Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PROGRAM BERMAIN ULAR TANGGA EDUKATIF

PADA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN HOSPITALISASI


DI RUANG ANAK LANTAI 1 RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Dosen Pembimbing : Ns. Elsa Naviati, S.Kep., M.Kep.Sp.Kep.An


Pembimbing Klinik : Dina Ratnawati, S.Kep.,Ns

Oleh:

Dwi Kustiyana

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXX


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan darurat yang


mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan
perawatan. Meskipun demikian, menjalani perawatan di rumah sakit
merupakan masalah yang besar sehingga menimbulkan rasa takut dan cemas
bagi anak (Supartini, 2008). Hospitalisasi merupakan salah satu stressor bagi
anak maupun keluarga, yang diikuti ketidaktahuan, lingkungan yang asing
serta kebiasaan berbeda, dan menyebabkan anak dan keluarga tertekan
(Supartini, 2008). Ekspresi perasaan yang sering muncul pada anak yaitu
cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2008). Perasaan tersebut
timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialaminya,
rasa tidak aman dan nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa
dialaminya dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu
dengan melakukan kegiatan bermain.

Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan


konflik dalam dirinya yang ia tidak sadari. Bermain juga merupakan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan keinginan diri sendiri untuk memperoleh
kesenangan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bermain di rumah
sakit bertujuan untuk dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan
yang normal selama dirawat, dan mengungkapkan pikiran dan perasaan dan
fantasinya melalui permainan (Schaefer, 2003). Dengan bermain, anak juga
dapat mengekspresikan pikiran dan fantasi, mengembangkan kreativitas
melalui pengalaman bermain yang tepat, mampu beradaptasi secara lebih
efektif terhadap stress karena hospitalisasi, mengurangi rasa jenuh selama di
rumah sakit, dan dapat membuat anak tidak takut lagi dengan dokter serta
perawat. (Abdurrahman, 2008).

B. Tujuan

Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit, diharapkan tingkat


kecemasan pada anak menurun, anak dapat merasa tenang selama perawatan
dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa
merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan
tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.

C. Sasaran

Anak-anak masa usia sekolah (6-12 tahun) yang dirawat di ruang anak
lantai 1 RSUP Dr. Kariadi Semarang.
BAB II

DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran

Sasaran dari program bermain ini adalah anak-anak prasekolah yang dirawat
di ruang Child 1 Lantai dasar RSUP Dr. Kariadi Semarang, dengan
karakteristik sebagai berikut:
1. Anak usia sekolah (6-12 tahun)
2. Anak kooperatif
3. Anak tidak bedrest
B. Analisa Kasus

Ruang perawatan anak lantai 1 adalah ruang perawatan khusus anak dengan
sebagian besar pasien dengan kelainan hematologi. Anak-anak yang dirawat
di lantai 1 ini, memiliki rata-rata rawat inap lebih dari 3 hari. Hal tersebut
tentu akan membuat anak merasa stress, jenuh dan bosan. Diruang perawatan
anak lantai 1 juga masih banyak anak-anak yang takut atau merasa cemas
ketika petugas kesehatan masuk ke kamar mereka, bahkan terdapat anak yang
manangis ketika didekati oleh petugas kesehatan meskipun tidak melakukan
tindakan apapun. Berdasarkan kasus tersebut diperlukan adanya program
rekreasi yang bertujuan untuk mengurangi respon hospitalisasi pada anak
yaitu berupa program bermain.

C. Prinsip Bermain Menurut Teori


1. Pengertian bermain

Aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan


cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial. Bermain
juga merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain anak-anak akan berkatakata (berkomunikasi), belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, et al,
2008).

2. Fungsi bermain

Hardjadinata (2009) menyatakan bermain bermanfaat untuk


menstimulasi kemampuan sensori-motorik, kognitif, sosial-emosional
dan bahasa anak. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak
untuk belajar, terutama dalam hal penguasaan tubuh, pemecahan masalah
dan kreativitas.

a) Perkembangan sensorik-motorik
b) Perkembangan itelektual/ kognitif
c) Perkembangan sosial
d) Perkembangan kreativitas
e) Perkembangan kesadaran diri
f) Perkembangan moral
3. Prinsi-prinsip bermain

Agar anak dapat bermain dengan maksimal, perlu diperhatikan hal-hal


berikut ini, diantaranya adalah (Soetjiningsih, 2006):

a) Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi yang ekstra. Anak-anak


yang sakit kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
b) Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain
sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.
c) Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan
dengan usia dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur
edukatif bagi anak.
d) Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, diruang
tamu, dihalaman, bahkan ditempat tidur.
e) Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak
akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam
menggunakan permainan alat tersebut.
f) Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan
sosialisasi anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila
permainan ini dilakukan bersama dengan orang tua, maka hubungan
orang tua dan anak akan menjadi lebih akrab.
D. Karakteristik Permainan Menurut Teori

Karakteristik dari permainan ular tangga ini termasuk jenis permainan


yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor.
Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya.

1. Melatih fungsi kognitif


2. Melatih kemampuan bersosialisasi
BAB III

METODOLOGI BERMAIN

A. Judul Permainan

Terapi bermain ular tangga edukatif

B. Deskripsi Permainan

Permainan ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dapat
dimainkan oleh dua oarang atau lebih. Pada papan permainan terdapat kotak-
kotak yang berisikan angka, tangga dan ular. Pada setiap kotak terdapat
sebuah pertanyaan, sehingga peserta diwajibkan menjawab pertanyaan yang
tertera pada kotak bermain.

C. Tujuan Permainan
1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi kebutuhan rekreasi yaitu bermain selama di rumah sakit

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus pada permainan ini adalah :

a. Melatih anak untuk bersosialisasi dengan teman lainnya


b. Memenuhi kebutuhan bermain pada anak
c. Melatih kesabaran pada anak untuk menunggu giliran
d. Merangsang perkembangan kognitif anak
D. Ketrampilan Yang Diperlukan
1. Anak sudah dibekali kemampuan berhitung
2. Teknik berkomunikasi dengan anak dan ibu untuk berpartisipasi aktif
selama terapi bermain berlangsung
E. Jenis Permainan

Jenis permainan ular tangga ini adalah games, merupakan jenis permaianan
yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor.
Permainan ini biasa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya.
(Supartini, 2008).

F. Alat Yang Diperlukan


a. Papan ular tangga, seperangkat alat bermain (dadu dan stik )
b. Pertanyaan setiap kotak pada papan ulartangga
G. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Senin, 25 September 2017
Waktu : 15.00 WIB - 15.30 WIB
Tempat : Ruang bermain anak lantai 1
H. Proses Bermain
No Kegiatan Waktu Keterangan

1. Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-


a. Menyiapkan ruangan alat, anak dan
b. Menyiapkan alat-alat keluarga siap
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
2. Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan
a. Mengucapkan salam keluarga
b. Memperkenalkan diri menjawab
c. Anak yang akan bermain salam, anak dan
saling berkenalan (jika keluarga
peserta lebih dari satu) memperhatikan
d. Menjelaskan kepada anak dan terapis
keluarga tentang maksud dan
tujuan program bermain
3. Kegiatan (Kerja) 15 menit Anak dan
a. Mencuci tangan keluarga
b. Mengucapkan salam dan memperhatikan
memperkenalkan diri. penjelasan, anak
c. Menjelaskan prosedur melakukan
permainan kegiatan yang
d. Mengajak anak untuk diberikan oleh
mengikuti kegiatan bermain terapis, anak dan
e. Mahasiswa dan anak keluarga
melakukan permainan ular memberikan
tangga respon yang baik

4. Penutup (Terminasi) 5 menit Anak dan


a. Menanyakan perasaan anak- keluarga tampak
anak usai bermain senang serta
b. Memberikan reward pada menjawab salam
anak atas kemampuan
mengikuti kegiatan bermain
sampai selesai
c. Mengucapkan terima kasih
d. Mengucapkan salam

I. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai


Hal-hal yang perlu diwaspadai pada saat melakukan terapi bermain pada anak
:
1. Anak merasa kelelahan
2. Anak rewel/ menangis
3. Keadaan anak yang tiba-tiba kurang baik
J. Antisipasi Meminimalkan Hambatan
1. Melibatkan orang tua anak dalam proses terapi bermain
2. Tidak memaksakan anak
3. Tidak memberikan permainan yang berat atau melelahkan
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Leader dapat membangun suasana bermain yang menyenangkan untuk
anak.
6. Menetapkan durasi permainan yang tidak terlalu lama
7. Memilih permainan yang tidak menuntut pasien menggunakan 2 tangan,
sehingga pasien bisa tetap bermain dengan 1 tangan yang tidak diinfus.
K. Pengorganisasian
1. Struktur organisasi
Perawat sebagai Leader : Dwi Kustiyana
Peserta : Anak yang menjadi pasien dan keluarga
yang mendampingi

= klien / pasien
= perawat leader
= keluarga
2. Uraian Tugas
Leader
a) Menyiapkan alat –alat bermain
b) Menjelaskan tujuan bermain
c) Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
d) Menjelaskan aturan bermain pada anak
e) Mempertahankan kehadiran anak
f) Mencegah hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam
g) Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
Keluarga
a) Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang
dijelaskan.
b) Ikut berpartisipasi dalam mengawasi anak saat terapi bermain
berlangsung.
L. Kriteria Evaluasi (Struktur, Proses, Dan Hasil)
1. Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di diruang bermain.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik dan tidak berbahaya.
e. Leader dan keluarga berperan sebagaimana mestinya
2. Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Keluarga mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.
d. leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi
masalah.
e. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Hasil
a. Diharapkan rasa cemas, takut dan marah akibat hospitalisasi pada
anak dapat berkurang dengan indikator anak tidak lagi menangis,
rewel dan takut dengan perawat.
b. Anak menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
c. Anak menyatakan rasa senangnya
LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

A. Waktu Pelaksanaan
Tanggal : 25 September 2017
Waktu : 15.00-15.30 WIB
Tempat : Ruang Bermain Anak Lantai 1 RSUP Dr. Kariadi Semarang
B. Proses Bermain

No Kegiatan Waktu Respon Keterangan

1. Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit S: Ruangan, alat-


d. Menyiapkan ruangan - An.A mengatakan alat, anak dan
e. Menyiapkan alat-alat “Ih ular keluarga siap
f. Menyiapkan anak tangganya bagus,
dan keluarga ingin segera main
mbak”
- An.D mengatakan
“Kapan bisa
mulai main mbak
?”

O:

- Anak-anak
tampak antusias
dan tidak sabar
untuk mengikuti
permainan.
2. Pembukaan (Orientasi) 5 menit S: Anak dan
a. Mengucapkan salam - Anak menjawab keluarga
b. Memperkenalkan diri “waalaikumsalam menjawab
c. Anak yang akan , hallo mbak” salam, anak
bermain saling - Anak menjawab, dan keluarga
berkenalan (jika “Nama saya Aulia memperhatikan
peserta lebih dari mbak”, “Namaku terapis
satu) Denis mbak”
d. Menjelaskan kepada
O:
anak dan keluarga
tentang maksud dan - Anak-anak
tujuan program berlatih
bermain berkenalan satu
sama lain
- Anak-anak
tampak
bersemangat
mendengarkan
3. Kegiatan (Kerja) 15 menit S: Anak dan
a. Mencuci tangan - Anak-anak keluarga
b. Mengucapkan salam mengatakan memperhatikan
dan memperkenalkan “Mau diajari cuci penjelasan,
diri. tangan mbak” anak
c. Menjelaskan kepada - Anak A melakukan
anak dan keluarga mengatakan “ kegiatan yang
tujuan, manfaat Saya yang diberikan oleh
bermain selama melempar dadu terapis, anak
perawatan, dan cara pertama Mbak” dan keluarga
permainan yang akan - Anak D memberikan
dilakukan mengatakan respon yang
d. Mengajak anak untuk “Saya dapat baik
mengikuti kegiatan angka 2 mbak”
bermain “Horee saya naik
e. Mahasiswa dan anak tangga”
melakukan permainan - Anak A
ular tangga mengatakan Kok
f. Menanyakan perasaan saya turun terus ”
anak
O:
g. Melakukan sesi foto
bersama - Anak-anak tampak
berlatih menghitung
dadu dan pada saat
melangkah di ular
tangga
- Orang tua anak
tampak
membimbing
anaknya untuk
berhitung
- Anak-anak tampak
senang setelah
diberikan terapi
bermain
4. Penutup (Terminasi) 5 menit S: Anak dan
a. Memberikan reward keluarga
- Anak-anak
pada anak atas tampak senang
mengatakan “Mau
kemampuan serta
cuci tangan mbak”
mengikuti kegiatan menjawab
- Anak-anak
bermain sampai salam
mengatakan “
selesai
terimakasih”
b. Mengucapkan terima
kasih O:
c. Mengucapkan salam
- Anak A dan D
berlari untuk cuci
tangan
- Anak-anak
antusias selama
terapi bermain
berlangsung
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari terapi bermain yang dilakukan, diharapkan anak dapat melakukan


semua permainan sesuai dengan tahap perkembangan dan
pertumbuhannya, adapun hasil dari terapi bermain ini adalah:

1. Anak-anak dapat mengenal dan bersosialisasi dengan teman lainnya


selama dirawat di Rumah Sakit

2. Anak – anak dapat berinteraksi satu dengan yang lain dalam kegiatan
permainan ular tangga, anak dapat saling belajar berbagi waktu dengan
teman sebaya nya, melatih kedisiplinan untuk teratur dan secara
bergantian menunggu gilirannya untuk bermain ular tangga.

3. Anak-anak dapat bermain sambil berhitung, anak-anak dapat


menirukan perintah dan menjawab pertanyaan yang berisi pertanyaan
edukatif yang ada di ular tangga

B. Saran

1. Terapi bermain sangat baik di lakukan ,hingga anak- anak merasa


tidak terkekang dan stress terhadap dampak hospitalisasi di rumah
sakit, memberikan rasa gembira sehingga hal ini sangat di tunggu –
tunggu oleh semua anak di ruang anak lantai 1 RSUP Dr. Kariadi
2. Terapi bermain sebaiknya merata di lakukan di seluruh ruang
perawatan anak, hingga tidak ada terkesan anak merasa tersisihkan.
3. Kombinasi permainan sangat penting, sehingga secara keseluruhan
anak tidak stress dan menimbulkan semangat dalam mengikutu
kegiatan terapi bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Hardjadinata, Yohana. 2009. Batitaku Mandiri.Jakarta: Dian Rakyat.


Schaefer, Charles, 2003. How to influence children. Harmonisasi hubungan
orang tua dan anak, Semarang: Dahara Pize
Supartini, Y. 2008. Buku Ajar Konsep keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Soetjiningsih. 2006. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Wong. 2008. Buku ajar keperawatan pediatrik. Volume 2. Jakarta: EGC
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai