Anda di halaman 1dari 8

Jenis-Jenis Semen

Sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha industri semen berusaha untuk
memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga ditemukan berbagai jenis semen. Jenis-
Jenis Semen tersebut adalah :
1. Semen Portland
2. Water proofed cement
3. Semen Putih
4. High Alumina Cement
5. Semen Anti Bakteri
6. Oil Well Cement (OWC)
7. Semen Campur

1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)


merupakan jenis semen hidrolis yang cocok dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum
berbagai macam aplikasi beton yang tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap panas
hidrasi dan kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat
0,0% – 0,10% dan dapat digunakan antara lain untuk konstruksi bangunan perumahan, gedung-
gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya dimana syarat-syarat khusus tidak
diperlukan.
2. Tipe II (Moderate sulfat resistance)
merupakan jenis semen yang cocok dipergunakan untuk konstruksi bangunan dari beton massa
yang memerlukan ketahanan sulfat (pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara
0,10% – 0,20%) dan panas hidrasi sedang. Semen jenis ini banyak digunakan di daerah-daerah
yang berkadar sulfat sedang, antara lain daerah-daerah rawa, untuk bangunan-bangunan di
pinggir laut / tepi pantai, saluran irigasi, bendungan, pondasi jembatan dan lain-lain.

3. Tipe III (High Early Strength)


merupakan jenis semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konstruksi bangunan
yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan (pada
fase permulaan setelah pengikatan terjadi) dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin.
Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya beton, bangunan tingkat tinggi, bangunan-
bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat dan bandara
udara.
4. Tipe IV (Low Heat Of Hydration)
merupakan jenis semen yang membutuhkan panas hidrasi yang rendah dalam penggunaannya,
semen jenis ini biasanya digunakan pada konstruksi yang membutuhkan beton dalam skala
besar. Dengan tujuan untuk panas hidrasi yang terjadi pada saat pengeringan diusahakan
seminimal mungkin.

5. Tipe V (Sulfat Resistance Cement)


merupakan jenis semen yang cocok dipakai untuk berbagai macam aplikasi beton dimana
diperlukan daya tahan yang baik terhadap kadar sulfat yang tinggi, seperti pada konstruksi
bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat melebihi 0,20% antara lain :
instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan,
pembangkit tenaga nuklir, digunakan di daerah-daerah yang berkadar sulfat tinggi, misal
daerah-daerah rawa dengan tingkat keasaman tinggi, dermaga (bangunan-bangunan pantai),
bendungan, pondasi jembatan, silo bahan-bahan kimia dan lain-lain.
6. WATER PROOFED CEMENT
Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “Water
proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium, atau logam stearat
lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan
hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia.

7. WHITE CEMENT (SEMEN PUTIH)


Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan
semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti
misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat
rendah (dibawah 1 %).

8. HIGH ALUMINA CEMENT


High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan yang cepat dan
tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen
tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan
pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat
dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain :
• Rafractory Concrette
• Heat resistance concrete
• Corrosion resistance concrete

9. SEMEN ANTI BAKTERI


Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “anti
bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk
“Self Desinfectant” beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan
sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen
anti bakteri antara lain :
• Kamar mandi
• Kolam-kolam
• Lantai industri makanan
• Keramik
• Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
10. OIL WELL CEMENT
Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan retarder khusus
seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini
adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan
kedalam sumur minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan
dan suhu didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan
semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental
dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam.
Semen ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan API Spesification 10
1986, yaitu :
 KELAS A Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila
sifat-sifat khusus tidak dipersyaratkan
 KELAS B Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila
kondisi membutuhkan tahan terhadap sulfat sedang
 KELAS C Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila
kondisi membutuhkan sifat kekuatan tekan awal yang tinggi
 KELAS D Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 sampai 3050
meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang sedang
 KELAS E Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4270
meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi
 KELAS F Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4880
meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi
 KELAS G Digunakan untuk cementing mulai surface casing sampai dengan
kedalaman 2440 meter, akan tetapi dengan penambahan accelerator atau retarder. Dapat
digunakan untuk semua range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E
11. BLENDED CEMENT (SEMEN CAMPUR)
Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen
portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai
pencampur.Jenis semen campur :
1. Portland Pozzolan Cement (PPC)
2. Portland Blast Furnace Slag Cement
3. Semen Mosonry
4. Semen Portland Campur (SPC)
5. Portland Composite Cement (PCC)

12. Semen Portland Pozzolan (SPP)/(PPC)


Semen Portland pozzolan (SPP) atau dikenal juga sebagai Portland Pozzolan Cement (PPC)
adalah merupakan semen hidrolisis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen
Portland dengan bahan pozzolan (Trass atau Fly Ash) halus, yang diproduksi dengan
menggiling klinker semen Portland dan bahan pozzolan bersama-sama atau mencampur
secara merata semen Portland dan bahan pozzolon atau gabungan antara menggiling dan
mencampur.
13. Portland Blast Furnace Slag Cement

Portland Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland yang dicampur dengan kerak dapur
tinggi secara homogen dengan cara mencampur bubuk halus semen Portland dengan bubuk
halus slag atau menggiling bersama antara klinker porland dengan butiran slag. Activitas slag
(Slag Activity) bertambah dengan bertambahnya ratio CaO + MgO/SiO2 + Al2O3 dan glass
content. Tetapi biasanyan keberadaan ratio oksida dan glass Content tersebut saling
berkebalikan. Beberapa sifat slag semen adalah sabagai berikut :
Jika kehalusannya cukup, mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan semen portland.
Betonnya lebih stabil dari pada beton semen portland
Mempunyai permebility yang rendah

14. Semen Masonry


Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang kebeberapa
negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya menggunakan kapur padam,
kemudian meningkat dengan dipakainya semen portland yang dicampur dengan kapur padam.
Namun karena dianggap kurang praktis maka diperkanalkan Semen Masonry .
15. Portland Composite Cement (PCC)
Menurut SNI 17064-2004, Semen Portland Campur adalah Bahan pengikat hidrolisis hasil
penggilingan bersama sama terak (clinker) semen portland dan gibs dengan satu atau lebih
bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan
bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blastfurnace
slag), pozzoland, senyawa silika, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6 – 35 % dari
massa semen portland composite. Menurut Standard Eropa EN 197-1 Portland Composite
Cement atau Semen Portland Campur dibagi menjadi 2 Type berdasarkan jumlah Aditive
material aktif

1. Type II/A-M mengandung 6 – 20 % aditif


2. Type II/B-M mengandung 21 – 35 % aditif

Kalau pada Portland Pozzolan Cement (Semen Portland Pozzolan) aditif yang digunakan hanya
1 jenis maka pada Portland Composite Cement ini aditif yang digunakan lebih dari 1 jenis atau
2 jenis maka semen ini dikelompokkan pada TERNARY CEMENT.

Anda mungkin juga menyukai