TEKNOLOGI
Disusun oleh :
Nama :Zaenal Muttaqin
Kelas :IF B 2018
NPM :5520118043
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS SURYA KANCANA CIANJUR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ” Peranan Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Peran Bahasa Indonesia Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi........ 3
B. Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Pengembangan IPTEK................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 10
REFRENSI...................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sampai saat ini, sudah 78 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali disebut secara resmi
pada Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang tidak dapat dikatakan sebentar,
tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai peristiwa berkaitan
dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres bahasa Indonesia, berbagai ejaan yang muncul sejak
Ejaan van Ophuysen sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
seminar-seminar, penelitian-penelitian, dan secara legal formal adalah ditetapkannya bahasa
Indonesia secara resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dalam bab XV pasal 36
Undang-undang Dasar 1945.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa
resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada
tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern.
Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti telah
disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-
mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini,
saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional
(SNBI). Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI
muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah
bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa
pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses
globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga,
setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua (industri).
Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat
kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau modal, selanjutnya
(dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan
tekhnologi).
Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi
dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan itu, antisipasi yang
dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan merasa
diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa dan
masyarakat adalah dua hal yang saling berpengaruh. Apabila suatu masyarakat berkembang
dengan baik, maka bahasa akan berkembang dengan baik, Dengan demikian dapat dikatakan,
bahwa suatu bahasa akan berkembang dengan baik apabila masyarakat pemakainya
memberikan perhatian positif. Sebaliknya, apabila masyarakat mengacuhkan atau melupakan
bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau setidaknya bahasa itu sulit berkembang.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana untuk
menyampaikan imformasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat menguasai
ilmu tersebut.
Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masih tertinggal jika
dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti negara-negara di Eropa dan Amerika.
Karena bahasa Inggris berkembang secara seimbang dengan ilmu pengetahuannya, maka
penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang dipakai dalam memperkenalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi pun banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding
terbalik dengan bahasa Indonesia yang perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan
budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai
alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, salah tafsir atau
makna ganda sedapat mungkin dihindari karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat
denotatif daripada konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa basa-basi. Di
samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang saling berhubungan
dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu :
Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang padat, tetapi tidak
dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya
tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang
atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-
lebihan haruslah ditinggalkan.
Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak
berbelit-belit.
Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian
karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis tetap tampak.
Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu karya tulis.
Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis
serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna
kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya.
Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin tanpa menggunakan
implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis, sehingga
memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.
Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.
Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca.
Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ini kita temukan pula
dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak hanya
menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama
orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian
lambang dan satuan.
Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu karangan ilmiah, ditambah dengan
adanya metode penelitian yang cocok dengan materi yang diteliti, maka karangan itu akan
tampak canggih bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis tidak perlu takut apabila bahasa yang
dipergunakan tidak indah, tidak muluk-muluk, dan tidak selalu menggunakan istilah baru yang
merupakan padanan kata dari bahasa asing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai bahasa
Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa Indonesia
merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang
baik. Setiap warga negara Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-usaha ini, antara lain dengan
meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era globalisasi ini, yang sangat ketat
dengan persaingan di segala sektor kehidupan. Maju bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa,
kacaulah pulalah bangsa. Keadaan ini harus disadari benar oleh setiap warga negara Indonesia
sehingga rasa tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia akan
tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai bahasa Indonesia. Rasa cinta terhadap
bahasa Indonesia pun akan bertambah besar dan bertambah mendalam. Sudah barang tentu,
ini semuanya merupakan harapan bersama, harapan setiap orang yang mengaku berbangsa
Indonesia.
Untuk dapat menembus entitas paparan di atas kita perlu menyiapkan diri menjadi guru yang
memiliki kompetensi dan profesional. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa seorang pendidik harus memiliki
kompetensi sebagai agen pembelajaran, yaitu (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi sosial,
(c) kompetensi kepribadian, dan (d) kompetensi profesional.
B. Saran.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
REFERENSI.
Esten, Mursai. 2010. “Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa Dalam Proses
Globalisasi”. http://www.susandi.wordpress.com diakses 13 Januari 2010.
Muslich, Masnur. 2006. “Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi”.
http://www.researchengines.com diakses 12 Januari
2010 http://saifurublog.blogspot.com/2011/10/peranana-dan-fungsi-bahasa-
indonesia.html http://rahmat-aufklarung.blogspot.com/2011/04/eksistensi-bahasa-indonesia-
di-era.html http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-tantangan-dan-
peluang-pada-era-globalisasi/ http://santri-ppsd.blogspot.com/2011/06/makalah-bahasa-dan-
sastra-indonesia.html