Anda di halaman 1dari 4

HANY ESTI PALUPI

18311367 (234)

Disini saya memilih tokoh Utsman bin Affan dan Abu Bakar Ash-Shidiq.

Utsman bin Affan

Selama kurang lebih 6 tahun melewati masa penuh prestasi, paruh terakhir masa
kekhalifahan Utsman bin Affan harus menghadapi berbagai pemberontakan dan
pembangkangan di dalam dan di luar negeri. Di dalam negeri, pemberontakan terjadi karena
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh khalifah dianggap tidak adil, dan juga pendapatan
kenegaraan dianggap hanya menguntungkan keluarga khalifah saja. Sedangkan di luar negeri
terjadi serangkaian serangan balasan yang dilakukan oleh bangsa Persia dan Romawi yang
wilayahnya telah ditaklukan oleh pasukan Muslim. Berbagai pemberontakan dan fitnah yang
disebarkan oleh orang Yahudi dari suku Qainuqa dan Nadhir, serta Abdullah bin Saba
menyebabkan berbagai kekacauan di akhir masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
hingga wafatnya khalifah pada 35 H. Maka diutuslah beberapa orang kepercayaannya untuk
menyebarkan al-Qur’an hasil kodifikasinya ke beberapa daerah penting antara lain Makkah,
Syiria, Kuffah, Syam, Bashrah dan Yaman. Kemudian Beliau menginstruksikan untuk
membakar semua mushaf yang lain dan berpatokan pada mushaf yang baru yang diberi nama
Mushaf al-Iman.

1. Perluasan masjid (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) karena semakin banyak
dan ramai umat Islam berbondong-bondong menunaikan rukun Islam yang ke
lima yaitu haji

2. Mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya

3. Membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan untuk mengadili suatu perkara

4. Banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap dan
menggantikannya dengan orang-orang yang lebih kredibel

5. Pembentukan Armada Laut Islam Pertama Kali

Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut Islam sebenarnya telah ada sejak
masa kekhalifahan ‘Umar bin Khattab namun beliau menolaknya karena khawatir hal itu
akan membebani kaum muslimin pada saat itu. Setelah kekhalifahan berpindah tangan pada
‘Utsman maka gagasan itu diangkat kembali ke permukaan dan berhasil menjadi kesepakatan
bahwa kaum muslimin memang harus ada yang mengarungi lautan meskipun sang khalifah
mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan sukarela. Berkat armada
laut ini wilayah Islam bertambah luas setelah menaklukkan pulau Cyprus meski harus
melewati peperangan yang melelahkan.

Gaya kepemimpinan Utsman bin Affan itu ada 5, yaitu:

1. Seniman

2. Komandan
3. Pelayan
4. Birokrat
5. Manager

Faktor keberhasilan kepemimpinan oleh ‘Utsman adalah :

1. Gaya kepemimpinan yang bersifat melayani (pelayan) dan komandan (tegas).

Melayani ketika banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan maka ia


membantu (membeli sumur dari seorang yahudi untuk kepentingan bersama dan
memberikan gandum yang dibawa oleh 1000 ekor unta untuk rakyat miskin yang
hidup kekurangan).

2. Bersikap tegas

Ketika banyak para pemerintah/ pembesar yang dalam kepemimpinannya itu


dianggap tidak cakap maka ia mengganti dengan pemimpin yang dianggap lebih
kredibel dalam memimpin.

ABU BAKAR
Pemerintahan Abu Bakar adalah pemerintahan pertama yang mengobarkan
peperangan dan memepersenjatai bala tentara untuk membela hak-hak kaum kafir yang
lemah. Dalam hal ini Abu Bakar sangat di kenal dengan sebuah ungkapannya sekaligus yang
menjadi komitmennya : “Demi Allah jika mereka tidak mau membayar zakat dari harta yang
mampu mereka bayar , padahal (dahulu) mereka membayarkannya kepada Rasulullah SAW.
Maka niscaya aku akan memerangi mereka.”

Abu Bakar yang memulai penakhlukan dan perluasan Islam pada masanya, Islam
mampu menakhlukan Persia dan Romawi, bahkan beliau meninggal pada saat perang yarmuk
melawan imperium Romawi. Dalam setiap peperangan yang diperintahkan beliau adalah
selalu menanamkan nilai-nilai etika yang berdasar al Qur’an dan as sunnah. Beliau
mewasiatkan pada kaum Muslimin : “Janganlah sekali-kali membunuh pendeta biarlah
mereka melaksanakan peribadatan sesuai keyakinan mereka.

Abu Bakar menjadi khalifah hanya selama dua tahun, pada tahun 634 M beliau
meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri
terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk
lagi kepada pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan
Nabi Muhammad saw dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu mereka
menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat
membahayakan agama dan pemerintahan, maka Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini
dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid bin Walid
adalah jenderal yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini. Kekuasaan yang dijalankan
pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah saw, bersifat sentral :
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan
roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga
Nabi Muhammad saw, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan
ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai al Hirah pada tahun
634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu Ubaidah,
Amr ibnu ‘Ash, Yazid ibnu Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh
Usamah yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibnu Walid
diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, dia sampai ke
Syria.

Faktor keberhasilan kepemimpinan Abu Bakar antara lain:


1. Berani

Keberanian beliau dalam menyampaikan kebenaran mengantarkan umat Islam pada


puncak kejayaan. Kekuasaannya meliputi hampir semua negara di Timur Tengah,
bahkan sampai ke Andalusia, Eropa dan Afrika.

2. Kejujuran dan Sikap Amanah.

Hal ini tak terlepas dari didikan Rasulullah SAW yang memang selalu
menitikberatkan aspek kejujuran. “Janganlah kamu berdusta maka bagimu surga,”
begitulah pesan dari Rasulullah SAW.

3. Kuat Pendirian dan tegas.

Bependirian kokoh, yang benar itu benar dan yang salah itu tetap salah. Abu Bakar
meminta kepada masyarakat untuk taat kepadanya, selama ia taat kepada Allah SWT
dan Rasul-Nya. Akan tetapi, jika ia melanggar perintah-Nya, mereka tidak wajib taat
kepadanya.

4. Sabar dan Rendah Hati.

Memiliki kesabaran yang tinggi dan rendah hati. Kesabaran beliau terlihat bahwa
beliau tidak pernah memaksakan kehendak beliau sendiri, beliau selalu menyertakan
pendapat sahabat-sahabat yang lain. Kerendahan hati beliau terlihat ketika dipilih
menjadi seorang pemimpin, Abu Bakar tidak pernah mencerminkan ambisi untuk
memimpin, beliau selalu merendah bahwa beliau sendiri tidak pantas untuk
memimimpin. Terlihat juga dalam isi pidato beliau yang dikutip dalam buku Al-
Bidayah wa Al-Nihayah, “Sekarang aku telah dipilih sebagai pemimpin atas kalian,
padahal aku bukanah orang yang terbaik di antara kalian.”

5. Faqih

Faqih yaitu paham seluk beluk ilmu agama. Banyak pemimpin sekarang yang hanya
paham birokrasi tapi tak paham ilmu agama yang menjadi dasar hidupnya. Paham
ilmu birokrasi dan ilmu agama menjadi hal penting dalam memimpin.

Anda mungkin juga menyukai