ISOLASI SOSIAL
2. Data Objektif
- Menyendiri di ruangan
- Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
- Sedih, afek datar
C. Rentang Respon
1. Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma sosial dan cultural
dimana individu tersebut menjelaskan masalah dalam batas normal. Adapun
respon adaptif tersebut:
a. Menyendiri : respon yang dibutuhan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi dilingkungan sosialnya.
b. Otonomi : Suatu kemmpuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide- ide, pikiran, serta perasaan dalam hubungan sosial
c. Bekerjasama: kemampuan individu yag saling membutuhkan satu sama
lain.
d. Interdependen : Saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.
2. Respon Maladaptif adalah respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma sosial dan kebudayaan
suatu tempat. Karakteristik perilaku maladaptif tersebut adalah:
D. Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
Gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat otak yang abnormal
(atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel – sel dalam limbik dan daerah
kortikal).
2. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini
diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang
lain, tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif seperti
lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi
karena mengadopsi norma, perilaku dan system nilai yang berbeda dari yang
dimiliki budaya mayoritas.
3. Faktor dalam Keluarga (psikologis)
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam
gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal- hal yang
negative dan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Adanya
dua pesan yang bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan,
mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi dengan orang lain
(Dermawan & Rusdi , 2013).
E. Faktor Presipitasi
1. Stress sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga dan
berpisah dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
F. Mekanisme Koping
Menurut Stuart and sundeen dalam Dermawan & Rusdi (2013) mekanisme
pertahanan diri yang sering digunakan pada gangguan hubungan sosial
manipulatif adalah :
- Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari)
- Represi : merupakan bentuk paling dasar diantara mekanisme lainnya. Suatu
cara pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran pikiran dan perasaan
yang mengancam.
V. ANALISA DATA
Symptom Problem
DO : Isolasi Sosial
a. Klien tampak menyendiri
b. Klien tampak mengurung diri
c. Klien tampak tidak mau bercakap cakap dengan orang lain
d. Klien tampak tidak ada inisiatif untuk berhubungan
dengan orang lain
DS :
a. Klien mengatakan malas untuk berinteraksi dengan orang
lain
b. Klien mengatakan merasa tidak berguna
c. Klien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
d. Klien mengatakan dirinya tidak selevel dengan orang lain
(Dermawan & Rusdi , 2013).
Diagnosa Perencanaan
N
Keperawa
O Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
tan
Isolasi Pasien mampu: Setelah . . . x SP 1 Melihat
sosial 1. Dapat pertemuan klien (Tanggal .............................. keberhasilan SP 1 :
Menyadari dapat menyebutkan ..) melatih klien agar
penyebab minimal satu 1. Tanyakan pada klien dapat membina
isolasi penyebab isolasi tentang: atau berinteraksi
sosial sosial dari: a. Orang yang tinggal dengan perawat
2. Berinteraksi 1. Membina hubungan serumah atau teman dan teman dalam
dengan saling percaya sekamar satu ruangan
orang lain 2. Menyadari b. Orang yang paling tersebut.
penyebab isolasi dekat dengan klien
sosial keuntungan dirumah atau diruang
dan kerugian perawatan
berinteraksi dengan c. Apa yang membuat
orang lain klien dekat dengan
3. Melakukan interaksi orang tersebut
dengan orang lain d. Orang yang tidak dekat
secara berthap dengan klien diruangan
perawatan atau
dirumah
e. Apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang tersebut
f. Upaya apa yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2. Diskusikan keuntungan
dan kerugian berinteraksi
dengan orang lain
- Tanyakan pendapat
pasien tentang kebiasaan
berinteraksi
- Tanyakan apa yang
menyebabkan pasien
tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain
- Diskusikan keuntungan
dan kerugian bila bergaul
dan tidak bergaul dengan
orang lain
- Jelaskan pengaruh isolasi
sosial terhadap
kesehatan fisik
3. Latih berkenalan
- Jelaskan cara
berinteraksi
- Berikan contoh cara
berinteraksi
- Beri kesempatan pasien
mempraktekan cara
berinteraksi
- Beri pujian pada pasien
- Siap mendengarkan
ekspresi perasaan
pasien setelah
berinteraksi dengan
orang lain
SP 2 Melihat
(Tanggal .............................. keberhasilan yang
..) lalu agar klien
1. Evaluasi kegiatan yang dapat
lalu SP1 mengungkapkan
2. Latih berhubungan sosial penyebab isolasi
secara bertahap sosial
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP Melihat
3(Tanggal ............................ keberhasilan SP
....) lalu, klien dapat
1. Evaluasi kegiatan melaksanakan
yang lalu SP hubungan sosial
2. Latih cara berkenalan dengan cara
kepada 2 orang atau berkenalan dengan
lebih perawat lain dan
3. Masukan dalam jadwal klien lain
kegiatan pasien
Damaiyanti & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Dermawan, Rusdi (2013). Cetakan Pertama. Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka
Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Keliat, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa : CMHN (basic course). Jakarta : EGC.
Tim Keperawatan Jiwa STIKES DHB. 2018. Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan
Jiwa.