Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
HIV dan AIDS sering dianggap penyakit yang tidak ada obatnya dan
dikaitkan dengan kematian secara cepat. Padahal, kita bisa hidup sehat dengan
HIV di dalam tubuh untuk waktu yang sangat lama, bahkan melebihi pikiran
yang umum yaitu lima sampai sepuluh tahun. Banyak cara yang bisa ditempuh
agar kekebalan tubuh tidak berkurang dan kita tidak rentan terhadap serangan
penyakit.
Ketika kita baru memulai terapi alternative, barangkali kita sedikit
kebingungan. Ada akupuntur, yoga, jamu-jamuan, pijat, refleksi, meditasi,
vitamin,olahraga pernapasan dan lain-lain. Sebelum memilih tarapi tertentu, ada
baiknya kita perjelas lagi apa yang kita harapkan dari terapi tersebut. Proses
belajar ini bemanfaat untuk dijalani, karena akan memperluas wawasan kita
mengenai HIV dan kesehatan secara keseluruhan.
Penting bagi kita untuk mengerti manfaat terapi alternatf bagi seseoang
yang HIV-positif. Walapun kita tidak boleh menutup kemungkina adanya
keajaiban dan terjadi kesembuhan, sampai saat ini belum terjadi status oran ang
HIV-positif berubah menjadi HIV-negatif. Leh karena itu, pelajari terapi
alternative yang ditawarkan pada kita
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi komplementer ?
2. Apa terapi komplementer bagi pasien HIVdan AIDS ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari terapi komlementer
2. Mahasiswa mampu mengetahu terapi koplementer pada pasien HIV dan
AIDS.

Tugas HIV Page 1


BAB II
PEMBAHASAN
A. Terapi komplementer
1. pengertian terapi komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Terapi merupakan usaha
untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit. Pengobatan penyakit,
perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan.
Menurut WHO (World Health Organization). Pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari Negara yang
bersangkutan. Misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer di Negara Singapura. Di Indonesi sendiri, jamu
dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun-temurun pada suatu Negara.
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakuka
sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan makro nutrient dan
mikro nutrient.
2. Tujuan Terapi Komplementer

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-


sistem tubuh. Terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit. Karena tubuh kita sebenarya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkanya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik
lengkap serta perawatan yang tepat.

3. Jenis-Jenis Terapi Komplementer


Jenis pelayanan pengobatan komplementer-alternatif berdasarkan
permenkes RI Nomor: 1109/Menkes/2007 adalah :

Tugas HIV Page 2


1) Intervensi tubuh dan pikiran : hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual,
dao dan yoga.
2) Sistem pelayanan pengobatan alternative : akupuntur, akupresur, natropati,
aromaterapi.
3) Pengobatan farmaklogi dan biologi : jamu, herbal
4) Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient dan
diet mikro nutrient.
a. Akuputur : suatu metode tradisional china yang menghasilkan
analgesia atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara
memasukan jarm tipis di sepanjang rangkaian garis atau jalur yang
disebut meridian. Manipulasi jarum langsung pada meridian energy
akan mempengaruhi organ interna dalam dengan pengalihan qi (shi)
b. Akupresur : sebuah ilmu penyembuhan dengan menekan, memijat,
mengurut bagian dari tubuh untuk mengurangi rasa nyeri,
menghasikan analgesia, atau mengatur fungsi tubuh.
c. Meditasi : praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaksas tubuh
dan menekankan pikiran menggunakan ritme pernapasan yang
berfokus.
d. Psikoterapi : pengobatan kelainan mental dan emosional dengan
teknik psikologi.
e. Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur, mekanisme
pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga adalah memperoleh
kesejahteraan mental dan fisik melalui pencapaian kesempurnaan
tubuh dengan olahraga, mempertahankan postur tubuh, pernapasan
yang benar, dan meditasi.
f. Terapi relaksasi : tehnik terapi relaksasi meliputi meditasi, hipnotis
dan relaksasi otot. Walaupun tehinik-tehnik ini bisa mengurangi stress
dan membuat tubuh lebih bugar, tetapi masih belum jelas efektifitas
tekhnik terapi relakasasi terhadap penyakit asma

Tugas HIV Page 3


B. Terapi komplementer pada pasien HIV dan AIDS
1. Terapi informasi
Untuk mengetahui ‘terapi informasi’, mungkin kita harus mencari arti kata
‘terapi’ terlebih dahulu. Dalam kamus, definisi terapi adalah “usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit”. Tidak disebut “usaha medis”
dan juga tidak disebut penyembuhan penyakit. Maka kita bisa paham bahwa
terapi adalah lebih luas daripada sekedar pengobatan atau perawatan.. apa
yang dapat memberi kesenangan, baik fisik maupun mental, pada seseorang
yang sedang sakit dapat dianggap terapi.
Kita cenderung menganggap ‘terapi’ sebagai suatu yang fisik: pil, jamu,
pijat, akupuntur. Jarang kita dengar ‘informasi dianggap sebagai terapi. Terapi
informasi melatarbelakangi semua bentuk terapi lain. Tanpa informasi,
bagaimana kita dapat mengetahui tentang berbagai terapi yang ada? Apakah
terapi itu efektif? Untuk gejala apa? Dimana terapi itu tersedia? Bagaimana
kita dapat memperolehnya? Dan berapa harganya?
Terapi informasi bukan sekedar penegtahuan. Kita ambil contoh seseorang
yang baru dites HIV dan hasilnya ternyata positif. Setelah lewat rasa terkejut
(shock), banyak pertanyaan akan muncul: apa itu AIDS? Apa bedanya dengan
HIV? Bagaimana kelanjutanya? Bagaimana penularanya? Apa pengobatanya?
Gejalanya apa? Orang yang baru ditentukan terinfeksi HIV (serta keluarga dan
sahabatnya) pertama akan merasa mati kutu. Konseling pasca (atau sesudah)
tes yang paling sempurna pun tidak mungkin dapat menjawab semua
pertanyaan kita dan kita tidak berada dalam keadaan untuk bertanya, atau pun
menangkapi jawaban. Pasti kita merasa muram, kita tidak dapat
membayangkan masa depan. Apa pengobatan untuk dperesi ini? Bukan obta,
bukan pengobatan medis, tetapi jawaban terhadap pertanyaan kita. Informasi,
dengan bentuk dan bahasa yang dapat kita pahami dn pada waktu kita
perlukan. Informasi akan mengobati ketidakpahaman kita, depresi kita,
memulihkan dan menyelakan jiwa kita. Dan seperti halnya berbagai macam

Tugas HIV Page 4


terapi, terapi informasi adalah suatu perjalanan, sebuah proses yang akan
berlangsung secara terus-menerus.
Ketakutan terhadap hal yang tak dikenal adalah macam ketakutan yang
buruk. Kita semua pernah mengalami kekhawatiran yang diakibatkan oleh
ketakutan kita tahu dampaknya terhadap tidur, nafsu makan, terhadap
kemampuan kita untuk melanjutkan kehidupan kita sehari-hari. Kita semua
tahu bagaimana ketakutan ini dapat memepengaruhi kesehatan kita sendiri.
Adalah terkenal bahwa stres dapat mempengaruhi system kekebalan tubuh
kita, jadi dalam keadaan stres, kita lebih mungkin terinfeksi penyakit seperti
flu dan ini juga akan menambah rasa khawatir dan takut, terutama bagi odha.
Pertolongan perta auntuk mengobati ketakutan terhadap hal yang tak
diketahui adalah informasi yang jelas dan tepat. Bila kita mulai memahami
apa arti menjadi HIV-positif, kita dapat mulai menerima penyakit ini,
mungkin bahwa itu bukan vonis mati, dan mulai merencanakan tanggapan kita
sendiri yaitu kumpulan terapi lain yang kita akan mengukutinya. Dengan
perncanaan begitu dan tindakanya dan rasa ketakutan kita akan berkurang dan
stress yang terkait denganya akan mulai menurun juga. Jadi, informasi untuk
membantu kita jadi paham.
2. Terapi spiritual
Dewasa ini konsep kedokteran moderen mengenai pengobatan ialah
dengan pertimbangan aspek biopsikososial. Artinya pengobatan tidak hanya
berusaha untuk mengembalikan fungsi fisik seseorang tetapi juga fungsi psikis
dan social. Pendekatan ini menepatkna kembali pengobatan spiritual sebagai
salah satu cara pengobatan dalam upaya penyembuhan penderita.
Di Indonesia pengobatan spiritual biasanya dikaitkan dengan agama.
Seseorang pemeluk agama islam misalnya cenderung untuk menjalani
pengobatan spiritual yang dilaksanakan sesuai ajaran agama islam, misalnya
berzikir, berdoa, berpuasa, sholat hajat dll. Dalam agama lain juga terdapat
kegiatan ritual untuk penyembuhan baik yang dibimbing oleh rohaniawan
maupun yang dilakukan sendiri. Odha dapat memilih untuk menjalankana

Tugas HIV Page 5


pengobata spiritual yang sesuai dengan agamanya atau pengobatan spiritual
yang berlaku umum. Bila dia memilih pengobatan spiritual yang sesuai
dengan agamanya maka kegiatan tersebut tidak asing lagi baginya serta
mendukung jemaah yang dikenal dan akrab akan mempermudah sosialisasi.
3. Terapi nutrisi
Nutrisi yang sehat dan seimbang diperlukan pasien HIV /AIDS untuk
mempertahankan kekuatan, meningkatkan fungsi system imun, meningkatkan
kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, dan menjaga orang yang hidup
dengan HIV/AIDS tetap aktif dan produktif. Defisiensi vitamin dan mineral
bisa dijumpai pada orang degan HIV, dan defisiensi sudah terjadi sejak dini
walaupun pada ODHA mengonsumsi makanan dengan gizi berimbang.
Defisiensi terjadi karena HIV menyebabkan kehilangan nafsu makan dan
gangguan absorbs zat gizi. Di unti perawatan intermediet penyakit terdapat
87% ODHA dengan berat badan di bawah normal.
Sebagian besar para ODHA dan keluarga mengatakan bahwa nafsu
makanya menurun sehingga frekuensi makan juga berkurang. Keadaan ini
dimanfaatkan oleh HIV untuk berkembang lebih cepat. Di samping itu daya
tahan tubuh untuk melawan HIV menjadi berkurang. Untuk mendapatkan
nutrisi yang sehat dan berimbang, ODHA sebaiknya mengosumsi makanan
yang bervariasi, seperti makanan pokok, kacang-kacangan, produk susu,
daging, serta sayur dan buah-buahan setiap hari, lemak dan gula, dan
meminum banyak air bersih dan aman. Bila diperlukan bisa diberikan zat gizi
mikro dalam bentuk supleme makanan sera jus buah dan sayur.
a. Pentingnya nutrsi bagi pasien HIV/AIDS
Nutrisi yang sehat dan sembang harus selalu diberikan pada klien dengan
HIV/AIDS pada semua tahap infeksi HIV. Perawatan dan dukungan nutrisi
bagi pasien berfungsi untuk (1) mempertahankan kekuatan tubuh dan berat
badan, (2) mengganti kehilangan vitamin dan minerl, (3) meningkatkan
fungsi sitem imun dan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, (4)
memperpanjang periode dari infeksi hingga perkembangan menjadi panyakit

Tugas HIV Page 6


AIDS, (5) meningkatkan respon terhadap pengobatan, mengurangi waktu dan
uang yang dihabiskan untuk perawatan kesehatan, (6) menjaga orang yang
hidup dengan HIV/AIDS agar dapat tetap aktif, sehingga memungkinkan
mereka untuk merawat diri sendiri, keluarga dan anak-anak mereka, dan (7)
menjaga orang dengan HIV/AIDS agar tetap produktif, mampu berkerja,
tumbuh baik dan tetap berkontribusi terhadap pemasukan kelurga mereka
(FAO-WHO, 2002).
Makanan penting bagi tubuh kita untuk: (1) berkembang, mengganti dan
memperbaiki sel-sel dan jaringan, (2) memproduksi energy agar tetap hangat,
bergerak dan berkerja, (3) membawa proses kimia misalnya pencernaan
makanan, (4)melindungi melawan, bertahan terhadap infeksi serta mambantu
proses penyembuhan penyakit. Makan terdiri atas zat gizi mikro dan makro.
Zat gizi mikro dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, sedangkan zat gizi
makro (kabohidrat, protein dan lemak) dibutuhkan dalam jumlah yang lebih
banyak (FAO-WHO, 2002).
b. Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi pasien
Berbagai bahan makanan yang banyak di dapatkan di Indonesia seperti
tempe, kelapa, wortel, kembang kol, sayuran dan kacang-kacangan dapat
diberikan dalam penatalaksanaan gizi pada pasien.
1) Tempe atau produknya mengandung protein dan vitamin B12 untuk
mencukupi kebutuhan pasien dan mengandung bakterisida yang dapat
mengobati dan mencegah diare.
2) Kelapa dan produknya dapat memenuhi kebutuhan lemak sekaligus
sebagai sumber energy karena mengandung medium chain trigliserida
(MCT) yang mudah diserap dan tidak menyebabkan diare. MCT
merupakan sumber energy yang dapat digunakan untuk pembentukan
sel.
3) Wortel kaya kandungan beta karoten sehingga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh dan sebagai bahan pembentukan CD4, vitamin C,

Tugas HIV Page 7


vitamin E, dan beta karoten berfungsi sebagai antiradical bebas yang
dihasilkan oleh perusakan oleh HIV pada sel tubuh.
4) Sayuran hijau dan kacang-kacangan, mengandung vitamin neurotropik
yakni vitamin B1, B6, B12 dan zat gizi mikro lainya yang berfungsi
untuk pembentukan CD4 dan pencegahan anemia.
5) Buah alpukat mengandung banyak lemak yang sangat tinggi dan dapat
dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan. Lemak tersebut dalam
bentuk MUFA (mono unsaturated fatty acid) yang 63% dari jumlah
tersebut berfungsi sebagai antioksidan dan dapat menurunkan HDL,
selain itu alpukat juga mengandung glutation untuk menghambat
replikasi HIV.
c. Jus buah dan sayur
Orang yang terinfeksi HIV akan kehilangan selerah makan dan sulit
menguyah makanan, daya serap pencernaan dan tubuh juga lemah, oleh
karenyanya pasien membutuhkan makanan yang mudah dikunya dan diserap
tubuh serta meningkatlkan nafsu makan. Olahan berupa jus dibutuhkan agar
kandungan gizinya mudah dan cepat diserap oleh tubuh sehingga energy akan
meningkatnkan dan tuuh lebih sehat.
Gizi yang terkandung dalam jus buah dan sayuran tergolong lengkap
seperti protein, kabohidrat, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral.
Lemak yang terkandung dalam buah dan sayur termaksud lemak yang
menguntungkan yang berperan sebagai komponen sel saraf, membrane sel,
homon dalam tubuh.
Jus mengandung enzim alami yang bermanfaat untuk pencernaan
sehinggah tubuh tidak mengeluarkan enzim pencernaan dan energy dapat
dihemat untukperbaikan peremajaan sel. Jus hanya memerlukan waktu
penyerapan 5 menit sedangkan makanan yang lain memerlukan waktu 3-5
jam (putu, oka 2005).

Tugas HIV Page 8


4. Terapi fisik
Terapi fisik adalah upaya yang bisa dijadikan alternatif pelengkap dalam
upaya memperbaiki disfungi yang berikatan dengan tubuh yang disebabkan
HIV, virus penyebab AIDS. Ada beberapa jenis terapi fisik yang bisa
dilakukan. Antara lain terapi makanan dan jamani.
Pada asanya terapi yang dilakukan bisa membuat daya tahan tubuh atau
keadaan kekebalan ODHA bisa dipertahankan secara maksimal, juga kondisi
fisiknya tetap dilatih agar lebih kuat. Misalnya massa otot orang pada masa
AIDS yang biasanya akan menurun drastis, semakin kurus. Saat seseorang
mulai menunjukan gejala, masa otot dan lemak berkurang perlahan namun
pasti. Kalau dari awalnya masa otot tidak diperhatikan, maka penampilan serta
daya tahan akan sangat berpengaruh.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa olahraga dengan tigkat/ kadar
sedang ternyata bisa meningkatkan system kekebalan tubuh menjadi lebih
tinggi. Selama berolahraga, tubuh mengelurkan berbagai hormon. Antara lain
yang berfungsi meningkatnkan mutu dan jumlah limfosit B dan T, serta
endfrin, dan enkafalin, serta homon yang berfungsi menurunkan kekebalan
seperti suatu hormone yang disebut ACTH. ACTH bekerja meningkatkan
kadar kortisol yang berperan menekan produksi sel kekebalan.
Keluarnya hormen tersebut sangat beraneka ragam tergantung beberapa
factor, antara lain beratnya latihan. Latihan ringan sampai sedang akan
mengelurkan hormone yang merangsang pembentukan system kekebalan.
Sementara latihan berat yang menimbulkan kelelahan justru sebaliknya, yaitu
menekan produksi sel kekebalan.
Beberapa alhi menyarankan penggunaan wewangian berbagai jenis
tumbuhan, seperti lavender. Yoga, meditasi, dan pemijatan merupakan tehnik
yang baik untuk dipilih sebagai alternative terapi fisik-jasmani yang lain.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa jenis olah fisik tersebut mampu
menghilangkan stress dan membuat tubuh tenang. Ketenangan yang diperoleh
bisa meningkat pembuatan sel kekebalan tubuh di dalam tubuh

Tugas HIV Page 9


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIV/AIDS kini bukan dari akhir segalanya, dengan kemajuan diagnosis
dan terapi, orang yang terinfeksi HIV/AIDS memiliki harapan hidup lebih panjang
dan bisa menjalani hidup yang produktif.
Meski tidak bisa menyembuhkan, terapi komplementer seperti: terapi
informasi, terapi spritul, terapi nutrisi, dan terapi spritula, bisa memperpanjang
hidup pengidap HIV/AIDS positif dan membuat mereka hidup lebih produktif.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan
untuk menyempurnakan makalah ini.

Tugas HIV Page 10


DAFTAR PUSTAKA
Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin.
Microbiol. Rev. 11: 614-627
H. JH. Wartono, Abu Chanif, Dra. Siti maryanti, Yon subardiyo Bsc. 1999.
AIDS/HIV. LEPIN: Jakarta

Tugas HIV Page 11

Anda mungkin juga menyukai

  • Atm 19
    Atm 19
    Dokumen15 halaman
    Atm 19
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Sistem Reproduksi
    Sistem Reproduksi
    Dokumen1 halaman
    Sistem Reproduksi
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Aaaaaaaa
    Aaaaaaaa
    Dokumen14 halaman
    Aaaaaaaa
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • DEFINISI
    DEFINISI
    Dokumen11 halaman
    DEFINISI
    ika
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen11 halaman
    Makala H
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Wulan
    Tugas Wulan
    Dokumen3 halaman
    Tugas Wulan
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Echa Ujian
    Echa Ujian
    Dokumen6 halaman
    Echa Ujian
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Gerontik Jadi
    Gerontik Jadi
    Dokumen15 halaman
    Gerontik Jadi
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • DEFINISI
    DEFINISI
    Dokumen11 halaman
    DEFINISI
    ika
    Belum ada peringkat
  • Aprilia Atm
    Aprilia Atm
    Dokumen6 halaman
    Aprilia Atm
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Cover Rahayu
    Cover Rahayu
    Dokumen1 halaman
    Cover Rahayu
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • ACHMAD
    ACHMAD
    Dokumen19 halaman
    ACHMAD
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Cover Rahayu
    Cover Rahayu
    Dokumen1 halaman
    Cover Rahayu
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Aprilia Atm
    Aprilia Atm
    Dokumen6 halaman
    Aprilia Atm
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Askep Henti Jantung
    Askep Henti Jantung
    Dokumen20 halaman
    Askep Henti Jantung
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • 11.konsep Dasar Infeksi
    11.konsep Dasar Infeksi
    Dokumen8 halaman
    11.konsep Dasar Infeksi
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sistem Sensorik, Anatomi Dan Fisiologi
    Makalah Sistem Sensorik, Anatomi Dan Fisiologi
    Dokumen29 halaman
    Makalah Sistem Sensorik, Anatomi Dan Fisiologi
    ALWAHIDA
    Belum ada peringkat
  • Komunitas Tugas
    Komunitas Tugas
    Dokumen4 halaman
    Komunitas Tugas
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Penuaan Ary
    Penuaan Ary
    Dokumen11 halaman
    Penuaan Ary
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • 11.konsep Dasar Infeksi
    11.konsep Dasar Infeksi
    Dokumen8 halaman
    11.konsep Dasar Infeksi
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • ACHMAD
    ACHMAD
    Dokumen19 halaman
    ACHMAD
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Cover Kep Anak
    Cover Kep Anak
    Dokumen1 halaman
    Cover Kep Anak
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Uts Paliatif
    Tugas Uts Paliatif
    Dokumen4 halaman
    Tugas Uts Paliatif
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan Hiv Aids
    Satuan Acara Penyuluhan Hiv Aids
    Dokumen3 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan Hiv Aids
    yusufpusk
    Belum ada peringkat
  • Tugas KMB 3
    Tugas KMB 3
    Dokumen18 halaman
    Tugas KMB 3
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Komunitas 1
    Tugas Komunitas 1
    Dokumen12 halaman
    Tugas Komunitas 1
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Rizki Gadar Tugas
    Rizki Gadar Tugas
    Dokumen14 halaman
    Rizki Gadar Tugas
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Uts Paliatif
    Tugas Uts Paliatif
    Dokumen4 halaman
    Tugas Uts Paliatif
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Gerontik
    Tugas Gerontik
    Dokumen13 halaman
    Tugas Gerontik
    Risky Ahmad Prasetiya
    Belum ada peringkat