Makalah DDK 2
Makalah DDK 2
Dosen :
Isna Ovari S.Kep., M.Kep.
Disusun Oleh:
1. Anggi Kirana 18010002
2. Diana Zulfana 18010008
3. Dede Suryadi 18010007
4. Nadia Putri 18010020
5. Yul Erlinda Flower 18010032
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH KETENTUAN UMUM DAN JENIS
PERAWAT” tepat pada waktunya.Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad SAW ,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.Aamiin…
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah bantu
dalam penyelesaian makalah ini . Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pada pembaca umumnya . Aamiin…
Wassalamu’alaikum wr.wb.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................1
1.3 Tujuan ................................................................................................................1
BAB II Pembahasan
2.1 Ketentuan umum Undang Undang tentang Keperawatan..................................2
2.2 Jenis jenis Perawat .............................................................................................4
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................6
3.2 Saran...................................................................................................................6
Daftar Pustaka ....................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
mengakui dan melindungi kesehatan sebagai hak asasi setiap manusia.Pada pasal 28H
dan pasal 34 ayat (3) UUD 1945, kesehatan menjadi hak konstitusional setiap warga
negara dan menjadi tanggung jawab bagi pemerintah untuk menyediakan pelayanan
kesehatan.
Pembangunan kesehatan sebagai upaya negara untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang didukung oleh sumber daya kesehatan, baik dari tenaga kesehatan maupn
tenaga non-kesehatan. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa kesehatan merupakan keadaan sejahtera mulai dari badan, jiwa, serta
sosial yang membuat setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Dengan demikian,kesehatan selain menjadi hak asasi manusia, kesehatan juga merupakan
suatu investasi.Kesehatan merupakan hak asasi manusia, selain itu kesehatan juga salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana termaktub dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu,
setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif,
perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber
daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta
pembangunan nasional.
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pemerintah memiliki
tanggung jawab dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, serta
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh
masyarakat. Disamping itu, hal yang pokok diatur dalam Undang-Undang Nomor 2009
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran merupakan pelayanan medik oleh dokter yang
berorientasi pada kesembuhan (kuratif).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KETENTUAN UMUM DALAM UU KEPERAWATAN
2.Pengertian perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
4.Pengertian Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam
bentuk Asuhan Keperawatan.
5.Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya.
6.Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta
didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi Keperawatan.
7.Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi Perawat yang telah
lulus Uji Kompetensi untuk melakukan Praktik Keperawatan.
8.Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik Keperawatan yang
diperoleh lulusan pendidikan profesi.
2
9.Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki Sertifikat
Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta telah
diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
10.STR yaitu Surat Tanda Registrasi adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil
Keperawatan kepada Perawat yang telah diregistrasi.
11.Surat Izin Praktik Perawat yaitu SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan
Praktik Keperawatan.
12.Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
13.Pengertian Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga Negara
Indonesia.
15.Pengertian Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat secara
nasional dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
16.Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi Perawat untuk
setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang bertugas mengampu dan meningkatkan mutu
pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
3
19.wahana pendidikan keperawatan adalah fasilitas, selain perguruan tinggi, yang digunakan
sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan Keperawatan.
20.Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah
negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
21.Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan Wali Kota serta perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan.
2)Perawat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
4
ners; dan
ners spesialis.
Dengan telah adanya pertaruan yang menyebutkan tentang jenis-jenis perawat yang telah
diakui oleh negara, maka perawat-perawat yang masih berada dibawah tingkat tersebut seperti
SMA Keperawatan, tidak diperbolehkan untuk menjalankan profesi sebagai Perawat. Semua ini
demi peningkatan mutu keperawatan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ketentuan Umum pasal 1 memuat tentang pengertian Keperawatan, Perawat,
Pelayanan Keperawatan, Praktik Keperawatan, Asuhan Keperawatan, Uji Kompetensi, Sertifikat
Kompetensi, Sertifikat Profesi, Registrasi, Surat Tanda Registrasi, Surat Ijin Praktek Perawat,
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Perawat Warga Negara Asing, Klien, Organisasi Profesi Perawat,
Kolegium Keperawatan, Konsil Keperawatan, Institusi Pendidikan, Wahana Pendidikan
Keperawatan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Menteri. Pasal 2 memuat asas praktik
keperawatan yaitu perikemanusiaan, nilai ilmiah, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan,
pelindungan dan kesehatan dan keselamatan klien. Pasal 3 memuat pengaturan keperawatan yang
bertujuan meningkatkan mutu perawat, meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, memberikan
perlindungan dan kepastian hukum kepada perawat dan klien dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Jenis Perawat memuat pasal 4 bahwa jenis perawat terdiri atas perawat profesi dan
perawat vokasi. Perawat profesi adalah ners, ners spesialis dan untuk ketentuan lebih lanjut
mengenai jenis perawat, Undang-Undang ini mengamanatkan untuk diatur dengan Peraturan
Menteri.
3.2 SARAN
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari UU
Nomor 38 Tahun 2014,jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan ,maka kami
saran kan untuk membaca UU Nomor 38 Tahun 2014 lagi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Sadi Is. Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015,
hlm. 7
Lihat Penjelasan pada Bagian Umum Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan