PEMBAKARAN
Pertemuan 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Listrik yang dihasilkan oleh PLTU adalah merupakan hasil yang diperoleh
dari proses merebus air (pada suhu tinggi) menjadiuap, yang selanjutnya
memutar generator. Energi yang dipakai untuk merebus air berasal dari
bahan bakar (minyak, batu bara, atau gas).
3
• Harapan Bahan Bakar :
1. mudah ditangani
2. tidak korosi terhadap logam
3. proses pembakaran baik
4. stabil pada saat penyimpanan
5. mempunyai nilai kalor yang tinggi
4
Sekilas Mengenai Kimia
Unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang
lebih sederhana dengan cara kimia biasa
SIMBOL
O = Oksigen Na = Natrium
C = Karbon Ca = Kalsium
N = Nitrogen Ba = Barium
5
UNSUR-UNSUR PENTING DALAM
BAHAN BAKAR
Nama Simbol Berat Atom
Karbon C 12
Hidrogen H 1
Oksigen O 16
Nitrogen N 14
Belerang (Sulfur) S 32
Fosfor P 31
Kutor Cl 35,5
Barium Ba 137
Kalsium Ca 40
Natrium Na 23
Vanadium V 51
Besi (Ferum) Fe 55,5
Nikel Ni 59
Seng Zn 65,4
Timah Hitam (Timbal) Pb 207
Kalium K 39
Silika Si 28
Tembaga Cn 63,5
Bismut Bi 209
Magnesium Mg 24
Mangan Mn 55
6
SENYAWA ADALAH ZAT MURNI YANG DISUSUN
OLEH 2 UNSUR ATAU LEBIH
7
Pertemuan 2
MOLEKUL = Bagian terkecil dari senyawa
9
Mol = Banyaknya Senyawa ( g )
Berat Molekul ( Berat Atom)
1 Mol C = 12 g
1 Mol NaOH = 40 g
1 Mol CaCO3 = 100 g
1 Mol H2SO4 = 98 g
1 Mol NaOH = 40 g
10
Konsentrasi Larutan
13
JENIS BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR
14
Pertemuan 4
16
• Kilang minyak di Indonesia :
1. Pelembang
2. Balikpapan
3. Cilacap
4. Pangkalan Berandan
5. Dumai
6. Cepu
Bahan bakar cair (minyak residu) yang dipakai sebagai bahan bakar PLTU adalah merupakan
hasil pengolahan minyak bumi secara distilasi bertingkat. Adapun fraksi minyak bumi adalah
sebagai berikut
18
Bahan Bakar Minyak :
Bensin
Solar (HSD)
adalah Automotive Diesel Oil, yaitu bahan bakar untuk
mesin diesel putaran tinggi
19
SOLAR
Sebenarnya solar merupakan istilah umum untuk menyatakan praksi minyak bumi
dengan jarak titik didihnya antara kerosin dan minyak pelumas 250ºC - 300ºC,
tetapi batas yang pasti dari minyak jenis ini tak dapat ditentukan. Bensin yang
bermutu baik dapat diperoleh dari solar dengan jalan merengkah memakai
katalis. Komponen-komponen solar dapat diperoleh dengan jalan :
Penyulingan langsung minyak bumi
Proses dari perengkahan katalitik
Penggunaannya : Bahan bakar untuk mesin diesel mobil.
20
Pertemuan 5
Neutralization Value
Strong Acid Number mg KOH/gr Nil D - 974
Total Acid Number mg KOH/gr 0.6
Flashpoint P.M. C.C. ºF 150 D - 93
Distillation
Recovery at 300ºC % vol 40
22
Minyak Bakar (MFO/ Marine Fuel Oil)
Neutralization Value
23
SIFAT BEBERAPA MINYAK BAKAR DI NEGARA ASEAN
Density @ 15ºC Kg/I Max. 0.975 0.990 0.990 0.975 0.990 0.990 0.975 0.975 0.978 0.990
V.K. @ 50ºC cSt Min. 35 67 135 30
Max. 58 180 380 80 180 380 80 160 75 80 180
Sulphur %M Max. 2.0 4.0 4.0 3.5 3.9 3.5 3.0 3.2 2.5 1.5 3.5
Pour Point ºC Max. 21 21 21 21 24 27 21 24 21 24
Cal. Value Gross MJ/Kg Min. 43.0 - - 42.7 42.4 41.9 - 39.8 41.9
Flash Point PM.CCºC Min. 68 62 62 68 68 66 68 68 62 62 65
Water %V Max. 0.75 1.0 1.0 0.75 0.75 0.5 0.5 0.5 0.75 0.75 0.75
Sediment %M Max. 0.15 0.25 0.25 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15
Vanadium (V2O5) mg/Kg Max. 75 - - 75 - 150
Strong Acid Number mg/KOH/g Nil Nil Nil Nil
Carbon R. Ramsbottom %M Max. - 14 14
Carbon R. Conradson %M Max. 12
Sodium mg/Kg Max. 100
Ash %M Max. - 0.1 0.1
24
Pertemuan 6
Bilangan Oktan (Octane Number)
• Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari
kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu
terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-
heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang
tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70%
isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
30
Batu bara dapat diklasifikasi dalam beberapa tingkat
menurut rankingnya, yaitu :
₋ Antracit
₋ Bituminus
₋ Sub Bituminus
₋ Lignit
31
PERTEMUAN 8
Analisis Batu Bara
TOTAL MOISTURE
Kadar air dalam batu bara terdapat dalam 2 bentuk, yaitu:
Free Moisture atau Surface Moisture
Kadar air ini terdapat pada permukaan/ bagian luar batu bara, dapat dihilangkan dengan
mengangin-anginkan di udara terbuka dalam ruangan tertutup pada suhu kamar.
Inherent Moisture
Kadar air ini tertambat pada struktur bagian dalam batu bara, dapat dihilangkan dengan
memanaskan di dalam alat pengering pada temperatur 105-110 °C dalam suasana non oksidan.
KADAR ABU
Abu merupakan zat yang tidak dapat terbakar yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
aslinya dan lapisan tanah, lumpur, batuan yang masuk ke dalam tumpukan batu bara
tersebut.
VOLATILE MATTER
Yaitu zat gas yang mudah menguap, berupa methane, acetyline, hydrogen dan
senyawa hidrokarbon lainnya. Volatile matter sangat berperan dalam proses
penyalaan batu bara. Batu bara yang mempunyai volatile matter tinggi akan semakin
mudah terbakar.
33
FIXED CARBON
Fixed carbon merupakan carbon yang tertambat dalam batubara yang tidak ikut menguap saat
pemanasan dan tersisa setelah kadar air. Volatile matter dan kadar abu.
NILAI KALOR
Nilai kalor merupakan hasil pembakaran (oksidasi) bahan bakar. Dengan mengetahui hasil
analisis nilai kalor kita dapat menghitung neraca kalor dari suatu ketel, sehingga kita dapat
menghitung efficiency ketel.
TOTAL CARBON
Carbon dalam ultimate analisis merupakan totalnya, yang berasal dari volatil matter, aciltelyne
(C2H2), methan (CH4), CO dan Hydrocarbon lainnya, maupun fixed carbon (carbon tertambat)
yang tidak ikut menguap saat dipanaskan pada suhu tinggi (950ºC).
34
ASH FUSION
Abu dari setiap batubara mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, baik titik lelehnya (ash
fusion) maupun susunan kimianya.
Dengan mengacu pada hasil analisis titik leleh abu kita dapat menyimpulkan apakah abu
tersebut akan meleleh dalam ruang bakar atau tidak.
Dari data-data analisis diatas dapat disimpulkan bahwa abu tidak akan meleleh dalam ruang
bakar, karena ash fusionnya 1350 - 1620ºC diatas suhu gas keluar furnance (1230ºC) pada beban
puncak.
HYDROGEN
Hydrogen dalam batubara merupakan zat yang tidak berguna. Hydrogen akan bereaksi dengan
oksigen dari dalam batubara itu sendiri membentuk air (H2O), dengan menghasilkan panas
34000 Kcal/Kg H2 sebelum batubara tersebut digunakan dalam proses pembakaran dalam ketel.
Kejadian ini sering kita lihat dimana batubara terbakar dengan sendirinya ketika masih berada
dalam penimbunan di stock area.
NITROGEN
Nitrogen dalam batubara tidak berguna sama sekali. Pada saat pembakaran nitrogen akan
terosidasi membentuk gas NO2/NOx. Gas ini merupakan sumber pencemar udara.
N + O2 == NO2
Gas ini akan teremisi ke udara dan membentuk asaam saat hujan
35
ELEMENT-ELEMENT DALAM ABU BATUBARA
Element-element batubara dapat berupa oksidasi dari besi (Fe2O3), aluminium (Al2O3), calsium
(CaO), magnesium (MgO), sodium (Na2O), potasium (K2), titanium (TiO2), silica (SiO2), dan
phosphor (P2O5). Berdasarkan pada data-data hasil analisis dapat kita evaluasi kemungkinan
terbentuknya slagging dalam ruang bakar.
Apabila ratio basa dan asam dari oksida elemen-elemen tersebut berkisar antara 0,4 – 0,7 maka
akan sangat potensial membentuk slogging didalam ruang bakar.
KLASIFIKASI BATUBARA
36
Pertemuan 9
METODE ANALISIS BATU BARA
Typical Analytical Data for the Range of Coals, and Coke
A rough preliminary grouping is given in table above, peat ang lignite are no
metallurgical importance, but where available in.
Pertemuan 10
Gas bumi merupakan hidrokarbon gas dengan berbagai senyawa pengotor atau
kontamian, diantaranya uap air, senyawaan sulfida, hidrokarbon yang lebih berat,
dan lain-lain. Campuran hidrokarbon tersebut umumnya terdiri dari metana,
etana, propane, butana, pentana dan sejumlah kecil heksana, heptana, oktana dan
fraksi yang lebih berat. Gas bumi tidak berwarna dan tidak berasa. Komposisi gas
bumi dari tiap-tiap sumber berbeda-beda meskipun berasal dari reservoar yang
sama. Perbedaan ini akan mengakibatkan adanya sifat gas bumi yang bervariasi.
42
STRUKTUR MOLEKUL DARI BEBERAPA KOMPONEN GAS BUMI DAPAT
DILIHAT PADA GAMBAR 1
43
CONTOH KOMPOSISI GAS BUMI
44
Pertemuan 11
KOMPONEN PEMBAKARAN
TEKNIK PEMBAKARAN
Reaksi-reaksi dalam proses pembakaran sebagai berikut :
51
KIMIA PEMBAKARAN (COMBUSTION CHEMISTRY)
PEMBAKARAN SEMPURNA
Untuk mencapai pembakaran yang mendekati sempurna (pembakaran yang optimal) adalah perlu
diperhatikan yaitu :
a. Bahan bakar
Dalam operasi rutin yang memungkinkan dikontrol adalah mengenai kwalitas bahan (analisa) dan
kebutuhan oksigen untuk pembakaran. Kebutuhan oksigen ini dapat dilihat dari kelebihan oksigen untuk
pembakaran (excess air). Ini didapat dari perhitungan teoritis oksigen dibutuhkan untuk pembakaran
sempurna dan ditambah sedikit kelebihan ± 2,5%.
REAKSI PEMBAKARAN
S 100
Komposisi bahan bakar dalam mol (dalam = kg bahan
28 = 0,09
bakar).
32
S = 28 = 0,09
32
59