Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nindi Dian Twindita

NIM/Kelas : R0217069/A
Prodi : D4 K3 UNS
TUGAS KESELAMATAN KERJA
MENGIDENTIFIKASI KEGIATAN K3 di POM BENSIN (SPBU)
Stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) merupakan prasarana umum
yang disediakan distributor bahan bakar minyak (BBM). SPBU disediakan bagi masyarakat
luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Didalam peraturan perundangan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia, stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) bensin dan
perusahaan sektor minyak dan gas; merupakan tempat kerja yang wajib melakukan
pengendalian bahan kimia berbahaya sesuai Kepmenakertrans No.187 Tahun 1999, tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya. Karena tempat kerja di SPBU ini dikategorikan
sebagai tempat Kerja dengan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dalam jumlah tertentu yang
antara lain mempunyai sifat mudah terbakar (flammable) mudah meledak (explosive),
beracun (toxic) dan dapat menimbulkan kanker (carcinogenic). Praktisi K3 di tempat kerja ini
harus memastikan ketersediaan MSDS dari setiap bahan kimia yang ada dan memiliki SOP
(standard operational procedure) setiap proses kerja berisiko yang dilakukan di tempat Kerja
yang bersangkutan. MSDS harus memuat identitas bahan kimia (sifat-sifat dan bahayanya
serta cara penanggulangannya).
Sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses,
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian,
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerjaguna terciptanya tempat kerja yang efisien dan
produktif. Dalam pelaksanaan perencanaan penanggulangan K3 di SPBU dilakukan dengan
cara memberi tanda peringatan atau lambang-lambang bahaya.
PROGRAM PENGENDALIAN RESIKO
1. Engineering control
Dilakukan rekayasa terhadap peralatan dan lingkungan kerja, seperti
pemasangan alat, pelindung mesin, pembuatan garis-garis pembatas.
2. Administratif control : Seleksi karyawan dan pengaturan jam kerja
3. Hazard communication : Safety Group Meeting, Rapat produksi
4. Personal Protective Equipment (PPE)
Berupa pemakaian Alat Pelindung Diri berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970
tentang menyediakan alat -alat perlindungan diri untuk pekerja. Serta
Permenakertrans No. PER.08 MEN VII 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
 Pelindung pernapasan : cotton mask, gas mask, airline
 Pelindung tangan : cotton gloves, chemical gloves, welding gloves,
asbes gloves
 Pelindung kaki : safety shoes, rubber boots
 Pelindung tubuh : coverall, chemical suit, fireman suit
PEMASANGAN TANDA PERINGATAN ATAU LAMBANG BAHAYA
Seperti Mematikan mesin saat mengisi bahan bakar, Dilarang merokok, Menyalakan
api, Dilarang mengaktifkan HP, Dilarang memotret .
PENCEGAHAN KECELAKAAN KEBAKARAN/ PELEDAKAN DAN BOCORAN
BAHAN KIMIA
1. Load/unload bahan kimia cair
2. Pemasangan fire alam system
3. Larangan merokok
4. Penerapan standar kode warna perpipaan

PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT


1. Instansi jaringan fire hydrant di seluruh area SPBU
2. Alat pemadam api ringan di seluruh unit kerja. Berdasarkan
permenakertrans No. PER. 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat
Pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Anda mungkin juga menyukai