masyarakat, meningkatkan angka harapan hidup, dan sebagainya.
4. Outcome
a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarakan oleh
organisasi?
b. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan?
c. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for
money. Efiseiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
Efisiensi= Output/Input
Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolut tetapi dalam bentuk
relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B, unit A lebih efisien tahun ini
dibanding tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara:
a. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
b. Meningkatkan output dalam porsi yang lebih besar dari pada porsi
pengikatan input.
c. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
d. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi
dua yaitu efisiensi alokasi (efisiensi 1) dan efisiensi teknis atau manajerial
(efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis (manajerial)
terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat
output tertentu.
3. Pengukuran Efektivitas
4. Pengukuran Outcome
Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya
input paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Implementasi konsep value for moneydiyakini dapat
memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor publik.
Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik
antara lain.
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran