Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN TERHADAP

PENENTUAN PANJANG ANTRIAN LENGAN PERSIMPANGAN


DENGAN ANALISIS GELOMBANG KEJUT
(Studi Kasus Persimpangan Ahmad Yani – Margorejo Surabaya)

Titik Wahyuningsih, A.Agung Gde Kartika, ST, M.Sc


Program Pasca Sarjana
Jurusan Manajeman Rekayasa Transportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email : Titi_Wahyu@yahoo.com. ; kartika@its.ac.id

ABSTRAK

Persimpangan Ahmad Yani – Margorejo Surabaya merupakan persimpangan yang


terkoordinasi dengan penutupan pintu perlintasan yang mana mengakibatkan
waktu siklus berubah. Perubahan ini menyebabkan kapasitas pendekat berbeda
sehingga antrian yang dihasilkan juga berbeda. Dalam penelitian ini untuk
mengetahui berapa besar panjang antrian hasil perhitungan menurut teori
gelombang kejut dengan pengamatan di lapangan akibat penutupan perlintasan
dan sinyal persimpangan. Dari hasil analisa yang telah dilakukan didapatkan
nilai panjang antrian yang berbeda antara teoritis dan pengamatan pada
masing-masing lajur. Setelah dilakukan perhitungan dan uji-t dengan kapasitas
model MKJI dapat diketahui bahwa lajur kiri dan lajur tengah cenderung tidak
sama. Sedangkan lajur kanan perhitungan teoritis hampir sama dengan
pengamatan di lapangan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan parameter
karakteristik arus lalu lintas antara kondisi lapangan dengan teoritis.

Kata Kunci : Gelombang Kejut, Model Greenshield, Panjang Antrian,


Persimpangan Ahmad Yani – Margorejo Surabaya

1. PENDAHULUAN tersebut menjadi persimpangan tak


Di dalam jaringan transportasi, sebidang yang tentu biayanya jauh lebih
persimpangan merupakan titik rawan akan besar.
terjadinya kemacetan lalu lintas oleh Pertemuan antara dua jenis
adanya konflik-konflik pergerakan arus. prasarana transportasi seperti jalan raya
Untuk mengatasi konflik-konflik di dengan jalan rel, juga merupakan bentuk
persimpangan dilakukan upaya-upaya seperti persilangan yang menimbulkan masalah yang
pemasangan rambu beri jalan (yield), rambu berupa antrian, hal ini dapat ditemui pada
stop atau dengan bundaran serta pulau- persilangan jalan Ahmad Yani-Margorejo.
pulau lalu lintas. Untuk kondisi arus yang Dimana ruas jalan Ahmad Yani tersebut
meningkat sedemikian besar, harus merupakan akses utama dari berbagai
dilakukan upaya lain berupa pemasangan aktifitas seperti sekolah dan bekerja.
lampu lalu lintas. Penggunaan sinyal lampu
lalu lintas ini dimaksudkan untuk 1.1 PERMASALAHAN
memisahkan gerakan lalu lintas baik yang Kondisi lalu lintas di persilangan jalan raya
berupa konflik primer atau sekunder. Jika dengan kereta di jalan Ahmad Yani Surabaya
dengan segala pengaturan arus pada merupakan salah satu jalur terpadat di kota
persimpangan berlampu lalu lintas belum Surabaya apalagi letak persilangan adalah
mampu juga mengatasi kemacetan akibat jalan penghubung dari kawasan penduduk
besarnya arus, maka upaya berikutnya dan juga pusat perbelanjaan. Letak
adalah dengan membuat persimpangan perlintasan yang dekat dengan lampu lalu

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-106


Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan thd Penentuan Panjang Antrian Lengan Persimpangan
dengan Analisis Gelombang Kejut

lintas mempengaruhi panjang antrian f. Untuk persimpangan yang tidak


dipersilangan yang merupakan parameter menerus dalam hal ini ruas Margorejo
kinerja simpang, baik pada lengan Ahmad panjang antrian diperoleh dengan
Yani maupun pada lengan Margorejo, maka perhitungan manual dilapangan
dapat disimpulkan permasalahan yang akan sedangkan ruas Ahmad Yani yang
dikaji adalah sebagai berikut: mempunyai lengan menerus panjang
• Berapa panjang antrian yang terjadi antrian diperoleh dari manual di
di kaki persimpangan akibat sinyal lapangan dan hasil hitungan
dan penutupan pintu perlintasan? berdasarkan teori gelombang kejut.
• Berapa dan bagaimana panjang g. Parameter kinerja persimpangan yang
antrian yang dihasilkan menurut teori ditinjau adalah panjang antrian
gelombang kejut dengan yang terjadi
di kaki lengan persimpangan? 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut tamim (2003), hubungan
1.2 TUJUAN PENELITIAN antara ketiga variabel utama yaitu arus (V),
Penelitian ini bertujuan untuk: kecepatan (S) dan kerapatan (D) ditungkan
• Mengetahui berapa panjang antrian dalam 3 model yaitu:
yang terjadi di kaki persimpangan a. Model Greenshields
akibat sinyal dan penutupan pintu S = Sf – ( Sf/Dj) D
perlintasan V = Sf – ( Sf / Dj) D2
• Untuk membandingkan panjang V = Dj – ( Dj / Sf) D2
antrian yang dihasilkan menurut b. Model Greenberg
teori gelombang kejut dengan yang S = So. In ( Dj / D)
terjadi kaki persimpangan V = So . D . In ( Dj . D2 )

1.3 BATASAN MASALAH V=Dj . S .


Untuk tidak melebarkan masalah, c. Model Underwood
maka pada penelitian ini dibatasi sebagai S = Sf . e – ( D Do)
berikut : V = Sf . D . e – ( D Do)
a. Menghitung arus lalu lintas dan V = Do. S . In (Sf / S)
kecepatan kendaraan yang melalui Dimana : S = Kecepatan rata-rata ruang
ruas jalan yang menuju persilangan. (km/jam)
b. Menganalisis hubungan antara volume, Sf = Kecepatan pada kondisi arus
kecepatan dan kerapatan kendaraan bebas (km/jam)
pada ruas jalan yang menuju D = Kerapatan (smp/km)
persilangan dengan pendekatan. Dj = Kerapatan macet (smp/km)
• Model Greenshields
• Model Greenberg
• Model Underwood 2.1 Analisis gelombang kejut (shock wave)
c. Ruas jalan yang menuju persilangan Menurut Tamim (2003) gelombang kejut
secara umum mempunyai permukaan (Shock wave) didefinisikn sebagai gerakan
atau perjalanan sebuah perubahn arus lalu
baik dan tidak mempunyai hambatan
samping yang berarti. lintas.Pada keadaan kondisi arus–bebas (free
d. Persimpangan adalah tunggal (isolated _ flow),kendaraan akan melaju dengan
intersection) jika dilihat dari lengan kecepatan tertentu.Apabila arus tersebut
yang akan diteliti. Dengan demikian, mendapat hambatan (gangguan), maka akan
kedatangan kendaraan pada lengan ini terjadi pengurangan arus yang dapat
dapat dianggap menerus (continue). melewati lokasi hambatan tersebut.
e. Panjang antrian dapat dianalisis hanya
2.2 Nilai gelombang kejut pada
pada saat volume kedatangan
kendaraan tidak melebihi kapasitas persimpangan berlampu lalu lintas
persimpangan, sehingga tidak Gelombang kejut pada
terdapat sisa antrian pada awal fase persimpangan berlampu lalu lintas dapat
merah. dianalisis apabila hubungan matematis
antara arus-kepadatan untuk lengan

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-107


Titik Wahyuningsih, A.Agung Gde Kartika, ST, M.Sc

persimpangan telah diketahui dan kondisi 2.3 Analisis regresi


arus lalu lintas telah ditentukan. Sebagai
Analisa regresi adalah mempelajari
contoh : kurva arus-kepadatan suatu lengan
hubungan fungsional antara variabel-
persimpangan pada Gambar 1, sedangkan
variabel dalam bentuk persamaan
diagram jarak-waktu diperlihatkan pada
matematik. Pada analisis regresi ini,
Gambar 2
variabel dibedakan atas dua jenis yaitu
Selama waktu antara t0 sampai
variabel bebas dan variabel tak bebas.
dengan t1, lampu hijau menyala sehingga
Dalam kasus hubungan kecepatan
arus lalu lintas pada lengan persimpangan
dengan kerapatan pada model Greenshields,
bergerak melewati persimpangan ke arah
Greenbeg dan Underwood, hubungan kedua
hilir dengan arus kondisi A (VA, DA, dan SA).
variabel tersebut dapat dilakukan analisis
Lintasan kendaraan digambarkan pada
regresi linier sederhana. Dalam menarik
Gambar 3.b. Pada waktu t1, lampu lalu
garis linier, dilakukan dengan metode
lintas berubah menjadi merah dan kondisi
jumlah kuadrat terkecil.
arus lalu lintas pada garis henti (stop-line)
Hubungan antara variabel bebas dan
berubah menjadi kondisi B, sedangkan
variabel tidak bebas dalam fungsi regresi
kondisi arus lalu lintas setelah persimpangan
linier sederhana ditulis :
ke arah hilir pada kondisi D. Sedangkan
Y = a + bx
besarnya panjang antrian dapat dihitung
dimana : y = variabel tidak bebas
dengan persamaan berikut:
x = variabel bebas
a,b = konstanta / koefisien
r ω .ω
QM = . CB AB dengan
regresi
3600 ωCB − ω AB Besarnya konstanta a dan b dapat
dihitung dengan memakai rumus :

VB −VC VC
ω CB = =−
DB − DC DB − DC
VB −V A VA
ω = =−
DB − D A DB − D A
AB
2.5 Analisis korelasi
Dalam kasus hubungan kecepatan
dengan kerapatan pada model Greenshields,
Greenbeg dan Underwood, hubungan kedua
variabel tersebut dapat dilakukan analisis
regresi linier sederhana. Dalam menarik
garis linier, dilakukan dengan metode
jumlah kuadrat terkecil.
Hubungan antara variabel bebas dan
variabel tidak bebas dalam fungsi regresi
linier sederhana ditulis :
Y = a + bx
dimana : y = variabel tidak bebas
x = variabel bebas
a,b = konstanta / koefisien
regresi
Besarnya konstanta a dan b dapat
dihitung dengan memakai rumus :

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-108


Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan thd Penentuan Panjang Antrian Lengan Persimpangan
dengan Analisis Gelombang Kejut

2.6 Uji signifikansi


Uji signifikansi yang biasanya Tujuan penelitian

dilakukan adalah memakai uji t (student’s Studi Pustaka


test) dan uji F (variance ratio test the F Pemilihan Lokasi
test).Uji t akan menunjukkan penyebaran
nilai-nilai a dan b yang didapat dari sampel. Pengambilan Data
Makin besar nilai varian a dan b
menggambarkan besarnya penyebaran dari
nilai sebenarnya secara teoritis. Sebagai primer Sekunder
tolok ukur pada pengujian ini adalah dengan (jadwal kereta api melintas)

membandingkan nilai t dari hasil hitungan


dengan nilai t dari tabel distribusi
Lengan Penyimpangan :
berdasarkan selang kepercayaan yang dipilih Ruas Jalan : 1. Geometric
dan derajat kebebasannya. Model akan 1. Geometric 2. Panjang merah dan hijau
diterima jika nilai mutlak t hasil hitungan ≥ 2. Volume tiap tipe 3. Nilai arus
kendaraan per 5 menit 4. Panjang antrian
nilai t pada tabel. Nilai t dapat dihitung 5. Jumlah kendaraan antri
dengan rumus :

Kompilasi dan reduksi data :


(2.72) 1. Arus Komulatif, kecepatan ruang rata-rata dan kerapatan
2. Arus jenuh, panjang fase, panjang antrian, jumlah
dimana : k = jumlah variabel kendaraan antri dan kondisi antrian per siklus pada lengan
bebas persimpangan
bi = koefisien regresi ke i Analisa data ruas :
Sbi =simpangan baku koefisien 1. Karakteristik hubungan volume-kerapatan
regresi ke i 2. Uji statistik

Uji F (variance ratio test) digunakan


untuk mengetahui apakah variabel yang Analisa data persimpangan
1. Nilai gelombang kejut dan panjang antrian berdasarkan
menjadi penduga terbentuknya suatu regresi arus demand
memenuhi syarat yang dilihat dari nilai 2. Penilaian panjang antrian hasil perhitungan terhadap data
hasil pengukuran
signifikansinya dari tingkat kepercayaan
tertentu. Nilai signifikansi ini diketahui
dengan membandingkan nilai F hasil Kesimpulan dan saran
hitungan ≥ nilai F tabel. Nilai F dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Selesai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


3. METODOLOGI
Hasil penelitian arus, kecepatan dan
Pengambilan data dilakukan dengan
kerapatan sebagai berikut:
pengamatan langsung di lapangan baik di
Table 1 Arus, Kecepatan dan Kecepatan
ruas maupun di simpang. Pengambilan data
di ruas untuk memperoleh data volume arus Model Model Model
dan kecepatan sedangkan di simpang untuk Greenshields Greenberg Underwood
Parameter
memperoleh data volume arus, panjang S = Sf – (Sf S = So . lnDj S = Sf .
sinyal akibat penutupan dan sinyal simpng /Dj) D – So. ln D e(D.Do )
dan panjang antrian. Lajur Kiri
Sf 47,907 tak hingga 53,539
3.1 Diagram Alur Penelitia : So 23,954 16,312 19,696
Dj 119,172 257,449 tak hingga
Do 59,5856 94,710 71,429
Kapasitas 1427,289 1544,912 1406,850

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-109


Titik Wahyuningsih, A.Agung Gde Kartika, ST, M.Sc

4.2 Pemilihan Model


Lajur Tengah
tak
Sf 38,849 hingga 40,125 Lajur Kanan
So 19,425 10,286 14,761 Hubungan
Model
Antara model lapangan
Dj 346,866 1412,698 tak hingga S-D S=34,582-0,108D
Do 173,433 519,703 250 Model V-D v=34,582D-0,108D^2
Kapasitas 3368,850 5345,662 3690,292 Greenshields V=320,204S-
V-S 9,2593S^2
Lajur Kanan
tak S-D S=49,263-5,257lnD
Model V=49,263D-
Sf 34,582 hingga 34,475
Greenberg V-D 5,257DlnD
So 17,291 5,257 12,683 V=11742,1S*exp(-
Dj 320,204 11742,077 tak hingga V-S 0,19022S)
S=34,475exp(-
Do 160,102 4319,669 250 S-D 0,004D)
Model V=34,475D*exp(-
Kapasitas 2768,321 22708,498 3170,661 Underwood V-D 0,004D)
4.1 Model Hubungan Antara Kecepatan. V-S V=250S*ln(34,475/S)
Kerapatan. dan Arus
Berikut adalah hasil analisa regresi Nilai R yang terbaik menurut statistik
ketiga model : adalah nilai yang paling tinggi
Nilai Clink yang terbaik adalah
Tabel 2 Model Hubungan Antara V, S dan D nilai yang paling mendekati kondisi
lapangan. Sehubungan dengan tidak
Lajur Kiri adanya data lau lintas untuk menghitung
Hubungan ruas maka dihitung menurut metode
Model
Antara Model Lapangan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI-
S-D S = 47,907-0,402D 97) sebagai berikut:
Model
Greenshields V-D v=47,907D-0,402D^2
C = Co x FCw x FCsp x FCsF x
V-S V=119,172S-2,488S^2
FCcs
S-D S=90,545-16,312lnD
Model
V-D V=90,545D-16,312DlnD Kapasitas lajur kiri C = 2300 x 1 x
Greenberg
0.94 = 2162
V-S V=257,449S*exp(-0,0613S)
Kapasitas lajur tengah C = 2300 x 1.03 x
S-D S=53,539exp(-0,014D) 0.94 = 2226.86
Model
V-D V=53,539D*exp(-0,014D) Kapasitas lajur kanan C = 2300 x 0.95 x
Underwood
0.94 = 2053
V-S V=71,429S*ln(53,517/S)
Dengan mengacu pada nilai kapasitas
Lajur Tengah diatas dan nilai Clink model pada table 2,
Hubungan maka untuk semua lajur dan interval,
Model
Antara model lapangan model Greenshields lebih mendekati
S-D S=38,849-0,112D kondisi lapangan dibanding model
Model Greenberg.
Greenshields V-D v=38,849D-0,112D^2
V-S V=346,866S-8,9291S^2 4.3 Panjang Antrian Menurut
S-D S=74,607-10,286lnD Gelombang Kejut
Model
Greenberg V-D V=74,607D-10,286DlnD
Dengan mengacu pada model
V-S V=1412,7S*exp(-0,0972S) terpilih pada tabel 2 maka panjang
S-D S=40,125exp(-0,004D) antrian menurut teori gelombang kejut
Model dapat dihitung. Berikut contoh
Underwood V-D V=40,125D*exp(-0,004D)
V-S V=250S*ln(40,125/S)

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-110


Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan thd Penentuan Panjang Antrian Lengan Persimpangan
dengan Analisis Gelombang Kejut

hitngannya dan hasil yang lain disajikan Nilai Statistik Terhadap Perbandingan
dalam tabel4 Panjang Antrian Antara Teoritis Dengan
− Model Greenshields : V = 47,907 D – Pengamatan Lapangan
0,402 D2. Table 3 Nilai Statistik α = 5%
− Kerapatan kemacetan (jam density)
pada kondisi B D11 =119.172 Parameter Lajur Kiri
smp/km. Hasil Syarat Ket
− Arus Demand VA= 1304.40 n 160
smp/jam.
t 2,56 <1,967 Ditolak
− Kapasitas persimpangan Vc=
1254,27 smp/jam. R 0,393 0 Ditolak
− Panjang sinyal merah, r = 44 detik. LAjur Tengah
N 160
T 16,55 <1.967 Ditolak
Dengan memakai rumus abc, pada model R 0,209 0,008 Ditolak
Greenshield diperoleh : Lajur Kanan
− Kerapatan arus Demand DA = 42,10 n 160
smp/jam. T -0,71 <1.967 Diterima
− Kerapatan arus pada saat kapasitas, -
Dc= 80,33 smp/jam. R 0,042 0.601 Diterima
− Kecepatan gelombang kejut dari
kondisi A ke kondisi B (ωAB)
ωAB = VA/( DA - DB) =1304.40/(42,10 –
119,172) = -16,92 km/jam.
− Kondisis gelombang kejut dari
kondisi A ke kondisi B (ωBC)
Tabel 4 Perhitungan Panjang Antrian Interval 5 Menitan
Lajur Kiri
No. VA
DA WAB Vc Dc WBC r Qm Qukur
Siklus (smp/jam)
-
1 1304.40 42.10 -16.93 1254.27 80.33 32.29 44.00 434.81 80.00
….. … … … … …. … … …. …
-
160 976.80 26.11 -10.50 1219.75 82.31 33.09 47.00 200.74 76.85
Lajur Tengah
1 2136.00 68.52 -32.06 1302.25 309.27 7.48 44 74.12 75.5
….. … … … … …. … … …. …
160 1908.00 59.23 -25.13 1266.40 310.44 7.22 47 73.26 116.0
Lajur kanan
1 2796.00 lebih besar dari kapasitas
….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
-
160 852.00 26.90 -2.90 1066.45 285.63 30.85
47 41.87 80.0
− ‚ωBC = - Vc /( DB – DC) = -
1254,27/(119,172-80,33) = -32.29
km/jam 4.4 Penggunaan Kapasitas Teoritis Sebagai
− Panjang antrian (QM) Kapasitas Model
QM = -(r/3.6)x(ωAB x ωBC)/( ωAB - ωBC)
= -(44/3.6)x(-16,92 x -32,29)/(-
16,92+32,29) = 43.67 m. 4.4 Penggunaan Kapasitas Teoritis Sebagai
Kapasitas Model

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-111


Titik Wahyuningsih, A.Agung Gde Kartika, ST, M.Sc

Berikut model dengan kapasitas MKJI : Untuk lengan Ahmad Yani panjang
Table 5 Parameter Model Greenshields (Clink model antrian bisa dibandingkan dengan teori
MKJI - 97)
gelombang kejut. Berdasarkan analisa yang
Lajur Kiri
telah dilakukan dengan uji t didapatkan
Model Sf So C Db Do hasil bahwa panjang antrian pengamatan
S=47,907-
0,27D 47.907 23.9535 2162 180.52 90.26 dan perhitungan adalah berbeda tiap lajur.
V=47,907D- Untuk memperkuat hasil analisa maka
0,27D2
V=180,52S-
dilakukan permodelan ulang dengan
3,77S2 kapasitas MKJI sebagai model. Dari hasil
LAjur Tengah pengamatan MKJI dilakukan uji t dan
S=38.849-
0.169D 38.849 19.4245 2226.86 229.28 114.64 diketahui bahwa lajur kanan memiliki
V=38,849D- kesamaan panjang antrian antara teori dan
0.169D2
V=229.285S-
pengamatan
5.90S2
LAjur Kanan
S=34,582- KESIMPULAN DAN SARAN
0,146D 34.582 17.29 2053.9 237.57 118.78
V=34,582D-
Kesimpulan
0,146D2 Dari hasil pengamtan dan perhitungan
V=237.57S- didapat hasil yang berbeda antara
6.87S2
pengamtan dan perhitungan. Hal ini
disebabkan karena:
Nilai Statistik Terhadap Perbandingan
pengemudi cenderung pindah lajur jika
Panjang Antrian Antara Teoritis Dengan
menemui hambatan pada lajur yang sedang
Pengamatan Lapangan dijalani dan Perilaku pengendara pada saat
Table 6 Nilai Statistik α = 5%
mendekati persimpangan yang ada antrian
Parameter Lajur Kiri (sinyal merah) cenderung mengurangi
Hasil Syarat Ket kecepatannya jauh sebelum masuk menjadi
N 123 bagian antrian terhenti
Dari perhitungan panjang antrian
T 13.92 <1,97 Ditolak
sinyal merah berbanding lurus dengan
R 0.3175 0 Ditolak panjang antrian maka didapat pnjang
Lajur Tengah antrian yang berbeda antar siklus.
N 160
T -9.45 <1.967 Ditolak Saran
R -0.081 0.306 Diterima Perlu dilakukan optimasi waktu siklus
Lajur Kanan terutama waktu merah pada lengan yang
terkena antrian saat penutupan sehingga
N 152
bisa mengurangi kemacetan.
T -9.68 <1.968 Ditolak
R -0.07 0.413 Diterima
DAFTAR PUSTAKA
Pembahasan Ahmad Munawar, “Dasar-dasar Teknik
Transportasi”’ Penerbit Beta Offset,
Panjang antrian lapangan untuk arah Yogyakarta, 2005.
margorejo tidak bisa dibandingkan dengan
perhitungan teori gelombang kejut Ofyar Z. Tamin, “Perencanaan dan
mengingat simpang ini mempunyai arus yang Pemodelan Transportasi”, Penerbit ITB,
tidak continue dan waktu merah terlalu Bandung, 2003.
lama. Berdasarkan hasil di lapangan
penutupan pintu terlama terjadi pada pukul Suwardjoko P.Warpani,“Pengelolaan Lalu
10.23.41 dengan panjang antrian 149,9 dan lintas dan Angkutan Jalan”, Penerbit
kereta melintas adalah kereta barang. ITB, Bandung, 2002.
Sedangkan penutupan terpendek pada pukul
8.25.35 dengan panjang antrian 1331,1 dan
kereta melintas adalah komuter.

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-112

Anda mungkin juga menyukai