Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH MATA

BLOK INDERA KHUSUS

!
OLEH :
Nama : RESKI NURSYIFAH HUSAIN
NIM : 70600117030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2018
BLEFARITIS ANTERIOR

I. DEFINISI

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi
pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau
tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis
ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat
kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi
yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat
debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat
disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan
pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan
blefaritis angularis.

II. ETIOLOGI
Mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata).
Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik. Blefaritis stafilokok
dapat disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif,
atau Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis
seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.
III. GEJALA KLINIS & DIAGNOSA
Gejala :
• Sensasi seperti terbakar, berpasir dan fotofobia ringan dengan episode remisi dan
eksaserbasi merupakan gejala yang khas.
• Gejala biasanya memburuk di pagi hari, bahkan pada pasien yang juga
menderita dry eyes, perburukan gejala meningkat terus sepanjang hari.
Tanda :
• Blepharitis Staphylococcus
-Adanya skuama dan krusta yang keras yang terutama berlokasi disekitar basis
dari bulu mata.
-Konjungtivitis papiler ringan dan hiperemia konjungtival sering dijumpai.
- Terbentuknya jaringan parut dan tylosis tepi kelopak mata, madarosis dan
trichiasis sering menjadi komplikasi dari kasus-kasus. yang lama.
- Perubahan sekunder meliputi marginal keratitis dan terkadang phlyctenulosis.
- Gangguan penyerta seperti instabilitas film air mata dan dry eye sering terjadi.
• Blepharitis Seborheik
-Tepi kelopak mata yang hiperemis dn berminyak, disertai
kerontokan bulu mata
-Skuama yang terbentuk halus dan dapat berlokasi dimana saja pada
tepi kelopak mata, maupun menempel pada bulu mata.

IV. PATOFISIOLOGI
Peradangan pada blepharitis staphyloccocal diduga timbul sebagai akibat
dari adanya respon sel yang abnormal terhadap komponen dinding sel bakteri
Staphyloccocus aureus. Blepharitis seborheik sering berhubungan dengan
kelainan seborheik general yang dapat mengenai lapisan kulit kepala, lipat
nasolabial, bagian belakang telinga dan juga sternum. Karena letak palpebra yang
terlalu dekat dengan permukaan bola mata dapat memicu terjadinya peradangan
sekunder sertaperubahan mekanis pada konjungtiva dan kornea.
VI. DIAGNOSA BANDING
a) Dry Eye :
Dapat memberikan gejala yang sama, tetapi berkebalikan dengan blepharitis,
iritasi okuler yang terjadi pada dry eye jarang bersifat berbahaya dan biasanya
terbentuk setelah beberapa hari.
b) Tumor Palpebra Infiltratif :
Sebaiknya dipertimbangkan pada pasien yang mengalami blepharitis kronis
yang asimetris maupun unilateral, khususnya bila juga disertai dengan madarosis.

VII. TERAPI
Adapun penatalaksanaan blepharitis anterior ,meliputi:
a) Tindakan Higienitas Palpebra :
• Kompres hangat yang diaplikasikan selama beberapa menit untuk
melunakkan krutsa yang melekat pada dasar bulu mata.
• Pembersihan kelopak mata secara mekanis dengan cotton bud yang mengandung
cairan, membantu melepaskan/membersihkan krusta yang menutupi tepi kelopak
mata satu sampai dua kali sehari.
• Kelopak mata juga dapat dibersihkan dengan samphoo saat keramas
• Secara bertahap aktivitas yang tergolong lid hygiene ini dapat diturunkan
frekuensi pelaksanaanya, saat kondisi pasien telah berhasil dikontrol.
b) Antibiotik Topikal :
Asam fusidat, bacitracin, atau chloramphenicol yang biasanya digunakan untuk
mengobati folikulitis akut dapat diaplikasikan pada sisi kelopak mata yang
meradang setelah dilakukannya tindakan lid hygiene.
c) Antibiotik Sistemik :
Azithromycin (500 mg/hari selama 3 hari) kemungkinan dapat membantu
mengontrol penyakit ulkus pada tepi kelopak mata.
d) Steroid Topikal dengan Potensi Lemah :
Agen steroid topikal dengan potensi rendah misalnya fluorometholone yang
dioleskan sebanyak 4x/hari berguna untuk mengatasi konjungtivitis papiler dan
keratitis marginal.
e) Terapi pengganti Air Mata :
Diperlukan untuk mrngatasi instabilitas film air mata.

VIII. PROGNOSIS & KOMPLIKASI


Prognosis :
pada blefaritis prognosis sangat baik dan dapat hilang dengan terapi.
Komplikasi :
a.Pembentukan khalazion yang dapat bersifat rekuren
b.Instabilitas film air mata pada sekitar 30% pasien. Keadaan ini dapat merupakan
akibat ketidakseimbangan antara komponen air dan lemak, sehingga
meningkatkan penguapan film air mata
c.Konjungtivitis papiler dan erosi epitel kornea inferior
DAFTAR PUSTAKA

• Riordan-Eva P, Whitcher JP, eds. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum. 17th
ed.Jakarta: EGC; 2009.
• Allen, JH et all. Patophosiology Blepharitis. In Best Practice British Medicine
Journal.Last updated: July 26, 2013.
• lyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2014.
• G. Lang. Opthalmology - A Pocket Textbook Atlas 2 Ed.Thieme,2006
• Radjamin,Tamin. Ilmu Penyakit Mata. Surabaya: Airlangga University; 1984
• Held KS. 2000. Blepharitis. Decision Making in Ophthalmology. 2nd ed. 50-51.

Anda mungkin juga menyukai