Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Inti dari Sila ke- 4 Pancasila

“Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”

Disusun oleh :

1. Markus Sesi Milla


2. Leonaldi Holan Lanamana
3. Marwinto Subnafeu
4. Kevin Albert Frans Edon

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK INSTALASI LISTRIK

JURUSAN ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Inti dari Sila ke- 4
Pancasila yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan” dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat tersusun, baik secara materil maupun moril.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik sangat penulis harapkan dalam penyempurnaannya.

Kupang, Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Sila ke-4 ......................................................................................................... 3


2.2 Makna sila ke-4 dari Pancasila ........................................................................................ 4
2.3 Nilai dan butir-butir sila ke-4 Pancasila........................................................................... 6
2.4 Implementasi dari sila ke-4 Pancasila .............................................................................. 8
2.5 Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap sila ke-4 ....................................... 8

BAB III : SIKAP POSOTIF DAN NEGATIF


YANG BERKAITAN DENGAN SILA KE-4 .................................................... 10
3.1 Sikap-sikap positif hak dan kewajiban sesuai sila ke-4 ................................................. 10
3.2 Pelanggaran hak dan kewajiban yang terdapat pada sila ke-4 ....................................... 10

BAB IV PENUTUPAN ....................................................................................................... 12

4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Aguatus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD
1945. Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai kepentingan
penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi ideologi
Negara Pancasila. Dengan kata lain dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi
diletakkan sebgai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia melainkan
direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar Negara Republik Indonesia, yang hal ini
direalisasikan melalui ketetapan sidang istimewa MPR tahun 1998 No.XVIII/MPR/1998 disertai
dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi
Orsospol di Indonesia.
Dari kenyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa lemahnya nilai-nilai Pancasila
dalamNegara Indonesia, terutama sila ke-4 yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, yang seharusnya Negara ini dapat
memiliki kekuatan hukum pada pemimpin Negara yang dapat berlaku bijaksana dengan
memusyawarahkan setiap permasalahan dalam Negara dan dapat mewakili seluruh rakyat
Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasannya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga
tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.

1
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
Namun butir /nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang dan tersamarkan
artinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sebagai Negara Indonesia, kita menganut sistem Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat
dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu
Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa makna yang terkandung dari sila ke-4 dalam Pancasila?
b. Nilai-nilai dan butir-butir apa yang terkandung dalam sila ke-4 Pancasila?
c. Apa implementasi dari sila ke-4 Pancasila bagi Indonesia?
d. Apa penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
a. Memahami makna yang terkandung dari sila ke-4 dalam Pancasila
b. Memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-4 dalam Pancasila
c. Dapat mengetahui dan menjalankan implementasi dari makna yang terkandung dalam
sila ke-4 Pancasila.
d. Mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4 dalam Pancasila di
Negara Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sila ke-4

“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan


Perwakilan”

Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari
perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan
masyarakat.
Karena mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, maka pada dasarnya tidak
boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum diambil keputusan yang
menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah. Keputusan dilakukan
secara mufakat. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini, diliputi oleh semangat kekeluargaan,
yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.
Setiap manusia Indonesia harus menghayati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan
musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan
melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab. Disini kepentingan
bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan. Pembicaraan dalam
musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan-
keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan kepada wakil- wakil
yang dipercayanya.
Nilai kerakyatan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Nilai ini
menganut paham demokrasi. Akan tetapi, saat ini Indonesia sudah menggunakan paham liberalis,
yaitu dimana setiap individu mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Dan cara
pemilihan ini biasanya dengan cara votting.

3
2.2 Makna sila ke-4 dari Pancasila

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan kedudukannya
pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak diterapkan lagi dalam
demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 Pancasila berbunyi ”kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksnaan dalam perwusyawaratan perwakilan.
Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara
berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia.
Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak
pula, yaitu tidak dapat dirubah atau ditiadakan.
Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-empat mengandung pula sila-sila
lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha
Esa, Yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila ke-empat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama
4. Bermusyawarah sampai mencapai consensus ataukatamufakat diliputidengan semangat
kekeluargaan.
Sila ke-empat yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sebuah kalimat yang secara bahasa membahasakan bahwa
Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara demokrasi. Dengan analisis ini diharapkan
akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis yang diimplementasikan secara
langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, secara lahiriyah sila ini menjadi
banyak acuan dari setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakan pemerintah.
Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu sendiri. Maksudnya
adalah bagaimana konsep demokrasi yang bercerita bahwasannya, setiap apapun langkah yang
diambil pemerintah harus ada kaitannya atau unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat
menjadi unsur utama dalam demokrasi. Itulah yang seharusnya terangkat ke permukaan sehingga
menjadi realita yang membangun bangsa.

4
Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 yang dibahas sebagai berikut :
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang dimaksud
adalah melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung dalam
pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu diadakan
tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan keputusan
secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya keputusan itu
diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan demikian berarti bahwa penentu
demokrasi yang berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil
kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-baiknya
didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu harus merupakan suatu
nilai yang ditempatkan lebih dahulu.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa
konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan
di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar
dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila pengambilan keputusan
secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru diadakan pemungutan suara.
Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi
kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan
sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat atau masyarakat.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan ditentukan oleh
kebulatan kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa. Musyawarah yang ada di desa-
desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan kehendak bersama. Bentuk musyawarah itu
bermacam-macam, misalnya pepatah Minangkabau yang mengatakan : “Bulat air karena
pembunuh, bulat kata karena mufakat”. Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah
demokrasi. Demokrasi yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat
adalah pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang
bersifat fisis/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhati nurani, arif,

5
bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin
yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan
juga dewasa (bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang
dewasaprofesional dilakukan melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan.
Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang
dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui sistem musyawarah

2.3 Nilai dan butir-butir sila ke-4 Pancasila

Pada hakekatnya sila ke 4 ini didasari oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan
Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.Demokrasi pancasila menyerukan pembuatan keputusan
melalui musyawarah mencapai mufakat. Ini adalah demokrasi yang menghidupkan prinsip-
prinsip Pancasila.
Hal ini mengimplikasikan bahwa hak demokrasi harus selalu diiringi dengan sebuah
kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Besar menurut keyakinan beragama
masing-masing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan ke atas harkat dan martabat manusia,
serta memperhatikan penguatan dan pelestarian kesatuan nasional menuju keadilan sosial.
Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat
adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu
yang bertujuan muwujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara.
Rakyat adalah merupakan subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan
untuk rakyat, oleh karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara sehingga dalam sila
kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup
negara. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah :
1. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia
menganut demokrasi.
2. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan
dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai
dengan hati nurani.

6
3. Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal,
berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.
4. Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian
dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan rakyat.
5. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat
bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.
6. Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
7. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
8. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan adalah
merupakan suatu bawaan kodrat manusia.
9. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku
maupun agama.
10. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.
11. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang adil dan beradab.
12. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan social agar tercapainya
tujuan bersama.

Butir-butir sila ke-4 dalam Pancasila :


1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

7
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
2.4 Implementasi dari sila ke-4 Pancasila

Pelaksanaan sila ke-4 dalam masyarakat pada hakekatnya didasari oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta
menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hak demokrasi harus selalu diiringi
dengan sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa menurut
keyakinan beragama masing-masing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, serta
menjunjung tinggi persatuan. Adapun pelaksanaan/ implementasi dari penerapan sila ke-4 dari
pancasila adalah :
1. Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
3. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan
musyawarah.
4. Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
5. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
6. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam musyawarah.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan keadilan, serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.
8. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
permusyawaratan.
2.5 Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap sila ke-4

Pada saat ini,Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah semakin tergeser dari fungsi
dan kedudukannya dalam era demokrasi ini. Paham ini sebelumnya sudah dianut oleh Amerika

8
yang notabene adalah sebuah Negara adidaya dan bukan lagi termasuk negara berkembang, pun
di Amerika sendiri yang sudah berabad- abad menganut demokrasi masih dalam proses
demokratisasi. Artinya sistem demokrasi Amerika serikat sedang dalam proses dan masih
memakan waktu yang cukup lama untuk menjadi Negara yang benar- benar demokratis. Namun
jika dibandingkan Indonesia, demokratisasi di Amerika sudah lebih menghasilkan banyak
kemajuan bagi negaranya.
Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari bangsa Indonesia terhadap landasan/dasar
Negara dan hukum yang ada di Indonesia ini. Seharusnya jika bangsa Indonesia mampu
melaksanakan apa yang telah diwariskan para pahlawan kita terdahulu.
Adapun penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan terhadap sila ke-4 adalah:
1. Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan kewajibannya didalam
hukum.
2. Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara Indonesia dalam
sistem kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat enggan lagi percaya kepada
pemerintah.
3. Banyak para wakil rakyat yang merugikan Negara dan rakyat, yang seharusnya mereka
adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan Negara Indonesia.
4. Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk
mencapai mufakat,sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
5. Banyak masyarakat yang kurang bisa menghormati adanya peraturan-peraturan yang
dibuat oleh pemerintah.
6. Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib.
7. Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi dari
kuantitas.
8. Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama
atau masyarakat.
9. Menciptakan perilaku KKN.
10. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung
kelangsungan kekuasaan presiden.

9
BAB III

SIKAP POSITIF DAN NEGATIF YANG BERKAITAN DENGAN SILA KE-4

Dalam praktek pelaksanaannya pengertian kerakyatan bukan hanya sekedar berkaitan


dengan pengertian rakyat secara kongkrit saja, namun mengandung suatu asas kerokhanian,
mengandung cita-cita kefilsafatan. Juga terkandung bagaimana hak dan kewajiban rakyat. Oleh
karena itu, sebagai Warga Negara indonesia (WNI) kita harus bersikap positif tentang hak dan
kewajiban kita sesuai nilai pancasila sila ke-4 yaitu :
3.1 Sikap-sikap positif hak dan kewajiban sesuai sila ke-4

Dalam berbangsa dan bernegara sebagai Warga negara Indonesia (WNI) kita harus selalu
bersikap positif agar tercipta persatuan, kedamaian, dan kesejahteraan rakyat. Sikap- sikap positif
tersebut adalah :
1. Mencintai Tanah Air (nasionalisme).
2. Menciptakan persatuan dan kesatuan.
3. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.
4. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
7. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
8. Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.
3.2 Pelanggaran hak dan kewajiban yang terdapat pada sila ke-4

Setelah bersikap positif yang sesuai nilai Pancasila, masih saja terdapat pelanggaran-
pelanggaran. Sesungguhnya pelaksaanan Pancasia sila ke-4 belum dilaksanakan secara
maksilmal di Indonesia ini. Masih banyak pelanggran-pelanggaran yang terjadi yang
berhubungan dengan sila ke-4, seperti :
1. Demonstrasi atau unjuk rasa yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib,
sesugguhnya demonstrasi adalah hal yang sah dan juga hak kita sebagai warga negara
untuk dapat menyampaikan aspirasi kita. Namun bila itu dilakukan sesuai dengan

10
prosedur yang telah ditentukan dan tertulis dalam UU no. 9 tahun 1998, dimana sebelum
melakukan tindak demonstrasi kita harus melapor terlebih dahulu kepada pihak yang
berwajib dan memberikan laporan secara detail tentang demonstrasi yang akan
dilakukan, sehingga tidak terjadi kerusuhan.
2. Banyaknya orang yang tidak menerima dan menghargai pendapat orang lain, seperti yang
terjadi pada saat sidang paripurna.
3. Terdapat kecurangan dalam penarikan suara PEMILU, seperti lembar pemilu yang telah
dicontreng, kotak pemilu yang tidak disegel, adanya penyuapan serta pemerasan pada
penentuan suara.
4. Adanya sengketa Lahan, baik lahan sawit atau lahan lainnya yang sekarang ini sudah
menjadi hal yang lumrah dilihat dan didengar, hal itu terjadi akibat dari keputusan
sepihak yang diambil oleh para penjual lahan yang tidak bertanggung jawab, karena
mengambil dan mengakui secara paksa lahan milik orang lain.
Dan masih banyak lagi pelanggaran yang dilakukan baik oleh pemerintahan ataupun oleh
warga negara Indonesia, yang disebabkan kurangnya rasa solidaritas dan persatuan hingga sikap
gotong royong, sehingga sebagian kecil masyarakat terutama yang berada di perkotaan justru
lebih mengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan
negaranya sendiri

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari keseluruhan penjelasan mengenai sila ke-4 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dalam sila ke-4 yang berbunyi ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan dan Perwakilan “ memiliki arti Manusia Indonesia sebagai warga
negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu memperhatikan dan
mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan masyarakat karena mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama, maka pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang
dipaksakan kepada pihak lain.
Sila ke-4 ini juga memiliki nilai kerakyatan yang mengandung makna suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan. Oleh sebab itu, setiap masyarakat Indonesia harus menghayati dan
menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang
bersangkutan harus menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa
tanggung jawab. Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi
atau golongan. Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://syahri93.blogspot.com/2013/07/makna-sila-ke-4-pancasila.html

http://ukhtiyayuk.blogspot.com/2012/09/penjelasan-sila-ke-4.html

http://enjoycofee16.blogspot.com/2012/11/makalah-sila-ke-4-butir-ke-4.html

http://herirookhie.wordpress.com/2012/10/03/makalah-kewarganegaraan-sila-ke-4/

http://hardidbullier.blogspot.com/2011/11/makalah-pendidikan-pancasila-tinjauan.html

http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/viewFile/6977/5275

13

Anda mungkin juga menyukai