Anda di halaman 1dari 31

RESUME MATERI KULIAH BASIC TIMBER AND STEEL DESIGN

Oleh : Mufita Aulia Zelin / 5113415006

S1 Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang

1.1 Pendahuluan.
Basic timber and steel design adalah salah satu mata kuliah di Fakulti Kejuruteraan
Awam, UiTM. Di universitas di Indonesia mata kuliah ini setara dengan struktur baja
dan kayu. Dalam mata kuliah ini dibahas cara mendesain elemen struktur bangunan
kolom, balok, trust, bracing dan lain-lain yang menggunakan baja atau kayu sebagai
bahan konstruksi utamanya. Desain member pada mata kuliah ini mengacu pada
Eurocode dan British Standar seperti negara-negara di Eropa. Berbeda sedikit dari
Indonesia yang mengacu pada standar Amerika.
1.2 Materi Pembelajaran Dalam Kelas.
1. Desain Balok Baja
2. Desain Kolom Baja
3. Desain Sambungan Baja
4. Desain Balok Kayu
5. Desain Kolom Kayu
6. Desain Batang Tarik
1.3 Pembahasan
1.3.1 Desain Balok Baja ( Steel Beam Design )
Fungsi utama balok yaitu untuk mentranfer beban vertical ke elemen struktur
dibawahnya yang akan diteruskan ke struktur pondasi.
Kegunaan balok ;
• Menahan pelat lantai dan kolom
• Menahan gording
❖ Jenis balok baja :
❖ Kegagalan pada balok baja.
• Local buckling Lateral torsional buckling

• Bending

❖ Jenis beban pada balok terdiri dari :


1. Beban terpusat dari balok anak dan kolom.
2. Beban merata dari pelat lantai dan berat sendiri balok.
❖ Langkah – Langkah Desain Balok

Menghitung beban ultimate

Menghitung gaya geser maksimal (Vmaks) dan momen maksimal (Mmskd).

Memilih ukuran section ( jika ukuran tidak diberikan)

Menentukan klasifikasi section

Menentukan tahanan lentur dan tahanaan geser cross section

Menentukan tahanan geser tekuk

Menentukan tahanan flange akibat tekuk

Menentukan tahanan pada web akibat tekuk ( web buckling )

Menghitung deflection

1. Menghitung Beban Ultimate.


Beban utimate dihitung dengan kombinasi beban terfaktor ;

Fed = 1.35 Gk + 1.5 QK

Dengan : Gk = Beban mati.


Qk = Beban hidup
2. Menghitung Gaya Geser Maksimal Dan Momen Maksimal.

𝑾𝒙𝑳 𝑾 𝒙 𝑳𝟐 𝑷𝒙𝐋
𝑽𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝑴𝒎𝒂𝒌𝒔 = atau 𝑴𝒎𝒂𝒌𝒔 =
𝟐 𝟖 𝟒

3. Memilih Ukuran Section.


Ukuran section dipilih berdasarkan modulus plastis yang didapat dari :

𝑴
𝑾𝒑𝒍𝒚 =
𝒇𝒚/𝜸𝑴

Dengan fy adalah mutu baja dan γM = 1

Wply section harus lebih besar dari Wply beban pada balok.

4. Menentukan Klasifkasi Section.


Klasifikasi section dipilih berdasarkan kelas mutu baja yang diinginkan.
Sumber : BS EN 1993-1-1:2005

EN 1993-1-1:2005 (E)
5. Menentukan Tahanan Lentur Dan Geser Cross Section.
5.1 Tahanan lentur ( Bending moment)
MEd
≤ 1,0
Mc,Rd

Dimana Mc,Rd didapat berdasarkan kelas masing-masing mutu baja.

𝑊𝑝𝑙 𝑥 𝑓𝑦
Mc,Rd = Class 1 dan class 2
𝛾𝑀0

𝑊𝑒𝑙.𝑚𝑖𝑛 𝑥 𝑓𝑦
Mc,Rd = Class 3
𝛾𝑀0

𝑊𝑒𝑓𝑓.𝑚𝑖𝑛 𝑥 𝑓𝑦
Mc,Rd = Class 4
𝛾𝑀0

5.2 Tahanan geser ( Shear resistance )

VEd ≤ 1,0
Vc,Rd

Av, shear area = A-2btf + (tw + 2r) tf > hw tf

6. Menentukan Tahanan Geser Tekuk (Shear buckling resistance)

7. Menentukan Tahanan Flange Akibat Tekuk.


dimana :
AW = luas cross section dari web.
Afc = luas effektif cross section.
hw = tinggi web
tw = tebal web
nilai k didapat berdasarkan :

8. Menentukan Tahanan Web Akibat Tekuk (Web Buckling).


Tahanan tekuk pada web dihitung untuk memastikan bahwa web mampu menahan
beban lateral.

Dimana :
tw = tebal web
fyw = kuat tarik mutu baja
Leff = Panjang efektif yang didapat dari

ΧF = factor reduksi karena tekuk local


ly = Panjang efektif terkena beban
- Panjang efektif terkena beban.

- Untuk tipe a dan b pada figure 6.1

- Untuk tipe c pada figure 6.1

Dimana

9. Menghitung Deflection.
Batas deflection pada balok dihitung berdasarkan BS EN 1993-1-1:2005, 7.2.1(1)B
1.3.2 Desain Kolom ( Steel column design )
Kolom adalah struktur untuk menerima beban compression dan meneruskan ke
struktur dibawahnya.
❖ Jenis- jenis kolom
a. Kolom sederhana

b. Built-up kolom
❖ Beban pada kolom
❖ Tipe kegagalan pada kolom.
• Buckling ( tekuk )
• Patah
❖ Langkah – Langkah Desain Kolom

Menghitung desain beban aksial ( NEd )

Memilih ukuran section ( jika ukuran tidak diberikan)

Menentukan klasifikasi section

Menentukan tahanan compression ( Nc,Rd )

Menentukan Panjang efektif ( Leff)

Menentukan tahanan tekuk dari kolom

Menentukan factor reduksi akibat tekuk

Menentukan buckling curve yang sesuai untuk mencari nilai α

Mengitung kelangsingan kolom , λ

Menghitung tahanan terhadap tekuk, Nb,Rd

1. Menghitung desain beban aksial, NEd


- Beban aksial maksimal yang diterima kolom bergantung pada material yang
digunakan dan kelangsinggan kolom.
- Kelangsingan kolom bergantung pada Panjang, jenis tumpuan serta ukuran
dan jenis cross section.
2. Memilih ukuran section.
- jika ukuran tiidak diberikan, ukuran percobaan bisa dipilih berdasarkan luas
cross section.

Dimana : Ag adalah luas peampag cross section


fy adalah mutu baja.
Nilai Ag pada cross section yang dipilih harus lebih besar dari nilai Ag diatas.

3. Menentukan klasikikasi section.


Klasifikasi section dipilih berdasarkan kelas mutu baja yang diinginkan.
4. Menentukan tahanan compression, Nc,Rd
Desain tahanan compression harus memenuhi persamaan :

Nc,Rd didapat dari :

Untuk class 1, 2 atau 3

Untuk class 4

5. Menentukan Panjang efektif, Leff.


- Panjang efektif kolom tergantung pada jenis tumpuan pada kolom.
- Untuk mendapatkan nilai kelangsingan kolom digunakan panjang efektif
bukan panjang kolom sebenarnya.
- Penentuan panjang efektif bisa didapat berdasarkan tabel dibawah.
6. Menentukan tahanan tekuk dari kolom.

NEd adalah nilai beban aksial


Nc,Rd adalah nilai tahanan tekuk cross section terhadap compression.
Nilai Nb,Rd didapat dari :

Untuk class 1, 2 atau 3

Untuk class 4
7. Menentukan factor reduksi akibat tekuk, χ

Dimana :

Untuk class 1, 2 atau 3

Untuk class 4

α adalah factor imperfection.


Ncr adalah gaya elastic critical

8. Menentukan buckling curve yag sesuai untuk mencari nilai α


- Factor imperfection α didapat berdasarkan kurva buckling pada table 6.1 dan
tabel 6.2
9. Menghitung kelangsingan kolom, λ
- Kelangsingan non dimensional didapat dengan :

Untuk class 1, 2 atau 3

Untuk class 4

Dimana Lcr adalah panjang efektif kolom.

i adalah radius of gyration cross section


10. Menghitung tahanan terhadap tekuk, Nb,Rd
- Nilai tahanan tekuk cross section didapat dari :

Untuk class 1, 2 atau 3

Untuk class 4

1.3.3 Desain Sambungan ( Connections )


❖ Jenis Sambungan
- Baut
- Las
❖ Sambungan Baut

- Material properties
❖ Jenis sambungan baut
Menurut tabel 3.1 EN 1993-1-8 (2005) jenis baut dibedakan menjadi :
a) Baut utama, class 4.6-6.8 dan termasuk baut untuk pondasi.
b) Baut pra pembebanan, class 8.8 dan 10.9.

Ukuran baut yang digunakan sebagai sambungan biasa dipakai baut ukuran 16, 20,
24, 30 dan 36 mm.
- Jenis sambungan baut pada elemen baja.
a) Double angle cleat
Digunakan untuk sambungan balok dengan balok, balok dengan kolom.

b) Flexible end plate


Digunakan untuk sambungan balok ke kolom dan balok ke balok
c) Sambungan balok ke kolom

d) Sambungan balok ke kolom bersifat kaku.

❖ Nilai clearance pada lubang baut.

❖ Posisi lubang baut pada sambungan.


❖ Maksimum dan minimum jarak ujung dan antar baut.

❖ Desain perlawanan terhadap geser, FV,Rd


- Pada baut dengan ulir

- Pada baut tanpa ulir

Dimana : A adalah luas kotor cross section baut.


AS adalah luas bidang tarik baut
fub adalah kuat tarik ultimate baut
αv = 0,6 untuk baut kelas 4.6, 5.6, 8.8
αv = 0,5 untuk baut kelas 4.8, 5.8, 6.8 dan 10.9
❖ Desain perlawanan terhadap Tarik

❖ Desain tahanan terhadap block tearing


a. Tahanan terhadap beban Concentric

b. Tahanan terhadap beban eccentric

Dimana : Ant adalah luas netto terhadap bidang tarik


Anv adalah luas netto terhadap bidang geser

❖ Desain tahanan tarik pada pelat


a. Akibat posisi baut

b. Akibat pelat itu sendiri

Dari Nu,Rd dan Npl,Rd dipilih yang terkecil sebagai nilai tahanan tarik pelat.
❖ Sambungan Las

Pengelasan adalah proses menyambungkan elemen baja dengan memanaskan


permukaan baja untuk menggabungannya dengan cairan pengisi.

- Desain tahanan terhadap Tarik per unit Panjang.

Dimana : ɑ adalah tebal las

Fw,Rd adalah kuat tahanan las terhadap geser yang didapat dari
1.3.4 Desain Balok Kayu ( Flexure members )
❖ Langkah-langkah desain
1. Menghitung tegangan yang bekerja pada balok.

𝑀
𝜎𝑚𝑎𝑙𝑙 =
𝑍
𝑏. ℎ2 b adalah lebar bersih penampang
𝑍= h adalah tinggi bersih penampang
6

𝑊. 𝐿2 W adalah beban yang bekerja pada balok


𝑀=
8 L adalah panjang efektif balok

2. Menentukan kapasitas kayu ( berdasarkan mutu dan jenis kayu )

𝛔mg// didapat dari tabel 2 MS 544 PART 2.

3. Menentukan tegangan yang diijinkan.

𝛔m.adm = 𝛔mg// x factor modifikasi

= 𝛔mg// x k1 x k2 x k3 x k4 x k5 x k6

- Nilai k1 ( durasi pembebanan )

- Nilai k2 ( pembagian pembebanan )

Apabila ada pembagian pembebanan pada balok maka diambil nilai k2 adalah
1,1
- Nilai k3 ( posisi tumpuan )

- Nilai k4 ( gaya geser diujung notch)


a. Untuk notch dujung atas

b. Untuk notch dibawah

Dimana : h adalah tinggi total balok (mm)

a ditunjukan pada figure 2 (mm)


- Factor bentuk
K5 = 1.18 untuk circular section
K5 = 1.41 untuk square section dengan beban di diagonal.

- Factor kedalaman

❖ Checking terhadap tahanan lentur pada balok.

𝛔m.all ≤ 𝛔m.adm

1.3.5 Desain Kolom Kayu ( Compression member )


❖ Langkah-langkah desain kolom.
1. Menghitung tegangan yang bekerja pada kolom.

𝑃 P adalah beban pada kolom


𝜎𝑐. 𝑎𝑙𝑙 =
𝐴 A adalah luas penampang
❖ Menentukan kapasitas kayu ( berdasarkan mutu dan jenis kayu )

𝛔c.g// didapat dari tabel 2 MS 544 PART 2.

❖ Menentukan tegangan yang diijinkan.

𝛔c.adm = 𝛔c.g// x factor modifikasi

Factor odifikasi tergantung pada besar kelangsingan ( slenderness ) kolom.

Jika λ > 5 , factor modifikasi k1, k2, k3, k4, k5, k8

λ < 5 , factor modifikasi k1, k2

𝐿𝑒
𝜆=
𝑖

𝐿𝑒
𝜆= Hanya untuk persegi panjang
𝑏
- Checking terhadap tahanan tekan pada kolom.

𝛔c.all ≤ 𝛔c.adm
- Checking terhadap tahanan tekan dan lentur.

1.3.6 Desain Batang Tarik ( Tension members )


❖ Langkah-langkah desain batang tarik..
1. Menghitung tegangan yang bekerja..

𝑇 T adalah gaya tarik pada member


𝜎𝑡. 𝑎𝑙𝑙 =
𝐴 A adalah luas penampang

2. Menentukan kapasitas kayu ( berdasarkan mutu dan jenis kayu )

𝛔t.g// didapat dari tabel 2 MS 544 PART 2.

3. Menentukan tegangan yang diijinkan.

𝛔t.adm = 𝛔c.g// x factor modifikasi

= 𝛔c.g// x k1 x k2

- Checking terhadap tahanan tarik .

𝛔t.all ≤ 𝛔t.adm
- Checking terhadap tahanan tarik dan lentur

1.3.7 Daftar Pustaka


BS EN 1993-1-1_2005
BS EN 1993-1-5_2006
BS EN 1993-1-8_2005
MS 544_Part 2

Anda mungkin juga menyukai