Anda di halaman 1dari 92

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan yang

dilaksanakan oleh Puskesmas dan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di

sekolah - sekolah dengan sasaran utama anak didik beserta lingkungan sekolah

(Muninjaya, 2004). UKS memiliki 3 ruang lingkup kegiatan utama yang biasa

dikenal dengan TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,

dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat sehingga keberadaan UKS di

setiap sekolah ini diharapkan dapat membuat perubahan perilaku pada siswa

seperti hidup bersih dan sehat serta dapat membuat perubahan perilaku yang

peduli terhadap kesehatan individu maupun orang lain. Dalam hal ini UKS di

tingkat Sekolah Dasar (SD) pelaksananya adalah para anak didik yang terlebih

dahulu telah diberikan pelatihan dokter kecil oleh perawat dan pembina UKS

(Purnomo, 2006). Pelatihan dokter kecil dapat diberikan pada siswa mulai kelas 3,

4, dan 5. Hal tersebut dikarenakan mereka sudah bisa mandiri dan dapat

membantu teman-temannya (Supari, 2008). Dalam hal ini, perawat sebagai salah

satu tenaga pelaksana asuhan keperawatan di sekolah dapat melakukan pendidikan

dan pelatihan kesehatan dasar kepada mereka (Purnomo, 2006). Keberadaan UKS

di setiap sekolah diharapkan membuat perubahan perilaku pada siswa seperti

hidup bersih dan sehat.

Masalah kesehatan dan kesejahteraan anak menjadi perhatian penting bagi

pemerintah, sebagian hal itu akan ikut mempengaruhi pertumbuhan kesehatan dan

perkembangan di masa depan yang meliputi kesehatan fisik, kesejahteraan,


perkembangan emosi, keterampilan kognitif dan kemampuan bersosialisasi serta

pengetahuan umum. Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah sama

pentingnya dengan masalah tumbuh kembang pada balita, pertumbuhan berkaitan

dengan masalah perubahan dalam hal jumlah, ukuran, besaran, dimensi sel dan

organ tubuh anak yang tercermin dalam ukuran berat, panjang dan keseimbangan

motorik. Sedangkan perkembangan berhubungan dengan bertambahnya

kemampuan dan ketrampilan dalam struktur tubuh dan fungsi-fungsinya dalam

pola yang teratur.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada kepala sekolah, pembina

UKS, dan guru – guru setempat didapatkan bahwa di SDN Manyar Sabrangan II

sudah ada UKS yang didalamnya berisi fasilitas lengkap, sudah terbentuk dokter

kecil dari siswa kelas 4 dan 5 yang berjumlah 20 orang dimana sudah diberikan

pendidikan kesehatan mengenai 8 indikator PHBS di sekolah dan pelatihan -

pelatihan dasar UKS oleh mahasiswa fakultas keperawatan Unair sebelumnya,

seperti cara pertolongan pertama pada siswa yang jatuh dan rawat luka.

Puskesmas sebagai lembaga yang membawahi UKS juga belum pernah

memberikan pendidikan kesehatan ke sekolah. UKS SDN Manyar Sabrangan II

sudah memiliki struktur organisasi UKS yang baku dan jadwal piket harian untuk

para dokter kecil di UKS.

Menurut pembina UKS, meskipun sekolah sudah memiliki UKS, namun

masih banyak siswa yang belum mengerti apa manfaat dan peranan UKS di

sekolahnya sehingga pemanfaatan UKS sampai saat ini masih kurang, yaitu. lebih

sering dimanfaatkan untuk perawatan luka pada siswa yang terjatuh saja, itupun

yang merawat luka adalah staf guru, sedangkan untuk siswa yang sakit dan
membutuhkan obat segera biasanya langsung diberikan obat oleh guru kelasnya

dari persediaan kotak obat di masing-masing kelas. Hal tersebut sesuai dengan

pengkajian yang dilakukan kepada beberapa siswa yaitu didapatkan mayoritas

siswa di SDN Manyar Sabrangan II memang mengakui keberadaan UKS di

sekolahnya tetapi mereka belum mengerti tentang manfaat dan peranan UKS,

kegiatan yang dilakukan di dalam ruang UKS, sarana dan prasarana yang wajib

ada di UKS, dan siapa pengelola atau pelaksana UKS.

Selain itu didapatkan pula siswi kelas 4 setempat yang sudah menstruasi

tetapi muncul anggapan yang salah tentang penyebab kejadian menarche dini

tersebut, seperti berpacaran saat masih SD akan mempercepat proses menarche

seseorang. Kejadian mimisan dan pingsan saat upacara juga sering terjadi di SDN

Manyar Sabrangan II. Frekuensi kejadian mimisan di SDN Manyar Sabrangan II

ada 4 – 5 siswa dalam sehari. Penanganan yang sudah dilakukan oleh pihak

sekolah dan kader UKS adalah hidung yang mimisan disumbat kapas atau ditutup

tisu dengan posisi kepala menghadap ke atas kemudian siswa tersebut

dipulangkan. Sedangkan untuk frekuensi kejadian pingsan saat upacara ada 3 – 4

siswa setiap upacara sedang berlangsung. Penanganan yang sudah dilakukan oleh

pihak sekolah adalah membawa siswa yang pingsan tersebut ke UKS lalu

memberikan aromaterapi minyak kayu putih dihidungnya. Beberapa pertolongan

pertama yang dijelaskan di atas dominan dilakukan oleh pembina UKS dan guru-

guru lainnya oleh karena itu pembina UKS menghimbau kepada mahasiswa

kelompok ini untuk dapat memberikan sosialisasi tentang UKS dan dokter kecil

kepada semua siswa didiknya sehingga tidak lagi kepada anggota dokter kecil saja

serta diharapkan mahasiswa dapat memberikan kegiatan pelatihan dokter kecil


pada siswa kelas 3, 4, dan 5 yang baru terpilih menjadi kader UKS.agar mereka

lebih aktif membantu merawat temannya yang membutuhkan

Uraian di atas menjadi dasar bagi mahasiswa Praktika Ners Keperawatan

Kesehatan Komunitas Fakultas Keperawatan periode ke 1 untuk melaksanakan

kegiatan sosialisasi mengenai UKS dan dokter kecil kepada seluruh siswa kelas

3,4, dan 5 serta melaksanakan kegiatan pelatihan dokter kecil pada siswa kelas 3,

4, dan 5 yang sudah terpilih menjadi kader UKS. Hal ini bertujuan untuk

menambah pengetahuan dan keterampilan kader UKS dalam memberikan

pertolongan pertama pada temannya yang mengalami menarche dini, mimisan,

atau pingsan saat di sekolah demi terwujudnya kemandirian dalam bidang

kesehatan sekolah.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas

pada anak usia sekolah di lingkup UKS

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu :

1. Melakukan penapisan data dengan tepat sehingga dihasilkan analisis data yang

sesuai dengan konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

2. Memfasilitasi sekolah dalam menemukan solusi dalam menemukan solusi dari

permasalahan yang ada pada pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah

(UKS)

3. Menerapkan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pada

pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


4. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi pengorganisasian

komunitas pada anak usia sekolah dalam mengadakan perubahan serta

peningkatan kesehatan anak usia sekolah

5. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.

1.3 Manfaat Kegiatan

1.3.1 Untuk Mahasiswa

1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan pelaksanaan program Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) secara nyata kepada masyarakat

2. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan keperawatan

kesehatan komunitas pada anak usia sekolah

3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

1.3.2 Untuk Masyarakat

1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya

pelaksanaan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, pelaksanaan

pembinaan kesehatan sekolah.

2. Anak usia sekolah mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai

upaya peningkatan status kesehatan tersebut

3. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan yang

lain.

1.3.3 Untuk Pendidikan

1. Salah satu indikator keberhasilan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya Program Profesi khususnya

Usaha Kesehatan Sekolah


2. Sebagai upaya praktek keperawatan komunitas dengan pertimbangan dalam

pengembangan model praktik keperawatan di sekolah

1.3.4 Untuk Profesi

1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas asuhan

keperawatan di sekolah sehingga profesi mampu mengembangkannya.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penulisan laporan ini kami memberikan asuhan keperawatan

komunitas di SDN Manyar Sabrangan II Surabaya dalam masalah pembinaan

kader dalam melaksanakan tiga program UKS (trias UKS) meliputi pendidikan

kesehatan, pelayanan kesehatan, dan lingkungan.

1.5 Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan metode

pendekatan masyarakat melalui asuhan keperawatan professional yang meliputi

biologis, psikologis, sosial, dan kultural secara mandiri maupun kolaborasi lintas

sektor.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dimulai dengan pengkajian keperawatan, hasil analisis

data, penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan simpulan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang : 1) Konsep Usaha Kesehatan Sekolah,

2) Konsep dasar pendidikan kesehatan, 3) Konsep anak usia sekolah.

2.1 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah

2.1.1 Definisi Usaha Kesehatan Sekolah

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dikutip oleh Nasrul

Effendy (1998), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan

mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui

program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama, serta

usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan

kesehatan di lingkungan sekolah.

Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

dijalankan di sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai

sasaran utama. UKS merupakan wahan untuk meningkatkan kemampuan hidup

sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup yang sehat, yang pada gilirannya

menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Departemen Kesehatan, 2001).

Menurut Azrul Anwar yang dikutip oleh Nasrul Effendy (1998), Usaha

Kesehatan Sekolah adalah bagian dari usaha kesehatan pokok sebagai beban tugas

puskesmas yang ditujukan kepala sekolah dengan anak didik beserta lingkungan

hidupnya dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan

sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.


2.1.2 Tujuan UKS

Tujuan umum dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta

menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan

perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan

manusia Indonesia seutuhnya.

Tujuan khusus dari Usaha Kesehatan Sekola menurut SKB 4 menteri (2004)

yang dikutip oleh Nasrul Effendy (1998) adalah untuk memupuk kebiasaan hidup

sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup:

1. Menurunkan angka kesakitan anak sekolah

2. Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun sosial

3. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk

melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha

peningkatan kesehatan di sekolah

4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.

5. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,

rokok, alcohol, dan obat berbahaya lainnya.

2.1.3 Sasaran UKS

Sasaran pelayanan UKS menurut SKB 4 menteri (2004) adalah seluruh

peserta didik dari tingkat pendidikan :

1. Sekolah Taman Kanak-Kanak

2. Pendidikan Dasar

3. Pendidikan Menengah

4. Pendidikan Agama
5. Pendidikan Kejuruan

6. Pendidikan Khusus (sekolah luar biasa)

2.1.4 Kegiatan UKS

Nemir (1938), mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi 3 kegiatan

pokok, yaitu :

1. Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in School)

1) Kegiatan intrakulikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan

merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran

yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran Ilmu Kesehatan atau disisipkan

dalam ilmu-ilmu lain seperti Olah Raga dan Kesehatan, Ilmu Pengetahuan

Alam dan sebagainya.

2) Kegiatan ekstrakulikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan

dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dalam rangka

menanamkan perilaku sehat peserta didik. Kegiatan – kegiatan yang

dilakukan dapat berupa :

(1) Hygiene personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut,

kebersihan kulit, kuku, mata, telinga dan sebagainya.

(2) Lomba poster sehat

(3) Perlombaan kebersihan kelas, dsb.

2. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)

Pemeliharaan kesehatan sekolah, dimaksudkan untuk memelihara,

meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang mungkin

terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya. Pemeliharaan kesehatan di

sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang merupakan tim yang dibentuk
dibawah seorang koordinator UKS yang terdiri dari dokter, perawat, juru

imunisasi, dan sebagainya. Sedangkan untuk koordinasi pada tingkat

kecamatan dibentuk tim Pembina usaha kesehatan sekolah (TPUKS). Kegiatan

– kegiatan yang dilakukan di antaranya adalah :

1) Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telinga, dan

tenggorokan, kulit dan rambut, dsb.

2) Pemeriksaan perkembangan kecerdasan

3) Pemberian imunisasi

4) Penemuan kasus – kasus dini yang mungkin terjadi

5) Pengobataan sederhana

6) Pertolongan pertama

7) Rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditangani sekolah

3. Lingkungan Kehidupan Sekolah yang sehat mencakup :

1) Lingkungan fisik, dengan kegiatan – kegiatan yang dilakukan termasuk :

(1) Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat

pembuangan tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah.

(2) Pengawasan kantin sekolah

(3) Pengawasan bangunan sekolah yang sehat

(4) Pengawasan binatang serangga dan binatang pengerat yang ada di

lingkungan sekolah

(5) Pengawasan terhadap pencemaran lingkungan tanah, air, dan udara di

sekitar sekolah.
2) Lingkungan psikis dengan kegiatan – kegiatan yang dilakukan meliputi :

(1) Memberikan perhatian terhadap perkembangan peserta didik

(2) Memberikan perhatian khusus terhadap anak – anak didik yang

bermasalah

(3) Membina hubungan kejiwaan antara guru dengan peserta didik.

3) Lingkungan sosial dengan kegiatan yang meliputi :

(1) Membina hubungan yang harmonis antara guru dengan guru.

(2) Membina hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan peserta

didik lainnya

(3) Membina hubungan yang harmonis antara guru murid dan karyawan

sekolah, serta msyarakat sekolah.

Kegiatan UKS menurut SKB 4 menteri (2004) mencakup beberapa aspek

pelayanan baik promotif, preventif, maupun kuratif, beberapa contoh kegiatan

yang dapat dilakukan di UKS seperti :

1. Upaya pelayanan promotif/ peningkatan kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pendidikan melalui penyuluhan

kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaannnya

dapat dilakukan di puskesmas atau di sekolah melalui beberapa sarana seperti

penyuluhan ke sekolah, forum konsultasi siswa, acara rekreasi dan kesenian

seperti sandiwara dan pelatihan kader kesehatan, seperti Patroli Keamanan

Sekolah, Palang Merah Remaja. Materi yang dapat diberikan pada pelayanan

kesehatan promotif adalah :


1) Penyuluhan dan pembinaan kebersihan perorangan, penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi, bahaya merokok, penyalahgunaan narkotika, zat

psikotropika dan alcohol.

2) Pelatihan dokter kecil sebagai kader kesehatan, dengan focus pada

ketrampilan kebersihan perorangan serta lingkungan, ketrampilan

mengamati status kesehatan, P3K dan P3P serta mampu memberi informasi

tentang hal-hal tersebut serta pentingnya imunisasi.

2. Upaya pelayanan kesehatan pencegahan (preventif) meliputi :

1) Penjaringan kesehatan peserta didik baru

2) Pemeriksaan kesehatan periodik : berat badan, tinggi badan, tekanan darah,

penglihatan (visus) dan pendengaran, pemeriksaan gigi dan mulut,

pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, feses (kecacingan), urinalisis, tes

Mantoux dan sesuai imunisasi jadwal BIAS.

3) Pencegahan kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan karena olah raga

maupun kecelakaan kerja amat sering terjadi sehingga perlu diberi latihan

atau penyuluhan mengenai pencegahan dan teknik untuk mengatasi

kecelakaan

4) Skrining masalah perilaku: kesulitan belajar (membaca, menulis, berhitung),

gangguan perhatian – hiperaktivitas (ADHD), masalah nutrisi/ gizi,

gangguan tidur, serta pengguanaan zat narkotika dan sedative.

3. Pelayanan kesehatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitative)

menurut Rini Sekartini (2005) :

1) Pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah


2) Rujukan medis untuk kasus kecelakaan, keracunan dan kondisi yang

membahayakan nyawa dan kasus penyakit khusus

3) Penanganan anemia gizi serta gangguan perilaku

2.1.5 Uraian Kegiatan Petugas dalam Pelayanan UKS (TPUKS)

1. Membina sarana keteladanan gizi misalnya kantin sekolah

2. Membina sarana keteladanan lingkungan

1) Menggerakkan pemeliharaan dan pengawasan lingkungan sekolah seperti

pengelolaan sampah, saluran air limbah, kebersihan jamban dan kamar

mandi, kebersihan kantin, ruang UKS, dan ruang kelas.

2) Mencegah terbentuknya tempat pembiakan binatang penyebar penyakit,

seperti lalat, nyamuk, tikus dan sebagainya.

3. Membina kebersihan perorangan peserta didik

1) Pemeriksaan rutin kebersihan kuku, telinga, rambut, gigi

2) Mengajarkan cara menggosok gigi yang benar

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam

pelayanan kesehatan, dalam bentuk :

1) Kader kesehatan sekolah

2) Dokter kecil

5. Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas I

6. Pemeriksaan kesehatan secara periodik

7. Imunisasi

8. Pengawasan terhadap keadaan air

9. Pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah

10. Rujukan medic


11. Penanganan kasus anemia

12. Forum komunikasi terpadu

13. Pencatatan dan pelaporan

2.1.6 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah disebut dengan Trias UKS, yang

terdiri dari SKB 4 menteri (2004) :

1. Pendidikan kesehatan

2. Pelayanan kesehatan

3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.

Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan

dengan upaya pelayanan kesehatan. pendidikan kesehatan merupakan upaya

pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.

Pelayanan kesehatan merupakan upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat

kesehatan peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas belajar dan prestasi belajar.

Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan gabungan

antara upaya pendidikan dan upaya kesehatan untuk dapat diterapkan dalam

lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik.

2.1.7 Peranan Perawat Sekolah, Mubarak (2006).

Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah

1. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik melalui

pengumpulan data, analisis data, perumusan dan prioritas masalah

2. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha Kesehatan

Sekolah (TPUPKS)
3. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai rencana kegiatan yang disusun

4. Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS

5. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.2.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau mengajak

orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku

hidup sehat (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk

mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga, dan

masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Dermawan & Setiawati, 2008)

Committe on health education and promotion terminology mendefinisikan

pendidikan kesehatan sebagai kombinasi apapun dari pengalaman pembelajaran

terencana yang didasarkan pada teori-teori yang logis yang membekali individu,

kelompok, masyarakat dengan peluang untuk mendapatkan informasi dan

keterampilan guna membuat keputusan yang bermutu (McKenzie, 2006).

Pada kesimpulanya pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan

perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk

dapat lebih mandiri dalam pencapaian tujuan hidup sehat. Dengan demikian

pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk membantu klien baik individu,

kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui

kegiatan pembelajaran.
2.2.2 Pendidikan Kesehatan Anak

Dalam melihat perkembangan anak dan perlunya pembelajaran pada anak

usia sekolah, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada

pendidikan anak usia sekolah, pertama adalah materi pendidikan, dan kedua

metode pendidikan yangdipakai (Harizal, 2008).

Perkembangan anak usia sekolah, perlu adanya suatu pendidikan kesehatan

yang didisain sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kita perlu kembalikan

ruang kelas menjadi arena bermain, bernyanyi, bergerak bebas, kita jadikan ruang

kelas sebagai ajang kreatif dan kesenangan bagi anak untuk rentang aktivitas yang

lama.

2.2.3 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu,

kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan

sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta

dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan

sesuai (Suliha dkk,2002).

Menurut Dermawan & Setiawati (2008), pendidikan kesehatan ditujukan

untuk menggugah kesadaran, memberikan dan meningkatkan pengetahuan dan

sasaran pendidikan kesehatan yang menyangkut tentang pemeliharaan kesehatan,

peningkatan kesehatan untuk individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat.

2.2.4 Proses Pendidikan Kesehatan

Dalam proses pendidikan kesehatan prinsip utamanya adalah proses belajar

pada individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Apabila proses pendidikan


kesehatan dilihat sebagai sebuah sistem, proses belajar dalam kegiatannya

menyangkut aspek berikut :

1. Masukan dalam pendidikan kesehatan

Masukan dalam proses pendidikan kesehatan adalah individu, kelompok,

keluarga, dan masyarakat akan menjadi sasaran didik. Dalam kegiatan belajar,

sasaran didik subjek belajar dengan perilaku belum sehat. Subjek belajar yang

mempengaruhi proses pendidikan kesehatan, adalah kesiapan fisik dan

psikologis (motivasi, dan minat), latar belakang pendidikan, dan sosial budaya.

2. Proses dalam pendidikan kesehatan

Proses dalam pendidikan kesehatan merupakan mekanisme dan interaksi

yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku subjek belajar. Dalam

proses tersebut diperlukan interaksi antara subjek belajar sebagai pusatnya dan

pengajar (petugas kesehatan) metode pengajaran, alat bantu belajar, dan materi

belajar. Proses pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh faktor: materi/ bahan

pendidikan kesehatan, lingkungan belajar, perangkat pendidikan baik

perangkat lunak maupun perangkat keras, dan subyek belajar, yaitu individu,

kelompok, keluarga, dan masyarakat serta tenaga kesehatan/ perawat.

3. Keluaran dalam pendidikan kesehatan

Keluaran dalam pendidikan kesehatan adalah hasil perubahan perilaku

yaitu kemampuan perilaku sehat sasaran didik (Suliha, 2002).


2.2.5 Strategi Pendidikan Kesehatan

Menurut Strategi Global/ WHO, strategi pendidikan kesehatan terdiri dari:

1. Perlindungan

Strategi ini dirancang untuk mempengaruhi para pengambil keputusan

terkait dengan masalah kesehatan atau faktor penunjang kesehatan. Sasaran

strategi ini antara lain pejabat, legislatif, pengusaha serta organisasi politik dan

organisasi masyarakat. Output yang dihasilkan bisa dalam bentuk undang-

undang kesehatan, peraturan pemerintah, instruksi mentri, kebijakan pengusaha

yang kesemuanya menunjang upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

2. Dukungan sosial

Kegiatan ini ditujukan kepada tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah,

camat, bupati) ataupun informal (tokoh adat dan tokoh agama). Strategi ini

diharapkan kegiatan akan mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat

dengan melihat ketokohan dan figur yang menyampaikan kebijakan kesehatan.

3. Pemberdayaan masyarakat

Kegiatan ini ditujukan langsung terhadap masyarakat sebagai sasaran

utama melakukan pendidikan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat bisa

dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan kegiatan

pelatihan dan bimbingan terhadap masyarakat dalam upaya pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan (Setiawati & Dermawan, 2008).

2.2.6 Sasaran Pendidikan Kesehatan

Notoadmodjo (2007) menjelaskan, sasaran pendidikan kesehatan dibagi

dalam 3 kelompok :
1. Sasaran primer (primary target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya

pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan,

maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah

kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah

untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan

terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat

(empowerment).

2. Sasaran sekunder (secondary target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut

sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada

kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan

pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya. Selain itu dengan

perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang

diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh perilaku

sehat masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada

sasaran sekunder ini sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).

3. Sasaran tersier ( Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat,

maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan

kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan

mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh mayarakat (sasaran

sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya


promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan

strategi advokasi (advocacy).

2.2.7 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi

(Suliha, 2002), antara lain :

1. Sasaran pendidikan kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dibagi tiga kelompok, yaitu :

1) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.

2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.

2. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan

1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran

para murid yang pelaksanaanya diintegrasikan dalam Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS).

2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat

kesehatan masyarakat, balai kesehatan masyarakat, rumah sakit umum

maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.

3) Pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan sasaran karyawan.

2.2.8 Media Pendidikan

Dalam ilmu psikologi, ilmu komunikasi dan sosiologi, pengaruh media atau

efek media adalah teori tentang cara media massa dalam mempengaruhi

pemikiran dan tingkah laku pemirsanya. Dan media berfungsi sebagai alat bantu

yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau


pengajaran (Astoeti, 2006) Dalam pendidikan kesehatan, alat peraga dibedakan

menurut pembuatan dan penggunaanya, antara lain: (Astoeti, 2006)

1. Alat peraga yang rumit (complicated) seperti film, film strip, slide dan

sebagainya yang menggunakan listrik dan proyektor.

2. Alat peraga sederhana seperti leaflet, buku bergambar, benda-benda yang nyata

seperti buah-buahan dan sebagainya. Selain itu juga ada poster, spanduk

leaflet, flanel, graph, boneka wayang dan sebagainya.

2.2.9 Pengaruh Media Permainan pada Pendidikan Kesehatan

Menurut Berger, bahwa, permainan dapat melintasi berbagai usia, permainan

mempengaruhi penampilan anak-anak dimuka umum menjadi lebih nyaman,

sebagai penolong dalam penyuluhan kesehatan (Meiske dan Gondhoyoewono,

2009). Menurut Cohen dan Brandley proses belajar lebih aktif, dan lebih

menyenangkan jika digabungkan dengan permainan (Meiske dan

Gondhoyoewono, 2009). Sehingga dapat disimpulkan yaitu bermain merupakan

suatu proses belajar yang akan lebih berpengaruh dalam meningkatkan

pengetahuan jika digabungkan dengan permainan ( Meiske dan Gondhoyoewono,

2009).

2.3 Konsep Anak Usia Sekolah

2.3.1 Pengertian anak usia sekolah

Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai saat anak berusia 6 tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun (Muscari, 2005). Usia anak sekolah dimulai dari

umur 5 tahun sampai umur 11 tahun. Usia anak adalah usia dimana anak sedang

mengembangkan segala kemampuannya seperti kemampuan berkomunikasi,


bekerjasama dengan orang lain, dan kemampuan mengemukakan pendapat

(Pascal, 2010).

2.3.2 Tugas perkembangan anak usia sekolah

Menurut Havighurts (1990) dalam Oktaviana (2008) tugas perkembangan

adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode

kehidupan tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan bahagia, tetapi

sebaliknya apabila gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakat

dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Sumber-sumber

tugas perkembangan antara lain: kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau

budaya dan nilai, aspirasi individu. Beberapa tugas perkembangan pada masa

sekolah antara lain:

1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.

Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin

stabil, makin mantap dan cepat. Masa sekolah anak sudah sampai pada taraf

penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan

permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang dan

sebagainya.

2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk

biologis. Hakikat tugas ini ialah:

1) Mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan meliputi kebersihan,

keselamatan diri dan kesehatan.

2) Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria dan wanita)

dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya)

secara positif.
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.

Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta

teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya

mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya itu

berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena

teman sepermainannya suka mengganggu.

4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin.

Saat anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin

terlihat. Segi permainan akan nampak bahwa anak laki-laki tidak akan

memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainannya yang khas laki-

laki, seperti main kelereng, main bola dan layang-layang.

5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

Salah satu sebab usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena

pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk

menerima pengajaran. Kehidupan masyarakat yang berbudaya menuntut anak

harus tamat SD karena dari SD anak sudah memperoleh keterampilan dasar

membaca, menulis dan berhitung.

6. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.

Apabila kita telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium dan

mengalami, tinggallah suatu ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan

yang telah lalu itu disebut konsep (tanggapan). Demikianlah tanggapan

tentang ayah, ibu, rumah, pakaian, buku, sekolah, dan juga mengenai gerak-

gerik yang dilakukan seperti berbicara, berjalan, berenang dan menulis.

Bertambahnya pengalaman akan menambah perbendaharaan konsep pada anak.


Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep

itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat

istiadat, dan sebagianya. Guru dapat mendidik atau mengajar di sekolah dengan

memberikan bimbingan kepada anak untuk:

1) Banyak melihat, mendengar dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang

sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan

bermasyarakat.

2) Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin dipahami

konsep-konsep tersebut maka semakin mudah untuk

memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak untuk

mempergunakannya pada waktu berpikir.

7. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai.

Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang

berhubungan dengan norma – norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan

dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan

senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini

berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh - tidak boleh, seperti jujur itu

baik, bohong itu buruk.

8. Belajar memperoleh kebebasan dari ketergantungan diri.

Hakikat tugas ini adalah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri,

dalam arti membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan

datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.


9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga

lembaga.

Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan

menghargai hak orang lain. Mengembangkan sikap tolong menolong, tenggang

rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang

lain dan menghargai hak orang lain.

Sedangkan tugas pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah menurut

Muscari (2005):

1. Fisik

Menurut (Muscari, 2005) parameter umum selama periode ini, anak

perempuan biasanya tumbuh lebih cepat secara umum tinggi dan berat badan

anak perempuan melebihi anak laki-laki.

1) Tinggi badan

(1) Rata-rata anak usia sekolah bertambah tinggi 5 cm per tahun.

(2) Rata-rata tinggi anak usia 6 tahun adalah 112,5 cm.

(3) Rata-rata tinggi anak usia 12 tahun adalah 147,5 cm.

2) Berat badan

(1) Rata-rata berat badan anak usia sekolah bertambah 2-3 kg/ tahun.

(2) Rata-rata berat badan anak usia 6 tahun mencapai 21 kg.

(3) Rata-rata berat badan anak usia 12 tahun mencapai 40 kg.

Selama masa praremaja antara 10 dan 13 tahun, anak mengalami

pertumbuhan yang pesat. Sistem imun tubuh bekerja lebih efisien,

memungkinkan lokalisasi infeksi dan respons antigen-antibodi yang lebih baik.

Kebutuhan nutrisi harian anak usia sekolah menurun berhubungan dengan


ukuran tubuh. Anak usia sekolah membutuhkan rata-rata 2400 kalori per hari.

Orang tua harus tetap menekankan kebutuhan terhadap diet seimbang yang

sesuai dengan piramida makanan; tubuh menyimpan cadangan makanan

sebagai sumber kebutuhan pertumbuhan yang meningkat saat remaja.

Kebutuhan tidur setiap anak pada usia sekolah sangat bervariasi, tetapi

biasanya memiliki rentang dari 8 sampai 9,5 jam tiap malam. Laju

pertumbuhan anak usia sekolah sedikit melambat dibandingkan dengan masa

remaja nantinya sehingga membutuhkan waktu tidur yang relatif lebih sedikit.

Membaca sebelum tidur dapat memudahkan dan membentuk pola waktu tidur

yang positif. Anak-anak tidak menyadari akan adanya keletihan sehingga

antisipasi terhadap terbangun atau terjaga dalam waktu lama dapat

menimbulkan kelelahan pada keesokan harinya. Kesehatan gigi anak usia 6

tahun terdapat gigi permanen dan mulai bertahap kehilangan gigi desidua.

Kunjungan rutin ke dokter gigi sangat penting, serta kebiasaan menyikat gigi

sebelum tidur dapat dilatih sejak dini. Masalah gigi yang sering terjadi adalah

adanya karies, maloklusi dan penyakit periodontal semakin jelas pada anak

usia ini. Masalah eliminasi yang sering terjadi pada anak usia sekolah adalah

eneuresis (mengompol) dan enkopresis (kebocoran feses persisten). Anak laki-

laki lebih sering mengalami masalah keduanya dibandingkan dengan anak

perempuan.

2. Perkembangan psikososial

Perkembangan psikososial menurut Erikson (1902-1994) dalam Oktaviana

(2008) pada anak usia sekolah adalah industry versus inferioritas. Hubungan

dengan orang terdekat mulai meluas mencakup teman sekolah dan guru. Anak
usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas perkembangan pertama

(kepercayaan, otonomi, dan inisiatif) dan pada saat ini berfokus pada

penguasaan kepandaian (industry). Perasaan industry berkembang dari suatu

keinginan untuk pencapaian. Perasaan inferioritas dapat tumbuh dari harapan

yang tidak realistis atau perasaan gagal dalam memenuhi standar yang

ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika anak merasa tidak adekuat, maka rasa

percaya dirnya akan menurun. Anak usia sekolah sudah terikat dengan tugas

dan aktivitas yang dapat diselesaikan, mempelajari peraturan, kompetensi, dan

kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Hubungan sosial menjadi sumber

pendukung yang penting semakin meningkat. Rasa takut yang sering terjadi

pada usia ini seperti : perasaan gagal di sekolah, gertakan, guru yang

mengintimidasi, sampai sesuatu yang buruk terjadi pada orang tua mereka.

Orang tua dan pemberi asuhan lainnya dapat membantu mengurangi rasa takut

dengan berkomunikasi secara empati dan penuh perhatian tanpa menjadi over

protektif. Masa usia sekolah merupakan periode perubahan dinamis dan

kematangan seiring dengan peningkatan keterlibatan anak dalam aktivitas

kompleks, membuat keputusan, dan kegiatan yang memiliki tujuan. Ketika

anak usia sekolah belajar lebih banyak mengenai tubuhnya, perkembangan

sosial berpusat pada tubuh dan kemampuannya. Hubungan dengan teman

sebaya memegang peranan penting yang baru. Anak usia sekolah mulai mampu

menginternalisasi pengendalian diri dan membutuhkan sedikit pengarahan dari

luar. Mereka melakukannya, meskipun sebenarnya orang tua dan dewasa yang

dipercaya untuk menjawab pertanyaan dan memberikan bimbingan dalam

membuat keputusan.
3. Perkembangan psikoseksual

Menurut Freud (1856-1939) dalam (Oktaviana) dalam periode latensi yang

terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun menunjukkan tahap yang relatif tidak

memperhatikan masalah seksual sebelum masa pubertas dan remaja. Selama

periode ini, perkembangan harga diri berkaitan erat dengan perkembangan

keterampilan untuk menghasilkan konsep nilai dan menghargai seseorang.

Masa praremaja dimulai ketika akhir usia sekolah. Perbedaan pertumbuhan dan

kematangan diantara kedua gender semakin nyata pada masa ini. Tahap awal

usia sekolah, anak memperoleh lebih banyak pengetahuan dan sikap mengenai

seks. Pertanyaan mengenai seks membutuhkan jawaban jujur yang berdasarkan

tingkat pemahaman anak.

4. Perkembangan moral

Menurut Kohlberg (1963) dalam (Oktaviana) pada tingkat konvensional

tahap konformitas peran antara usia 10 dan 13 tahun. Mereka mengalami

peningkatan keinginan untuk menyenangkan orang lain. Mereka juga

mengamati dan untuk beberapa pengembangan eksternalisasi standar orang lain

dan ingin dianggap “baik” oleh orang-orang yang pendapatnya mereka anggap

penting.

5. Perkembangan kognitif

Anak usia 7 - 11 tahun berada dalam tahap konkret operasional, yang

ditandai dengan penalaran induktif, tindakan logis, dan pikiran konkret

reversibel. Karakteristik spesifik tahap ini antara lain :

1) Transisi dari egosentris ke pemikiran objektif (yaitu melihat dari sudut

pandang orang lain, mencari validasi dan bertanya).


2) Berfokus pada kenyataan fisik saat ini disertai ketidakmampuan melihat

untuk melebihi kondisi saat ini.

3) Sulit menghadapi masalah yang jauh, masa depan atau hipotetis.

4) Perkembangan mental dan aktivitas yang diminta.

5) Perkembangan konservasi, yaitu volume, berat, massa, dan angka

Aktivitas yang khas pada anak tahap ini antara lain mengumpulkan dan

menyortir benda (missal kartu baseball, boneka dan kelereng), meminta atau

memesan barang –barang menurut ukuran, bentuk, berat, dan kriteria lain serta

mempertimbangkan pilihan dan variabel ketika memecahkan masalah.

6. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik kasar seperti aktivitas bersepeda, sepatu roda,

rollerblading, dan papan luncur, kemampuan berlari dan melompat meningkat

secara progresif, sereta berenang. Sedangkan perkembangan motorik halus

seperti menulis tanpa merangkai huruf (misal hanya menulis salah satu huruf

saja) pada usia dini, menulis dengan merangkai huruf (misal membentuk satu

kata) pada tahun berikutnya (usia 8 tahun), menguasai lebih besar keterampilan

dan video games,kemampuan bermain komputer (keterampilan manual).


BAB 3

PENGUMPULAN DATA

Asuhan keperawatan sekolah yang dilakukan di Kelurahan Manyar

Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya menggunakan pendekatan

proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan peserta didik,

perumusan diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan kegiatan UKS,

melaksanaan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun dan

evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan tim pembina kesehatan di

sekolah dan peserta didik.

3.1 Pengkajian

Pengkajian yang telah dilakukan pada SDN Manyar Sabrangan II Surabaya

selama kurang lebih dua minggu mulai 21 Oktober – 01 November 2013

didapatkan data melalui pengamatan komponen Winshield Survey sebagai berikut:

Elemen Deskripsi
Pelaksanan Lingkungan 1. Bangunan sekolah lingkungannya permanen
Pembinaan Fisik 2. Gedung sekolah dan peralatannya lengkap
Sekolah Sekolah 3. Lapangan, halaman, kebun, perkarangan sekolah, tempat
Sehat parkir.
4. Kebersihan peralatan sekolah dilakukan oleh petugas
kebersihan
Kebersihan 1. Kebersihan lantai kelas 2 - 6 dilakukan oleh siswa piket kelas
Lingkungan sedangkan untuk kelas 1 dilakukan oleh petugas kebersihan
2. Kebersihan WC dan kamar kecil dilakukan oleh petugas
kebersihan
3. Kaca-kaca jendela bersih
4. Saluran air kurang bersih
5. Pemeliharaan tanaman dan kebersihan halaman dilakukan
oleh petugas kebersihan
6. Pemeliharaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
sekolah dilakukan dibawah pengawasan kepala sekolah
Sarana dan 1. Terdapat ruang UKS atau klinik sekolah dengan ukuran yang
Prasarana cukup luas
UKS 2. Terdapat tempat tidur (bed), kotak P3K, alat pengukut tinggi
badan, alat pengukur berat badan, meja, kursi, cermin, papan
tulis,
3. Alat-alat P3K terdiri dari betadine, kasa gulung, rivanol,
obat diare, oralit, obat penurun panas, obat anti nyeri,
plester, dan pembalut wanita.
Pelaksanaan 1. Pendidikan kesehatan belum dilakukan oleh UKS, hanya
pendidikan berbentuk himbauan atau teguran untuk menjaga kebersihan
kesehatan lingkungan dan tidak jajan sembarangan.
2. Pembentukan kader kesehatan sekolah sudah dilakukan yang
terdiri dari kelas 4, dan 5 di mana setiap kelas ada 10 orang,
namun untuk sekarang kader yang aktif hanya 24 siswa.
3. Struktur baku UKS sudah ada
4. Jadwal piket UKS sudah ada
5. Pembinaan UKS secara rutin dimulai dari Januari 2013
dengan frekuensi 2 minggu sekali, namun 3 bulan terakhir
pembinaan tidak berjalan karena persiapan ujian akhir.
6. Penyuluhan kesehatan oleh puskesmas belum pernah
dilakukan
Pelaksanaan 1. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan oleh
pelayanan puskesmas adalah screening gigi dan pemeriksaan visus.
kesehatan 2. Pelayanan kesehatan yang rutin dilakukan oleh puskesmas
adalah imunisasi.
3. Kader sudah mampu memberikan pelayanan mengenai
PHBS di sekolah, pertolongan pertama seperti merawat luka
lecet dan mengukur tinggi badan
4. Kemampuan kader dalam pelayanan belum merata
5. Mengirimkan atau merujuk siswa yang membutuhkan
pengobatan dan perawatan lebih lanjut ke puskesmas atau
rumah sakit

3.2 Diagnosa Keperawatan Komunitas


Sebelum ditentukan diagnosa keperawatan komunitas, maka data yang

didapat dari hasil pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 21 Oktober – 01

November 2013, data-data tersebut dianalisa untuk kemudian dilakukan penapisan

untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan yang akan ditindak lanjuti.

3.2.1 Analisa Data


Diagnosa
No. Data Subjektif Data Objektif Keperawatan
Komunitas

1 1. Kepala Sekolah SDN Manyar 1. Terdapat ruang UKS Kurang


Sabrangan II Surabaya atau klinik sekolah pengetahuan siswa
mengatakan terdapat UKS dan dengan ukuran yang SDN Manyar
kader-kader UKS. cukup luas Sabrangan II
2. Pembina UKS SDN Manyar 2. Terdapat tempat mengenai program
Sabrangan II Surabaya tidur (bed), kotak UKS dan dokter
mengatakan pembinaan UKS P3K, alat pengukur kecil berhubungan
secara rutin dimulai dari Januari tinggi badan, alat dengan kurangnya
2013 dengan frekuensi 2 minggu pengukur berat informasi
sekali, namun 3 bulan terakhir badan, meja, kursi,
pembinaan tidak berjalan karena cermin, papan tulis.
persiapan ujian akhir. 3. Alat-alat P3K terdiri
3. Pembina UKS SDN Manyar dari betadine, kasa
Sabrangan II Surabaya gulung, rivanol,
mengatakan kader UKS sudah obat diare, oralit,
pernah mendapatkan peyuluhan obat penurun
tentang dasar-dasar UKS dan panas, obat anti
PHBS di sekolah, namun siswa
nyeri, plester, dan
lainnya belum
pembalut wanita
4. Beberapa siswa
belum mengetahui
apa itu ruang UKS

2 1. Pembina UKS SDN Manyar 1. Terdapat 3 siswi Kurang


Sabrangan II Surabaya kelas 4 yang sudah pengetahuan siswa
mengatakan kader UKS belum manarche mengenai
pernah mendapatkan penyuluhan 2. Di dalam kotak P3K kesehatan
tentang kesehatan reproduksi terdapat pembalut reproduksi remaja
remaja. wanita berhubungan
2. Salah 1 guru kelas 4 mengatakan 3. Adanya anggapan dengan kurangnya
bahwa ada beberapa siswanya yang salah tentang informasi
yang sudah menstruasi karena penyebab menarche
siswa tersebut sudah punya pacar dini tersebut, sperti
dan suka berganti-ganti berpacaran dapat
mempercepat proses
menstruasi

3 1. Pembina UKS SDN Manyar 1. Belum ada poster Kurang


Sabrangan II Surabaya atau modul tentang pengetahuan siswa
mengatakan saat musim kemarau pertolongan pertama mengenai
kemarin banyak siswanya yang pada mimisan di pertolongan
mengalami mimisan dan hanya ruang UKS pertama mimisan
dilakukan pertolongan seadanya 2. Belum ada kasa berhubungan
yaitu dengan menekan kedua steril pada kotak dengan kurangnya
cuping hidung dengan saputangan P3K informasi
sambil menghadapkan kepala ke
atas
2. Pembina UKS SDN Manyar
Sabrangan II Surabaya
mengatakan kader UKS belum
pernah mendapatkan pelatihan
pertolongan pertama mimisan
3. Salah 1 guru kelas 4 mengatakan
bahwa bila siswanya mimisan ia
tidak tahu harus bagaimana
sehingga hanya memberikan tisu
pada siswa tersebut lalu
menyuruhnya pulang
4. Salah 1 kader UKS mengatakan
tidak tahu bagaimana cara
menolong temannya yang
mimisan

4 1. Pembina UKS SDN Manyar 1. Belum ada poster Kurang


Sabrangan II Surabaya atau modul tentang pengetahuan siswa
mengatakan saat upacara bendera pertolongan pertama mengenai
ada beberapa siswanya yang pada pingsan di pertolongan
pingsan lalu dibawa ke UKS dan ruang UKS pertama pingsan
diberikan aroma minyak kayu 2. Tidak ada kapas dan berhubungan
putih oleh guru kelasnya minyak kayu putih dengan kurangnya
2. Pembina UKS SDN Manyar pada kotak P3K informasi
Sabrangan II Surabaya
mengatakan kader UKS belum
pernah mendapatkan pelatihan
pertolongan pertama pada teman
yang pingsan
3. Salah 1 kader UKS mengatakan
tidak tahu cara menolong
temannya yang pingsan

3.2.2 Penapisan Masalah

Dari hasil análisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan

masalah untuk menentukan prioritas masalah. Adapun penapisan tersebut dapat

dilihat sebagai berikut:

Masalah Perhatian Poin Tingkat Kemungkinan


Masyarakat Pravelensi bahaya untuk dikelola
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
4 : sangat tinggi

Kurang pengetahuan 2 4 2 4
siswa SDN Manyar
Sabrangan II
mengenai program
UKS dan dokter
kecil berhubungan
dengan kurangnya
informas
Kurang pengetahuan 1 3 4 3
siswa mengenai
kesehatan reproduksi
remaja berhubungan
dengan kurangnya
informasi

Kurang pengetahuan 2 3 2 3
siswa mengenai
pertolongan pertama
mimisan
berhubungan dengan
kurangnya informasi

Kurang pengetahuan 3 2 1 3
siswa mengenai
pertolongan pertama
pingsan berhubungan
dengan kurangnya
informasi

3.2.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan skoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas

di SDN Manyar Sabrangan I dan II Surabaya adalah sebagai berikut:

No. Diagnosis Keperawatan Jumlah


1 Kurang pengetahuan siswa SDN Manyar Sabrangan II mengenai 12
program UKS dan dokter kecil berhubungan dengan kurangnya
informasi
2 Kurang pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi remaja 11
berhubungan dengan kurangnya informasi
3 Kurang pengetahuan siswa mengenai pertolongan pertama mimisan 10
berhubungan dengan kurangnya informasi
4 Kurang pengetahuan siswa mengenai pertolongan pertama pingsan 9
berhubungan dengan kurangnya informasi
BAB 4

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

POKJAKES UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

DI SDN MANYAR SABRANGAN II SURABAYA

KELURAHAN MANYAR SABRANGAN KECAMATAN MULYOREJO

Data yang didapat dari hasil pendataan yang dilakukan mulai 21 Oktober – 01 November 2013 di SDN Manyar Sabrangan II Surabaya

dan follow up dari hasil wawancara dianalisa sehingga diperoleh diagnosa kesehatan komunitas, kemudian dilakukan penapisan masalah

untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan. Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah :

No Diagnosa Rencana Tujuan Implementasi Indikator Kriteria Hasil Penanggung Waktu


Keperawatan Kegiatan Jawab
1 Kurang Sosialisasi Meningkatkan 1. Membuat perencanaan kegiatan 1. Peserta 1. Kegiatan Caturia Sasti Sabtu, 9
pengetahuan tentang UKS pengetahuan sosialisasi dapat berjalan lancar Sulistyana, November
siswa SDN dan dokter dan 2. Menentukan sarana dan prasarana yang mengerti 2. Jumlah S.Kep 2013
Manyar kecil pemahaman akan dibutuhkan tentang peserta yang
Sabrangan II siswa SDN 3. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas program hadir 70%
mengenai Manyar Mulyorejo serta pihak sekolah UKS dan dari total
program Sabrangan II 4. Menyampaikan izin untuk melakukan dokter peserta
UKS dan tentang kegiatan sosialisasi kepada pihak sekolah kecil 3. Peserta tidak
dokter kecil program UKS 5. Mengundang pihak sekolah, dosen 2. Peserta meninggalkan
berhubungan dan dokter pembimbing dapat tempat
dengan kecil. 6. Memberikan sosialisasi tentang UKS dan menjelaska sebelum acara
kurangnya dokter kecil n kembali selesai
informasi tentang 4. Peserta
program antusias
UKS dan terhadap
dokter kecil materi

2 Kurang Penyuluhan Meningkatkan 1. Membuat perencanaan penyuluhan 1. Peserta 1. Kegiatan Endri Sabtu, 9
pengetahuan tentang pengetahuan 2. Menentukan sarana dan prasarana yang dapat berjalan lancar Ekayamti, November
siswa kesehatan dan akan dibutuhkan mengerti 2. Jumlah S.Kep 2013
mengenai reproduksi pemahaman 3. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas tentang peserta yang
kesehatan remaja siswa SDN Mulyorejo serta pihak sekolah kesehatan hadir 70%
reproduksi Manyar 4. Menyampaikan izin untuk melakukan reproduksi dari total
remaja Sabrangan II kegiatan penyuluhan kepada pihak remaja peserta
berhubungan tentang sekolah 2. Peserta 3. Peserta tidak
dengan kesehatan 5. Mengundang pihak sekolah, dosen dapat meninggalkan
kurangnya reproduksi pembimbing menjelaska tempat
informasi remaja 6. Melakukan penyuluhan tentang n kembali sebelum acara
kesehatan reproduksi remaja tentang selesai
kesehatan 4. Peserta
reproduksi antusias
remaja terhadap
materi

3 Kurang 1. Penyuluhan Meningkatkan 1. Membuat perencanaan kegiatan 1. Peserta 1. Kegiatan Riza Jumat, 15
pengetahuan tentang pengetahuan penyuluhan mengerti berjalan lancar Kusumawati, November
siswa mimisan dan motivasi 2. Menentukan sarana dan prasarana yang tentang 2. Jumlah S. Kep 2013
mengenai 2. Demonstrasi siswa-siswi akan dibutuhkan konsep peserta yang
pertolongan dan simulasi untuk 3. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas teori hadir 70%
pertama cara melakukan Mulyorejo serta pihak sekolah mimisan dari total
mimisan pertolongan pertolongan 4. Menyampaikan ijin untuk melakukan 2. Peserta peserta
berhubungan pertama pertama pada penyuluhan kepada pihak sekh dapat 3. Peserta tidak
dengan pada teman teman yang 5. Mengundang pihak sekolah, dosen mensimulas meninggalkan
kurangnya mimisan mengalami pembimbing dan Puskesmas ikan cara tempat
informasi 3. Pemberian mimisan 6. Memberikan penjelasan tentang pertolongan sebelum acara
Modul mimisan pertama selesai
7. Melakukan demonstrasi dan simulasi pada teman 4. Peserta
cara pertolongan pertama pada teman yang antusias
mimisan mengalami
mimisan
4 Kurang 1. Penyuluhan Meningkatkan 1. Membuat perencanaan kegiatan 1. Peserta 1. Kegiatan Retno Sabtu, 23
pengetahuan tentang pengetahuan penyuluhan mengerti berjalan lancar Yuliati, S. November
siswa pingsan dan motivasi 2. Menentukan sarana dan prasarana yang tentang 2. Jumlah Kep 2013
mengenai 2. Demonstrasi siswa-siswi akan dibutuhkan konsep peserta yang
pertolongan dan simulasi untuk 3. Berkoordinasi dengan pihak Puskesmas teori hadir 70%
pertama cara melakukan Mulyorejo serta pihak sekolah pingsan dari total
pingsan pertolongan pertolongan 4. Menyampaikan ijin untuk melakukan 2. Peserta peserta
berhubungan pertama pertama pada penyuluhan kepada pihak sekh dapat 3. Peserta tidak
dengan pada teman teman yang 5. Mengundang pihak sekolah, dosen mensimulas meninggalkan
kurangnya yang pingsan pingsan pembimbing dan Puskesmas ikan cara tempat
informasi 3. Pemberian 6. Memberikan penjelasan tentang pingsan pertolongan sebelum acara
Modul 7. Melakukan demonstrasi dan simulasi pertama selesai
cara pertolongan pertama pada teman pada teman 4. Peserta
pingsan yang antusias
pingsan
BAB 5

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS POKJAKES UKS

DI SDN MANYAR SABRANGAN II SURABAYA

KELURAHAN MANYAR SABRANGAN KECAMATAN MULYOREJO

Dari perencanaan yang telah dibuat, maka kami melaksanakan implementasi sesuai dengan perencaan tersebut. Adapun hasil

implementasi yang telah kami laksanakan adalah sebagai berikut:

No. Diagnosa Kegiatan Waktu Peserta Pelaksanaan Hambatan Solusi


Keperawatan
1 Kurang Sosialisasi Sabtu, 9 Seluruh siswa Kegiatan sesi - Peserta sosialisasi melebihi daya - Sosialisasi dilakukan di 3
pengetahuan tentang program November kelas 3, 4, dan pertama dimulai tampung kelas. ruang terpisah
siswa SDN UKS dan dokter 2013 5 berjumlah pukul 08.00 WIB. - Peserta sosialisasi sangat gaduh - Melibatkan staf guru dan
Manyar kecil Jam 280 siswa. Materi yang dan suliit dikendalikan pembina UKS saat kegiatan
Sabrangan II 08.00 - 09.00 disampaikan ialah sosialisasi berlangsung
mengenai WIB - Baterai microphone hampir habis - Menghubungi pihak sarana
sosialisasi
program UKS dan sehingga suara yang masuk ke dan prasarana sekolah
dokter kecil program UKS dan soundsystem terputus-putus
berhubungan dokter kecil - Slide tidak terlalu kelihatan karena - Tidak ada solusi
dengan kurangnya ruangan terlalu terang
informasi
2 Kurang Penyuluhan Sabtu, 9 Kader UKS Kegiatan sesi - Peserta penyuluhan gaduh saat - Peserta yang gaduh dapat
pengetahuan tentang November SDN Manyar kedua dimulai melihat organ reproduksi manusia dinasehati untuk tenang
siswa mengenai kesehatan 2013 Sabrangan II pukul 09.30 WIB. kembali
kesehatan reproduksi Jam sebanyak 36 Materi yang
reproduksi remaja remaja 09.30 - 10.00 orang. disampaikan ialah
berhubungan WIB kesehatan
dengan kurangnya reproduksi remaja
informasi
3 Kurang 4. Penyuluhan Jumat, 15 Kader UKS Kegiatan sesi - Kader UKS meninggalkan jam - Kader UKS sudah
pengetahuan tentang November SDN Manyar pertama dimulai pelajaran saat pelatihan mendapatkan ijin dari guru
siswa mengenai mimisan 2013 Sabrangan II pukul 08.00 WIB. dilaksanakan pengajar untuk mengikuti
pertolongan 5. Demonstrasi Jam sebanyak 36 Materi yang kegiatan pelatihan dokter
pertama mimisan dan simulasi 08.00 - 08.45 orang. disampaikan ialah kecil
berhubungan cara WIB mimisan, lalu
dengan kurangnya pertolongan
dilakukan
informasi pertama pada
demonstrasi cara
teman
pertolongan
mimisan
pertama pada
6. Pemberian
teman yang
Modul
mimisan oleh
mahasiswa sebagai
role model,
kemudian
disimulasikan oleh
kader-kader UKS
4 Kurang 1. Penyuluhan Sabtu, 23 Kader UKS 1. Kegiatan sesi - Kader UKS meninggalkan kegiatan - Kader UKS sudah
pengetahuan tentang November SDN Manyar pertama ekstrakulikuler pramuka dan tari mendapatkan ijin dari guru
siswa mengenai pingsan 2013 Sabrangan II dimulai pukul saat pelatihan dilaksanakan pembina pramuka dan tari
pertolongan 2. Demonstrasi Jam sebanyak 35 08.00 WIB. untuk mengikuti kegiatan
pertama pingsan dan simulasi 08.00 - 09.45 orang. Materi yang pelatihan dokter kecil
berhubungan cara WIB - Pelaksanaan pelatihan bersamaan - 3 orang fasilitator mahasiswa
dengan kurangnya pertolongan
disampaikan dengan Pekan Imunisasi Nasional membantu puskesmas untuk
ialah pingsan,
informasi pertama pada lalu dilakukan (PIN) oleh puskesmas sehingga melakukan imunisasi
teman yang demonstrasi fasilitator mahasiswa berkurang
pingsan cara
3. Pemberian pertolongan
Modul pertama pada
teman yang
pingsan oleh
mahasiswa
sebagai role
model,
kemudian
disimulasikan
oleh kader-
kader UKS
2. Kegiatan sesi
kedua dimulai
pukul 08.45
yaitu
pelaksanaan
ujian praktek
Senin, 16 3. Pelantikan, - Pembagian job description
Desember penyematan - Pelaksanaan upacara pelantikan secara jelas sejak 1 hari
Upacara Seluruh warga terlalu pagi sehingga mahasiswa sebelum kegiatan
pelantikan dan 2013 SDN Manyar pin “dokter
yang mengikuti hanya sedikit
penyematan pin Jam Sabrangan II kecil”,
“dpkter kecil” 07.00 - 08.00 penyerahan
WIB sertifikat
kepada peserta
dokter kecil
yang mewakili
4. Penyerahan
plakat oleh
ketua
kelompok
besar kepada
kepala SDN
Manyar
Sabrangan II
BAB 6

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN

POKJAKES UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

DI SDN MANYAR SABRANGAN II SURABAYA

KELURAHAN MANYAR SABRANGAN KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA

Berdasarkan dengan hasil implementasi yang berhasil kami laksanakan dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas dan

keluarga ini, maka kami dapat mengevaluasi berdasarkan analisa SWOT, di antaranya adalah sebagai berikut:

6.1 SDN Manyar Sabrangan I


Diagnosa Strength Weakness Opportunity Threathened Tindak Lanjut
Keperawatan
Komunitas
Kurang 1. Secara stuktural 1. Belum terbentuk kader 1. Sudah tersedia ruang 1. Siswa-siswi dan guru- 1. Perlu dilakukan sosialisasi
pengetahuan siswa terdapat Pembina UKS UKS dari kelas 3 UKS dan guru tidak mengenal kepada semua siswa kelas
SDN Manyar 2. Dukungan dari kepala 2. Kader yang sudah perlengkapannya (berd UKS 3, 4, 5, dan 6 mengenai
Sabrangan II sekolah sangat tinggi mendapatkan sosialisasi pasien, lemati, kotak 2. Pemberian pertolongan dasar-dasarUKS
mengenai program untuk memajukan mengenai UKS hanya 20 p3K dan isinya, meja , pada siswa yang sakit 2. Dilakukan penambahan
UKS dan dokter program UKS di orang, sedangkan siswa dan kursi) dilakukan oleh guru kader untuk diberikan
kecil berhubungan sekolah. lainnya belum 2. Sudah terbentuk kader yang belum pernah pelatihan dokter kecil,
dengan kurangnya 3. Beberapa guru sudah 3. Kesadaran siswa UKS dari kelas 4 dan 5 mendapat sosialisasi yakni 12 orang pada tiap
informasi mendapat sosialisasi menjalankan piket jaga di berjumlah 20 orang maupun pelatihan UKS kelas
mengenai UKS dari UKS masih kurang 3. Kepala sekolah, pembina sehingga ruangan UKS 3. Perlu dilakukan
puskesmas Mulyorejo sehingga harus diperintah UKS, dan kader-kader tidak dapat difungsikan monitoring dan evaluasi
4. Sudah ada struktur dulu oleh pembina UKS UKS yang sudah terpilih secara optimal kemampuan dan kinerja
baku UKS dan jadwal 4. Semua guru belum sangat antusias dengan 3. Meningkatkan angka kader UKS serta dilakukan
piket mendapat pelatihan program UKS yang rujukan ke pelayanan penyegaran pelatihan
dasar-dasar pertolongan dilakukan oleh kesehatan yang lebih minimal 1 tahun sekali
pertama di program UKS mahasiswa tinggi oleh puskesmas Mulyorejo

Kurang 1. Kader UKS yang 1. Kader-kader UKS belum 1. Pihak sekolah sudah 1. Timbulnya anggapan 1. Perlu dilakukan
pengetahuan siswa terpilih dari kelas 3, 4, pernah diberi penyuluhan menyediakan tempat yang salah pada siswa penyuluhan tentang
mengenai dan 5 dimana usia mengenai kesehatan untuk kegiatan kelas 4 yang sudah esehatan reproduksi remaja
kesehatan mereka sudah reproduksi remaja penyuluhan mengalami menarche pada kader-kader UKS
reproduksi remaja memasuki masa sehingga kaget saat 2. Sudah tersedia ruang 2. Adanya seks bebas 2. Perlu dilakukan
berhubungan remaja awal sehingga melihat organ reproduksi UKS dan perlengkapan pada anak-anak usia monitoring dan evaluasi
dengan kurangnya sudah dianggap manusia yang dibutuhkan siswa- SD akibat kemajuan kemampuan dan kinerja
informasi mampu menerima siswa yang mulai teknologi, seperti kader UKS serta dilakukan
materi mengenai memasuki usia remaja, maraknya situs-situs penyegaran penyuluhan
kesehatan reproduksi misalnya pembalut atau video porno minimal 1 tahun sekali
remaja wanita oleh puskesmas Mulyorejo.
2. Kader UKS aktif
3. Kader UKS sangat
antusias diberikan
penyuluhan dan
pelatihan

Kurang 1. Kader UKS yang 1. Kader-kader UKS belum 1. Sudah tersedia ruang 1. Pemberian 1. Perlu dilakukan
pengetahuan siswa terpilih dari kelas 3, 4, pernah diberi penyuluhan UKS dan pertolongan pada penyuluhan tentang
mengenai dan 5 dimana usia dan pelatihan mengenai perlengkapannya yang siswa yang mimisan mimisan dan pelatihan cara
pertolongan mereka sudah dianggap pertolongan pertama pada akan digunakan untuk dilakukan oleh guru pertolongan pertama pada
pertama mimisan mandiri dan dapat mimisan pelatihan pertolongan yang belum mendapat teman yang mimisan
berhubungan membantu teman- pertama pada mimisan, sosialisasi dan 2. Perlu dilakukan
dengan kurangnya temannya yang mimisan seperti kasa pelatihan mimisan monitoring dan evaluasi
informasi 2. Kader UKS aktif sehingga terjadi kemampuan dan kinerja
3. Kader UKS sangat kesalahan dalam kader UKS dalam
antusias diberikan memberikan memberikan pertolongan
penyuluhan dan pertolongan pertama pada teman yang
pelatihan 2. Menimbulkan mimisan serta dilakukan
kepanikan siswa-siswa penyegaran pelatihan
lainnya minimal 1 tahun sekali
oleh puskesmas Mulyorejo

Kurang 1. Kader UKS yang 1. Kader-kader UKS belum 1. Sudah tersedia ruang 1. Pemberian 1. Perlu dilakukan
pengetahuan siswa terpilih dari kelas 3, 4, pernah diberi penyuluhan UKS dan pertolongan pada penyuluhan tentang
mengenai dan 5 dimana usia dan pelatihan mengenai perlengkapannya yang siswa yang pingsan pingsan dan pelatihan cara
pertolongan mereka sudah dianggap pertolongan pertama pada akan digunakan untuk dilakukan oleh guru pertolongan pertama pada
pertama pingsan mandiri dan dapat teman yang pingsan pelatihan pertolongan yang belum mendapat teman yang pingsan
berhubungan membantu teman- pertama pada teman sosialisasi dan 3. Perlu dilakukan
dengan kurangnya temannya yang pingsan yang pingsan, seperti pelatihan mimisan monitoring dan evaluasi
informasi 2. Kader UKS aktif waslap, kapas dan sehingga pertolongan kemampuan dan kinerja
3. Kader UKS sangat minyak kayu puti yang diberikan kurang kader UKS dalam
antusias diberikan maksimal memberikan pertolongan
penyuluhan dan 2. Menimbulkan pertama pada teman yang
pelatihan kepanikan siswa-siswa pingsan serta dilakukan
lainnya penyegaran pelatihan
minimal 1 tahun sekali
oleh puskesmas Mulyorejo
BAB 7

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Unit kesehatan sekolah (UKS) menurut Depertemen Kesehatan yang dikutip

oleh Effendy tahun 1998 adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di

sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran

utama. Sebagai petugas kesehatan komunitas terutama di lingkup sekolah, maka

sesuai dengan pengetian UKS menurut Depkes, dilakukan program peningkatan

status kesehatan anak sekolah melalui pendekatan proses keperawatan kesehatan

komunitas.

Validasi hasil implementasi diperoleh melalui Winshield Survey di

lingkungan di SDN Manyar Sabrangan II Surabaya dan in depth interview pada

tanggal 21 Oktober – 01 November 2013 sehingga dapat ditentukan beberapa

masalah yang tejadi yaitu kurangnya pengetahuan siswa SDN Manyar Sabrangan

II mengenai program UKS dan dokter kecil berhubungan dengan kurangnya

informasi, kurangnya pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi remaja

berhubungan dengan kurangnya informasi, kurangnya pengetahuan siswa

mengenai pertolongan pertama mimisan berhubungan dengan kurangnya

informasi, dan kurangnya pengetahuan siswa mengenai pertolongan pertama

pingsan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan kepala sekolah,

pembina UKS, dan guru setempat, diketahui bahwa siswa-siswi SDN Manyar

Sabrangan II Surabaya sudah mendapatkan penyuluhan tentang PHBS di sekolah

oleh mahasiswa fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya program


A, SDN Manyar Sabrangan II Surabaya sudah memiliki ruangan atau klinik

kesehatan sekolah, struktur baku dan jadwal piket UKS namun belum difungsikan

secara maksimal karena para kader-kader UKS belum mendapat pendidikan

tentang UKS maupun trias UKS. Berdasarkan masalah tersebut, intervensi yang

akan dilakukan adalah berupa sosialisasi pengenalan UKS dan dokter kecil semua

siswa SDN Manyar Sabrangan II mulai kelas 3, 4, 5, dan 6, sedangkan

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja, pelatihan pertolongan pertama

pada teman yang mimisan dan pingsan diberikan pada kader-kader UKS yang

bersal dari kelas 3, 4, dan 5 yang berjumlah 35 orang. Program tersbut ditujukan

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian kader-kader

UKS sebagai upaya meningkatkan pelaksanaan trias UKS. Untuk mendukung

keberlanjutan dari kegiatan yang telah diberikan kami juga memberikan buku

panduan yang berisi tentang mater dasar UKS dan dokter kecil, kesehatan

reproduksi remaja, serta materi pelatihan pertolongan pertama pada teman yang

mimisan dan pingsan.

Evaluasi yang telah dilakukan berupa pre test dan post test, serta ujian

praktek, dimana menunjukkan nilai post test kader UKS mengalami peningkatan

yang signifikan setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, mampu menjawab

pertanyaan evaluasi yang diajukan oleh mahasiswa, dapat mempraktekkan

tindakan yang telah dicontohkan sehingga ujian praktek ke 35 orang tersebut 100

% lulus dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya kesadaran

para kader UKS akan perannya selama di sekolah sehingga mereka sudah siap

untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter kecil. Selain itu, para guru juga

sangat mendukung keberadaan mereka di sekolah sehingga diharapkan setelah


mendapatkan pelatihan ini, kader-kader UKS dapat memberikan pelayanan

kesehatan, pendidikan kesehatan, dan pembinaan lingkunagan sehat kepada

sasaran UKS, yaitu semua warga sekolah. Dengan demikian tujuan dari adanya

UKS bisa tercapai yaitu dapat meningkatkan status kesehatan anak sekolah.
BAB 8

PENUTUP

8.1 KESIMPULAN

1. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data didapatkan 4 diagnosa

keperawatan antara lain kurangnya pengetahuan siswa SDN Manyar Sabrangan

II mengenai program UKS dan dokter kecil berhubungan dengan kurangnya

informasi, kurangnya pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi remaja

berhubungan dengan kurangnya informasi, kurangnya pengetahuan siswa

mengenai pertolongan pertama mimisan berhubungan dengan kurangnya

informasi, dan kurangnya pengetahuan siswa mengenai pertolongan pertama

pingsan berhubungan dengan kurangnya informasi.

2. Intervensi yang diberikan adalah berupa sosialisasi pengenalan UKS dan

dokter kecil, penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi remaja, penyuluhan

mengenai mimisan dan pelatihan cara pertolongan pertama pada teman yang

mimisan, penyuluhan mengenai pingsan dan pelatihan cara pertolongan pertama

pada teman yang pingsan.

3. Strategi yang dilakukan untuk mengaplikasikan intervensi adalah

berkordinasi dengan pihak puskesmas Mulyorejo, dosen pembimbing dari

fakultas, dan SDN Manyar Sabrangan II Surabaya.

4. Implementasi dilakukan pada tanggal 9, 15, dan 23 November 2013 di

SDn Manyar Sabrangan II. Pada sosialisasi pengenalan UKS dan dokter kecil

dihadiri 280 peserta, penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi remaja dihadiri

36 orang, penyuluhan mengenai mimisan dan pelatihan cara pertolongan

pertama pada teman yang mimisan dihadiri 36 orang, sedangkan penyuluhan


mengenai pingsan dan pelatihan cara pertolongan pertama pada teman yang

pingsan dihadiri 35 orang, serta pelantikan dan penyematan pin dokter kecil

dilakukan saat pelaksanaan upacara bendera sekolah setempat dimana dihadiri

seluruh siswa, staf guru pada tanggal 16 Desember 2013

5. Evaluasi dari kegiatan ini dilakukan pada tanggal 9 November 2013

berupa pre test dan tanggal 23 November 2013 berupa ujian praktek dan post

test, dimana didapatkan hasil peningkatan yang signifikan pada nilai post test

dan ujian praktek 35 kader UKS lulus 100 %.

8.2 SARAN

1. Seharumya dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui lebih banyak

masalah yang terjadi di SDN Manyar Sabrangan II sehingga dapat muncul

beberapa diagnosa baru.

2. Sebaiknya dilakukan perencanaan kolaborasi lintas sektor agar materi yang

diberikan benar-benar bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya karena

diberikan oleh orang yang ahli.

3. Strategi yang sudah dilakukan sudah baik, namun perlu juga dilakukan

pendekatan pada siswa-siswa SDN Manyar Sabrangan II tertutama kader-kader

UKSnya agar mereka bisa lebih kooperatif dengan mahasiswa.

4. Sebaiknya implementasi dilakukan secara bertutut-turut agar terjadi

berkesinambungan, oleh karena itu perlu berkoordinasi lebih lanjut dengan

pihak sekolah agar memberikan ijin untuk pelaksanaannya.

5. Sebaiknya menyediakan waktu tersendiri untuk pelaksanaan evaluasi, terutama

untuk kegiatan ujian prakteknya. Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan

evaluasi pada 35 kader yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2009. Usaha Kesehatan Sekolah dan Dokter Kecil.


http://bankdata.depkes.go.id. Tanggal 12 November 2013 jam 19.00 WIB

Anonim 2004. Keputusan Bersama Empat menteri tentang UKS-2004.


www.depkes.go.id/downloads/SKB_No1068_Th2003.PDF. Tanggal 12
November 2013 jam 19.00 WIB

Efendi, Ferry dan Makhfudli 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:


Salemba Medika

Efendi, Nasrul 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.


Jakarta: EGC

Johari 2008. Pengembangan dan Aplikasi Sistem Informasi Usaha Kesehatan


Sekolah (UKS) di Kabupaten Purwakarta. Kesmas Jurnal Kesehatan
Masyarakat nasional Vol 2, No 5

Mubarak, Wahit Iqbal dkk 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 teori
dan Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: Sagung Seto

Notoarmodjo, Soekidjo 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip - Prinsip


Dasar. Jakarta: Rhineka Cipta

Notoarmodjo, Soekidjo 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rhineka Cipta

Suliha, Herawani, Sumiati, dan Resnayati 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam


Keperawatan. Jakarta: EGC

Sumijatun dan Suliswati 2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta:


EGC
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Puuskesmas merupakan penyelenggara upaya kesehatan yang

cukup kompleks, dinamis dan kompetitif. Pengaruh itu tidak hanya berasal dari

lingkungan internal, namun juga dituntut untuk dapat menjalankan misinya

kepada masyarakat. Untuk mendukung hal tersebut puskesmas membutuhkan

acuan dalam pengelolaan berbagai program dan pelayanan kepada masyarakat.

Puskesmas sebagai salah satu kesatuan organisasi fungsional merupakan

pusat pembangunan kesehatan berupaya meningkatkan pelayanan yang terpadu

kepada masyarakat dalam menghadapi kondisi kesehatan yang kompleks di

masyarakat. Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisi

perkotaan melalui pendekatan aspek upaya kesehatan masyarakat maupun upaya

kesehatan perorangan. Selain itu peran serta masyarakat dilibatkan untuk

mendukung jejaring kerjasama pembangunan kesehatan dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus

melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Manajemen puskesmas

tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta pertanggung

jawaban. Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah

kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut, baik upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan penunjang maupun upaya kesehatan pengembangan.

Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu

melaksanakan secara efisien, efektif dan dapat dipertanggung jawabkan.

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya merupakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan

menjadi dua yaitu:

1.1.1 Upaya kesehatan wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya

kesehatan wajib tersebut adalah:

1. Upaya promosi kesehatan

2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan

1.1.2. Upaya kesehatan pengembangan/inovatif

Upaya kesehatan pengembangan/inovatif adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan

kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan

puskesmas, terdiri dari:


1. Upaya kesehatan sekolah

2. Upaya kesehatan olah raga

3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

4. Upaya kesehatan kerja

5. Upaya kesehatan gigi dan mulut

6. Upaya kesehatan jiwa

7. Upaya kesehatan mata

8. Upaya kesehatan usia lanjut

9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Agar mahasiwa memperoleh pengalaman dalam pelayanan kesehatan di

puskesmas baik dari segi teori maupun opersionalnya.

1.2.2 Tujuan khusus

Agar mahasiswa memperoleh kemampuan, keterampilan dan pelayanan

tentang berbagai bentuk program pendidikan di puskesmas sehingga mahasiswa

mampu mengaplikasikan teori yang diberikan dalam kuliah dengan praktek

lapangan melalui tahap-tahap:

1. Mengenal peran dan fungsi petugas puskesmas

2. Mengenal struktur organisasi dan mekanisme kerja lapangan di puskesmas

3. Mengidentifikasi masalah puskesmas

4. Mengenal tujuan masing-masing unit/pokok program

5. Membantu/melaksanakan kegiatan program puskesmas


1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi puskesmas

1. Tersusunnya rencana usulan kegiatan puskesmas Mulyorejo untuk tahun 2013.

2. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas Mulyorejo untuk

kegiatan tahun 2013.

3. Tersusunnya tim pelaksana kegiatan puskesmas.

1.3.2 Bagi dinas kesehatan kota

1. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi.

2. Sebagai bahan masukan bagi perencanaan di tingkat dinas kesehatan kota.

1.3.3 Bagi mahasiswa

1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan

keluarga dan komunitas dalam mengatasi masalah kesehatan di puskesmas.

2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang program-program yang ada di

puskesmas.
BAB 2

ANALISIS SITUASI

2.1 Identitas Puskesmas

2.1.1 Data umum

Nama puskesmas : Puskesmas Mulyorejo

No kode Puskesmas : 35. 78. 12. 01

Alamat : Jl. Mulyorejo utara 201 Surabaya

Nomer telepon : (031) 3816885

Kecamatan : Mulyorejo

Wilayah : Surabaya utara

Kota : Surabaya

Provinsi : Jawa Timur

Tahun berdiri : 1987

Tipe puskesmas : Non perawatan

2.1.2 Visi puskesmas

Pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal sehingga tercapai kecamatan

sehat.

2.1.3 Misi puskesmas

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, kesehatan keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.


2.2 Wilayah Kerja Puskesmas

2.2.1 Data Geografis

1. Batas wilayah kerja

Sebelah utara : Kecamatan Bulak

Sebelah selatan : Kecamatan Sukolilo

Sebelah barat : Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng

Sebelah timur : Selat Madura

2. Posisi geografis

Wilayah kerja puskesmas Mulyorejo secara geografis berada di wilayah

Surabaya bagian timur

3. Luas Wilayah kerja

Puskesmas Mulyorejo memiliki wilayah kerja enam kelurahan dengan luas

wilayah 1.295,18 Ha

Kelurahan Mulyorejo : 324 Ha

Kelurahan Manyar Sabrangan : 152,43 Ha

Kelurahan Kejawan Putih Tambak : 222,84 Ha

Kelurahan Dukuh Sutorejo : 214,716 Ha

Kelurahan Kalijudan : 131,330 Ha

Kelurahan Kalisari : 213,330 Ha

4. Kondisi wilayah kerja

Puskesmas Mulyorejo berada di dataran rendah wilayah Surabaya timur


2.3 Data Kependudukan

Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di wilayah kerja

puskesmas Mulyorejo tiga tahun terakhir 2010 sampai dengan 2013 sebagai

berikut:

2010
No Umur
L P
1. < 1 tahun 1, 352 1, 297
2. 1-5 tahun 2, 899 2, 789
3. 5-12 tahun 5, 483 5, 220
4. 12-18 tahun 6, 814 6, 652
5. 18-25 tahun 5, 426 5, 295
6. 25-40 tahun 8, 885 7, 689
7. 40-65 tahun 20, 789 16, 400
8. ≥ 65 tahun 2, 041 2, 354
Total 47, 345 48, 196
Sumber: Data Primer (2013)

2.4 Data Pendidikan, Sosial dan Ekonomi

Adapun data social ekonomi penduduk di kecamatan Mulyorejo adalah

sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

Belum sekolah : 12.359 orang

Tidak tamat sekolah : -

Tamat SD/sederajat : 16.221 orang

Tamat SLTP/sedarajat : 9.300 orang

Tamat SLTA/sedarajat : 23.792 orang

Tamat akademi/sederajat : 3.730 orang

Tamat perguruan tinggi : 13.701 orang

Buta huruf : -
2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

Petani : 112 orang

Pemilik tanah : 9 orang

Penggarap tanah : 75 orang

Nelayan : 115 orang

Pengusaha sedang/besar : 40 orang

Pengrajin/industry : 34 orang

Buruh bangunan : 1.115 orang

Buruh industry : 400 orang

Pedagang : 356 orang

Pengangkutan : 221 orang

PNS : 22.041 orang

ABRI : 165 orang

Peternak : 10 orang

2.5 Data Khusus

2.5.1 Upaya pelayanan kesehatan puskesmas

1. Upaya pelayanan kesehatan tingkat dasar

Upaya pelayanan kesehatan tingkat dasar yang dilaksanakan di puskesmas

Mulyorejo meliputi:

1) Upaya promosi kesehatan

2) Upaya kesehatan lingkungan

3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

4) Upaya perbaikan gizi masyarakat

5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


6) Upaya pengobatan

7) Upaya kesehatan pengembangan

8) Upaya kesehatan pengembangan merupakan upaya kesehatan pokok

puskesmas yang telah ada, adapun upaya kesehatan pengembangan tersebut

terdiri dari:

9) Upaya kesehatan sekolah

10) Upaya kesehatan olah raga

11) Upaya perawatan kesehatan masyarakat

12) Upaya kesehatan kerja

13) Upaya kesehatan gigi dan mulut

14) Upaya kesehatan jiwa

15) Upaya kesehatan mata

16) Upaya kesehatan usia lanjut

17) Upaya pembinaan pengobatan tradisional

2.5.2 Derajat kesehatan

1. Jumlah kematian ibu : 1 orang

2. Jumlah kematian perinatal : 0 orang

3. Jumlah kematian Neonatal : 1 orang

4. Jumlah lahir mati : 0 orang

5. Jumlah lahir hidup : 596 orang

6. Jumlah kematian bayi : 0 orang

7. Jumlah kematian BALITA : 0 orang


2.5.3 Sarana kesehatan

Rumah sakit pemerintah : 1 buah

Puskesmas : 1 buah

Rumah sakit Swasta : 0 buah

Poliklinik 24 jam : 4 buah

Puskesmas Pembantu : 1 buah

Puskesmas keliling : 1 buah

Polindes : 0 buah

Dokter praktek spesialis Swasta : 20 buah

Praktek Dokter Swasta : 30 buah

Praktek drg swasta : 21 buah

Praktek Bidan Swasta : 11 buah

Praktek Perawat : 0 buah

Apotik : 14 buah

Optik : 3 buah

Salon/klinik kecantikan : 5 buah

2.5.4 Data peran serta masyarakat

Jumlah Dukun Bayi : 0 orang

Jumlah kader Posyandu : 0 orang

Jumlah Kader Poskesdes : 12 orang

Jumlah kader Tiwisada : 165 orang

Jumlah Guru UKS : 33 orang

Jumlah Santri Husada : 0 orang

Jumlah Kader Lansia : 95 orang


Jumlah kelompok Usia lanjut : 19 kelompok

Jumlah kelompok batra : 1 kelompok

Jumlah Posyandu : 58 Pos

Jumlah Polindes : 0 Pos

Jumlah Poskesdes : 6 Pos

Jumlah Poskestren : 0 buah

Jumlah Pos UKK : 0 buah

Jumlah Saka Bhakti Husada : 0 buah

Jumlah Organisasi Masyarakat/LSM peduli kesehatan : 2 Kelompok

Jumlah Panti Asuhan : 2 buah

Jumlah Panti Wreda : 1 buah

Jumlah Posyandu Lansia : 19 buah

Jumlah UKBM lainnya : 0 buah

Jumlah Kader Kes.jiwa : 0 buah

2.5.5 Sarana dan prasarana puskesmas

Sarana dan prasarana yang di miliki puskesmas Mulyorejo antara lain satu

unit puskesmas induk yaitu Puskesmas Mulyorejo dan satu unit puskesmas

pembantu yaitu puskesmas pembantu Wisma Permai, satu unit puskesmas keliling

yang berlokasi di balai RW II kelurahan Manyar Sabrangan.

Pelayanan dalam gedung di puskesmas Mulyorejo meliputi balai pengobatan

umum, BKIA, poli gigi, Laboratorium, pojok gizi, spesialis anak, spesialis

kandungan, poli KB dan apotik.


2.5.6 Sumber daya manusia/ketenagaan

Distribusi sumber daya manusia yang ada di puskesmas kecamatan

Mulyorejo pada tahun 2013 sebagai berikut:

No Nama Jabatan Pendidikan


1. dr. Riana Restuti Kepala puskesmas FK UGM
2. dr. Waloejo Soetoto Dokter FK UNAIR
3. dr. Hendria Erlina Dokter FK UWKS
4. dr. Ranti Ananingsih Dokter FK UNAIR
5. dr. Devi Triarsi A Dokter FK Hang Tuah Surabaya
6. drg. Hariyanto Dokter gigi FKG UNAIR
7. drg. Fabia Yustiaputri Dokter gigi FKG UNAIR
8. Siti Jumaiyah Perawat S1 Keperawatan UNMUH
9. Indah Yana Perawat SPK Soetomo
10. Demseria Ninta Perawat D III Depkes RI Medan
11 Laily Dian P Perawat D III UMS
12. Bayu Dian Perawat D III SHT
13. Fatimah Perawat gigi DIII Kep gigi (Poltekes)
14. Kunarso S Nutritionist D III AKZI Surabaya
15. Asquriah Apoteker S1 Farmasi UMS
16. Rita Sativa Asisten Apoteker SMF
17. Sri Hartini Bidan DIII Griya Husada Surabaya
18. Ismi Apriliani Bidan DIII Soetomo
19. Farida Aprilia Bidan DIII Kebidanan
20. Dini Fitrianingsih Bidan DIII Kebidanan
21. Ayu Putri D Bidan DIII Kebidanan Griya Husada
22. Khoirun Nisa Kesehatan Masyarakat S1 FKM UNAIR
23. Rieza Dwi Anggia Pranata Laboraturium DIII Analis UNAIR
24. Farida Ka Sub Bag TU SMA
25. Erawati Pelaksana Sanitasi S1 ITATS
26. Shobah Fajriyati Staff DIII APIKES
27. Jakfar Aristiyanto Staff SMA
28. Jumali Supir SMP
29. Agung Petugas kebersihan SMKK
30. Mujiono Linmas SMA
Sumber: Data Primer (2013)
BAB 3

METODOLOGI KERJA

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

3.1.1 Lokasi pelaksanaan kegiatan puskesmas

Puskesmas Mulyorejo Jl. Mulyorejo Utara 210 Blk, Surabaya.

3.1.2 Waktu pelaksanaan kegiatan praktik puskesmas

Praktik keperawatan komunitas gelombang I di Wilayah Puskesmas

Mulyorejo dilaksanakan mulai tanggal 17 Oktober 2013 sampai dengan 6

Desember 2013.

3.1.3 Jenis kegiatan

Jenis kegiatan yang dilakukan selama praktik di puskesmas Mulyorejo adalah

kegiatan dalam gedung dan kegiatan luar gedung.

1. Kegiatan dalam gedung, meliputi:

1) Melakukan pelayanan di balai pengobatan

2) Melakukan pelayanan di KIA

3) Melakukan pelayanan di puskesmas pembantu

4) Melakukan penyuluhan dalam gedung

5) Melakukan pelayanan pada poli anak

2. Kegiatan luar gedung, meliputi:

1) Membantu pelaksanaan posyandu BALITA di wilayah kerja puskesmas

Mulyorejo

2) Membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas keliling

3) Membantu pelaksanaan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas


4) Membantu pelaksanaan imunisasi anak sekolah

5) Melakukan pembagian abate pada masyarakat

6) Melakukan pelatihan kader lansia

3.2 Mekanisme pelaksanaan kegiatan

Praktik dilaksanakan di dalam dan diluar gedung puskesmas Mulyorejo

Surabaya, yaitu dengan membantu melakukan program-program puskesmas yang

dilakukan oleh petugas puskesmas dan membantu pelaksanaan kegiatan dengan

pengelola atau pemegang program kegiatan yang ada di luar puskesmas. Adapun

kegiatan di puskesmas Mulyorejo dilaksanakan melalui:

1. Pengumpulan data primer dan sekunder dari wilayah kerja puskesmas

Mulyorejo, yang meliputi:

1) Pengamatan langsung

2) Wawancara dengan petugas puskesmas

3) Observasi situasi dan kondisi kerja puskesmas Mulyorejo

4) Mengumpulkan data-data mengenenai puskesmas Mulyorejo

2. Menganalisis data-data yg di peroleh dari laporan tahunan puskesmas

Mulyorejo.
BAB 4

PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS

4.1 Hasil Kegiatan Puskesmas Tahun 2012

4.1.1 Program pokok/wajib puskesmas

Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
1 Promosi kesehatan
A Pengembangan desa siaga
Desa/kelurahan siaga yang terbentuk Desa/Kel 3 3 100 %
Desa/kelurahan siaga bina Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga tumbuh Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga kembang Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga paripurna Desa/Kel 0 0 0
Desa/kelurahan siaga aktif Desa/Kel 3 3 100 %
B Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
Pengkajian PHBS pada tatanan rumah tangga
Rumah tangga dikaji KK 12310 1391 11 %
Rumah tangga sehat (10 indikator) KK 12310 908 7,38 %
Institusi pendidikan (sekolah) Sekolah 11 11 100 %
Institusi sarana kesehatan Sarkes 3 3 100 %
Institusi TTU (tempat-tempat umum) Lokasi 5 5 100 %
Institusi tempat kerja Institusi 10 8 80 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
Pondok pesantren Ponpes 1 1 100 %
C Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM)
Jumlah posyandu Posyandu 33 28 85 %
Posyandu pratama Posyandu 0 0 0
Posyandu madya Posyandu 0 0 0
Posyandu purnama Posyandu 0 0 0
Posyandu mandiri Posyandu 0 0 0
Posyandu purnama mandiri (PURI) Posyandu 33 28 85 %
D Penyuluhan NAPZA Kali 7 5 71 %
2 Kesehatan Lingkungan
A Penyehatan air
Pengawasan sarana air bersih (SAB) % 70 25 36 %
Sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan % 70 25 36 %
Jumlah KK yang memiliki akses terhadap SAB % 80 25 31 %
B Penyehatan makanan dan minuman
Pembinaan tempat pengelolaan makanan (TPM) % 80 70 88 %
TPM yang memenuhi syarat kesehatan % 70 60 86 %
C Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
Pembinaan sanitasi peru mahan dan sanitasi dasar % 80 70 88 %
Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan % 70 60 86 %
D Pembinaan tempat-tempat umum (TTU)
Pembinaan sarana TTU % 78 20 26 %
TTU yang memenuhi syarat kesehatan % 70 20 29 %
E Klinik sanitasi
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
Klinik sanitasi % 11 0 0%
Jumlah klien yg sudah mendapat intervensi Kasus 11 11 100 %
F Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
Jumlah KK yang memiliki akses terhadap jamban % 70 60 86 %
Jumlah jamban sehat % 70 60 86 %
Jumlah desa/kelurahan yang sudah ODF (open defecation % 70 0 0
free)
Pelaksanaan kegiatan STBM di puskesmas % 50 0 0
3 Upaya perbaikan gizi
A Pelayanan gizi masyarakat
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 kali per Anak 3053 2709 89 %
tahun
Pemberian tablet besi (90 tablet) pada bumil Ibu hamil 771 407 53 %
BUMIL KEK Ibu hamil 771 35 5%
B Penanganan gangguan gizi
Balita gizi buruk mendapat perawatan Anak 3053 23 1%
MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan Anak 92 92 100 %
Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk Anak 23 23 100 %
Balita bawah garis merah (BGM) Anak 3053 396 13 %
Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam Rumah 12310 12310 100%
beryodium tangga
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
C Pemantauan status gizi
Desa bebas rawan gizi Desa 3 3 100 %
Balita naik berat badannya (N/D) Anak 6995 5246 75 %
Persentase Balita yang ditimbang berat badannya Anak 6995 3113 45 %
4 Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
A Kesehatan ibu
Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standart Bumil 771 656 85 %
Drop out K1-K4 Bumil 771 105 14 %
Pelayanan persalinan oleh nakes yang berkompeten Bulin 709 461 65 %
Pelayanan nifas lengkap sesuai standart Bufas 709 460 65 %
Pelayanan maternal risti/komplikasi yg ditangani Bumil risti 154 44 29 %
B Kesehatan bayi
Pelayanan neonatal risti/ komplikasi yg ditangani Bayi 104 20 19 %
Pelayanan neonatal sesuai standart (KN lengkap) Bayi 702 400 57 %
Pelayanan bayi paripurna Bayi 702 511 73 %
C Upaya Balita dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak Balita Balita 3053 2324 76 %
Pelayanan kesehatan anak pra sekolah Anak 1707 1291 76 %
D Upaya kesehatan anak sekolah dan remaja
Jumlah murid yang dilakukan penjaringan kesehatan
Murid kelas 1 SD/MI Murid 622 622 100 %
Murid kelas 7 SMP/MTS Murid 932 932 100 %
Murid kelas 10 SMA/MA Murid 890 854 96 %
Frekwensi pembinaan kesehatan di sekolah
SD/MI Kali 7 7 100 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
SMP/MTS Kali 7 7 100 %
SMA/MA Kali 7 7 100 %
Jumlah kader yang dilatih tentang kesehatan
Murid SD/MI Murid 4424 210 4,75 %
Murid SMP/MTS Murid 2874 140 5%
Murid SMA/MA Murid 2553 60 2%
Cakupan pelayanan kesehatan remaja Remaja 2246 2246 100 %

No. Jenis Kegiatan Satuan Sasaran/target Pencarpaian Cakupan


E Pelayanan keluarga berencana
Cakupan KB aktif (contraceptif prevalance rate/CPR) PUS 7949 5310 67 %
Cakupan peserta KB baru PUS 7949 809 10 %
Cakupan KB drop out Peserta 5569 1887 34 %
Cakupan peserta KB mengalami komplikasi Peserta 5569 0 0%
Cakupan peserta KB mengalami kegagalan kontrasepsi Peserta 5569 0 0%
Cakupan peserta KB mengalami efek samping Peserta 5569 89 2%
5 Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
A Diare
Penemuan penderita Diare yg diobati di puskesmas dan kader Kasus 714 714 100 %
Cakupan pelayanan Diare % 714 714 100 %
Angka penggunaan oralit % 4004 4004 100 %
Angka penggunaan RL % 0 0 0%
Proporsi penderita Diare Balita yg di beri tablet Zinc Kasus 1630 1630 100 %
Case fatality rate KLB Diare % 0 0 0%
B Ispa
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
a. Cakupan penemuan penderita Pnemonia Balita Kasus 0 0 0%
C Kusta
a. Penemuan penderita kusta baru (case detection rate) Orang 0 0 0%
b. Proporsi kasus kusta anak Orang 0 0 0%
c. Proporsi kasus kusta tingkat II Orang 0 0 0%
d. Prevalensi kusta Orang 0 0 0%
e. RFT rate penderita PB Orang 0 0 0%
f. RFT rate penderita MB Orang 0 0 0%
D TB Paru
Penemuan suspect penderita TB Orang 977 78 8%
b. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek TB % 5 13 260 %
c. Angka keberhasilan pengobatan pasien baru BTA positif % 90 9 10 %
d. Angka kesalahan laboratiorium % 0 0 0%
E Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
a. Jumlah kegiatan penyuluhan HIV/AIDS di puskesmas Kali 3 3 100 %
b. Kelompok sasaran yang dijangkau Kelompok 0 0 0%
F Demam berdarah dengue (DBD)
a. Insidens kasus DBD Kasus 11 11 100 %
b. Prosentase penderita DBD ditangani Orang 11 11 100 %
c. Case fatality rate kasus (CDR) penyakit DBD % 0 0 0%
d. Angka bebas jentik (ABJ) % 100 95 95 %
e. Jumlah wilayah KLB DBD Desa 0 0 0%
G Malaria
a. Penderita klinis malaria yang dilakukan pemeriksaan sedian Orang 0 0 0%
darah
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
b. Penderita positif malaria yang diobati sesuai standart Orang 0 0 0%
c. Penderita positif malaria yang di follow up Orang 0 0 0%
H Pencegahan dan penanggulanagan Rabies
a. Cuci luka terhadap kasus gigitan hewan perantara rabies Orang 13 13 100 %
b. Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi Orang 0 0 0%
I Pelayanan Imunisasi
Imunisasi HB 0-7 hari pada bayi Bayi 702 194 28 %
Imunisasi BCG pada bayi Bayi 702 352 50 %
c. Imunisasi DPT/HB1 pada bayi Bayi 702 330 47 %
d. Imunisasi DPT/HB3 pada bayi Bayi 702 370 53 %
e. Imunisasi Campak pada bayi Bayi 702 326 46 %
f. Drop out DPT/HB1- campak Bayi 702 4 1%
g. Drop out DPT/HB1- DPT/HB3 Bayi 702 40 6%
h.Uci desa Desa 3 0 0%
i. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD Anak 704 637 90 %
j. Imunisasi Campak pada anak kelas 1 SD Anak 704 637 90 %
k. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3 Anak 1404 1292 92 %
l. Imunisasi TT pada WUS (15-45 tahun) WUS 10703 184 2%
m.Pemantauan suhu lemari es vaksin Hari 295 295 100 %
n. Ketersediaan vaksin Buku 7 7 100 %
J Pengamatan penyakit (surveylens epidemiologi)
a. Laporan surveylan terpadu tepat waktu Bulan 12 12 100 %
b. Kelengkapan laporan surveilan Bulan 12 12 100 %
c.Laporan C1 campak tepat waktu Bulan 12 12 100 %
d. Kelengkapan laporan C1 Bulan 12 12 100 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
e. Laporan mingguan W2 tepat waktu Minggu 52 52 100 %
f. Kelengkapan laporan W2 Minggu 52 52 100 %
g. Grafik penyakit potensial wabah Minggu 52 52 100 %
Laporan KIPI zero reporting Bulan 0 0 0%
i. Desa/kelurahan yang mengalami KLB Desa 0 0 0%
6 Pengobatan
A Pengobatan
a. Visite rate % 10 61 610 %
b. Contact rate Kali 15 12 80 %
B Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan HB pada Bumil Spesimen 86 86 100 %
b. Pemeriksaan Trombosit pada tersangka DBD Spesimen 239 239 100 %
c. Pemeriksaan test kehamilan Spesimen 38 38 100 %
d. Pemeriksaan sputum penderita tersangka TB Spesimen 0 0 0%
e. Pemeriksaan Protein urine pada BUMIL Spesimen 25 25 100 %
Sumber: Data Primer (2013)
4.2.1 Program Pengembangan Puskesmas

Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
I Upaya kesehatan usia lanjut
1 Jumlah posyandu lansia yang dibina Kelompok 12 12 100 %
2 Jumlah pra lansia dan lansia baru yang dilayani kesehatannya Orang 701 701 100 %
II Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan
1 Pelayanan rujukan mata Orang 20 20 100 %
III Upaya kesehatan telinga
1 Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas Orang 551 551 100 %
IV Kesehatan jiwa
1 Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan ke RS Orang 36 36 100 %
2 Deteksi dini dan penanganan kasus jiwa Orang 4 4 100 %
V Penceghan dan penanggulangan penyakit gigi
1 Pembinaan kesehatan gigi di posyandu Posyandu 6 6 100 %
2 Pembinaan kesehatan gigi pada TK TK 23 23 100 %
3 Pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD / MI SD/MI 8 8 100 %
4 Perawatan kesehatan gigi pada SD/Mi SD/MI 8 8 100 %
5 Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi paripurna Orang 2593 462 18 %
No. Jenis Kegiatan Satuan Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
6 Rasio Gigi tetap yang ditambal terhadap gigi yg dicabut Gigi 446 303 68 %
7 Bumil yg mendapat perawatn kesehatan gigi Bumil 175 175 100 %
VI Bina kesehatan kerja
1 Jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan Orang 563 563 100 %
VII Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
1 Institusi pendidikan Sekolah 11 11 100 %
Tahun 2012
No Jenis kegiatan Satuan
Sasaran/target Pencarpaian Cakupan
2 Institusi sarana kesehatan Institusi 3 3 100 %
3 Institusi TTU (tempat-tempat umum) TTU 5 5 100 %
4 Institusi tempat kerja Lokasi 2 2 100 %
5 Pondok pesantren Ponpes 1 1 100 %
VIII Pengembangan UKBM
1 Poskedes madya, purnama,dan mandiri Poskesdes 6 6 100 %
2 Pembinaan poskestren Poskestren 1 1 100 %
IX Program Gizi
1 Kunjungan pojok gizi % 60 24 40 %

Sumber: Data Primer (2013)


4.1.3 Penilaian mutu pelayanan kinerja puskesmas mulyorejo tahun 2012

Skala 1 Skala 2 Skala 3


No. Jenis Kegiatan Nilai Akhir
Nilai 10 Nilai 7 Nilai 4
1. Drop out pelayanan ANC (K1-K4) < 10% 11-20% >20% 7
2. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan > 80% 70-79% < 70% 10
3. Penanganan Komplikasi Obstetri / risiko tinggi >5% 4-4,9% <4% 10
4. Error rate pemeriksaan BTA < 5% 6-10% > 10% 10
5. Error rate pemeriksaan darah malaria < 5% 6-10% > 10% 10
6. Kepatuhan terhadap standar ANC 81-100% 51-80% < 50 % 10
7. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru 81-100% 51-80% < 50 % 7
8. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas 81-100% 51-80% < 50 % 10
9. Kematian kasus diare setelah dirawat >48 jam (Nilai Negatif) Negatif 1-5 Orang >5 Orang 10
10. Balita bawah garis merah <4% >4 - 5% >5% 10
11. Drop Out DPT 1 – Campak + 10% >10 - 15% >15% 10

Nilai Akhir 104


Sumber: Data Primer (2013)
4.2 Program pokok Puskesmas

4.2.1 Upaya promosi kesehatan

1. Pengembangan desa siaga

2. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS

3. Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)

4. Penyuluhan NAPZA

4.2.2 Upaya kesehatan lingkungan

1. Penyehatan air dan pengawasan air bersih

2. Pembinaan makanan dan minuman

3. Pembinaan perumahan dan sanitasi dasar

4. Pembinaan tempat-tempat umum

5. Pembinaan klinik sanitasi

6. Pembinaan jamban sehat

4.2.3 Upaya perbaikan gizi masyarakat

1. Pelayanan gizi pada masyarakat

2. Penanganan gangguan gizi

3. Pemantauan status gizi

4. Pemberian kapsul vitamin A pada Balita 2 kali per tahun

5. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada Bumil

6. Perbaikan gizi Bumil KEK

7. Penanganan kasus gizi buruk

8. Pelayanan pojok gizi


4.2.4 Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

2. Upaya kesehatan anak dan remaja

3. Posyandu Balita

4. Imunisasi

5. Keluarga berencana: pelayanan akseptor KB

4.2.5 Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

1. Penemuan penderita Diare di puskesmas dan posyandu

2. Cakupan pelayanan Diare

3. Cakupan penemuan penderita Pnemonia Balita

4. Penemuan penderita kusta baru

5. Penemuan suspect TB Paru

6. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV-AIDS

7. Penanganan kasus DBD

8. Pencegahan dan penanggulangan Rabies

9. Pelayanan imunisasi pada anak sekolah, Balita, dan WUS

4.2.6 Upaya pengobatan

1. Kunjungan rawat jalan

2. Pemeriksaan laboratorium sederhana

3. Penaganan kasus gawat darurat

4.3 Program Inovatif

4.3.1 Upaya kesehatan sekolah

1. Upaya kesehatan anak usia sekolah

2. Pembinaan dokter kecil


3. Pemberian pendidikan kesehatan sekolah

4.3.2 Upaya kesehatan kerja

Pembinaan kesehatan pekerja formal

4.3.3 Upaya kesehatan telinga

Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas

4.3.4 Upaya kesehatan gigi dan mulut

Pembinaan kesehatan gigi di posyandu

4.3.5 Upaya kesehatan jiwa

1. Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan ke RS

2. Deteksi dini dan penanganan kasus jiwa

4.3.6 Upaya kesehatan mata

Pelayanan rujukan mata

4.3.7 Upaya kesehatan usia lanjut

1. Pembinaan posyandu lansia

2. Pembinaan/pelayanan kesehatan pra lansia

4.4 Analisa Masalah

Permasalahan ini diangkat dari perhitungan hasil kinerja Puskesmas

Mulyorejo tahun 2008 dan penentuan prioritas masalah secara keseluruhan

dilakukan dengan metode USG (Urgensi, Seriousness, Growth)


1. Prioritas masalah untuk setiap upaya program pokok Puskesmas Mulyorejo

2012

No. Upaya Prioritas Masalah


1. Upaya Promosi Masih rendahnya pencapaian rumah tangga di
Kesehatan wilayah Puskesmas Mulyorejo yang
melaksanakan PHBS
Masih rendahnya angka bayi yang mendapat
ASI Eksklusif
2. Kesehatan SAB yang diambil sampelnya masih sangat
Lingkungan kurang dan tidak ditindaklanjuti dengan
diklorinasi
Rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat
kesehatan masih sangat kurang
Sumber: Data Primer (2013)

2. Daftar Masalah untuk Upaya Program Pokok pada Program Kesehatan Ibu &

Anak dan Pemberantasan Penyakit Menular di Puskesmas Mulyorejo Tahun

2013

No. Upaya Prioritas Masalah


1. Upaya peningkatan Kinerja Posyandu masih kurang, hal ini
kinerja Posyandu ditunjukkan dari hasil SKDN yang masih rendah
dengan mengadakan Masih banyak ditemukan balita gizi buruk
kemitraan dengan Cakupan pemberian Vit.A pada balita umur 1-4
pihak ke 3 tahun masih kurang (56,01%)
Masih kurangnya balita yang datang ke
Posyandu
Cakupan Imunisasi kurang
Kurangnya leaflet Kesehatan di Posyandu
Sarana di Posyandu masih kurang
Sumber: Data Primer (2013)
PROGRAM : PROMOSI KESEHATAN

1. Masalah: Rumah tangga yang melaksanakan PHBS masih sangat kurang.

Hal ini bisa ditunjukkan dari hasil P2KPUSK Tahun 2012, yaitu: 11%

Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah di Puskesmas

Mulyorejo Tahun 2012

Penyebab Masalah Alternatif


No Penyebab Penyebab Penyebab Pemecahan
Aspek
Primer Skunder Tersier Masalah
1. Sumber Daya Tenaga sanitarian Dana untuk Permintaan tenaga
Manusia ganya 1 orang pembinaan sanitasi ditambah
Tenaga penyuluh PHBS Menugaskan lebih
lapangan masih masih banyak lagi tenaga
kurang kurang puskesmas untuk
Masyarakat penyuluhan PHBS
kurang peduli
dengan PHBS

2. Metode Pengetahuan dan Sosial Meningkatkan


pembinaan PHBS ekonomi frekuensi penyuluhan
secara langsung masyarakat PHBS
ke masyarakat banyak Mengalokasikan dan
masih kurang yang masih mengusulkan
kurang penambahan dana
untuk pembinaan
PHBS

3. Bahan Habis Alokasi ATK Mengusulkan


Pakai untuk keperluan penambahan alokasi
penyuluhan ATK untuk
kurang keperluan
penyuluhan

4. Alat Leaflet dan poster Mengajukan


PHBS masih permintaan
kurang penambahan leaflet
dan poster

5. Keuangan Dana untuk Mengusulkan dana


pembinaan PHBS untuk pembinaan
tidak PHBS
dialokasikan/
tidak ada

6. Masyarakat Kesadaran Meningkatkan


masyarakat akan penyuluhan dan
PHBS masih pembinaan PHBS
kurang

7. Lingkungan Banyak penduduk Meningkatkan


musiman penyuluhan dan
Banyak tempat pembinaan
tinggal kos-kosan Meningkatkan
yang tidak kerjasama lintas
memenuhi syarat sektor dan formal
kesehatan
Sumber: Data Primer (2013)

2. Masalah: Masih tingginya angka drop out pelayanan ANC (K1-K4), yaitu:

14%

Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah di Puskesmas

Mulyorejo Tahun 2012

Penyebab Masalah
Alternataif
No Penyebab Penyebab
Aspek Penyebab Primer Pemecahan Masalah
Skunder Tersier
1. Sumber Daya Tahun 2010 Tidak ada Pengadaan bidan
Manusia masih kekurangan dana desa/ PTT
bidan

2. Metode Sosialisasi ANC Dana ATK Meningkatkan


masih kurang kurang sosialisasi tentang
Penyeliaan ANC pada WUS
fasilitatif kurang Mengusulkan dana
aktif penyeliaan fasilitatif

3. Bahan Habis Alokasi ATK Dana untuk Mengusulkan


Pakai untuk keperluan pengadaan tambahan dana untuk
penyuluhan dan leaflet tidak penyuluhan dan
pembinaan ada pembinaan
kurang

4. Alat Leaflet tentang Pengusulan


ANC masih pengadaan leaflet
kurang

5. Keuangan Dana untuk Pengusulan


sosialisasi tentang penambahan dana
ANC kurang
6. Masyarakat Banyak ibu-ibu Advokasi untuk
muda yang harus memberikan
bekerja alternatif lain kepada
ibu-ibu melakukan
ANC di praktek
swasta/ sore
Sumber: Data Primer (2013)

PROGRAM : KESEHATAN LINGKUNGAN

Masalah: Pengambilan sampel SAB masih sangat kurang dan tidak ditindak

lanjuti dengan diklorinasi

SAB yang diambil sampelnya : 36%

Sampel SAB yang diklorinasi : 0%

Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah Di Puskesmas Mulyorejo

Tahun 2012

Penyebab Masalah Alternatif


No Penyebab Penyebab Penyebab Pemecahan
Aspek
Primer Skunder Tersier Masalah
1. Sumber Daya Tenaga sanitasi Usul penambahan
Manusia hanya 1 orang tenaga sanitasi
Dibantu tenaga lain
untuk kegiatan
lapangan

2. Metode Jumlah Usul penambahan


pengambilan jumlah sampel SAB
sampel SAB
sudah ditentukan
DKK dan masih
sangat kurang

3. Bahan Habis Tidak ada tindak Usul pengadaan


Pakai lanjut diklorinasi klorinasi

4. Alat Leaflet tentang air Usul penambahan


bersih dan pengadaan leaflet
kesehatan tentang air bersih dan
lingkungan sangat kesehatan lingkungan
kurang
5. Keuangan Dana untuk Usul pengadaan/
pemeriksaan penambahan dana
sampel SAB tidak untuk pemeriksaan
ada/kurang sampel SAB

6. Masyarakat Masih banyak Meningkatkan


masyarakat penyuluhan tentang
dengan sosial kesehatan lingkungan
ekonomi kurang
Masih banyak
masyarakat yang
kurang peduli
dengan kesehatan
lingkungan

7. Lingkungan Banyak Meningkatkan


pemukiman penyuluhan
masyarakat yang
sangat padat
Banyak pendudk
musiman
Sumber: Data Primer (2013)

Masalah: Masih sangat kurangnya rumah sehat yang diperiksa

Rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat kesehatan masih kurang yaitu:

7,38%

Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah di Puskesmas Mulyorejo

Tahun 2012

Penyebab Masalah Alternatif


No Penyebab Penyebab Penyebab Pemecahan
Aspek
Primer Skunder Tersier Masalah
1. Sumber Daya Tenaga sanitasi Usul penambahan
Manusia hanya 1 orang tenaga sanitasi
Dibantu tenaga lain
untuk kegiatan
lapangan

2. Metode Dilakukan Akan dilakukan


pemeriksaan kegiatan pemeriksaan
rumah sehat saat rumah secara
kegiatan PE terjadwal
3. Bahan Habis Abate yang Usul penambahan
Pakai dibagikan ke pengadaan abate
masyarakat belum Menjalin kemitraan
cukup untuk dengan pihak ke-3
seluruh KK yang
ada

4. Alat Leaflet tentang Usul pengadaan


rumah sehat dan leaflet tentang rumah
kesehatan sehat dan kesehatan
lingkungan sangat lingkungan
kurang

5. Keuangan Dana untuk Usul pengadaan dana


kegiatan untuk pembinaan
pembinaan rumah rumah sehat
sehat tidak ada

6. Masyarakat Masih banyak Meningkatkan


masyarakat yang penyuluhan tentang
sosial rumah sehat dan
ekonominya kesehatan lingkungan
kurang

7. Lingkungan Banyak Meningkatkan


pemukiman penyuluhan tentang
masyarakat yang rumah sehat dan
sangat padat kesehatan lingkungan
Banyak penduduk
musiman yang
kurang peduli
kesehatan
lingkungan
tempat tinggal
Sumber: Data Primer (2013)

4.5 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah

meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak.

Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan peka,

terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti: kejadian kesakitan (morbiditas) dan


ganggaun gizi (malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disability)

atau kematian (mortilitas).

Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di dalam dan luar

gedung, dengan cakupan program KIA yang terpadu dengan beberapa kegiatan

lainnya seperti pelayanan ANC (Ante Natal Care), pelayanan KB, imunisasi dan

upaya kesehatan sekolah (UKS). Adapun kegiatan tersebut dilakukan di

Puskesmas Mulyorejo kota Surabaya dalam waktu yang berbeda tiap 1 minggu,

yaitu:

1. Pelayanan ibu hamil (Ante Natal Care) yang terdiri dari:

Pemeriksaan kehamilan rutin (timbang berat badan, pengukuran lingkar lengan

atas) yang dilakukan di ruang ibu dan anak, dibuka setiap hari selasa pukul

08.00-13.00

1) Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

2) Health education mengenai gizi, pencegahan komplikasi ibu hamil

2. Pelayanan KB gratis untuk pengguna JAMKESMAS, JAMKESDA, dan bagi

warga yang memiliki SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu)

3. Pelayanan Imunisasi gratis

4.6 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

4.6.1 Pencegahan

1. Demam Berdarah

1) Sosialisasi 3 M+ (Menguras, Mengubur, Menutup dan Menghindari gigitan

nyamuk)

2) Melakukan kerja sama dengan kader-kader kesehatan lingkungan masing-

masing kelurahan untuk melakukan survey jentik dan abatisasi


3) Memberikan informasi jika ada masyarakat yang mengalami demam

berdarah untuk segera melaporkan ke puskesmas sesegera mungkin

2. Malaria

Tidak dilakukan karena Mulyorejo bukan daerah endemik malaria.

3. TBC

1) Deteksi dini TBC pada masyarakat dengan gejala-gejala yang menunjukkan

TBC melalui pemeriksaan dahak S-P-S, pemeriksaan rontgen bila perlu

2) Pemberian obat anti tuberkulosis sesuai dengan kriteria yang berlaku

3) Pemantauan kesehatan penderita TBC secara berkala termasuk kunjungan

rumah

4. Kusta

1) Melakukan rujukan untuk diagnosa pasti

2) Menerima kembali penderita yang dirujuk untuk memperoleh pengobatan

melalui puskesmas

3) Memberikan obat anti kusta pada penderita sesuai dengan kriteria yang

berlaku

4) Pemantauan penderita kusta di wilayah kerja puskesmas termasuk

kunjungan rumah

5) Memberikan dukungan positif kepada penderita dan keluarga

5. Penyakit Menular Seksual

1) Sosialisasi penggunaan kondom

2) Pemberian pendidikan kesehatan mengenai PMS

3) Penerapan Universal Precaution di semua sarana layanan puskesmas


4.6.2 Penatalaksanaan

1. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit

2. Melaporkan kasus penyakit menular

3. Menyelidiki dilapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk

untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan

4. Pemberian imunisasi

5. Pemberantasan vektor

6. Pendidikan kesehatan masyarakat

4.6.3 Program Pemberantasan Penyakit Menular

1. TBC

2. Kusta

3. Kolera

4. Penyakit Kelamin

5. Imunisasi

6. DHF

7. Varicela
BAB 5

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS MULYOREJO

Tata Usaha
Dokter Umum Farida Asnanik
Ka. Puskesmas
dr. Rasti Nuke Arofah
dr. Riana Restuti
dr. Waloeio Soeoto Agus

Unit P2M Unit Kesga Unit Pemulihan Unit Kesehatan Unit Perawatan Unit Penunjang
Kesehatan dan Lingkungan Nurul
Rujukan Penyuluhan & Peran
Diare
KIA Drg. Hariyanto Serta Masyarakat
Laily Drg. Hariyanto
Ismarini Drg. Toetik Lab
Sriati Drg. Toetik Risa
DBD Hartini
Ernawati Erni Kesehatan Jiwa
Wiwik Tri H PKM Obat
TB Paru KB Hartini Asquriyah
Siti Herny

Kusta Gizi Sanitasi


Indah Kunarsono Erawati

ISPA UKS
Indah Indah

Imunisasi Usila
Siti Waji
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Program B

angkatan 2011, merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-

konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses

keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.

Dalam praktik klinik keperawatan komunitas terdapat 3 kegiatan yang

dilakukan, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas, praktik klinik keperawatan

keluarga dan praktik klinik di Puskesmas Mulyorejo dan Puskesmas Pembantu.

Puskesmas Mulyorejo memiliki beberapa program yang sesuai dengan kondisi di

kelurahan Mulyorejo. Program-program tersebut mencakup KIA/KB,

pemberantasan penyakit menular, Usaha Kegiatan Sekolah dan pembinaan kader.

Pemberantasan penyakit menular meliputi 2 penyakit terbanyak, yaitu ISPA,

Demam Berdarah, selain itu juga terdapat pelayanan imunisasi. Kegiatan KIA/KB

mencakup kegiatan untuk kesejahteraan balita, WUS dan PUS.

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak

adalah:

1. Untuk Warga

1) Warga diharapkan mendukung kegiatan yang diadakan oleh puskesmas

sehingga tercapai derajat kesehatan yang lebih baik


2) Warga diharapkan lebih SIGAP dalam mengatasi masalah kesehatan yang

ada di masyarakat

2. Untuk Puskesmas

1) Lebih meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan menitik beratkan

pada usaha promotif dan preventif (dalam hal ini adalah upaya penyuluhan

kesehatan tentang penyakit yang menular yang tidak menular) dengan tidak

meninggalkan program kuratif dan rehabilitatif.

2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam rangka

meningkatkan pelayanan Puskesmas

3) Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya

kerjasama dan bimbingan secara intensif dari puskesmas untuk Kelompok

Kerja Kesehatan yang ada di masyarakat.

4) Diharapkan program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara

optimal sehingga pembinaan kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai

tujuan.

5) Meningkatkan usaha dan memperluas jangkauan penemuan deteksi dini

pada kasus-kasus menular


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 1997. Modul Pelatihan Tenaga Fungsional Surveilans Puskesmas.


Jakarta: Depkes RI www.inna-k.org/2008/12/depkes-kukuhkan-dua-
profesor-riset.html

Departemen Kesehatan RI Dirjen P2M dan PLP. 1996. Buku Pedoman


Pemberantasan Penyakit Kusta. Jakarta:---

Djaiman S. Dkk. 1998. Profil Penderita Kusta di Kecamatan Sarang Kabupaten


Rembang. Buletin Penelitian Kesehatan: No 26

Harahap, M. 1997. Diagnosis and Treatment of Skin Infection. Australia:


Blackwell Science

Adhi, N. Dkk. 1997. Kusta, Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta: FK UI

Anda mungkin juga menyukai