Berikut adalah data umum proyek pemeliharaan berkala ruas Jalan Adi Sumarmo,
Sukoharjo :
Kabupaten : Sukoharjo
Lebar Jalan : 13 m
73
74
Pada penelitian ini, tahapan pemeliharaan berkala pada ruas jalan Adi Sumarmo
dimodelkan menjadi enam tahapan utama yang akan disajikan pada Gambar 4.1
dibawah ini.
- Energi
- Bahan Bakar
Survei Kondisi Lokasi Proyek Emisi GHG
- Emisi GHG
- Agregat Kasar
- Energi
- Agregat Halus
- Bahan Bakar Pengolahan dan Pengadaan Material - Aspal
- Listrik
- Semen/Filler
- Minyak Bakar
- Energi
- Bahan Bakar
Transportasi Material ke AMP (Asphalt Mixing Plant) Emisi GHG
- Energi
- Emisi GHG
- Bahan Bakar Mixing di AMP - Campuran AC-WC
- Listrik
- Energi
- Bahan Bakar
Transportasi Material AMP ke Lokasi Proyek Emisi GHG
- Energi
- Bahan Bakar
Pekerjaan di Lokasi Proyek Emisi GHG
Kegiatan survei ini menggunakan alat transportasi berupa mobil penumpang untuk
mencapai lokasi proyek. Penggunaan alat transportasi ini akan membutuhkan
energi dan bahan bakar yang akan menghasilkan emisi green house gases (GHG).
Pengolahan dan pengadaan material adalah proses pengolahan bahan baku atau
material-material mentah yang dilakukan di quarry atau di pabrik. Material yang
akan diolah meliputi agregat kasar, agregat halus, aspal, semen/filler, dan minyak
bakar. Agregat kasar dan agregat halus diambil dari quarry dan diolah di AMP
dengan menggunakan stone crusher. Aspal didapat melalui proses pengolahan
minyak bumi, sedangkan untuk pengolahan semen/filler dilakukan di pabrik.
Penggunaan alat-alat untuk mengolah material-material mentah menjadi material
yang akan digunakan selanjutnya akan menghasilkan emisi green house gases
(GHG).
Setelah material diolah maka diperlukan transportasi atau pemindahan dari lokasi
quarry atau pabrik menuju AMP (Asphalt Mixing Plant). Jarak dari quarry atau
pabrik yang jauh mengharuskan proses pemindahan menggunakan dump truck
dengan kapasitas tertentu. Dump truck memerlukan bahan bakar untuk
memindahkan material-material dari lokasi quarry atau pabrik menuju lokasi
AMP. Penggunaan bahan bakar ini akan mengakibatkan pelepasan emisi green
house gases (GHG) selama proses transportasi berlangsung.
Proses mixing pada AMP adalah tahapan pencampuran material seperti agregat
kasar, agregat halus, aspal, dan semen/filler menjadi campuran aspal beton
(asphalt concrete). Proses pencampuran ini membutuhkan energi dan konsumsi
bahan bakar yang tidak sedikit yang nantinya akan melepaskan emisi green house
gases (GHG). Energi dan bahan bakar yang digunakan akan dibutuhkan untuk
proses pengeringan agregat, proses pemanasan aspal, dan proses pemanasan
campuran aspal beton. Pada kegiatan pemeliharaan berkala ini, hanya campuran
76
aspal beton (AC-WC) yang diolah di AMP, untuk lapis aus dan lapis penetrasi
langsung dibuat di lokasi proyek.
Setelah aspal beton diolah dan dibuat di AMP, maka harus dilakukan pemindahan
campuran aspal beton dan material-material lain seperti agregat kasar, agregat
halus, aspal untuk lapis tack coat ke lokasi proyek menggunakan dump truck dan
pick up dengan kapasitas tertentu. Alat-alat transportasi ini membutuhkan bahan
bakar yang nantinya akan melepaskan emisi green house gases (GHG) selama
proses transportasi material AMP ke lokasi proyek berlangsung. Jarak tempuh
antara lokasi AMP dan lokasi proyek akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar
pada alat-alat transportasi.
Unit proses yang terakhir adalah pekerjaan di lokasi proyek. Pekerjaan dimulai
dengan leveling lapen (lapis penetrasi), pekerjaan lapis aus, pekerjaan tack coat,
dan yang terakhir adalah penghamparan campuran aspal beton (AC-WC).
Pekerjaan tersebut menggunakan beberapa alat-alat transportasi dan alat-alat berat
yang membutuhkan bahan bakar serta melepaskan emisi green house gases
(GHG) selama pengoperasiannya. Adapun alat transportasi dan alat berat yang
digunakan yaitu pick up, dump truck, wheel loader, stoom walls, asphalt sprayer,
vibrator roller, dan asphalt finisher.
Dari data volume per pekerjaan dengan kebutuhan material per m3 maka didapat
kebutuhan material untuk pekerjaan leveling lapen adalah :
Dari data volume per pekerjaan dengan kebutuhan material per m3 maka didapat
kebutuhan material untuk pekerjaan lapis aus dengan tebal 8 cm adalah :
= 25,997 drum
Dari data volume per pekerjaan dengan kebutuhan material per liter maka didapat
kebutuhan material untuk pekerjaan tack coat adalah :
Tabel 4.6 Kebutuhan Material per Ton Pekerjaan Laston AC-WC tebal 5 cm
Dari data volume per pekerjaan dengan kebutuhan material per ton maka didapat
kebutuhan material untuk pekerjaan Laston AC-WC tebal 5 cm adalah :
Agregat Kasar (5-10 & 10-20) : 0,3261 m3/ton x 580,97 ton = 189,4543 m3
Jarak lokasi survei dengan kantor DPU Kabupaten Sukoharjo adalah 25,1 km
maka emisi yang dihasilkan dari alat transportasi yang digunakan adalah :
= 11,1341 kgCO2e
Dari data kebutuhan material dan emisi GHG yang dihasilkan dari tiap material
dapat dicari emisi GHG total dari tiap material seperti pada perhitungan di bawah
ini.
1. Agregat Kasar
Volume = 408,468341 m3
Berat Jenis = 2500 kg/m3
Berat Total Agregat Kasar = Volume x Berat Jenis
= 408,468341 m3 x 2500 kg/m3
= 1021170,853 kg = 1021,1708 ton
Emisi GHG = Berat Material x Total Emisi GHG Agregat Kasar
= 1021,1708 ton x 4,02 kgCO2e/ton
= 4105,1068 kgCO2e
2. Agregat Halus
Volume = 228,947378 m3
Berat Jenis = 2500 kg/m3
Berat Total Agregat Kasar = Volume x Berat Jenis
= 228,947378 m3 x 2500 kg/m3
= 572368,445 kg = 572,368445 ton
Emisi GHG = Berat Material x Total Emisi GHG Agregat Halus
= 572,3685 ton x 3,45 kgCO2e/ton
= 1974,6711 kgCO2e
3. Aspal
= 178,9515 kgCO2e
5. Minyak Bakar
Tabel 4.13 Rekapitulasi Total Emisi GHG Pengolahan dan Pengadaan Material
No. Bahan Total Emisi (kgCO2e)
1 Agregat Kasar 4105,106827
2 Agregat Halus 1974,671135
3 Aspal 8110,431738
4 Pasir Urug 178,9515
5 Air 0
6 Minyak Bakar 1,224576364
7 Semen/Filler 10755,70131
Total GHG Pengolahan dan
25.126,08709
Pengadaan Material
84
Material yang dibutuhkan akan di pindahkan dari lokasi quarry atau pabrik
menuju lokasi AMP untuk diolah lebih lanjut. Lokasi AMP pada proyek
pemeliharaan berkala ini berada di Desa Kaliwuluh, Kebakkramat, Sragen. Lokasi
dari masing-masing material adalah sebagai berikut.
Jarak ke AMP
Material Lokasi Material
(km)
Desa Sambirejo, Sragen Jawa
Agregat Kasar 23,1
Tengah
Agregat Halus Gunung Merapi, D.I. Yogyakarta 88,1
Semen/Filler Gresik, Jawa Timur 121
Gunungsimping, Cilacap, Jawa
Aspal 268
Tengah
Gunungsimping, Cilacap, Jawa
Minyak Bakar 268
Tengah
Sumber: Data Primer, Wawancara
Alat transportasi yang digunakan berupa dump truck kapasitas 10 ton untuk
memindahkan material agregat kasar, agregat halus, dan pasir urug sedangkan
untuk memindahkan aspal dan minyak bakar menggunakan truk tangki dengan
kapasitas 24.000 liter dan 8.000 liter. Didapat emisi GHG berdasarkan database
ecoinvent dan konversi spreadsheet TRACI 2.1 sebagai berikut.
Berdasarkan emisi GHG dari database diatas, maka bisa dihitung emisi GHG dari
tahapan unit proses transportasi material ke AMP dari setiap kegiatan pemindahan
material.
Volume = 408,46834 m3
Berat Jenis = 2.500 kg/m3
Berat Material = Volume x Berat Jenis
= 408,46834 m3 x 2.500 kg/m3
= 1021170,9 kg = 1021,1709 t
Transportasi agregat kasar menggunakan dump truck kapasitas 10 ton, maka
didapat repetisi pengangkutan sebesar,
= 7.234,3449 kgCO2e
86
Transportasi agregat halus dan pasir urug berasal dari quary yang sama.
Digunakan truk dengan kapasitas 10 ton untuk memindahkan material dari lokasi
quarry ke lokasi AMP.
= 10 t x 88,1 km x 63 x 2 x 0,15202675
kgCO2e/ton.km
= 16.875,8814 kgCO2e
3. Semen/Filler
Transportasi agregat halus dan pasir urug menggunakan dump truck kapasitas 10
ton, maka didapat repetisi pengangkutan sebesar,
= 10 t x 121 km x 2 x 2 x 0,15202675
kgCO2e/ton.km
= 576,0797 kgCO2e
Aspal dan minyak bakar berasal dari pabrik kilang minyak yang sama yaitu dari
daerah Gunungsimping, Cilacap, Jawa Tengah. Digunakan alat tranportasi berupa
tangki minyak kapasitas 24000 liter dan 8000 liter. Emisi GHG yang dihasilkan
dari pemindahan aspal dan minyak bakar ke lokasi AMP adalah sebagai berikut.
Truk tangki kapasitas 24000 liter dengan berat jenis aspal sebesar 1,04 kg/l, maka
kapasitas truk tangki adalah sebesar,
= 3184,7589 kgCO2e
Emisi GHG yang dihasilkan dari transportasi minyak bakar adalah sebagai
berikut.
= 542,3731 kgCO2e
Total emisi GHG yang dihasilkan dari proses transportasi material ke lokasi AMP
akan disajikan pada Tabel 4.17.
Unit proses selanjutnya adalah proses mixing campuran AC-WC pada AMP.
Proses mixing ini hanya dilakukan untuk pencampuran AC-WC untuk lapis aspal
beton setebal 5 cm di lapangan. Menurut Federal Highway Administration pada
Pavement Life Cycle Assessment Framework, input yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 ton campuran aspal yaitu,
Tabel 4.18 Input pada Proses Mixing di AMP per 1 Ton Campuran Aspal
Dari input bahan yang dibutuhkan untuk mencampur 1 ton aspal beton, diperlukan
besaran emisi GHG yang dihasilkan dengan menggunakan database ecoinvent dan
spreadsheet TRACI 2.1 seperti pada Tabel 4.19…
Tabel 4.22 Emisi GHG Produksi Panas dari Gas Alam per 1 MJ
Emisi yang Konversi GHG yang
Emisi Gas Dihasilkan TRACI 2.1 dihasilkan
(kg) (kgCO2e/kg) (kgCO2e)
(1) (2) (3) (2x3)
Carbon Dioxide 0,0594 1,00E+00 5,94E-02
Methane 0,00000212 2,50E+01 5,30E-05
Total 0,0594
Sumber: Ecoinvent, heat production, natural gas, at boiler atmospheric non-
modulating <100kW per 1 MJ
Berat Campuran AC-WC tebal 5 cm adalah 580,97 ton, maka emisi GHG yang
dihasilkan sebesar,
Emisi GHG = Berat AC-WC x Total GHG mixing di AMP
= 32.851,6318 kgCO2e
Tabel 4.24 Emisi GHG Penggunaan Dump Truck Kapasitas 5 ton per 1 Ton.km
Emisi yang Konversi GHG yang
Emisi Gas Dihasilkan TRACI 2.1 dihasilkan
(kg) (kgCO2e/kg) (kgCO2e)
(1) (2) (3) (2x3)
Carbon dioxide 0,353 1,00E+00 3,53E-01
Methane 0,00000229 2,50E+01 5,73E-05
Total 0,35305725
Sumber: Ecoinvent, transport, freight, lorry 3.5-7.5 metric ton, EURO3 - GLO per
1 ton.km
Tabel 4.25 Emisi GHG Penggunaan Pick Up Kapasitas 1 Ton per 1 Ton.km
Tabel 4.26 Emisi GHG Penggunaan Water Tanker Kapasitas 8000 l ton per 1
Ton.km
Emisi yang Konversi GHG yang
Emisi Gas Dihasilkan TRACI 2.1 dihasilkan
(kg) (kgCO2e/kg) (kgCO2e)
(1) (2) (3) (2x3)
Carbon dioxide 0,152 1,00E+00 1,52E-01
Methane 0,00000107 2,50E+01 2,68E-05
Total 0,15202675
Sumber: Ecoinvent, transport, freight, lorry 7.5-16 metric ton, EURO3 - GLO per
1 Ton.km
Agregat kasar dari AMP dipindahkan menggunakan dump truck kapasitas 5 ton.
Perhitungan emisi GHG sebagai berikut.
93
Transportasi Aspal
Pick Up
= 1 t x 30,6 km x 6 x 2 x 1,2310175
kgCO2e/ton.km
= 452,0296 kgCO2e
Agregat kasar dari AMP dipindahkan menggunakan dump truck kapasitas 5 ton.
Perhitungan emisi GHG sebagai berikut.
Pasir Urug
kgCO2e/ton.km
= 3917,59 kgCO2e
Air
Air dipindahkan ke lokasi proyek menggunakan water tanker dengan kapasistas
8000 liter.
Volume Air = 5199,48 liter
Berat Air = Volume x Berat Jenis Air
= 5199,48 ltr x 1 kg/ltr
= 5199,48 kg = 5,19948 ton
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 5,19948 𝑡
Repetisi Pengangkutan = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑛𝑘𝑒𝑟 = 8𝑡
Minyak Bakar
Campuran aspal beton dipindahkan dari lokasi AMP menuju lokasi proyek dengan
menggunakan dump truck kapasitas 5 ton.
Tabel 4.27 Rekapitulasi Total Emisi GHG Tranportasi Material AMP ke Site
No. Material Total GHG Satuan
1 Levelling Lapen 10.175,22629 kgCO2e
2 Material Lapis Aus tb.8 cm 8.529,514166 kgCO2e
3 Tack Coat/Lapis Perekat 226,014813 kgCO2e
4 Laston AC WC tb. 5 cm 12.640,15566 kgCO2e
Total GHG Transportasi ke AMP 31.570,91093 kgCO2e
Pekerjaaan di lokasi proyek dibagi menjadi empat pekerjaan utama yaitu leveling
lapen, pekerjaan lapis aus, pekerjaan lapis perekat dan penghamparan campuran
aspal AC-WC tebal 5 cm. Penggunaan alat berat seperti wheel loader, asphalt
sprayer, asphalt finisher, tyre roller, stoom walls, dan tandem roller dibutuhkan
untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan berkala di Jalan Adi Sumarmo.
Alat-alat yang digunakan ini akan menghasilkan emisi GHG selama
penggunaannya. Besarnya emisi gas GHG berdasarkan database ecoinvent dan
konversi spreadsheet TRACI 2.1 sesuai dengan masing-masing alat berat akan
disajikan pada Tabel 4.28 – Tabel 4.29.
Tabel 4.29 Emisi GHG Pengoperasian Alat Angkut Kapasitas 3,5-7,5 Ton per 1
Ton.km
Konversi GHG yang
Emisi yang
Emisi Gas TRACI 2.1 dihasilkan
Dihasilkan (kg)
(kgCO2e/kg) (kgCO2e)
(1) (2) (3) (2x3)
Carbon dioxide 0,353 1,00E+00 3,53E-01
98
Pekerjaan leveling lapen memerlukan alat berat seperti wheel loader, asphalt
sprayer dan stoom walls. Wheel loader digunakan untuk mengangkut pasir dari
dump truck. Wheel loader ini mempunyai kapasitas produksi 132,8 m3/jam.
Perhitungan emisi GHG penggunaan wheel loader adalah sebagai berikut.
= 1,0231 2 jam
Total Waktu Pekerjaan = 2 jam
Emisi GHG = 2 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 10,123 kgCO2e
= 0,3197 1 jam
Total Waktu Pekerjaan = 1 jam
Emisi GHG = 1 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 5,0615 kgCO2e
= 5686,6818 ltr
99
= 2,8548 3 jam
= 3 jam
Emisi GHG = 3 jam x 5,06151 kgCO2e/jam x 3
= 45,5536 kgCO2e
= 2,5276 3 jam
Emisi GHG = 3 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 15,18453 kgCO2e x 2
= 30,3691 kgCO2e
Selain leveling lapen, diperlukan pekerjaan lapis aus dengan tebal 8 cm. Pekerjaan
ini membutuhkan alat-alat seperti stoom walls, dump truck, dan pompa air untuk
menyemprotkan air ke stoom walls saat proses pemadatan. Proses penuangan
agregat dengan dump truck kapasitas 5 ton akan melepaskan emisi GHG seperti
pada perhitungan di bawah ini.
= 41,574 42 kali
Panjang Proyek = 1,1 km
Emisi GHG = Berat muatan x Jarak x Repetisi x GHG yang
dihasilkan
= 5 t x 1,1 km x 42 x 0,35305725 kgCO2e/ton.km
100
= 81,5562 kgCO2e
Proses satu kali pemadatan dengan kapasitas produksi stoom walls 70,55 m3/jam
= 1,1786 2 jam
Emisi GHG = 2 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 10,123 kgCO2e
= 0,6452 1
Total Waktu Pengerjaan = 1 jam
Emisi GHG = 1 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 5,0162 kgCO2e
produksi 17,6375 m3/jam dan tyre roller dengan kapasitas produksi 25,8078
m3/jam. Perhitungan emisi GHG penggunaan masing-masing alat adlaah sebagai
berikut.
= 14,2442 jam
Waktu per ton = 0,0245 jam
Produksi/hari = 10,37 ton
Waktu per hari = 0,0245 x 10,37 ton
= 0,2543 jam
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑠𝑡𝑜𝑛 𝐴𝐶−𝑊𝐶 580,97
Total waktu = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 10,37
= 56,0241 57 hari
Emisi GHG = 57 hari x 0,2543 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 73,3534 kgCO2e
= 31,6726 32
Total Waktu Pengerjaan = 32 jam
Emisi GHG = 32 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 161,9683 kgCO2e
580,97 𝑡𝑜𝑛
Volume Pekerjaan = 1,04 𝑡𝑜𝑛/𝑚3 = 558,625 𝑚3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 558,625
Repetisi Pengerjaan = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚 𝑅𝑜𝑙𝑙𝑒𝑟 = 25,8078
= 21,6456 22
Total Waktu Pengerjaan = 22 jam
Emisi GHG = 22 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 111,3532 kgCO2e
Berdasarkan perhitungan emisi GHG per pekerjaan, maka didapat total emisi
GHG dari masing-masing pekerjaan yang akan disajikan pada Tabel 4.30.
Dari perhitungan tiap unit proses, total emisi GHG dari pekerjaan pemeliharaan
berkala Jalan Adi Sumarmo, Sukoharjo adalah sebesar 118.442,3816 kgCO2e atau
setara dengan 118,4424 tonCO2e. Pekerjaan yang mengeluarkan emisi GHG
paling besar adalah pekerjaan mixing pada AMP, dapat disimpulkan bahwa
tahapan mixing pada AMP adalah hotspot/titik kritis dari unit proses pekerjaan
pemeliharaan berkala Jalan Adi Sumarmo, Sukoharjo, dimana tahapan ini
memiliki persentase 27,7364 % dari keseluruhan unit proses. Selengkapnya data
akan disajikan pada Tabel 4.31.
103
Transportasi 0,4577
542,3731 kgCO2e
Minyak Bakar
Mixing AC-WC 27,7209
4 Mixing pada AMP 32.851,6318 kgCO2e
pada AMP
Transportasi
Material Leveling 10.175,2263 kgCO2e 8,5861
Lapen
Transportasi 7,1974
Transportasi 8.529,5142 kgCO2e
Material Lapis Aus
5 Material AMP ke
Transportasi
Lokasi Proyek 0,1907
Material Tack 226,0148 kgCO2e
Coat/Lapis Perekat
Transportasi 10,6660
12.640,1557 kgCO2e
Campuran AC-WC
Pekerjaan Leveling 0,0769
91,1072 kgCO2e
Lapen
Pekerjaan di Lokasi Pekerjaan Lapis 0,0779
6 92,3541 kgCO2e
Proyek Aus
Pekerjaan Tack 0,0043
5,0615 kgCO2e
Coat/Lapis Perekat
dilanjutkan
104
lanjutan
Dari tabel di atas dapat diketahui emisi GHG per unit proses dari proyek
pemeliharaan berkala Jalan Adi Sumarmo dengan panjang jalan ±1100 m dan
lebar jalan 13 m. Persentase didadapatkan dari hasil bagi antara total emisi GHG
per unit proses dengan total emisi GHG secara keseluruhan. Urutan emisi GHG
dari yang paling besar sampai yang terkecil akan disajikan pada Tabel 4.32.
dilanjutkan
105
lanjutan
Secara grafis besaran emisi GHG dan persentase per unit proses akan disajikan
pada Gambar 4.2 – 4.3.
25000
20000
15000
10000
5000
11.1341 535.1978
0
Survei Pengolahan Transportasi Mixing pada Transportasi Pekerjaan di
Kondisi dan Material ke AMP Material Lokasi
Lokasi Pengadaan AMP AMP ke Proyek
Proyek Material Lokasi
Proyek
Gambar 4.2 Grafik Total GHG Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jl. Adi
Sumarmo, Sukoharjo
106
Gambar 4.3 Persentase Unit Proses Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jl. Adi
Sumarmo, Sukoharjo
Berikut adalah data umum proyek peningkatan jalan ruas jalan Karanganyar –
Tawangmangu – Kalisoro :
Kabupaten : Karanganyar
Pada proyek peningkatan jalan ini, volume pekerjaan dari masing-masing kegiatan
akan disajikan pada Tabel 4.33
Volume
No. Uraian Pekerjaan Satuan
Pekerjaan
1 Galian Biasa 1.284,5 m3
2 Penyiapan Badan Jalan 2.412,5 m2
3 Lapis Perekat Aspal Cair 5.255 liter
4 Laston Lapis Aus (AC-WC) 1208,4 ton
5 Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)) 1510,56 ton
6 Beton Mutu Sedang fc' 20 Mpa 826,13 m3
Sumber: Data Kuantitas Peningkatan Jalan Karanganyar-Tawangmangu-
Kalisoro
Pada penelitian ini, tahapan peningkatan jalan pada ruas jalan Karanganyar –
Tawangmangu – Kalisoro dimodelkan menjadi lima tahapan utama yang akan
disajikan pada Gambar 4.4 di bawah ini.
- Emisi GHG
- Agregat Kasar
- Energi
- Agregat Halus
- Bahan Bakar Pengolahan dan Pengadaan Material - Aspal
- Listrik
- Semen/Filler
- Minyak Bakar
- Energi
- Emisi GHG
- Bahan Bakar Mixing di AMP dan Mixing di Batching Plant - Campuran AC-WC
- Listrik
- Energi
- Bahan Bakar
Pekerjaan di Lokasi Proyek Emisi GHG
Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan terhadap bahan baku sebagai bahan
utama yang akan diolah di quarry atau di pabrik. Material-material yang akan
diolah antara lain agregat kasar, agregat halus, semen, aspal, dan kerosene.
Agregat kasar dan halus akan diambil dari quarry atau tempat penggalian yang
nantinya akan menjadi bahan campuran di AMP dan batching plant. Aspal dan
kerosene didapat dari pengolahan minyak bumi, sedangkan semen akan diolah di
pabrik. Penggunaan alat-alat berat pada pengolahan material ini akan
menghasilkan emisi green house gases (GHG).
Setelah material diolah dari quarry dan pabrik, maka diperlukan transportasi atau
pemindahan dari lokasi quarry atau pabrik menuju AMP dan BP. Pada proyek
peningkatan jalan ini, terdapat pekerjaan pembuatan beton mutu sedang, maka
transportasi material tidak hanya ke AMP tetapi juga ditambah transportasi ke BP.
Proses pemindahan material ini menggunakan alat-alat berat seperti wheel loader
dan dump truck, dimana penggunaan alat ini membutuhkan bahan bakar untuk
pengoperasiannya serta akan menghasilkan emisi GHG selama proses transportasi
berlangsung. Besarnya emisi dipengaruhi juga dengan jarak antar lokasi quarry
atau pabrik menuju lokasi AMP dan BP.
Proses mixing di AMP dan BP adalah proses pencampuran agregat dengan bahan
pengikat tertentu. Di AMP akan dilakukan proses pencampuran antara agregat
dengan aspal sedangkan di BP akan dilakukan proses pencampuran antara agregat
dengan semen sebagai bahan pengikatnya. Proses pencampuran ini membutuhkan
energi dan konsumsi bahan bakar yang tidak sedikit yang nantinya akan
menghasilkan emisi green house gases (GHG). Pada kegiatan peningkatan jalan
ini proses mixing di AMP adalah untuk campuran AC-WC dan AC-BC (L) dan
mixing di BP adalah untuk campuran beton mutu sedang fc 20 MPa.
109
Setelah campuran AC-WC, AC-BC (L), dan beton mutu sedang selesai dibuat,
maka harus dilakukan proses pemindahan dari lokasi AMP dan BP menuju lokasi
proyek. Alat-alat transportasi seperti dumptruck, truck mixer, dan pick up
dibutuhkan untuk mempercepat proses pemindahan. Selama pengoperasiannya,
dibutuhkan bahan bakar untuk setiap alat yang digunakan. Penggunaan alat-alat
transportasi ini akan menghasilkan emisi green house gases (GHG). Jarak tempuh
antara lokasi AMP dan BP ke lokasi proyek akan mempengaruhi besarnya emisi
yang akan dihasilkan nanti.
Perhitungan kebutuhan material dari tiap volume pekerjaan akan disajikan sebagai
berikut.
Tabel 4.34 Kebutuhan Material tiap Liter Lapis Perekat Aspal Cair
Kebutuhan
No. Bahan Satuan
per Liter
1 Aspal Pen.60 0,8487 kg
2 Kerosene 0,206 Liter
Sumber: Analisis Harga Satuan Dinas Pekerjaan Umum
Dari data volume per pekerjaan, maka kebutuhan material lapis perekat aspal cair
adalah:
Volume pekerjaan untuk laston lapis aus (AC-WC) sesuai dengan data kuantitas
proyek peningkatan jalan ruas jalan Karanganyar-Tawangmangu-Kalisoro adalah
sebesar 1.208,4 ton. Tiap ton pekerjaan laston lapis aus (AC-WC) membutuhkan
material seperti yang akan disajikan pada Tabel 4.35.
Dari data volume per pekerjaan, maka kebutuhan material untuk pekerjaan Laston
Lapis Aus (AC-WC) adalah:
Volume pekerjaan untuk laston lapis aus antara perata (AC-BC (L)) sesuai dengan
data kuantitas proyek peningkatan jalan ruas jalan Karanganyar-Tawangmangu-
Kalisoro adalah sebesar 1.510,56 ton. Tiap ton pekerjaan laston lapis aus (AC-BC
(L)) membutuhkan material seperti yang akan disajikan pada Tabel 4.36.
Tabel 4.36 Kebutuhan Material tiap Ton Lapis Aus Antara Perata (AC-BC (L))
Kebutuhan
No. Bahan Satuan
per Ton
1 Agr 5-10 & 10-15 0,364716312 m3
2 Agr 0-5 0,327547771 m3
3 Semen 9,9 kg
4 Aspal 57,68 kg
Sumber: Analisis Harga Satuan Dinas Pekerjaan Umum
Dari data volume per pekerjaan, maka kebutuhan material untuk pekerjaan laston
lapis aus antara perata (AC-BC (L)) adalah :
Volume pekerjaan untuk pekerjaan beton mutu sedang fc 20 MPa sesuai dengan
data kuantitas proyek peningkatan jalan ruas jalan Karanganyar-Tawangmangu-
Kalisoro adalah sebesar 826,13 m3. Tiap m3 pekerjaan beton mutu sedang fc 20
MPa membutuhkan material seperti yang akan disajikan pada Tabel 4.37.
112
Tabel 4.37 Kebutuhan Material tiap m3 Pekerjaan Beton Mutu Sedang 20 MPa
Kebutuhan
No. Bahan Satuan
per m3
1 Semen (PC) 391,68 kg
2 Pasir Beton 0,471818182 m3
3 Agregat Kasar 0,75237931 m3
Sumber: Analisis Harga Satuan Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum
Dari data volume per pekerjaan, maka kebutuhan material untuk pekerjaan beton
mutu sedang fc 20 MPa adalah :
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk mencari emisi green house gases
(GHG) dari unit proses yang ada.
Material yang akan digunakan pada proyek peningkatan jalan ruas jalan
Karanganyar-Tawangmangu-Kalisoro harus diolah terlebih dahulu dari bentuk
raw material menjadi material yang bisa digunakan lebih lanjut. Rekapitulasi
kebutuhan material yang digunakan pada proyek peningkatan jalan ruas jalan
Karanganyar-Tawangmangu-Kalisoro akan disajikan pada Tabel 4.38.
Dari data total kebutuhan material dan emisi GHG yang dihasilkan dari tiap
pengolahan material maka dapat dicari emisi GHG total dari tiap pengolahan
material seperti pada perhitungan di bawah ini.
1. Agregat Kasar
Volume = 1.549,5438 m3
Berat Jenis = 2500 kg/m3
Berat Total Agregat Kasar = Volume x Berat Jenis
= 1.549,5438 m3 x 2500 kg/m3
= 3.873.859,5786 kg = 3.873,8596 ton
Emisi GHG = Berat Material x Total Emisi GHG Agregat Kasar
= 3.873,8596 ton x 4,02 kgCO2e/ton
= 15.572,9155 kgCO2e
2. Agregat Halus
Volume = 1.330,5787 m3
Berat Jenis = 2500 kg/m3
Berat Total Agregat Kasar = Volume x Berat Jenis
= 1.330,5787 m3 x 2500 kg/m3
= 3.326.446,9182 kg = 3.326,4469 ton
Emisi GHG = Berat Material x Total Emisi GHG Agregat Halus
= 3.326,4469 ton x 3,45 kgCO2e/ton
= 11.476,2419 kgCO2e
3. Aspal
5. Semen
= 325.749,5947 kgCO2e
Rekapitulasi total emisi GHG yang dihasilkan pada proses pengolahan material
disajikan pada Tabel 4.43.
Material dari lokasi quarry atau pabrik akan diolah lebih lanjut di AMP (Asphalt
Mixing Plant) dan BP (Batching Plant). Lokasi AMP pada proyek peningkatan
jalan ini terletak di Pancadharma Hotmix Aspal di Jalan Wonogiri-Pacitan
sedangkan untuk letak BP terletak di Panca Beton Ready Mix Wonogiri tidak jauh
dari lokasi AMP.
116
Alat transportasi yang digunakan berupa dump truck kapasitas 10 ton, truk trailer
kapasitas 20 ton, truk tangki kapasitas 24.000 liter dan 8.000 liter. Didapat emisi
GHG berdasarkan database ecoinvent dan konversi spreadsheet TRACI 2.1
sebagai berikut.
Berdasarkan emisi GHG dari database diatas, maka bisa dihitung emisi GHG dari
tahapan unit proses transportasi material ke AMP dari setiap kegiatan pemindahan
material.
Digunakan alat tranportasi berupa tangki minyak kapasitas 24000 liter dan 8000
liter. Emisi GHG yang dihasilkan dari pemindahan aspal dan minyak bakar ke
lokasi AMP adalah sebagai berikut.
Truk tangki kapasitas 24000 liter dengan berat jenis aspal sebesar 1,04 kg/l, maka
kapasitas truk tangki adalah sebesar,
Volume = 621,5631 m3
Berat Jenis = 2.500 kg/m3
Berat Material = Volume x Berat Jenis
= 621,5631 m3 x 2.500 kg/m3
= 1.553.907,799 kg = 1.553,9078 t
Transportasi agregat kasar menggunakan dump truck kapasitas 10 ton, maka
didapat repetisi pengangkutan sebesar,
Volume = 927,9807 m3
Berat Jenis = 2.500 kg/m3
Berat Material = Volume x Berat Jenis
= 927,9807 m3 x 2.500 kg/m3
= 2.319.952 kg = 2.319,952 t
Transportasi agregat kasar menggunakan dump truck kapasitas 10 ton, maka
didapat repetisi pengangkutan sebesar,
Agregat halus diambil dari kawasan Gunung Merapi dan digunakan untuk
pengolahan campuran di AMP dan BP. Digunakan dump truck dengan kapasitas
10 ton untuk memindahkan material dari lokasi quarry ke lokasi AMP dan BP.
Truk
= 10 t x 114 km x 98 x 2 x 0,15202675
kgCO2e/ton.km
= 33.968,8570 kgCO2e
=13.840,195 kgCO2e
Total emisi GHG yang dihasilkan dari proses transportasi material ke lokasi AMP
dan lokasi BP adalah sebagai berikut.
Tabel 4.47 Total Emisi GHG pada Transportasi Material ke AMP dan BP
Total Emisi GHG
No. Uraian Pekerjaan
(kgCO2e)
1 Transportasi Aspal ke AMP 11.063,4720
2 Transportasi Minyak Bakar ke AMP 538,3255
3 Transportasi Agregat Kasar ke BP 19.684,4236
4 Transportasi Agregat Kasar ke AMP 25.253,4675
5 Transportasi Agregat Halus ke BP 33.968,8570
6 Transportasi Agregat Halus ke AMP 74.626,8910
7 Transportasi Semen ke BP 13.840,1950
8 Transportasi Semen ke AMP 1.637,7802
Total Emisi GHG 180.613,4119
= 68.330,3990 kgCO2e
Total emisi GHG untuk campuran Lapis Antara Perata AC-BC (L)
= 85.416,3915 kgCO2e
= 188.605,4790 kgCO2e
Transportasi material dari lokasi AMP dan lokasi BP menuju lokasi proyek adalah
proses pemindahan material seperti aspal, kerosene, campuran AC-WC, campuran
AC-BC (L) dan campuran beton mutu sedang fc 20 MPa menuju lokasi proyek.
Pemindahan ini menggunakan alat transportasi seperti dump truck dengan
kapasitas 5 ton dan 10 ton, pick up kapasitas 1 ton, dan truck mixer dengan
kapasitas 7 m3. Jarak antara AMP ke lokasi proyek adalah sebesar 35,3 km
sedangkan jarak dari BP ke lokasi proyek adalah sebesar 34,5 km. Besarnya emisi
gas GHG berdasarkan database ecoinvent dan konversi spreadsheet TRACI 2.1
sesuai dengan masing-masing alat transportasi akan disajikan pada Tabel 4.50 –
Tabel 4.53.
124
Tabel 4.50 Emisi GHG Penggunaan Dump Truck Kapasitas 5 ton per 1 Ton.km
Emisi yang Konversi GHG yang
Emisi Gas Dihasilkan TRACI 2.1 dihasilkan
(kg) (kgCO2e/kg) (kgCO2e)
(1) (2) (3) (2x3)
Carbon dioxide 0,353 1,00E+00 3,53E-01
Methane 0,00000229 2,50E+01 5,73E-05
Total 0,35305725
Sumber: Ecoinvent, transport, freight, lorry 3.5-7.5 metric ton, EURO3 - GLO per
1 ton.km
Tabel 4.51 Emisi GHG Penggunaan Pick Up Kapasitas 1 Ton per 1 Ton.km
Tabel 4.52 Emisi GHG Penggunaan Dump Truck Kapasitas 10 Ton per 1
Ton.km
Emisi yang Konversi GHG yang
Emisi Gas Dihasilkan TRACI 2.1 dihasilkan
(kg) (kgCO2e/kg) (kgCO2e)
(1) (2) (3) (2x3)
Carbon dioxide 0,152 1,00E+00 1,52E-01
Methane 0,00000107 2,50E+01 2,68E-05
Total 0,15202675
Sumber: Ecoinvent, transport, freight, lorry 7.5-16 metric ton, EURO3 - GLO per
1 Ton.km
125
Transportasi Kerosene
Pick Up
= 1 t x 35,3 km x 1 x 2 x 1,2310175
kgCO2e/ton.km
= 86,9098 kgCO2e
Campuran aspal AC-WC dipindahkan dari lokasi AMP menuju lokasi proyek
dengan menggunakan dump truck kapasitas 10 ton.
Campuran aspal AC-BC (L) dipindahkan dari lokasi AMP menuju lokasi proyek
dengan menggunakan dump truck kapasitas 10 ton.
Campuran beton mutu sedang dengan mutu fc 20 MPa dipindahkan dari lokasi BP
menuju lokasi proyek menggunakan truck mixer kapasitas 7 m3. Emisi GHG yang
dihasilkan dari truck mixer berasal dari konsumsi bahan bakar dan perputaran dari
mixer.
Didapat total emisi GHG dari unit proses transportasi material AMP dan BP ke
lokasi proyek akan disajikan pada Tabel 4.54.
Tabel 4.54 Rekapitulasi Total Emisi GHG Transportasi Material AMP & BP ke
Lokasi Proyek
No. Uraian Pekerjaan Emisi GHG (kgCO2e)
1 Transportasi Aspal 124,6292
2 Transportasi Kerosene 86,9098
3 Transportasi Campuran AC-WC 12.987,0371
dilanjutkan
128
lanjutan
Pekerjaan di lokasi proyek dimulai dengan pekerjaan galian tanah untuk pelebaran
jalan, penyiapan badan jalan, lapis perekat aspal cair, leveling dengan campuran
AC-BC (L), penghamparan lapis aus AC-WC dan pengecoran bahu jalan dengan
beton mutu sedang fc 20 MPa. Penggunaan alat berat seperti excavator, wheel
loader, tandem roller, pneumatic tire roller, asphalt distributor, asphalt finisher,
air compressor, dan dump truck dibutuhkan untuk mempermudah dan
mempercepat pekerjaan. Alat-alat yang digunakan ini akan menghasilkan emisi
GHG selama penggunaannya. Besarnya emisi gas GHG berdasarkan database
ecoinvent dan konversi spreadsheet TRACI 2.1 sesuai dengan masing-masing alat
berat akan disajikan pada Tabel 4.55 – Tabel 4.58
Tabel 4.58 Emisi GHG Penggunaan Air Compressor, Asphalt Distributor, Truck
Mixer per 1 Jam
Emisi yang Konversi GHG yang
Emisi Gas Dihasilkan TRACI 2.1 dihasilkan
(kg) (kgCO2e/kg) (kgCO2e)
Carbon dioxide 3,58 1,00E+00 3,58
Methane 0,0000546 2,50E+01 0,001365
Total 3,581365
Sumber: Ecoinvent, machine operation, diesel, < 18.64 kW, steady-state - GLO
per 1 Hour
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan untuk pelebaran jalan adalah galian
tanah. Pekerjaan ini membutuhkan alat-alat berat seperti excavator dan dump
truck. Penggunaan alat ini yang akan menghasilkan emisi GHG selama
pengoperasiannya. Emisi GHG yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
Penggunaan Excavator
= 27,19078 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 1.284,5 m3 x 0,4085225 kgCO2e/m3
= 524,7472 kgCO2e
130
Penyiapan badan jalan bertujuan untuk meratakan permukaan setelah galian tanah
dilakukan. Perataan permukaan ini dibantu alat berat seperti motor grader dan
vibrato roller.
= 12,90638 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 12,90638 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 65,3258 kgCO2e
= 5,237165 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
131
Pekerjaan lapis perekat aspal cair bertujuan untuk memberikan lapisan perekat
agar perkerasan yang lama dengan perkerasan yang baru bisa menyatu dengan
baik. Pekerjaan ini membutuhkan alai air compressor untuk membersihkan
kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan perkerasan lama dan asphalt
distributor untuk menyemprotkan aspal cair ke perkerasan lama. Pekerjaan ini
mempunyai volume sebesar 5.255 liter.
= 1,0948 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 1,0948 jam x 3,581365 kgCO2e/jam
= 3,9208 kgCO2e
Penggunaan Asphalt Distributor
= 1,0948 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 1,0948 jam x 3,581365 kgCO2e/jam
= 3,9208 kgCO2e
Proses pekerjaan Laston AC-BC (L) merupakan satu kesatuan dengan proses
mixing di AMP. Penggunaan alat-alat berat seperti wheel loader, asphalt finisher,
tandem roller, dan pneumatic tire roller dibutuhkan untuk mempermudah dan
mempercepat pekerjaan. Volume pekerjaan adalah sebesar 1.510,56 ton.
132
= 25,0221 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 25,0221 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 126,6498 kgCO2e
Penggunaan Asphalt Finisher
= 21,7906 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 21,7906 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 110,2934 kgCO2e
= 27,2383 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 27,2383 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 137,8667 kgCO2e
= 11,6866 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 1,6866 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
133
= 59,1518 kgCO2e
Proses pekerjaan Laston AC-WC merupakan satu kesatuan dengan proses mixing
di AMP. Penggunaan alat-alat berat seperti wheel loader, asphalt finisher, tandem
roller, dan pneumatic tire roller dibutuhkan untuk mempermudah dan
mempercepat pekerjaan. Volume pekerjaan adalah sebesar 1.208,4 ton.
= 19,6948 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 19,6948 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 99,6854 kgCO2e
Penggunaan Asphalt Finisher
= 17,4318 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 17,4318 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 88,2312 kgCO2e
= 21,7897 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 21,7897 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 110,2890 kgCO2e
134
= 9,3489 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 9,3489 jam x 5,06151 kgCO2e/jam
= 47,3195 kgCO2e
Proses terakhir pekerjaan di lokasi proyek adalah pengecoran badan jalan dengan
beton mutu sedang fc 20 MPa. Pengecoran menggunakan truck mixer untuk
menuangkan beton ke lokasi yang diinginkan. Volume pengecoran adalah sebesar
826,13 m3. Perhitungan emisi GHG dari penggunaan truck mixer adalah sebagai
berikut.
= 463,0465 jam
Emisi GHG = Lama Penggunaan Alat x LCI Database
= 463,0465 jam x 3,581365 kgCO2e/jam
= 1658,3385 kgCO2e
Berdasarkan perhitungan di atas, didapat total emisi GHG unit proses pekerjaan di
lokasi proyek yang akan disajikan pada Tabel 4.59.
135
Dari perhitungan tiap unit proses, total emisi GHG dari keseluruhan kegiatan
peningkatan jalan ruas jalan Karanganyar-Tawangmangu-Kalisoro adalah sebesar
960.504,0018 kgCO2e atau setara dengan 960,504 tonCO2e. Pekerjaan yang
mengeluarkan emisi GHG paling besar adalah pekerjaan pengolahan material
dengan persentase dari keseleruhan pekerjaan adalah sebesar 40,0294 %.
Selengkapnya data akan disajikan pada Tabel 4.60.
Persentase
Total Emisi GHG
No. Uraian Pekerjaan Unit Proses tiap Unit
(kgCO2e)
Proses (%)
Pengolahan Aspal 31.679,8516 3,2983
Pengolahan
5,1174 0,0005
Kerosene
Pengolahan
1 Pengolahan Material 15.572,9155 1,6213
Agregat Kasar
Pengolahan
11.476,2419 1,1948
Agregat Halus
Pengolahan Semen 325.749,5947 33,9144
Transportasi Aspal
11.063,4720 1,1518
ke AMP
Transportasi
Transportasi
Minyak Bakar ke 538,3255 0,0560
2 Material ke AMP
AMP
dan BP
Transportasi 19.684,4236
Agregat Kasar ke 2,0494
BP
dilanjutkan
136
lanjutan
Transportasi
Agregat Kasar ke 25.253,4675 2,6292
AMP
Transportasi
Agregat Halus ke 33.968,8570 3,5366
BP
Transportasi
Agregat Halus ke 74.626,8910 7,7696
AMP
Transportasi
13.840,1950 1,4409
Semen ke BP
Transportasi
1.637,7802 0,1705
Semen ke AMP
Mixing Campuran
68.330,3990 7,1140
AC-WC
Mixing Campuran
Mixing di AMP dan 85.416,3915 8,8929
3 AC-BC (L)
BP
Mixing Campuran
Beton Mutu 188.605,4790 19,6361
Sedang fc 20 Mpa
Transportasi Aspal 124,6292 0,0130
Transportasi
86,9098 0,0090
Kerosene
Transportasi
Transportasi 12.987,0371 1,3521
Campuran AC-WC
4 Material AMP dan
BP ke Lokasi Proyek Transportasi
Campuran AC-BC 16.314,2946 1,6985
(L)
Transportasi Beton
19.226,7802 2,0017
fc 20 MPa
Galian Tanah Biasa 1.777,4476 0,1851
Penyiapan Badan
91,8337 0,0096
Jalan
Lapis Perekat
7,8417 0,0008
Aspal Cair
Pekerjaan di Lokasi Laston Lapis Aus
5 345,5251 0,0360
Proyek (AC-WC)
Laston Lapis
Antara Perata (AC- 433,9617 0,0452
BC(L))
Beton Mutu
1.658,3385 0,1727
Sedang fc' 20 Mpa
Total Emisi GHG Peningkatan Jalan
960.504,0018 100
Karanganyar-Tawangmangu-Kalisoro
137
Dari tabel di atas dapat diketahui emisi GHG per unit proses dari proyek
pemeliharaan berkala Jalan Adi Sumarmo dengan panjang jalan ±1800 m dan
lebar jalan 7 m. Persentase didadapatkan dari hasil bagi antara total emisi GHG
per unit proses dengan total emisi GHG secara keseluruhan. Urutan emisi GHG
dari yang paling besar sampai yang terkecil akan disajikan pada Tabel 4.61.
Secara grafis besaran emisi GHG dan persentase per unit proses akan disajikan
pada Gambar 4.5 – 4.6.
400000 384483.7210
350000
300000
Emisi GHG (kgCO2e)
250000
100000
48739.6510
50000
4314.9483
0
Pengolahan Transportasi ke Mixing di AMP Mixing di Transportasi ke Pekerjaan di
Material Plant Batching Plant Lokasi Proyek Lokasi Proyek
Gambar 4.5 Grafik Total Emisi GHG Pekerjaan Peningkatan Jalan Karanganyar
Tawangmangu-Kalisoro
Transportasi ke Plant
Transportasi ke Lokasi
18.8040% Proyek
Pekerjaan di Lokasi Proyek