Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) menjadi salah satu masalah endokrinologi pada

wanita masa reproduksi, berhubungan dengan kelainan hormonal dan dapat mempengaruhi

kesehatan wanita secara umum. Pada kenyataannya, baik gejala klinik, pemeriksaan biokimiawi

maupun pemeriksaan penunjangnya dapat memberikan hasil yang bervariasi.

Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan kelainan kompleks endokrin dan

metabolik yang ditandai adanya anovulasi kronik dan atau hiperandrogenisme yang diakibatkan

oleh kelainan dari fungsi ovarium dan bukan oleh sebab lain.

Sindroma Ovarium Polikistik (Polycystic Ovarium Syndrome) juga dikenal sebagai

sindroma Stein-Levanthal (1935) merupakan salah satu gangguan hormonal yang paling sering

pada wanita (5 dari 10% dari wanita usia reproduksi (12-45 tahun)) dan diduga menjadi salah

satu penyebab utama infertilitas pada wanita. Sindrom ini diartikan sebagai kumpulan sebagai

akibat peningkatan hormon androgen (hiperandrogenisme) dan adanya gangguan ovulasi, dimana

gambaran berupa polikistik ovarium bilateral dan terdapat gejala ketidakteraturan menstruasi

sampai amenorea, riwayat infertil, hirsutisme, retardasi pertumbuhan payudara dan kegemukan.

Sindroma ini dicirikan dengan sekresi gonadrotropin yang tidak sesuai, hiperandrogenemia,

peningkatan konversi perifer dari androgen menjadi estrogen, anovulasi kronik dan ovarium

yang skerokistik dengan demikian sindroma ini merupakan satu dari penyebab paling umum dari

infertilitas.
Belakangan ini diketahui bahwa wanita dengan siklus haid yang regular dengan keadaan

hiperandrogen dengan atau tanpa ovarium polikistik juga dapat menderita SOPK. Selain itu pada

beberapa wanita dengan sindroma ini dapat menderita ovarium polikistik tanpa tanda-tanda

klinis hiperandrogen namun terdapat bukti adanya disfungsi ovarium.

Alasan yang paling sering menjadi penyebab pasien dengan sindrom ini datang ke dokter

adalah adanya gangguan pada siklus menstruasi dan infertilitas, masalah obesitas dan

pertumbuhan rambut yang berlebihan serta kelainan lainnya seperti hipertensi, kadar lemak darah

dan gula darah meningkat.

Saat ini sudah terbukti bahwa sindrom ovarium polikistik tidak hanya menyebabkan

kelainan pada bidang ginekologi saja tetapi juga berkaitan dengan kelainan metabolism lain,

yaitu adanya resistensi insulin yang berimplikasi pada kesehatan jangka panjang pasien. Wanita

dengan kelainan ini mempunyai resiko lebih besar untuk mendapat penyakit diabetes melitus,

penyakit jantung koroner dan karsinoma endometrium.

Oleh karena SOPK sering menunjukkan beragam manifestasi klinis, maka pemahaman

gejala klinis sangat penting sehingga diagnosis dapat ditegakkan seakurat mungkin, dengan

demikian penatalaksanaan yang diberikan dapat serasional mungkin dan bermanfaat baik secara

medikamentosa ataupun operatif.

Tujuan penulisan referat ini dalah untuk mengetahui tentang sindroma polikistik ovarium

meliputi, definisi, epidemiologi, etiologi, faktor resiko, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan

yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dan terapi.

Anda mungkin juga menyukai