PENDAHULUAN
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan yang
sekolah - sekolah dengan sasaran utama anak didik beserta lingkungan sekolah
(Muninjaya, 2004). UKS memiliki 3 ruang lingkup kegiatan utama yang biasa
setiap sekolah ini diharapkan dapat membuat perubahan perilaku pada siswa
seperti hidup bersih dan sehat serta dapat membuat perubahan perilaku yang
peduli terhadap kesehatan individu maupun orang lain. Dalam hal ini UKS di
tingkat Sekolah Dasar (SD) pelaksananya adalah para anak didik yang terlebih
dahulu telah diberikan pelatihan dokter kecil oleh perawat dan pembina UKS
(Purnomo, 2006). Pelatihan dokter kecil dapat diberikan pada siswa mulai kelas 3,
4, dan 5. Hal tersebut dikarenakan mereka sudah bisa mandiri dan dapat
membantu teman-temannya (Supari, 2008). Dalam hal ini, perawat sebagai salah
dan pelatihan kesehatan dasar kepada mereka (Purnomo, 2006). Keberadaan UKS
pemerintah, sebagian hal itu akan ikut mempengaruhi pertumbuhan kesehatan dan
dengan masalah perubahan dalam hal jumlah, ukuran, besaran, dimensi sel dan
organ tubuh anak yang tercermin dalam ukuran berat, panjang dan keseimbangan
UKS, dan guru – guru setempat didapatkan bahwa di SDN Manyar Sabrangan II
sudah ada UKS yang didalamnya berisi fasilitas lengkap, sudah terbentuk dokter
kecil dari siswa kelas 4 dan 5 yang berjumlah 20 orang dimana sudah diberikan
seperti cara pertolongan pertama pada siswa yang jatuh dan rawat luka.
sudah memiliki struktur organisasi UKS yang baku dan jadwal piket harian untuk
masih banyak siswa yang belum mengerti apa manfaat dan peranan UKS di
sekolahnya sehingga pemanfaatan UKS sampai saat ini masih kurang, yaitu. lebih
sering dimanfaatkan untuk perawatan luka pada siswa yang terjatuh saja, itupun
yang merawat luka adalah staf guru, sedangkan untuk siswa yang sakit dan
membutuhkan obat segera biasanya langsung diberikan obat oleh guru kelasnya
dari persediaan kotak obat di masing-masing kelas. Hal tersebut sesuai dengan
sekolahnya tetapi mereka belum mengerti tentang manfaat dan peranan UKS,
kegiatan yang dilakukan di dalam ruang UKS, sarana dan prasarana yang wajib
Selain itu didapatkan pula siswi kelas 4 setempat yang sudah menstruasi
tetapi muncul anggapan yang salah tentang penyebab kejadian menarche dini
seseorang. Kejadian mimisan dan pingsan saat upacara juga sering terjadi di SDN
ada 4 – 5 siswa dalam sehari. Penanganan yang sudah dilakukan oleh pihak
sekolah dan kader UKS adalah hidung yang mimisan disumbat kapas atau ditutup
siswa setiap upacara sedang berlangsung. Penanganan yang sudah dilakukan oleh
pihak sekolah adalah membawa siswa yang pingsan tersebut ke UKS lalu
pertama yang dijelaskan di atas dominan dilakukan oleh pembina UKS dan guru-
guru lainnya oleh karena itu pembina UKS menghimbau kepada mahasiswa
kelompok ini untuk dapat memberikan sosialisasi tentang UKS dan dokter kecil
kepada semua siswa didiknya sehingga tidak lagi kepada anggota dokter kecil saja
kegiatan sosialisasi mengenai UKS dan dokter kecil kepada seluruh siswa kelas
3,4, dan 5 serta melaksanakan kegiatan pelatihan dokter kecil pada siswa kelas 3,
4, dan 5 yang sudah terpilih menjadi kader UKS. Hal ini bertujuan untuk
kesehatan sekolah.
Mahasiswa mampu :
1. Melakukan penapisan data dengan tepat sehingga dihasilkan analisis data yang
(UKS)
lain.
kader dalam melaksanakan tiga program UKS (trias UKS) meliputi pendidikan
biologis, psikologis, sosial, dan kultural secara mandiri maupun kolaborasi lintas
sektor.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang : 1) Konsep Usaha Kesehatan Sekolah,
Effendy (1998), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan
sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup yang sehat, yang pada gilirannya
Menurut Azrul Anwar yang dikutip oleh Nasrul Effendy (1998), Usaha
Kesehatan Sekolah adalah bagian dari usaha kesehatan pokok sebagai beban tugas
puskesmas yang ditujukan kepala sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
Tujuan khusus dari Usaha Kesehatan Sekola menurut SKB 4 menteri (2004)
yang dikutip oleh Nasrul Effendy (1998) adalah untuk memupuk kebiasaan hidup
5. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,
2. Pendidikan Dasar
3. Pendidikan Menengah
4. Pendidikan Agama
5. Pendidikan Kejuruan
pokok, yaitu :
yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran Ilmu Kesehatan atau disisipkan
dalam ilmu-ilmu lain seperti Olah Raga dan Kesehatan, Ilmu Pengetahuan
sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang merupakan tim yang dibentuk
dibawah seorang koordinator UKS yang terdiri dari dokter, perawat, juru
1) Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telinga, dan
3) Pemberian imunisasi
5) Pengobataan sederhana
6) Pertolongan pertama
(1) Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat
lingkungan sekolah
sekitar sekolah.
2) Lingkungan psikis dengan kegiatan – kegiatan yang dilakukan meliputi :
bermasalah
(2) Membina hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan peserta
didik lainnya
(3) Membina hubungan yang harmonis antara guru murid dan karyawan
Sekolah, Palang Merah Remaja. Materi yang dapat diberikan pada pelayanan
mengamati status kesehatan, P3K dan P3P serta mampu memberi informasi
maupun kecelakaan kerja amat sering terjadi sehingga perlu diberi latihan
kecelakaan
2) Dokter kecil
7. Imunisasi
Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah disebut dengan Trias UKS, yang
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
kesehatan peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, yang
antara upaya pendidikan dan upaya kesehatan untuk dapat diterapkan dalam
Sekolah (TPUPKS)
3. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai rencana kegiatan yang disusun
orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Dermawan & Setiawati, 2008)
terencana yang didasarkan pada teori-teori yang logis yang membekali individu,
perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam pencapaian tujuan hidup sehat. Dengan demikian
kegiatan pembelajaran.
2.2.2 Pendidikan Kesehatan Anak
usia sekolah, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada
pendidikan anak usia sekolah, pertama adalah materi pendidikan, dan kedua
yang didisain sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kita perlu kembalikan
ruang kelas menjadi arena bermain, bernyanyi, bergerak bebas, kita jadikan ruang
kelas sebagai ajang kreatif dan kesenangan bagi anak untuk rentang aktivitas yang
lama.
sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta
dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan
keluarga, dan masyarakat akan menjadi sasaran didik. Dalam kegiatan belajar,
sasaran didik subjek belajar dengan perilaku belum sehat. Subjek belajar yang
psikologis (motivasi, dan minat), latar belakang pendidikan, dan sosial budaya.
proses tersebut diperlukan interaksi antara subjek belajar sebagai pusatnya dan
pengajar (petugas kesehatan) metode pengajaran, alat bantu belajar, dan materi
perangkat lunak maupun perangkat keras, dan subyek belajar, yaitu individu,
1. Perlindungan
strategi ini antara lain pejabat, legislatif, pengusaha serta organisasi politik dan
2. Dukungan sosial
Kegiatan ini ditujukan kepada tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah,
camat, bupati) ataupun informal (tokoh adat dan tokoh agama). Strategi ini
3. Pemberdayaan masyarakat
dalam 3 kelompok :
1. Sasaran primer (primary target)
maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah
(empowerment).
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut
perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang
diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh perilaku
sasaran sekunder ini sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
Sekolah (UKS).
Dalam ilmu psikologi, ilmu komunikasi dan sosiologi, pengaruh media atau
efek media adalah teori tentang cara media massa dalam mempengaruhi
pemikiran dan tingkah laku pemirsanya. Dan media berfungsi sebagai alat bantu
1. Alat peraga yang rumit (complicated) seperti film, film strip, slide dan
2. Alat peraga sederhana seperti leaflet, buku bergambar, benda-benda yang nyata
seperti buah-buahan dan sebagainya. Selain itu juga ada poster, spanduk
2009). Menurut Cohen dan Brandley proses belajar lebih aktif, dan lebih
2009).
Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai saat anak berusia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun (Muscari, 2005). Usia anak sekolah dimulai dari
umur 5 tahun sampai umur 11 tahun. Usia anak adalah usia dimana anak sedang
(Pascal, 2010).
adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan bahagia, tetapi
sebaliknya apabila gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakat
budaya dan nilai, aspirasi individu. Beberapa tugas perkembangan pada masa
Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin
stabil, makin mantap dan cepat. Masa sekolah anak sudah sampai pada taraf
penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan
sebagainya.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya)
secara positif.
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta
berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena
Saat anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin
terlihat. Segi permainan akan nampak bahwa anak laki-laki tidak akan
Salah satu sebab usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena
tentang ayah, ibu, rumah, pakaian, buku, sekolah, dan juga mengenai gerak-
itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat
istiadat, dan sebagianya. Guru dapat mendidik atau mengajar di sekolah dengan
bermasyarakat.
berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh - tidak boleh, seperti jujur itu
Hakikat tugas ini adalah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri,
dalam arti membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan
lembaga.
Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan
rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang
Muscari (2005):
1. Fisik
perempuan biasanya tumbuh lebih cepat secara umum tinggi dan berat badan
1) Tinggi badan
2) Berat badan
(1) Rata-rata berat badan anak usia sekolah bertambah 2-3 kg/ tahun.
Orang tua harus tetap menekankan kebutuhan terhadap diet seimbang yang
Kebutuhan tidur setiap anak pada usia sekolah sangat bervariasi, tetapi
biasanya memiliki rentang dari 8 sampai 9,5 jam tiap malam. Laju
remaja nantinya sehingga membutuhkan waktu tidur yang relatif lebih sedikit.
Membaca sebelum tidur dapat memudahkan dan membentuk pola waktu tidur
tahun terdapat gigi permanen dan mulai bertahap kehilangan gigi desidua.
Kunjungan rutin ke dokter gigi sangat penting, serta kebiasaan menyikat gigi
sebelum tidur dapat dilatih sejak dini. Masalah gigi yang sering terjadi adalah
adanya karies, maloklusi dan penyakit periodontal semakin jelas pada anak
usia ini. Masalah eliminasi yang sering terjadi pada anak usia sekolah adalah
perempuan.
2. Perkembangan psikososial
(2008) pada anak usia sekolah adalah industry versus inferioritas. Hubungan
dengan orang terdekat mulai meluas mencakup teman sekolah dan guru. Anak
usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas perkembangan pertama
(kepercayaan, otonomi, dan inisiatif) dan pada saat ini berfokus pada
yang tidak realistis atau perasaan gagal dalam memenuhi standar yang
ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika anak merasa tidak adekuat, maka rasa
percaya dirnya akan menurun. Anak usia sekolah sudah terikat dengan tugas
kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Hubungan sosial menjadi sumber
pendukung yang penting semakin meningkat. Rasa takut yang sering terjadi
pada usia ini seperti : perasaan gagal di sekolah, gertakan, guru yang
mengintimidasi, sampai sesuatu yang buruk terjadi pada orang tua mereka.
Orang tua dan pemberi asuhan lainnya dapat membantu mengurangi rasa takut
dengan berkomunikasi secara empati dan penuh perhatian tanpa menjadi over
sebaya memegang peranan penting yang baru. Anak usia sekolah mulai mampu
luar. Mereka melakukannya, meskipun sebenarnya orang tua dan dewasa yang
membuat keputusan.
3. Perkembangan psikoseksual
terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun menunjukkan tahap yang relatif tidak
Masa praremaja dimulai ketika akhir usia sekolah. Perbedaan pertumbuhan dan
kematangan diantara kedua gender semakin nyata pada masa ini. Tahap awal
usia sekolah, anak memperoleh lebih banyak pengetahuan dan sikap mengenai
4. Perkembangan moral
dan ingin dianggap “baik” oleh orang-orang yang pendapatnya mereka anggap
penting.
5. Perkembangan kognitif
Aktivitas yang khas pada anak tahap ini antara lain mengumpulkan dan
menyortir benda (missal kartu baseball, boneka dan kelereng), meminta atau
memesan barang –barang menurut ukuran, bentuk, berat, dan kriteria lain serta
6. Perkembangan motorik
seperti menulis tanpa merangkai huruf (misal hanya menulis salah satu huruf
saja) pada usia dini, menulis dengan merangkai huruf (misal membentuk satu
kata) pada tahun berikutnya (usia 8 tahun), menguasai lebih besar keterampilan
PENGUMPULAN DATA
melaksanaan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun dan
3.1 Pengkajian
Elemen Deskripsi
Pelaksanan Lingkungan 1. Bangunan sekolah lingkungannya permanen
Pembinaan Fisik 2. Gedung sekolah dan peralatannya lengkap
Sekolah Sekolah 3. Lapangan, halaman, kebun, perkarangan sekolah, tempat
Sehat parkir.
4. Kebersihan peralatan sekolah dilakukan oleh petugas
kebersihan
Kebersihan 1. Kebersihan lantai kelas 2 - 6 dilakukan oleh siswa piket kelas
Lingkungan sedangkan untuk kelas 1 dilakukan oleh petugas kebersihan
2. Kebersihan WC dan kamar kecil dilakukan oleh petugas
kebersihan
3. Kaca-kaca jendela bersih
4. Saluran air kurang bersih
5. Pemeliharaan tanaman dan kebersihan halaman dilakukan
oleh petugas kebersihan
6. Pemeliharaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
sekolah dilakukan dibawah pengawasan kepala sekolah
Sarana dan 1. Terdapat ruang UKS atau klinik sekolah dengan ukuran yang
Prasarana cukup luas
UKS 2. Terdapat tempat tidur (bed), kotak P3K, alat pengukut tinggi
badan, alat pengukur berat badan, meja, kursi, cermin, papan
tulis,
3. Alat-alat P3K terdiri dari betadine, kasa gulung, rivanol,
obat diare, oralit, obat penurun panas, obat anti nyeri,
plester, dan pembalut wanita.
Pelaksanaan 1. Pendidikan kesehatan belum dilakukan oleh UKS, hanya
pendidikan berbentuk himbauan atau teguran untuk menjaga kebersihan
kesehatan lingkungan dan tidak jajan sembarangan.
2. Pembentukan kader kesehatan sekolah sudah dilakukan yang
terdiri dari kelas 4, dan 5 di mana setiap kelas ada 10 orang,
namun untuk sekarang kader yang aktif hanya 24 siswa.
3. Struktur baku UKS sudah ada
4. Jadwal piket UKS sudah ada
5. Pembinaan UKS secara rutin dimulai dari Januari 2013
dengan frekuensi 2 minggu sekali, namun 3 bulan terakhir
pembinaan tidak berjalan karena persiapan ujian akhir.
6. Penyuluhan kesehatan oleh puskesmas belum pernah
dilakukan
Pelaksanaan 1. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan oleh
pelayanan puskesmas adalah screening gigi dan pemeriksaan visus.
kesehatan 2. Pelayanan kesehatan yang rutin dilakukan oleh puskesmas
adalah imunisasi.
3. Kader sudah mampu memberikan pelayanan mengenai
PHBS di sekolah, pertolongan pertama seperti merawat luka
lecet dan mengukur tinggi badan
4. Kemampuan kader dalam pelayanan belum merata
5. Mengirimkan atau merujuk siswa yang membutuhkan
pengobatan dan perawatan lebih lanjut ke puskesmas atau
rumah sakit
Dari hasil análisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan
Kurang pengetahuan 2 4 2 4
siswa SDN Manyar
Sabrangan II
mengenai program
UKS dan dokter
kecil berhubungan
dengan kurangnya
informas
Kurang pengetahuan 1 3 4 3
siswa mengenai
kesehatan reproduksi
remaja berhubungan
dengan kurangnya
informasi
Kurang pengetahuan 2 3 2 3
siswa mengenai
pertolongan pertama
mimisan
berhubungan dengan
kurangnya informasi
Kurang pengetahuan 3 2 1 3
siswa mengenai
pertolongan pertama
pingsan berhubungan
dengan kurangnya
informasi
Data yang didapat dari hasil pendataan yang dilakukan mulai 21 Oktober – 01 November 2013 di SDN Manyar Sabrangan II Surabaya
dan follow up dari hasil wawancara dianalisa sehingga diperoleh diagnosa kesehatan komunitas, kemudian dilakukan penapisan masalah
untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan. Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah :
2 Kurang Penyuluhan Meningkatkan 1. Membuat perencanaan penyuluhan 1. Peserta 1. Kegiatan Endri Sabtu, 9
pengetahuan tentang pengetahuan 2. Menentukan sarana dan prasarana yang dapat berjalan lancar Ekayamti, November
siswa kesehatan dan akan dibutuhkan mengerti 2. Jumlah S.Kep 2013
mengenai reproduksi pemahaman 3. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas tentang peserta yang
kesehatan remaja siswa SDN Mulyorejo serta pihak sekolah kesehatan hadir 70%
reproduksi Manyar 4. Menyampaikan izin untuk melakukan reproduksi dari total
remaja Sabrangan II kegiatan penyuluhan kepada pihak remaja peserta
berhubungan tentang sekolah 2. Peserta 3. Peserta tidak
dengan kesehatan 5. Mengundang pihak sekolah, dosen dapat meninggalkan
kurangnya reproduksi pembimbing menjelaska tempat
informasi remaja 6. Melakukan penyuluhan tentang n kembali sebelum acara
kesehatan reproduksi remaja tentang selesai
kesehatan 4. Peserta
reproduksi antusias
remaja terhadap
materi
3 Kurang 1. Penyuluhan Meningkatkan 1. Membuat perencanaan kegiatan 1. Peserta 1. Kegiatan Riza Jumat, 15
pengetahuan tentang pengetahuan penyuluhan mengerti berjalan lancar Kusumawati, November
siswa mimisan dan motivasi 2. Menentukan sarana dan prasarana yang tentang 2. Jumlah S. Kep 2013
mengenai 2. Demonstrasi siswa-siswi akan dibutuhkan konsep peserta yang
pertolongan dan simulasi untuk 3. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas teori hadir 70%
pertama cara melakukan Mulyorejo serta pihak sekolah mimisan dari total
mimisan pertolongan pertolongan 4. Menyampaikan ijin untuk melakukan 2. Peserta peserta
berhubungan pertama pertama pada penyuluhan kepada pihak sekh dapat 3. Peserta tidak
dengan pada teman teman yang 5. Mengundang pihak sekolah, dosen mensimulas meninggalkan
kurangnya mimisan mengalami pembimbing dan Puskesmas ikan cara tempat
informasi 3. Pemberian mimisan 6. Memberikan penjelasan tentang pertolongan sebelum acara
Modul mimisan pertama selesai
7. Melakukan demonstrasi dan simulasi pada teman 4. Peserta
cara pertolongan pertama pada teman yang antusias
mimisan mengalami
mimisan
4 Kurang 1. Penyuluhan Meningkatkan 1. Membuat perencanaan kegiatan 1. Peserta 1. Kegiatan Retno Sabtu, 23
pengetahuan tentang pengetahuan penyuluhan mengerti berjalan lancar Yuliati, S. November
siswa pingsan dan motivasi 2. Menentukan sarana dan prasarana yang tentang 2. Jumlah Kep 2013
mengenai 2. Demonstrasi siswa-siswi akan dibutuhkan konsep peserta yang
pertolongan dan simulasi untuk 3. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas teori hadir 70%
pertama cara melakukan Mulyorejo serta pihak sekolah pingsan dari total
pingsan pertolongan pertolongan 4. Menyampaikan ijin untuk melakukan 2. Peserta peserta
berhubungan pertama pertama pada penyuluhan kepada pihak sekh dapat 3. Peserta tidak
dengan pada teman teman yang 5. Mengundang pihak sekolah, dosen mensimulas meninggalkan
kurangnya yang pingsan pingsan pembimbing dan Puskesmas ikan cara tempat
informasi 3. Pemberian 6. Memberikan penjelasan tentang pingsan pertolongan sebelum acara
Modul 7. Melakukan demonstrasi dan simulasi pertama selesai
cara pertolongan pertama pada teman pada teman 4. Peserta
pingsan yang antusias
pingsan
BAB 5
Dari perencanaan yang telah dibuat, maka kami melaksanakan implementasi sesuai dengan perencaan tersebut. Adapun hasil
Berdasarkan dengan hasil implementasi yang berhasil kami laksanakan dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas dan
keluarga ini, maka kami dapat mengevaluasi berdasarkan analisa SWOT, di antaranya adalah sebagai berikut:
Kurang 1. Kader UKS yang 1. Kader-kader UKS belum 1. Pihak sekolah sudah 1. Timbulnya anggapan 1. Perlu dilakukan
pengetahuan siswa terpilih dari kelas 3, 4, pernah diberi penyuluhan menyediakan tempat yang salah pada siswa penyuluhan tentang
mengenai dan 5 dimana usia mengenai kesehatan untuk kegiatan kelas 4 yang sudah esehatan reproduksi remaja
kesehatan mereka sudah reproduksi remaja penyuluhan mengalami menarche pada kader-kader UKS
reproduksi remaja memasuki masa sehingga kaget saat 2. Sudah tersedia ruang 2. Adanya seks bebas 2. Perlu dilakukan
berhubungan remaja awal sehingga melihat organ reproduksi UKS dan perlengkapan pada anak-anak usia monitoring dan evaluasi
dengan kurangnya sudah dianggap manusia yang dibutuhkan siswa- SD akibat kemajuan kemampuan dan kinerja
informasi mampu menerima siswa yang mulai teknologi, seperti kader UKS serta dilakukan
materi mengenai memasuki usia remaja, maraknya situs-situs penyegaran penyuluhan
kesehatan reproduksi misalnya pembalut atau video porno minimal 1 tahun sekali
remaja wanita oleh puskesmas Mulyorejo.
2. Kader UKS aktif
3. Kader UKS sangat
antusias diberikan
penyuluhan dan
pelatihan
Kurang 1. Kader UKS yang 1. Kader-kader UKS belum 1. Sudah tersedia ruang 1. Pemberian 1. Perlu dilakukan
pengetahuan siswa terpilih dari kelas 3, 4, pernah diberi penyuluhan UKS dan pertolongan pada penyuluhan tentang
mengenai dan 5 dimana usia dan pelatihan mengenai perlengkapannya yang siswa yang mimisan mimisan dan pelatihan cara
pertolongan mereka sudah dianggap pertolongan pertama pada akan digunakan untuk dilakukan oleh guru pertolongan pertama pada
pertama mimisan mandiri dan dapat mimisan pelatihan pertolongan yang belum mendapat teman yang mimisan
berhubungan membantu teman- pertama pada mimisan, sosialisasi dan 2. Perlu dilakukan
dengan kurangnya temannya yang mimisan seperti kasa pelatihan mimisan monitoring dan evaluasi
informasi 2. Kader UKS aktif sehingga terjadi kemampuan dan kinerja
3. Kader UKS sangat kesalahan dalam kader UKS dalam
antusias diberikan memberikan memberikan pertolongan
penyuluhan dan pertolongan pertama pada teman yang
pelatihan 2. Menimbulkan mimisan serta dilakukan
kepanikan siswa-siswa penyegaran pelatihan
lainnya minimal 1 tahun sekali
oleh puskesmas Mulyorejo
Kurang 1. Kader UKS yang 1. Kader-kader UKS belum 1. Sudah tersedia ruang 1. Pemberian 1. Perlu dilakukan
pengetahuan siswa terpilih dari kelas 3, 4, pernah diberi penyuluhan UKS dan pertolongan pada penyuluhan tentang
mengenai dan 5 dimana usia dan pelatihan mengenai perlengkapannya yang siswa yang pingsan pingsan dan pelatihan cara
pertolongan mereka sudah dianggap pertolongan pertama pada akan digunakan untuk dilakukan oleh guru pertolongan pertama pada
pertama pingsan mandiri dan dapat teman yang pingsan pelatihan pertolongan yang belum mendapat teman yang pingsan
berhubungan membantu teman- pertama pada teman sosialisasi dan 3. Perlu dilakukan
dengan kurangnya temannya yang pingsan yang pingsan, seperti pelatihan mimisan monitoring dan evaluasi
informasi 2. Kader UKS aktif waslap, kapas dan sehingga pertolongan kemampuan dan kinerja
3. Kader UKS sangat minyak kayu puti yang diberikan kurang kader UKS dalam
antusias diberikan maksimal memberikan pertolongan
penyuluhan dan 2. Menimbulkan pertama pada teman yang
pelatihan kepanikan siswa-siswa pingsan serta dilakukan
lainnya penyegaran pelatihan
minimal 1 tahun sekali
oleh puskesmas Mulyorejo
BAB 7
oleh Effendy tahun 1998 adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
komunitas.
masalah yang tejadi yaitu kurangnya pengetahuan siswa SDN Manyar Sabrangan
pembina UKS, dan guru setempat, diketahui bahwa siswa-siswi SDN Manyar
kesehatan sekolah, struktur baku dan jadwal piket UKS namun belum difungsikan
tentang UKS maupun trias UKS. Berdasarkan masalah tersebut, intervensi yang
akan dilakukan adalah berupa sosialisasi pengenalan UKS dan dokter kecil semua
pada teman yang mimisan dan pingsan diberikan pada kader-kader UKS yang
bersal dari kelas 3, 4, dan 5 yang berjumlah 35 orang. Program tersbut ditujukan
keberlanjutan dari kegiatan yang telah diberikan kami juga memberikan buku
panduan yang berisi tentang mater dasar UKS dan dokter kecil, kesehatan
reproduksi remaja, serta materi pelatihan pertolongan pertama pada teman yang
Evaluasi yang telah dilakukan berupa pre test dan post test, serta ujian
praktek, dimana menunjukkan nilai post test kader UKS mengalami peningkatan
tindakan yang telah dicontohkan sehingga ujian praktek ke 35 orang tersebut 100
% lulus dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya kesadaran
para kader UKS akan perannya selama di sekolah sehingga mereka sudah siap
untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter kecil. Selain itu, para guru juga
sasaran UKS, yaitu semua warga sekolah. Dengan demikian tujuan dari adanya
UKS bisa tercapai yaitu dapat meningkatkan status kesehatan anak sekolah.
BAB 8
PENUTUP
8.1 KESIMPULAN
mengenai mimisan dan pelatihan cara pertolongan pertama pada teman yang
SDn Manyar Sabrangan II. Pada sosialisasi pengenalan UKS dan dokter kecil
pingsan dihadiri 35 orang, serta pelantikan dan penyematan pin dokter kecil
berupa pre test dan tanggal 23 November 2013 berupa ujian praktek dan post
test, dimana didapatkan hasil peningkatan yang signifikan pada nilai post test
8.2 SARAN
3. Strategi yang sudah dilakukan sudah baik, namun perlu juga dilakukan
Mubarak, Wahit Iqbal dkk 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 teori
dan Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: Sagung Seto
PENDAHULUAN
cukup kompleks, dinamis dan kompetitif. Pengaruh itu tidak hanya berasal dari
kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut, baik upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan penunjang maupun upaya kesehatan pengembangan.
Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
6. Upaya pengobatan
1.2 Tujuan
puskesmas.
BAB 2
ANALISIS SITUASI
Kecamatan : Mulyorejo
Kota : Surabaya
sehat.
2. Posisi geografis
wilayah 1.295,18 Ha
puskesmas Mulyorejo tiga tahun terakhir 2010 sampai dengan 2013 sebagai
berikut:
2010
No Umur
L P
1. < 1 tahun 1, 352 1, 297
2. 1-5 tahun 2, 899 2, 789
3. 5-12 tahun 5, 483 5, 220
4. 12-18 tahun 6, 814 6, 652
5. 18-25 tahun 5, 426 5, 295
6. 25-40 tahun 8, 885 7, 689
7. 40-65 tahun 20, 789 16, 400
8. ≥ 65 tahun 2, 041 2, 354
Total 47, 345 48, 196
Sumber: Data Primer (2013)
sebagai berikut:
Buta huruf : -
2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
Pengrajin/industry : 34 orang
Peternak : 10 orang
Mulyorejo meliputi:
terdiri dari:
Puskesmas : 1 buah
Polindes : 0 buah
Apotik : 14 buah
Optik : 3 buah
Sarana dan prasarana yang di miliki puskesmas Mulyorejo antara lain satu
unit puskesmas induk yaitu Puskesmas Mulyorejo dan satu unit puskesmas
pembantu yaitu puskesmas pembantu Wisma Permai, satu unit puskesmas keliling
umum, BKIA, poli gigi, Laboratorium, pojok gizi, spesialis anak, spesialis
METODOLOGI KERJA
Desember 2013.
Mulyorejo
pengelola atau pemegang program kegiatan yang ada di luar puskesmas. Adapun
1) Pengamatan langsung
Mulyorejo.
BAB 4
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
1 Promosi kesehatan
A Pengembangan desa siaga
Desa/kelurahan siaga yang terbentuk Desa/Kel 3 3 100 %
Desa/kelurahan siaga bina Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga tumbuh Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga kembang Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga paripurna Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga aktif Desa/Kel 3 3 100 %
B Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
Pengkajian PHBS pada tatanan rumah tangga
Rumah tangga dikaji KK 12310 1391 11 %
Rumah tangga sehat (10 indikator) KK 12310 908 7,38 %
Institusi pendidikan (sekolah) Sekolah 11 11 100 %
Institusi sarana kesehatan Sarkes 3 3 100 %
Institusi TTU (tempat-tempat umum) Lokasi 5 5 100 %
Institusi tempat kerja Institusi 10 8 80 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
Pondok pesantren Ponpes 1 1 100 %
C Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM)
Jumlah posyandu Posyandu 33 28 85 %
Posyandu pratama Posyandu 0 0 0
Posyandu madya Posyandu 0 0 0
Posyandu purnama Posyandu 0 0 0
Posyandu mandiri Posyandu 0 0 0
Posyandu purnama mandiri (PURI) Posyandu 33 28 85 %
D Penyuluhan NAPZA Kali 7 5 71 %
2 Kesehatan Lingkungan
A Penyehatan air
Pengawasan sarana air bersih (SAB) % 70 25 36 %
Sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan % 70 25 36 %
Jumlah KK yang memiliki akses terhadap SAB % 80 25 31 %
B Penyehatan makanan dan minuman
Pembinaan tempat pengelolaan makanan (TPM) % 80 70 88 %
TPM yang memenuhi syarat kesehatan % 70 60 86 %
C Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
Pembinaan sanitasi peru mahan dan sanitasi dasar % 80 70 88 %
Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan % 70 60 86 %
D Pembinaan tempat-tempat umum (TTU)
Pembinaan sarana TTU % 78 20 26 %
TTU yang memenuhi syarat kesehatan % 70 20 29 %
E Klinik sanitasi
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
Klinik sanitasi % 11 0 0%
Jumlah klien yg sudah mendapat intervensi Kasus 11 11 100 %
F Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
Jumlah KK yang memiliki akses terhadap jamban % 70 60 86 %
Jumlah jamban sehat % 70 60 86 %
Jumlah desa/kelurahan yang sudah ODF (open defecation % 70 0 0
free)
Pelaksanaan kegiatan STBM di puskesmas % 50 0 0
3 Upaya perbaikan gizi
A Pelayanan gizi masyarakat
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 kali per Anak 3053 2709 89 %
tahun
Pemberian tablet besi (90 tablet) pada bumil Ibu hamil 771 407 53 %
BUMIL KEK Ibu hamil 771 35 5%
B Penanganan gangguan gizi
Balita gizi buruk mendapat perawatan Anak 3053 23 1%
MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan Anak 92 92 100 %
Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk Anak 23 23 100 %
Balita bawah garis merah (BGM) Anak 3053 396 13 %
Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam Rumah 12310 12310 100%
beryodium tangga
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
C Pemantauan status gizi
Desa bebas rawan gizi Desa 3 3 100 %
Balita naik berat badannya (N/D) Anak 6995 5246 75 %
Persentase Balita yang ditimbang berat badannya Anak 6995 3113 45 %
4 Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
A Kesehatan ibu
Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standart Bumil 771 656 85 %
Drop out K1-K4 Bumil 771 105 14 %
Pelayanan persalinan oleh nakes yang berkompeten Bulin 709 461 65 %
Pelayanan nifas lengkap sesuai standart Bufas 709 460 65 %
Pelayanan maternal risti/komplikasi yg ditangani Bumil risti 154 44 29 %
B Kesehatan bayi
Pelayanan neonatal risti/ komplikasi yg ditangani Bayi 104 20 19 %
Pelayanan neonatal sesuai standart (KN lengkap) Bayi 702 400 57 %
Pelayanan bayi paripurna Bayi 702 511 73 %
C Upaya Balita dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak Balita Balita 3053 2324 76 %
Pelayanan kesehatan anak pra sekolah Anak 1707 1291 76 %
D Upaya kesehatan anak sekolah dan remaja
Jumlah murid yang dilakukan penjaringan kesehatan
Murid kelas 1 SD/MI Murid 622 622 100 %
Murid kelas 7 SMP/MTS Murid 932 932 100 %
Murid kelas 10 SMA/MA Murid 890 854 96 %
Frekwensi pembinaan kesehatan di sekolah
SD/MI Kali 7 7 100 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
SMP/MTS Kali 7 7 100 %
SMA/MA Kali 7 7 100 %
Jumlah kader yang dilatih tentang kesehatan
Murid SD/MI Murid 4424 210 4,75 %
Murid SMP/MTS Murid 2874 140 5%
Murid SMA/MA Murid 2553 60 2%
Cakupan pelayanan kesehatan remaja Remaja 2246 2246 100 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
I Upaya kesehatan usia lanjut
1 Jumlah posyandu lansia yang dibina Kelompok 12 12 100 %
2 Jumlah pra lansia dan lansia baru yang dilayani kesehatannya Orang 701 701 100 %
II Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan
1 Pelayanan rujukan mata Orang 20 20 100 %
III Upaya kesehatan telinga
1 Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas Orang 551 551 100 %
IV Kesehatan jiwa
1 Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan ke RS Orang 36 36 100 %
2 Deteksi dini dan penanganan kasus jiwa Orang 4 4 100 %
V Penceghan dan penanggulangan penyakit gigi
1 Pembinaan kesehatan gigi di posyandu Posyandu 6 6 100 %
2 Pembinaan kesehatan gigi pada TK TK 23 23 100 %
3 Pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD / MI SD/MI 8 8 100 %
4 Perawatan kesehatan gigi pada SD/Mi SD/MI 8 8 100 %
5 Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi paripurna Orang 2593 462 18 %
No. Jenis Kegiatan Satuan Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
6 Rasio Gigi tetap yang ditambal terhadap gigi yg dicabut Gigi 446 303 68 %
7 Bumil yg mendapat perawatn kesehatan gigi Bumil 175 175 100 %
VI Bina kesehatan kerja
1 Jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan Orang 563 563 100 %
VII Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
1 Institusi pendidikan Sekolah 11 11 100 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
2 Institusi sarana kesehatan Institusi 3 3 100 %
3 Institusi TTU (tempat-tempat umum) TTU 5 5 100 %
4 Institusi tempat kerja Lokasi 2 2 100 %
5 Pondok pesantren Ponpes 1 1 100 %
VIII Pengembangan UKBM
1 Poskedes madya, purnama,dan mandiri Poskesdes 6 6 100 %
2 Pembinaan poskestren Poskestren 1 1 100 %
IX Program Gizi
1 Kunjungan pojok gizi % 60 24 40 %
4. Penyuluhan NAPZA
3. Posyandu Balita
4. Imunisasi
2012
2. Daftar Masalah untuk Upaya Program Pokok pada Program Kesehatan Ibu &
2013
Hal ini bisa ditunjukkan dari hasil P2KPUSK Tahun 2012, yaitu: 11%
2. Masalah: Masih tingginya angka drop out pelayanan ANC (K1-K4), yaitu:
14%
Penyebab Masalah
Alternataif
No Penyebab Penyebab
Aspek Penyebab Primer Pemecahan Masalah
Skunder Tersier
1. Sumber Daya Tahun 2010 Tidak ada Pengadaan bidan
Manusia masih kekurangan dana desa/ PTT
bidan
Masalah: Pengambilan sampel SAB masih sangat kurang dan tidak ditindak
Tahun 2012
Rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat kesehatan masih kurang yaitu:
7,38%
Tahun 2012
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan peka,
Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di dalam dan luar
gedung, dengan cakupan program KIA yang terpadu dengan beberapa kegiatan
lainnya seperti pelayanan ANC (Ante Natal Care), pelayanan KB, imunisasi dan
Puskesmas Mulyorejo kota Surabaya dalam waktu yang berbeda tiap 1 minggu,
yaitu:
atas) yang dilakukan di ruang ibu dan anak, dibuka setiap hari selasa pukul
08.00-13.00
4.6.1 Pencegahan
1. Demam Berdarah
nyamuk)
2. Malaria
3. TBC
rumah
4. Kusta
melalui puskesmas
3) Memberikan obat anti kusta pada penderita sesuai dengan kriteria yang
berlaku
kunjungan rumah
3. Menyelidiki dilapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk
4. Pemberian imunisasi
5. Pemberantasan vektor
1. TBC
2. Kusta
3. Kolera
4. Penyakit Kelamin
5. Imunisasi
6. DHF
7. Varicela
BAB 5
Tata Usaha
Dokter Umum Farida Asnanik
Ka. Puskesmas
dr. Rasti Nuke Arofah
dr. Riana Restuti
dr. Waloeio Soeoto Agus
Unit P2M Unit Kesga Unit Pemulihan Unit Kesehatan Unit Perawatan Unit Penunjang
Kesehatan dan Lingkungan Nurul
Rujukan Penyuluhan & Peran
Diare
KIA Drg. Hariyanto Serta Masyarakat
Laily Drg. Hariyanto
Ismarini Drg. Toetik Lab
Sriati Drg. Toetik Risa
DBD Hartini
Ernawati Erni Kesehatan Jiwa
Wiwik Tri H PKM Obat
TB Paru KB Hartini Asquriyah
Siti Herny
ISPA UKS
Indah Indah
Imunisasi Usila
Siti Waji
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Demam Berdarah, selain itu juga terdapat pelayanan imunisasi. Kegiatan KIA/KB
6.2 Saran
adalah:
1. Untuk Warga
ada di masyarakat
2. Untuk Puskesmas
pada usaha promotif dan preventif (dalam hal ini adalah upaya penyuluhan
kesehatan tentang penyakit yang menular yang tidak menular) dengan tidak
tujuan.