Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

HERBAL

DISUSUN :

1. AFINA NURFAUZIAH (E0017002)


2. DEDEH KOMALASARI (E0017011)
3. HELDA PRATIWI (E0017023)
4. TRINIKA MARIYANI (E0017045)

DOSEN PENGAMPU :
OKTARIANI PRAMIASTUTI, M.Sc.,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpah hidayah, rahmat dan
lindungannya sehinggga makalah yang berjudul herbal dapat terselesaikan dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai tugas pada mata kuliah teknologi sediaan farmasi
selain itu makalah ini disusun untuk menambah wawasan. Maka dari itu saya
menyampaikan terimakasih juga kepada dosen kami karena telah memberi waktu
dan kesempatan dalam menyusun makalah ini.
Kemudiaan apabila dalam pembahasan yang dijelaskan tentunya mungkin,
masih jauh dari kesempurnaan, maka kritikan dan saran sangat diharapkan dari
semua pihak yang sifatnya membangun guna kesempatan makalah ini selanjutnya.
Demikian makalah yang saya susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang
kurang berkenan (sopan) saya mohon maaf sebesar-besarnya semoga makalah ini
bermanfaat buat pembaca.

Penulis

Slawi, Desember 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang memiliki
begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan fauna yang
dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia memiliki banyak
keanekaragaman h ayati termasuk juga keanekaragaman tanaman herbal.
Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu tentang manfaat
apa saja yang dapat kita peroleh dari tanaman herbal untuk kesehatan, itu
dikarenakan masyarakat lebih mengenal obat – obatan dari bahan kimia, baik
karena anjuran dari resep dokter. Contoh nyata penggunaan tanaman herbal dalam
zaman moderen ini seperti Jeruk Nipis yang mampu mengobati penyakit demam,
dan batuk dengan kandungan fellandren dan sitral digunakan dalam obat batuk
Komix Jeruk Nipis, Daun Jambu biji mengobati penyakit diare dengan kandungan
komponen flavonoid seperti tanin sehingga digunakan dalam komposisi obat Diapet.
Itu adalah beberapa contoh tanaman herbal yang digunakan untuk beberapa
penyakit ringan namun sering terjangkit di dalam masyarakat sehingga menjadikan
obat herbal tersebut sangat bermanfaat selain karena faktor mudah didapatkan di
alam, harganya cendrung lebih terjangkau, dan tidak memiliki efek samping seperti
halnya yang diakibatkan oleh obat – obatan kimia.
Pengobatan tradisional dan obat tradisonal telah menyatu dengan
masyarakat, diguakan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan baik didesa
maupun dikota-kota besar. Kemampuan masyarakat untuk mengobati sendiri,
mengenai gejala penyakit dan memelihara kesehatan. Untuk ini pelayanan
kesehatan tradisonal merupakan potensi besar karena dekat dengan masyarakat,
mudah diperoleh dan relatif lebih murah dari obat modern. Pada masyarakat modern
ini, masyarakat belum begitu tau tentang manfaat apa saja yang dapat kita peroleh
dari tanaman herbal untuk kesehatan, itu dikarenakan masyarakat lebih mengenal
obat-obatan dari bahan kimia, baik karena anjuran dari resep dokter yang lebih
sering memberikan resep untuk mebeli obat-obatan kimia diapotik ataupun karena
mudah didapatkan ditoko atau diwarung terdekat, sehingga membuat masyarakat
kurang mengetahui kelebihan tersendiri yang dimiliki tanaman herbal ketimbang
obat-obatan kimia yang mereka konsumsi, bahkan terkadang masyarakat saat
membeli obat tidak begitu tau kandungan obat yang diresepkan oleh dokter.

1.2 Rumusan Masalah


1 .Apakah ada pengaruh tanaman herbal/tradisional bagi kesehatan ?
2 .Apa sajakah kelebihan Tanaman herbal/tradisional dibandingkan obat – obatan
dari bahan Kimia untuk kesehatan?
3. Tanaman herbal apa sajakah yang dapat kita gunakan sebagai obat ?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Memberikan penjelasan tentang kelebihan obat herbal dari pada obat kimia.
2. Menjelaskan kepada kita lebih menghargai obat – obatan herbal
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Obat Herbal/Tradisional


Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu pada
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan
tanaman obat yaitu Hyppocrates ( tahun 466 sebelum masehi ) membuat himpunan
keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-
orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Zaman Mesir kuno (
tahun 2500 sebelum masehi ) yang ditulis dalam Papyrus Ehers meyebutkan
Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai
penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya, Pada saat itu, para pendeta Mesir
kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan Herbal. Dalam kepercayaan
agama Islam tentang pengobatan, telah disabdakan oleh Rasullullah SAW “Setiap
kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan (pula) obatnya.” (HR.
Bukhari-Muslim).
SKN ( sistem kesehatan nasional ) juga menyatakan bahwa pengobatan
tradisional yang terbukti berhasil guna dan berdayaguna terus dilakukan pembinaan
dan bimbingan serta dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat. UU
kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47 menyatakan pengobatan tradisional yang
mencankup cara, obat dan pengobatan atau perawatan cara lainnya dapat
dipertanggung jawabkan maknanya. Sumber pengobatan didunia mencakup tiga
sekor yang terkait. Sumber pengobatan didunia mencangkup tiga sekor , yaitu
pengobatan rumah tangga atau pengobatan sendiri menggunakan obat, obat
tradisional, atau cara tradisional. Dalam pemilihan sumber pengobatan disusunlah
suatu kriteria tentang sumber pengobatan tersebut. Kriteria yang diguanakan untuk
memilih sumber pengobatan adalah pengetahuan tentang sakit dan
pengobatannya,keyakinan terhadap obat atau pengobatan, keparahan sakit, dan
keterjangkauan biaya dan jarak. Dari empat kriteria tersebut, keparahan sakit
menduduki tempat yang dominan. Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di
indonesia ( bahkan didunia ) telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (
yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah ) ke penyakit-penyakit metabolik
degeneratif ( sesudah tahun 1970 hingga sekarang). ( young,1980 )
Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat ekonomi dan peradaban
manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dengan
berbagai penemuan baru yang bermanfaat dalam pengobatan dan peningkatan
kesejahteraan umat manusia. Dalam data statistik tentang kematian akibat efek
samping obat-obatan yang diperoleh, Isa (2009:1) mengatakan untuk mengatasi
penyakit mereka mengutamakan cepet sembuh walaupun Cuma sesaat. Pola hidup
ini harus dibayar mahal. Diamerika saja, efek samping obat-obatan bertanggung
jawab atas kematiaan 100.000 pasien setiap hari.
Menurut WHO, negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat
herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika,
sebanyak 80% dari populasi penggunaan obat herbal untuk pengobatan primer
(WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di
negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi
penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk
penyakit tertentu diantaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai
obat herbal diseluruh dunia (Hariana, 2006)
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.
2.3 Herbal/Tradisional di Indonesia
Departemen Kesehatan RI mendefenisikan tanaman obat Indonesia seperti yang
tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu :
1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu.
2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan
baku obat (precursor).
3 .Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut
digunakan sebagai obat.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tanaman Herbal/Tradisional Bagi Kesehatan


Ada masyarakat yang berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat
dibanding obat dari tanaman herbal, padahal reaksi yang lama dalam pengobatan
hal tersebut sangatlah wajar karena obat bukanlah cabai yang saat dimakan makan
rasa pedasnya akan dirasakan saat itu juga sehingga ada beberapa orang yang
bertanya adakah Pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan.
Berikut ini adalah kasus yang terjadi sekitar tahun1985, terdapat banyak
pasien disalah satu rumah sakit di Jawa Tengah yang sebelumnya mengkonsumsi
daun keji beling. Pada pemeriksaan laboratorium dalam urine-nya ditemukan adanya
sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi normal. Hal ini sangat dimungkinkan
karena daun keji beling merupakan diuretik kuat sehingaadapat menimbulkan iritasi
pada saluran kemih. Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun kumis
kucing (Orthosiphon stamineus) yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasi
dengan daun tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek diuretik
kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium.
Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjangkit penyakit infeksi yang
memerlukan penanggulangan secara cepat dengan mengunakan antibiotika (obat
modern). Pada saat itu jika hanya mengunakan Obat herbal atau Jamu yang
efeknya lambat, tentu kurang bermakna dan pengobatannya tidak efektif. Sebaliknya
pada periode berikutnya hinga sekarang sudah cukup banyak ditemukan turunan
antibiotika baru yang potensinnya lebih tinggi sehingga mampu membasmi berbagai
penyebab penyakit infeksi.
Akan tetapi timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik,
melainkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis
makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses
degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit metabolik dan degeneratif.
Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes, hiperlipidemia, asam urat,
batu ginjal dan hepatitis; sedangkan penyakit degeneratif diantaranya : rematik,
asma, ulser, haemorrhoid dan pikun. Untuk menanggulangi penyakit tersebut
diperlukan pemakain obat dalam waktu lama sehinga jika mengunakan obat modern
dikawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan
kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam/OT, walaupun
penggunaanya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil
sehingga dianggap lebih aman.
Dari dua kasus yang terjadi diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman herbal
berpengaruh terhadap kesehatan manusia, meskipun telah ditemukan antibiotik
terbaru yang efektif untuk menyembuhkan penyakit. Namun peran tanaman herbal
yang sedikit memiliki efek samping bagi tubuh sulit digantikan.

3.2 Kelebihan Obat Herbal/Tradisional dalam Penyembuhan Penyakit


Belakangan ini, kesadaran masyarakat akan manfaat pengobatan herbal
memang sudah semakin terbuka. Bahkan, penggunaan bahan-bahan herbal sudah
dijadikan gaya hidup kekinian.
Seiring peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan herbal,
semakin banyak pula penelitian ilmiah dalam bidang ini. Kini, tidak jarang ditemui
aneka jenis obat-obatan herbal, seperti jamu, yang diproses lebih modern dengan
dukungan penelitian ilmiah.

1. Obat Herbal – Tidak Menimbulkan Efek Samping


Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam.
Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa
pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa
obat-obatan herba l sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman
digunakan.
Akan tetapi, Anda tentu harus tetap berhati-hati saat memilih jamu karena ada
beberapa jenis jamu yang tradisional yang diproduksi secara tidak higienis. Bahkan,
menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran. Akhirnya, “obat herbal” ini
akan mengancam kesehatan tubuh Anda. Dalam hal ini, yang membahayakan
adalah kontaminasi jamur serta zat tambahan lainnya, bukan jamunya.
2. Kelebihan Obat Herbal – Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh
dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu,
bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa
pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau
detoksifikasi.
3. Kelebihan Obat Herbal – Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit.
Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala
penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya.
Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal yang bersifat menyeluruh
(holistik) akhirnya pengobatan tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit,
tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk melawan
penyakit.
4. Kelebihan Obat Herbal – Mengandung Banyak Khasiat
Anda tentu sepakat bahwa obat herbal memiliki banyak, bahkan sangat banyak,
khasiat. Satu obat herbal saja bisa digunakan untuk mengobati lebih dari satu
penyakit.
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan habbatussauda yang
dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker.
Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung
dan menurunkan kolesterol.

3.3 Kandungan di Dalam Tanaman Herbal/Tradisional


Itulah beberapa kelebihan obat-obatan herbal dibanding obat-obatan kimia
yang rentan efek samping. Selain memiliki efek samping yang membahayakan,
bahkan mematikan, cara kerja obat-obatan kimia cenderung kurang efektif untuk
mengobati penyakit tertentu.
Berikut ini kandungan dalam beberapa tanaman herbal yang sering di manfaatkan
didalam tanaman herbal :
No Nama Manfaat Zat yang terkandung
tanaman
1. Daun Seledri Pengobatan tekanan darah tinggi butilftalida dan
butilidftalida
2. Daun sirih Mengobati batuk, antiseptika Betlephenol,
(membunuh mikoorganisme seskuiterpen, pati,
berbahaya ) diatase, gula dan zat
samak dan kavikol
3. Daun jambu Mengobati diare Flavonoid seperti
tanin
4. Daun kumis Bersifat mempelancar air seni Saponin, minyak
kucing atsiri, zat samak,
lemak
5. Daun landep Mengobati rematik Saponin, flavonoida,
tanin, garam kalium
dan silikat
6. Batang kayu Mengobati penyakit batuk dan Zat-zat anti inflamasi
manis sesak napas, nyeri lambung, perut (radang sendi )
kembung,diare, rematik, dan
menghangatkan lambung
7. Buah jeruk Mengobati penyakit demam, batuk Fellandren dan sitral
nipis kronis, kurang darah,
menghentikan kebiasaan merokok,
menghilangkan bau badan, dan
mempelancar buang air kecil.
8. Buah Obat anti kembung Asam petroselinat,
ketumbar asam oktadasenat,
dan felandren
9. Kunyit Mengobati diare, masuk Terpenoid, zat anti
angin,hepatitis, dan kejang-kejang bakteri, scolopectin,
zat anti kanker,
xeronine, dan
proxeronine
10. Umbi gingseng Penguat sistem kekebalan tubuh Saponin, dan
glikosida
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan
sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat
dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan menggunakan Obat – obatan
kimia, namun pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman herbal jauh
lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya,
bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit, mudah diperoleh,
murah dan mempunyai banyak khasiat.

4.2 Saran
1. Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada
di sekitar kita dengan sebaik mungkin
2. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta
lingkungan hidup yang sehat.
3. Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang
berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati
– matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian
untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia, Pengobatan Tradisional. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC

Badan Pusat Statistik. 2001. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare Statistics)

2000.Jakarta: 46-73

Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya

Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens

Waluyo Srikandi. 2009. 100 Questions & Answer Diabetes. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Anda mungkin juga menyukai