PELAKSANAAN
METODA
PELAKSANAAN
Pembangunan Jalan Pejagan - Ketanggungan - Prupuk
METODA
PELAKSANAAN
I. MANAJEMEN PROYEK
I.1. Umum
GS/PM memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi, teknik serta
kegiatan lainnya dalam rangka proses penyelesaian pekerjaan proyek di lapangan, dengan
tugas pokok sebagai berikut :
Masalah teknik (Engineering) dan Quality Control, GS/PM dibantu oleh bagian
teknik beserta stafnya.
Masalah keuangan, administrasi umum dan personalia, GS/PM dibantu oleh
Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
Masalah logistik dan peralatan, GS/PM dibantu oleh Bagian Logistik dan
Peralatan beserta stafnya.
Masalah aktivitas fisik di lapangan, dibantu oleh para pelaksana madya dan
pelaksanaan muda yang masing-masing mempunyai tanggung jawab berdasarkan
jenis pekerjaan dan atau lokasi pekerjaan.
GS/PM juga akan mendapat dukungan penuh dari Direksi PT. Ria Kencana, dalam hal
kecukupan dan ketersediaan SDM, pendanaan, logistik dan peralatan. GS/PM
mempunyai otoritas penuh untuk melaksanakan semua aktivitas pekerjaan yang ada di
proyek termasuk berhubungan dengan pihak lain.
Sedangkan Direksi melakukan kesatuan likuiditas sehingga sumber daya benar-benar
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin GS/PM bertanggung jawab langsung kepada
Direksi PT. Ria Kencana
METODA
PELAKSANAAN
I.1.1 Lingkup Pekerjaan
No. Mata
Uraian
Pembayaran
a b
BAB I UMUM
1.2 Mobilisasi
1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup
BAB II DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar
2.3.(12) Beton K-250 (fc' 20) untuk struktur drainase beton minor
2.3.(13) Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor
BAB III PEKERJAAN TANAH
3.1.(1a) Galian Biasa
3.1.(6) Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine
3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Bahan
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Bahan
3.3.(1) Penyiapan badan jalan
BAB IV PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.2.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
4.2.(2b) Lapis Pondasi Agregat Kelas S
BAB V PERKERASAN BERBUTIR
5.3(1) Perkerasan Beton Semen
5.3.(3) Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
Skh-1.5.3(3) Perkerasan Beton Semen untuk Pembukaan Lalu-lintas Umur Beton
lebih dari 3 hari dan kurang dari 7 hari
METODA
PELAKSANAAN
BAB VI PERKERASAN ASPAL
6.3 (5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
6.3 (6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)
6.3.(9) Bahan anti pengelupasan
Untuk menjaga keamanan proyek, PT. Ria Kencana akan menyediakan tenaga keamanan
sesuai dengan kebutuhan, dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
Pengawasan terhadap para pekerja
Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan yang beroperasi diproyek
Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat peningkatan
jalan.
Pencegahan adanya tindak kriminal dan bahaya kebakaran
METODA
PELAKSANAAN
FLOW CHART
PENGENDALIAN MUTU
PERUSAHAAN
- Manual/Prosedur
PROYEK - Administrasi
Rencana Mutu terdiri dari :
- Prosedur
- Metoda Konstruksi
- Organisasi
- Instruksi Kerja EKSTERNAL
- Personal
- Jadwal Pelaksanaan - Standar Peraturan
- Keuangan
- Prosedur Kerja, dll - Keppres, Kepmen, Perda, dll
SUPERVISI
INPUT OUTPUT
- Bahan - Produk Akhir
- Alat Biaya, Mutu
- Tenaga Kerja
PELAKSANAAN PEKERJAAN dan Waktu
PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
EVALUASI
KRITERIA KELAYAKAN
- Dokumen Tender
- Peraturan Terkait
PELAPORAN
&
MONITORING
Pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baik
SDM, material, peralatan, sarana kerja, proses dan subkontraktor dengan rincian sebagai
berikut :
1. SDM
- Memilih SDM yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
- Memberikan Pengarahan dan pembinaan
- Monitor dan pelaporan
2. Material
- Pengujian sample bahan
- Pemilihan sumber material (kuantitas dan kualitas) Pemilihan supplier
- Jadwal kebutuhan material
- Cara penyimpanan
- Cara handling
- Monitor dan pelaporan
3. Peralatan
- Pemilihan jenis alat yang sesuai
- Kalibrasi untuk alat tertentu (ukuran, takaran, timbangan)
- Pemilihan sumber alat (kuantitas, umur dan kualitas)
- Pemilihan supplier alat yang baik
- Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
- Jadwal kebutuhan alat
- Penyediaan bahan bakar Penyediaan suku cadang
- Control service
- Monitor dan pelaporan
4. Proses
- Trial mix, trial embankment, job mix
- Peralatan yang sesuai Spesifikasi
- Kompososi yang sesuai Spesifikasi
- Standar proses
- Metode Pelaksanaan
- Cek hasil
- Monitor dan pelaporan
- Subkontraktor
- Seleksi, Pengawasan dan pengarahan
Kapasitas
atau
Jenis Fasilitas/
No Peralatan/Perlengkapan Jumlah output
pada saat
ini
1 2 3 4
Concrete Batching
1 1 40 m3/jam
Plant
2 Truk Mixer 10 7,5 M3
AMP, Batch Plant,
3 kapasitas Pugmill ≥ 60
1
800 Kg, Bahan Bakar TON/JAM
minyak tanah/ gas/
solar, sistem
pemanasan ketel aspal
tidak langsung
(indirect)
ASPHALT FINISHER
4 2 30 TON
I.7.5. Program K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek
maka dibentuk unit K-3 yang menanggulangi segala hal tentang keselamatan, dimana unit
K-3 tersebut bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-
instansi terkait lainnya.
Secara garis besar program K3 tersebut adalah sebagai berikut :
Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan di proyek dan menyediakan
perlengkapan P3K.
Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan lain sebagainya.
Lebih Jelasnya tentang alat pelindung diri yang akan dipergunakan adalah sebagai
berikut:
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Safety Halmet
Melindungi kepala dari kejatuhan material
Safety Glasses/Google
Melindungi mata dari benda asing
Masker
Mencegah material atau benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan
Safety Shoes
Melindungi kaki dari terkena bahaya
Tim pengukuran juga akan melakukan pengecekan gambar yang ada (Construction Drawing) dan akan
membuat data awal. Dimana data awal tersebut akan dipakai guna pembuatan Shop Drawing yang akan
dijadikan untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Shop drawing sebelum dapat digunakan
sebagai pedoman di lapangan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi lapangan dan
Konsultan. Selanjutnya diharapkan As Build Drawing akan dapat diproses bersamaan dengan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dengan berpedoman pada hasil pekerjaan terlaksana (Pekerjaan yang sudah
dilakukan). Hal ini dimaksudkan agar pada saat selesai pekerjaan nanti, As Build Drawing yang menjadi
kewajiban Kontraktor juga dapat segera diselesaikan.
BAGAN ALIR PEKERJAAN PENGUKURAN
PENGECEKAN TITIK
REFERENSI BM
(BENCH MARK) Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dimulai dengan
pengukuran polygon dan waterpass sehingga dapat koordinat
(x,y,z). Kemudian titik-titik BM yang sesungguhnya dibandingkan
PEMBUATAN DAN dengan data-data titik BM dalam gambar untuk mengetahui apakah
BM tersebut masih baik atau rusak.
PEMASANGAN PATOK
PATOK BM Pembuatan/pemasangan temporary BM diperlukan untuk
(TEMPORARY BENC MARK) mempermudah kegiatan staking pada saat pelaksanaan pekerjaan.
4. SURVEY DAN
Foto Visual
PENANDAAN LOKASI
PEKERJAAN
Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan papan nama, maka dilaksanakan foto visual
0% pertama dengan kamera. Pengambilan foto diharuskan pada titik yang ditentukan oleh Direksi,
minimal dari satu titik pengambilan dan tidak berubah ubah. Dan untuk selanjutnya pada
pengambilan foto 50% dan 100% pun dilakukan pada titik yang sama.
- Nama Perusahaan
- Nama Pemberi Kerja
- Nama Proyek
- Dll (atau sesuai petunjuk direksi)
Setelah dibuat dengan cat (sesuai petunjuk direksi), maka papan nama tersebut dibawa ke lokasi
proyek. Papan nama dipasang dengan dua buah kaso yang dipaku ke papan nama tersebut. Cara
memasangnya dengan memakai paku yang dipakukan menggunakan palu.
Pada tempat yang akan dipasang, digali terlebih dahulu dengan menggunakan linggis. Papan nama
yang telah dipaku ke kaso tadi, dipasang pada tanah yang telah digali. Tanah galian tersebut
kemudian dipadatkan.
6. Pembuatan Kantor Direksi.
Kantor Direksi yang dibuat adalah ukuran 10 X 5 m . Bahan untuk membuat Kantor Direksi
adalah: kaso, balok kayu, triplex, seng bergelombang, kaca nako, paku, palu, gergaji, semen, pasir,
split, ember, sendok, semen, air, reng.
Pertama-tama dipasang balok kayu dipojok ukuran bedeng empat persegi panjang. Balok kayu
dipasang dengan memakai pondasi cor setempat di empat sudut yang akan dibuat Kantor Direksi
Setelah balok kayu terpasang, dibuat kaso yang ukurannya lebih kecil sebagai kuda kuda untuk
atap seng nantinya, sesuai dengan ukuran.
Pemasangan kaso ini menggunakan paku yang dipukulkan menggunakan palu. Kaso – kaso
tersebut dipotong mengunakan gergaji sesuai dengan ukuran yang ada. Setelah rangka Kantor
Direksi terpasang, disediakan tempat untuk jendela yang menggunakan kaca nako serta tempat
pintu sederhana yang dapat ditutup/kunci. Setelah rangka tempat pintu dan jendela disediakan,
maka triplex ukuran dipasang sebagai dindingnya dengan cara memakukannya ke kaso dan rangka
rangkanya.
Bila dinding telah selesai dibuat, maka dipasang kuda kuda serta reng untuk penempatan seng
gelombang tersebut yaitu dengan memakukannya ke reng yang sudah disiapkan baru kemudian
dipaku dengan memakai paku seng.
Apabila semua telah selesai maka lantai Kantor Direksi dicor dengan beton 1:2:3, yaitu berupa
campuran semen, pasir, split dan air yang dicampur dalam suatu wadah yang terbuat dari papan
yang berupa kotak berukuran 1mx1m dengan tebal 10 cm. cara pemasangannya papan dipotong
dengan menggunakan gergaji lalu dipakukan dengan palu satu sama lain agar nantinya menjadi
sebuah kotak. Wadah ini dibuat agar campuran beton untuk lantai kantor direksi tidak berceceran
kemana-mana.
Setelah campuran beton dibuat, baru diangkat dengan menggunakan ember dan dituang lagi
kelantai kantor direksi lalu kemudian diratakan dengan menggunakan sendok semen dengan
kemiringan sesuai dengan tempatnya.
Pada saat lantai mulai mengeras segera disiram dengan air agar lantainya tidak retak.
Jendela yang dipasang pada kantor direksi adalah dari nako sedangkan pintunya terbuat dari
triplex yang digergaji sesuai ukuran (0,90 m x 1,80 m ). Setelah digergaji , baru dipasang list-nya
untuk penguat, kemudian dipasang engselnya agar dapat dibuka/tutup dan dipasang gemboknya.
Kemudian pekerjaan instalasi listrik ,penerangan dipasang dan sanitasi . Setelah semua selesai,
maka perlengkapannya kantor direksi pun dipasang, Meja ½ Biro, Kursi Lipat, Meja Rapat, White
board, penghapus, alat-alat tulis, pemadam kebakaran, dan lain-lain. Kemudian tempatkan
penjaga kantor selama masa pelaksanaan.
11. Listrik
Jika tidak dimungkinkan untuk dapat menggunakan fasilitas Listrik yang disuplay oleh PLN, maka
pengadaan listrik untuk keperluan proyek guna dapat melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang
diharapkan serta sesuai dengan jadwal kerja yang ada, maka akan diadakan/disediakan genset yang
ditempatkan pads lokasi yang bebas dari penyebab gangguan kebisingan
a. Tujuan
Pengendalian lalu lintas atau kegiatan pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan suatu proyek, dimaksudkan
untuk mengatur dan mengupayakan pengamanan lalu lintas kendaraan di Jalan pada area yang sedang
dikerjakan atau sekitar area tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung- Hal ini dilakukan
dengan cara merencanakan, mempersiapkan, menyusun tata pemasangan sarana pengamanan lalu lintas
dengan segala perlengkapan untuk dipakai sepanjang berlangsungnya pekerjaan/proyek. Berdasarkan
kondisi lapangan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, berikut ini disampaikan rencana pengaturan
lalu lintas yang akan diterapkan.
Gambar. Salah satu contoh Penataan Rambu
b. Pelaksanaan
Pengendalian lalu lintas dilaksanakan oleh seorang ( Tim ) yang bukan hanya menguasai masalah lalu lintas
saja tapi juga masalah teknik serta langsung bertanggung jawab pada General Superintendent/PM. Bagian
ini juga melakukan koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak pemberi tugas tentang waktu, perubahan
jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :Penyediaan alat-alat pengatur laludintas
Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi
Pemasangan slat-slat lalu lintas selama konstruksi
Penyediaan alat-alat pengatur lalu lintas
Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi
Pemasangan slat-slat lalu lintas selama konstruksi
Pelaksanaannya akan dikonfirmasikan dengan pihak yang berwenang. Kontraktor akan memelihara jalan
yang berpengaruh kepada area operasional dengan kondisi yang balk yang tentunya bekerja sama dengan
badan yang berwenang untuk mengatur kelancaran lalu lintas agar terhindar dari kemacetan, seperti dengan
Dinas Perhubungan dan Kepolisian.
Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja, alat-alat pengatur lalu lintas
akan dipasang, yaitu pada titik-titik tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Peralatan/fasilitas pengatur lalulintas yang diperlukan antara lain sbb
Rambu perhatian, petunjuk, larangan dan sebagainya.
Barikade
Papan pemberitahuan
Rubber cone
Lampu – lampu
Baju rompi pengaman lalu lintas
Genset
Handy talky untuk komunikasi
T A H A PA N PEK ERJAAN
Pasangan Batu
Baja Tulangan untuk struktur
dengan Mortar
drainase beton minor
2.2.(1)
2.3.(13)
Galian Biasa
3.1.(1a)
Lapis Pondasi
Kerb Pracetak Jenis 1 Lapis Pondasi Agregat Kelas S
Agregat Kelas A
(Peninggi/Mountable) 4.2.(2b)
4.2.(1)
8.4 (10a)
Rel Pengaman
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Patok Pengarah
8.4 (7)
Pemantul Engineer Grade 8.4.(5)
8.4 (1)
Pemeliharaan Rutn
Bab. 10
Kete rangan :
V. TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Lokasi yang akan di cor beton diberesihkan dari debu dan kotoran lainnya
2. Pemasangan kayu acuan/bekisting sesuai gambar perencanaan dan setelah
terpasang diperiksa oleh konsultan pengawas untuk direkomendasi
3. Pemasangan Plastik Polyetilen selebar lokasi yang akan dicor beton
4. Pemasangan sambungan melintang (batang ruji) :
- Ruji dari batang polos ф ‐ 36 mm, ℓ = 45 cm diletakan di atas dudukan yang
kokoh dan dipasang di tengah-tengah tebal pelat Pemasangan sambungan melintang Pemasangan batang pengikat
- Bagian ruji yang bergerak bebas di cat (batang ruji)
- Dudukan ruji dipasang kuat dengan patok
5. Pemasangan batang pengikat
- Batang pengikat dari batang ulir ф - 16 mm, ℓ = 70 cm dan dengan jarak
60 cm antara satu dengan yang lainnya diletakan dan diikat di atas dudukan
yang kuat dan dipasang di tengah-tengah tebal pelat
6. Dilakukan pengetesan slam beton pada setiap truck beton yang datang dan
hasil pengetesan akan menentukan beton tesebut siap pakai atau tidak Alat pengetes slam beton Penghamparan beton K-500
7. Dilanjutkan dengan pengecoran campuran beton dari Truck Mixers (Agitator)
ke dalam bekisting yang telah disiapkan dan dihampar oleh pekerja terlatih
yang menggunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan alat concrete
vibrator/penggetar beton
8. Penyelesaian, perataan dan perapihan oleh sekelompok pekerja
9. Pembentukan tekstur dan pembuatan alur permukaan beton terpasang
melalui penyikatan dengan kawat dan roskram
10. Perawatan beton selama masa pengersan :
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, Penggregajian pelat beton Pembuatan tekstur permukaan
temperatur yg terlalu panas, dan gangguan mekanis dengan cara ditutup
karung goni yang basah dan secara periodik karung goni tersebut disiram air
11. Pembuatan sambungan setelah beton mengeras dengan menggergaji lantai
beton yang terpasang selebar 3 mm dengan kedalam ¼ tebal pelat beton dan
celah beton ditutup kembali dengan Aspal Joint Sealent
12. Pengetesan mutu beton yang sudah cukup umur dengan Hammer Tes
Pemasangan Aspal Joint Sealent Pengetesan beton dengan Hammer Tes
Metode Kerja
Nama Peserta Lelang : PT. Ria Kencana
Jenis Pekerjaan : Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
No. Mata Pembayaran : 5.3.(3)
V. TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Lokasi yang akan di cor beton diberesihkan dari debu dan kotoran lainnya
2. Pemasangan kayu acuan/bekisting sesuai gambar perencanaan dan setelah
terpasang diperiksa oleh konsultan pengawas untuk direkomendasi
3. Pemasangan Plastik Polyetilen selebar lokasi yang akan dicor beton
4. Pemasangan sambungan melintang (batang ruji) :
- Ruji dari batang polos ф ‐ 36 mm, ℓ = 45 cm diletakan di atas dudukan yang
kokoh dan dipasang di tengah-tengah tebal pelat
- Bagian ruji yang bergerak bebas di cat
- Dudukan ruji dipasang kuat dengan patok
5. Dilakukan pengetesan slam beton pada setiap truck beton yang datang dan
hasil pengetesan akan menentukan beton tesebut siap pakai atau tidak Penghamparan Beton Kurus
6. Dilanjutkan dengan pengecoran campuran beton dari Truck Mixers (Agitator)
ke dalam bekisting yang telah disiapkan dan dihampar oleh pekerja terlatih
yang menggunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan alat concrete
vibrator/penggetar beton
7. Penyelesaian, perataan dan perapihan oleh sekelompok pekerja
8. Perawatan beton selama masa pengerasan :
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yg terlalu panas, dan gangguan mekanis dengan cara ditutup
karung goni yang basah dan secara periodik karung goni tersebut disiram air
9. Pengetesan mutu beton yang sudah cukup umur dengan Hammer Tes
V. TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Lokasi yang akan di cor beton diberesihkan dari debu dan kotoran lainnya
2. Pemasangan kayu acuan/bekisting sesuai gambar perencanaan dan setelah
terpasang diperiksa oleh konsultan pengawas untuk direkomendasi
3. Pemasangan Plastik Polyetilen selebar lokasi yang akan dicor beton
4. Pemasangan sambungan melintang (batang ruji) :
- Ruji dari batang polos ф ‐ 36 mm, ℓ = 45 cm diletakan di atas dudukan yang
kokoh dan dipasang di tengah-tengah tebal pelat Pemasangan sambungan melintang Pemasangan batang pengikat
- Bagian ruji yang bergerak bebas di cat (batang ruji)
- Dudukan ruji dipasang kuat dengan patok
5. Pemasangan batang pengikat
- Batang pengikat dari batang ulir ф - 16 mm, ℓ = 70 cm dan dengan jarak
60 cm antara satu dengan yang lainnya diletakan dan diikat di atas dudukan
yang kuat dan dipasang di tengah-tengah tebal pelat
6. Dilakukan pengetesan slam beton pada setiap truck beton yang datang dan
hasil pengetesan akan menentukan beton tesebut siap pakai atau tidak Alat pengetes slam beton Penghamparan beton K-500
7. Dilanjutkan dengan pengecoran campuran beton dari Truck Mixers (Agitator)
ke dalam bekisting yang telah disiapkan dan dihampar oleh pekerja terlatih
yang menggunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan alat concrete
vibrator/penggetar beton
8. Penyelesaian, perataan dan perapihan oleh sekelompok pekerja
9. Pembentukan tekstur dan pembuatan alur permukaan beton terpasang
melalui penyikatan dengan kawat dan roskram
10. Perawatan beton selama masa pengersan :
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, Penggregajian pelat beton Pembuatan tekstur permukaan
temperatur yg terlalu panas, dan gangguan mekanis dengan cara ditutup
karung goni yang basah dan secara periodik karung goni tersebut disiram air
11. Pembuatan sambungan setelah beton mengeras dengan menggergaji lantai
beton yang terpasang selebar 3 mm dengan kedalam ¼ tebal pelat beton dan
celah beton ditutup kembali dengan Aspal Joint Sealent
12. Pengetesan mutu beton yang sudah cukup umur dengan Hammer Tes
Pemasangan Aspal Joint Sealent Pengetesan beton dengan Hammer Tes
METODA PELAKSANAAN
PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan yang dibuat secara umum dan garis besarnya
saja, sedangkan metode pelaksanaan pekerjaan yang lebih detail akan dibuat pada saat
pelaksanaan nanti. Diharapkan pada masa pelaksanaan pekerjaan nanti dapat timbul ide-
ide baru, yang tentunya akan disesuaikan dan tidak bertentangan dengan dokumen
kontrak.