RSUD SOE TIMOR TENGAH SELATAN 2016 Hernia Inguinalis 1. Pengertian (Definisi) Protrusi dari viskus melewati pembukaan dari dinding abdomen 2. Anamnesis 1. Lokasi benjolan 2. Waktu kemunculan 3. Pekerjaan dan aktifitas yang sering dilakukan oleh pasien 4. Riwayat penyakit sebelumnya 5. Keluhan penyerta 3. Pemeriksaan Fisik 1. Besar benjolan 2. Regio 3. Finger Test 4. Thumb test 5. Ziemann test 4. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis : Riwayat benjolan, lokasi, hilang timbul 2. Pemeriksaan fisik : lokasi benjolan, finger test, thumb test, ziemann test 3. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium 5. Diagnosis Kerja Hernia Inguinalis 6. Diagnosis Banding 1. Hernia femoralis 2. Epididimitis 3. Torsio testis 4. Lipoma 5. Adenopati inguinal 6. Abses inguinal 7. Dilatas vena saphena 8. Hidrocele 9. Varicocele 10. UDT 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium: DL, Faal hemostasis, Serum elektrolit, UL 8. Terapi 1. Konservatif 2. Herniotomy 3. Hernioraphy 9. Edukasi 1. Bisa terjadi kekambuhan 2. Menghindari pekerjaan berat 3. Mengobati penyakit predisposisi 4. Mengobati penyakit penyulit 10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam 11. Tingkat Evidens II 12. Tingkat Rekomendasi A 13. Indikator Medis 14. Kepustakaan 1. Townsend: Sabiston Textbook of Surgery, 18th Edition. New York, McGrawHills (Vancouver) 2. Debas, Haile T.Ebook Gastrointestinal Surgery:Patophysiology and Management. Springer 3. Zinner, Stanley. Ebook. Maingot’s Abdominal Operation 11th Edition PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RSUD SOE TIMOR TENGAH SELATAN 2016 Herniotomy Tension Free Hernioraphy 1. Pengertian (Definisi) Prosedur bedah untuk koreksi hernia dengan memotong kantong hernia serta memperbaiki defek dinding abdomen yang menyebabkan terjadinya hernia 2. Indikasi a. Bila terjadi komplikasi inkarserata b. Ukuran yang besar c. Irreponible 3. Kontra Indikasi a. Pemanjangan FH b. Penyakit sistemik yang tidak memungkinkan kondisi pasien untuk dilakukan operasi c. Ascites 4. Persiapan a. Informed consent 5. Prosedur Tindakan a. Dilakukan desinfeksi dan demarkasi lapangan operasi b. Anestesi General c. Dilakukan insisi di superior ligamentum inguinale sejajar dengan garis kulit d. Diperdalam lapis demi lapis hingga tampak apponeurosis m. Oblique Externa et Interna e. Apponeurosis dibuka sehingga tampak kantong hernia beserta funiculus spermaticus f. Funiculus spermaticus ditegel g. Kantong hernia dipisahkan dengan jaringan sekitar h. Kantong hernia dibuka dan dipotong dengan cara dipuntir dan diligasi terlebih dahulu i. Dipasang mesh di atas defek memanjang dari anulus internus ke anulus internus dan dijahitkan dengan tuberkulum pubicum, ligamentum inguinale, dan conjoint tendon j. Jahit apponeurosis, fasia, lemak subcutis dengan benang absorbable( vykril) k. Jahit kulit dengan non absorbable suture (Prolene, Nylon, Silk) 6. Pasca Prosedur a. Bila terjad tanda akut abdomen dilakukan evaluasi ulang Tindakan 7. Tingkat Evidens II 8. Tingkat Rekomendasi A 9. Penelaah Kritis a. Dr. Prayogo Wisnu Santoso SpB. KBD b. Dr. Setyo Sugiarto, SpB. KBD c. Dr. M.S. Niam, M.Kes, SpB. KBD 10. Indikator Prosedur ………………………………………………………………………………………….………….. Tindakan 11. Kepustakaan a. Townsend: Sabiston Textbook of Surgery, 18th Edition. New York, McGrawHills b. Debas, Haile T.Ebook Gastrointestinal Surgery:Patophysiology and Management. Springer c. Zinner, Stanley. Ebook. Maingot’s Abdominal Operation 11th Edition