Tujuan : mengetahui dan bisa menarik kesimpulan secara kualitatif pengertian Adsopsi
Secara kualitatif adsorpsi adalah adanya perbedaan konsentrasi zat pada permukaan dengan
konsentrasi di bagian dalam fasa fasa berbeda. Adsopsi berbeda dengan absorpsi atau penyerapan
bagian dalam, maka keduanya diistilahkan dengan sorpsi (sorption)
1. Adsorpsi Fisika, yaitu adsorpsi yang disebabkan oleh gaya van der waals yang ada
pada permukaan adsorben. Panas adsorpsi fisika lebih rendah dan lapisan ya ng terjadi
pada permukaan adsorben lebih dari satu molekul.
2. Adsorpsi Kimia, terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap dengan
adsorben, panas adsorpsi tinggi, lapisan molekul pada permukaan adsorbennya hanya
satu lapis.
Adsorpsi merupakan peristiwa srapan pada permukaan sedangan absorpsi merupakan
peristiwa serapan di bagian dalam.faktor faktor yang mempengaruhi macam zat yang diadsorpsi,
konsentrasi adsorben, zat yang diadsorpsi, luas permukaan adsorben, suhu dan tekanan.
Sifat adsorbsi pada permukaan zat padat adalah sangat selektif artinya pada campuran zat
hanya satu komponen yang diadsorbsi oleh zat padat tertentu.Untuk adsorben yang permukaannya
besar, maka adsorpsinya juga semakin besar. Makin besar konsentrasi, makin banyak zat yang
diadsorpsi. Sifat adsorpsi pada permukaan zat padat adalah selektif, artinya pada campuran zat
hanya satu komponen yang diadsorpsi oleh zat tersebut.
Adsorben(zat penyerap) dan Adsrobat(Zat terserap)
KINETIKA KIMIA DAN KECEPATAN REAKSI
Tujuan mengamati kecepatan reaksi kimia berdasarkan perbedaan temperatur dan perbedaan
konsentrasi
Kinetika kimia adalah suatu peristiwa kimia ditinjau dari kecepatan reaksi kimia berdasar
teori tumbukan ion atau molekul senyawa. Teori tumbukan diamati satu persatuan waktu dan
dikenal dalam laju reaksi
Tanda negatif dan positif masing masing menunjukan tambah turunnya dan tambah naiknya
kepekatan zat yang bersangkutan. Laju reaksi sangat ditentukan oleh konsentrasi dan temperatur
dari senyawa yang akan direaksikan
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
a. Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin
bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi
laju reaksi akan semakin bertambah,
b. Konsentrasi. Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi pereaksi.
c. Suhu Reaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi
tumbukan bertambah besar.
d. Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat jalannya
reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai
zat bebas
.
DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA PELARUT YANG TIDAK BERCAMPUR
Tujuan menentukan tetapan kesetimbangan suatu zat terlarut terhadap dua pelarut yang tidak
bercampur dan menentukan disosiasi zat terlarut dalam pelarut tersebut
Bila suatu sistem yang terdiri dari dua lapisan zat cair yang keduanya tidak bercampur
ditambahkan sejumlah zat ketiga yang dapat larut pada pelarut tersebut, maka zat itu akan
terdistibusi atau terbagi antara kedua lapisan zat cari dengan perbandingan tertentu. Hukum
distribusi atau hukum partisi misalnya bila A1 dan A2 adalah konsentrasi pada lapisan I dan lapisan II
pada temperatur tetap, maka harga konstanta distribusinya dapat ditulis dengan :
DIAGRAM TERNER
Tujuan membuat kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam campuran dua cairan tertentu
Ada perhitungan dalam keseluruhan termodinamika kimia, J.W Gibbs menarik kesimpulan
tentang aturan fasa yang dikenal dengan Hukum Fasa Gibbs, jumlah terkecil perubahan bebas yang
diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan diungkapkan
sebagai :
Faktor mempengaruhi sifat pelarut, suhu, ph dan ukuran pelarut
V=C–P+2
Dengan :
V = jumlah derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan komposisi sistem. Jumlah derajat
kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap dapat dinyatakan sebagai :
V=3–P
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa maka V = 2 berarti untuk menyatakan suatu
sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan bila dalam
sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, V = 1; berarti hanya satu komponen yang harus
ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu berdasarkan
diagram fasa untuk sistem tersebut. Sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap punya
derajat kebebasan maksimum = 2 (jumlah fasa minimum = 1), maka diagram fasa sistem ini dapat
digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga tersebut menggambarkan suatu
komponen murni.
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen tergantung pada daya saling larut antar zat cair
tersebut dan suhu percobaan, contohnya ada tiga zat cair A,B dan C. Larutan B tidak larut dalam air
karena B bersifat nonpolar sedangkan untuk Latutan C sedikit larut dalam air. Penambahan zat C
kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau memperkecil daya saling larut A dan B. Pada
percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling larut A dan B. Kelarutan
cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada
suatu diagram terner (Putranto, 2009).
PENENTUAN TETAPAN LAJU DUA REAKSI PADA ORDE REAKSI DUA
Tujuan menentukan tetapan laju reaksi untuk reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida
Dalam reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang
lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi berlangsung begitu cepat sedangkan reaksi
pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan
bahwa reaksi kimia memiliki laju reaksi yang berbeda. (Putra, 2013)
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan waktu.
Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kita ketahui, reaksi kimia
berlangsung dari arah reaktanmenuju produk. Ini berarti, selama reaksi kimia berlangsung, reaktan
digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju
reaksi dapat dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi
produk. (Andy. 2019)
Faktor mempengaruhi konsentrasi, luas permukaan, temperatur dan katalis
PENENTUAN INDEKS BIAS (REFRAKTOMETRI)
I. TUJUAN
Untuk menentukan indeks bias dari beberapa zat dengan menggunakan refraktometer.
I. TUJUAN
a. Memahami prinsip alat polarimeter
b. Menetapkan rotasi jenis dan rotasi optic senyawa aktif
INDEKS BIAS
[𝒌𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊]𝑺𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 – [𝒌𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊] 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒌𝒖𝒓
% Akurasi(kesalahan) = [𝒌𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊]𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂
x 100%
ROTASI OPTIK
a
α= 𝑪 𝒙 𝒍
= 21,3/ 0,299 mg/ml (29,9/100) x 2,1 dm (21cm/10) = 46,10
C =konsentrasi terukur (g/ml)
l = panjang (dm)
a = skala rotasi jarak/rotasi jenis