Anda di halaman 1dari 54

SKRIPSI

DESAIN OSCILATING WATER COLUMN SEBAGAI PENGHASIL


ENERGI LISTRIK DIWILAYAH PERAIRAN SIOMPU KABUPATEN
BUTON SELATAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Teknik (S.T) Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universiras Halu Oleo

OLEH :

AL MUMIN

E1D1 14 004

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018

1
2ii
3iii
PERNYATAAN ASLI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : AL MUMIN

Stambuk : E1D1 14 004

Tempat/Tgl Lahir : KENDARI, 27 JULI 1997

Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi saya yang berjudul :

“DESAIN OSCILATING WATER COLUMN SEBAGAI PENGHASIL


ENERGI LISTRIKDIWILAYAH PERAIRAN SIOMPU KABUPATEN
BUTON SELATAN”

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
keseluruhan. Kecuali dalam kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan keaslian ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan


apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Kendari, Oktober 2018

Yang Menyatakan

AL MUMIN

4iv
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah yang sebesar-

besarnya kepada Allah Subhanahu wata’ala atas segala karunia, rezeki dan kasih

sayang yang telah diberikannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

pada waktunya.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini terwujud berkat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orang Tua penulis, Bapak dan Ibunda tercinta Drs. H Landonas dan

Hj Nurhaida yang senantiasa memberikan doa, dukungan, baik moral,

spiritual maupun materil.

2. Saudara kandung penulis, Suryawan Asfar, Sayahdin Alfat dan Ali Mulya

Rende, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, baik moral, spiritual dan

terkadang juga memberikan sedikit materil.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc, selaku

Rektor Universitas Halu Oleo.

4. Bapak DR. Edward Ngii. ST.,MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Halu Oleo.

5. Bapak Luther Pagiling, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.

5v
6. Ibu Wd Zulkaida, ST., MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.

7. Ibu Yuni Aryani Koedoes. ST.,MT, dan Bapak Tachrir. ST.,MT selaku

pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing

dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

8. Seluruh dosen dan staf Teknik khusunya Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Halu Oleo

9. Keluarga penulis, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

10. Keluarga besar Mahasiswa Teknik dan Himpunan Mahasiswa Elektro

Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo yang telah memberikan motivasi serta

semangat demi kelancaran studi penulis.

11. Keluarga besar Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro yang telah

memberikan sedikit pengetahuan dan pengalaman buat penulis baik dalam hal

akademisi maupun organisasi meskipun biasanya dipertemukan hanya dalam

waktu singkat dan terkadang juga sebatas melalui media komunikasi.

12. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam dan Mahasiswa Pecinta Alam

Universitas Halu Oleo yang telah memberi lowongan hingga akhirnya

kepercayaan untuk menjadi bagian dari keluarga besar serta wadah untuk

menempuh pembelajaran tambahan bagi penulis.

13. Leting-leting penulis di Fakultas Teknik maupun di Program Pendidikan

Vokasi angkatan 2014 yang sampai saat ini masih konsisten untuk menemani

dan memberikan masukan kepada penulis guna melancarkan segala urusan

yang dihadapi penulis terkhusus menyangkut persoalan akademik.

6
vi
14. Kepada semua pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya yang telah

membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam perancangan

dan pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu besar harapan penulis untuk menerima

saran dan kritik dari para pembaca. Dan semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo

pada khususnya dan umumnya para pembaca yang baik.

Kendari, Oktober 2018

Penulis,

AL MUMIN
E1D1 14 004

7vii
ABSTRAK

AL MUMIN, (E1D114004) “DESAIN OSCILATING WATER COLUMN


SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK DIWILAYAH PERAIRAN
SIOMPU KABUPATEN BUTON SELATAN” Pembimbing I Yuni Aryani
Koedoes. ST.,MT dan pembimbing II Tachrir. ST.,MT.

Indonesia merupakan negara kelautan terbesar di dunia. Luas laut


indonesia mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan
negara indonesia. Akan tetapi, belum ada pemanfaatan potensi energi kelautan
secara optimum, terutama dalam membangkitkan tenaga listrik. Potensi energi
gelombang laut dan samudra untuk menghasilkan listrik merupakan salah satu
potensi yang belum banyak diketahui masyarakat umum.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan
menganalisa pembangkit listrik gelombang laut sistem OWC, Teknologi OWC
sangat cocok dibangun di daerah dengan topografi dasar laut yang landai dan
memiliki ketinggian gelombang laut yang konstan yang biasanya dipengaruhi oleh
kecepatan angin serta tidak memerlukan daerah kontruksi yang luas. berdasarkan
kriteria tersebut, teknologi sistem OWC dapat digunakan diperairan pesisir
Siompu Kab. Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara dikarenakan kondisi
topografi dasar lautnya yang landai serta ketinggian gelombang laut yang konstan
yang biasanya dipengaruhi oleh kecepatan angin. Diharapkan penelitian ini bukan
hanya untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh gelar sarjana
tetapi penelitian ini juga dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintahan daerah
Sulawesi Tenggara khusunya Kab Buton Selatan sebagai bahan pembuatan
kebijakan pembangunan PLTGL di wilayah perairan Siompu yang kenyataannya
sampai saat ini belum mendapatkan energi listrik secara merata khususnya di
daerah pesisisr pantai.
Melihat dari topografi dasar laut yang dimilikinya, serta ketingian gelombang
laut dilokasi yang direncanakan, maka desain pembangkit listrik tenaga
gelombang laut yang ideal untuk digunakan dilokasi yang direncanakan adalah
desain energetech. energetech adalah salah satu desain PLTGL yang dirancang
dengan menggunakan sistem Oscillating Water Column (OWC). desain ini
biasanya ditempatkan pada kedalaman laut mulai dari perairan dangkal hingga
kedalaman 50 m (150 kaki). Desain energetech ini memiliki lebar chamber 2,5 m
denggan tinggi 1.5 m yang berfungsi untuk memfokuskan pergerakan gelombang
laut menuju OWC. dimana nantinya pada OWC, terjadi proses pengkonversian
energi gelombang laut menjadi energi listrik.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui daya terkecil yang dapat
dibangkitkan sekitar 2329,072 watt sedangkan untuk daya terbesar sekitar
6109,978 watt, kemampuan membangkitkan daya dapat digunakan untuk
memberikan pasokan daya listrik baru diwilayah perairan Siompu Kabupaten
Buton Selatan. Kata Kunci : OWC, Pembangkit listrik Tenaga Gelombang
Laut, Desain OWC.

8
vii
ABSTRACT

AL MUMIN, (E1D114004) "DESIGN OF COLUMN WATER


OSCILATING AS A PRODUCER OF ELECTRICAL ENERGY IN THE
AREA OF SIOMPU WATERS IN BUTON SELATAN DISTRICT" Advisor
I Yuni Aryani Koedoes. ST., MT and Tachrir II supervisor. ST., MT.
Indonesia is the largest marine country in the world. Indonesia's sea area
reaches 5.8 million km2, or close to 70% of the total area of Indonesia. However,
there has been no optimum utilization of marine energy potential, especially in
generating electricity. The energy potential of ocean and ocean waves to produce
electricity is one of the potential that is not widely known by the general public.
OWC technology is very suitable to be built in areas with sloping seabed
topography and has a constant sea wave height which is usually affected by wind
speed and does not require extensive construction areas. based on these criteria,
OWC system technology can be used in the coastal waters of Siompu Kab. South
Buton of Southeast Sulawesi Province due to the sloping topography of the seabed
and the constant sea wave height which is usually affected by wind speed. It is
hoped that this research is not only to be proposed as one of the requirements to
take a bachelor's degree but this research can also be taken into consideration for
the regional government of Southeast Sulawesi, especially South Buton District as
a material for making PLTGL development policies in Siompu waters which in
fact has not received electricity yet. evenly especially in coastal coastal areas.
Looking at the seabed topography it has, as well as the level of the ocean
waves in the planned location, the design of the ocean wave power plant that is
ideal for use in the planned location is energetech design. energetech is one of the
PLTGL designs designed using the Oscillating Water Column (OWC) system.
this design is usually placed in the depths of the sea starting from shallow waters
to a depth of 50 m (150 feet). This energetech design has a 2.5 m chamber width
with 1.5 m height which serves to focus the movement of ocean waves towards
OWC. where later on OWC, the process of converting ocean wave energy into
electrical energy occurs.
From the calculation results, it can be seen that the smallest power that can
be generated is around 2329,072 watts, while for the largest power is around
6109,978 watts, the ability to generate power can be used to provide new
electrical power supply in Siompu waters, South Buton Regency.
Keywords: OWC, Ocean Wave Power Plant, OWC Design.

viii9
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii
PERNYATAAN ASLI ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3

1.3 Batasan Masalah.................................................................................3

1.4 Tujuan.................................................................................................4

1.5 Manfaat...............................................................................................4

1.6 Sistematika penulisan.........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................6

2.2 Gambaran Umum Sistem Pembangkit OWC.....................................8

2.3 Penentuan Lokasi PLTGL Sistem OWC............................................10

2.4 Komponen Sistem Pembangkit OWC................................................11

2.5 Potensi Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik...................14

2.6 Teknik Konversi Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik....15

10ix
2.7 Perhitungan Energi Gelombang Laut Sistem OWC...........................17

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................20

3.2 Metode Pengumpulan Data................................................................21

3.3 Analisa Data.......................................................................................23

3.4 Rekayasa Desain Fisik........................................................................24

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................26

4.2 Data Hidro Oseanografi.....................................................................27

4.3 Panjang dan Kecepatan Gelombang Laut..........................................27

4.4 Rekayasa Desain Fisik OWC (Oscillating Water Column)...............31

4.5 Analisa Energi Gelombang Air Laut.................................................35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................................39

5.2 Saran .................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA

11x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Sampel Hasil Perhitungan Periode Datangnya Gelombang Laut......28

Tabel 4.2. Sampel Hasil Perhitungan Panjang Gelombang Datang....................29

Tabel 4.3. Sampel Hasil Perhitungan Kecepatan Gelombang Datang................30

Tabel 4.4. Parameter Kolektor...........................................................................32

Tabel 4.5 Parameter Turbin Angin.....................................................................33

Tabel 4.6 Parameter Generator Sinkron.............................................................35


Tabel 4.7. Sampel Hasil Perhitungan Potensi Energi Gelombang Laut.............37
Tabel 4.7. Sampel Hasil Perhitungan Daya Yang dibangkitkan........................38

xi
12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Pembangkit OWC................................................................9


Gambar 2.1 Ruang Konversi (Chamber)............................................................11
Gambar 2.2 Turbin.............................................................................................12
Gambar 2.3 Generator........................................................................................14
Gambar 4.1. Lokasi Peneitian Melalui Aplikasi Google Earth..........................26
Gambar 4.2 Kolektor..........................................................................................32
Gambar 4.3 Turbin Angin..................................................................................33
Gambar 4.4 Generator........................................................................................35

xii
13
xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

sampai saat ini, indonesia masih menghadapi persoalan dalam mencapai

target pembangunan bidang energi. Ketergantungan terhadap energi fosil terutama

minyak bumi dalam pemenuhan konsumsi di dalam negeri masih tinggi yaitu

sebesar 96% (minyak bumi 48%, gas 18% dan batubara 30%) dari total konsumsi

dan upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan belum dapat

berjalan sebagaimana yang direncanakan. Tingginya konsumsi energi fosil

tersebut diakibatkan oleh subsidi sehingga harga energi menjadi murah dan

masyarakat cenderung boros dalam menggunakan energi. Di sisi lain, indonesia

menghadapi penurunan cadangan energi fosil yang terus terjadi dan belum dapat

diimbangi dengan penemuan cadangan baru. sedangkan keterbatasan infrastruktur

energi yang tersedia juga membatasi akses masyarakat terhadap energi. Kondisi

ini menyebabkan indonesia rentan terhadap gangguan yang terjadi di pasar energi

global karena sebagian dari konsumsi tersebut, terutama produk minyak bumi,

dipenuhi dari impor [1].

Indonesia merupakan negara kelautan terbesar di dunia. Luas laut

indonesia mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan

negara indonesia. Akan tetapi, belum ada pemanfaatan potensi energi kelautan

secara optimum, terutama dalam membangkitkan tenaga listrik. Potensi energi

1
14
gelombang laut dan samudra untuk menghasilkan listrik merupakan salah satu

potensi yang belum banyak diketahui masyarakat umum [2].

Melihat topografi pulau Sulawesi Tenggara yang dikelilingi oleh laut,

maka jenis pembangkit listrik terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang Laut (PLTGL) dapat diperhitungkan serta diterapkan di Sulawesi

Tenggara. Jenis pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini selain ramah

lingkungan, dalam pembangunan dan pengoperasiannya tindakkan merusak

ekosistem alam di Sulawesi Tenggara, sehingga Sulawesi Tenggara akan

tetap menjadi daerah tujuan wisata yang terkenal dengan keindahan alamnya.

Pada dasarnya prinsip kerja yang mengkonversi energi gelombang laut

menjadi energi lsitrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk

memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi secara

topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk

mendapatkan teknologi yang optimal dan mengkonversi energi gelombang laut

masih terus dilakukan, pada saat ini ada beberapa alternatif teknologi yang dapat

dipilih. Salah satu alternatif teknologi itu adalah dengan menggunakan sistem

kolom air berisolasi atau bisa disebut Oscillating Water Column (OWC) [2].

Teknologi OWC sangat cocok dibangun di daerah dengan topografi dasar

laut yang landai dan memiliki ketinggian gelombang laut yang konstan yang

biasanya dipengaruhi oleh kecepatan angin serta tidak memerlukan daerah

kontruksi yang luas. berdasarkan kriteria tersebut, teknologi sistem OWC dapat

digunakan diperairan pesisir Siompu Kab. Buton Selatan Provinsi Sulawesi

Tenggara dikarenakan kondisi topografi dasar lautnya yang landai serta ketinggian

2
15
gelombang laut yang konstan yang biasanya dipengaruhi oleh kecepatan

angin. Diharapkan penelitian ini bukan hanya untuk diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menempuh gelar sarjana tetapi penelitian ini juga dapat dijadikan

pertimbangan bagi pemerintahan daerah Sulawesi Tenggara khusunya Kab Buton

Selatan sebagai bahan pembuatan kebijakan pembangunan PLTGL di wilayah

perairan Siompu yang kenyataannya sampai saat ini belum mendapatkan energi

listrik secara merata khususnya di daerah pesisir pantai.

Penerapannya di indonesia bukanlah sesuatu yang mustahil. Tapi perlu ada

perencanaan yang matang untuk mewujudkannya karena ini dapat menjadi sumber

energi alternatif. Apalagi proses pembuatannya tidak merusak alam, melainkan

ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana menghasilkan desain PLTGL dengan sistem Oscillating Water

Column (OWC).

2. Bagaimana menganalisa energi gelombang laut yang dapat dihasilkan sebagai

sumber energi terbarukan.

1.3 Batasan Masalah

Sistem Oscillating Water Column (OWC) ini membangkitkan listrik dari

naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah ruang konversi. Naik turunnya

air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara dilubang bagian atas pipa dan

menggerakan turbin. Dalam penelitian ini, akan difokuskan pada desain

16
3
pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan menggunakan sistem

Oscillating Water Column (OWC).

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah agar penulis ataupun pe

mbaca dapat memahami desain serta analisis pembangkit listrik gelombang laut

sistem OWC yang dihasilkan.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan tentang desain OWC (Oscillating Water Column).

2. Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan acuan untuk merancang

pembangkit listrik energy gelombang sebagai alternatif energi terbarukan yang

akan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan minyak bumi.

3. Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan referensi untuk menambah

wawasan mahasiswa maupun peneliti yang akan meneliti tentang OWC

(Oscillating Water Column)

4
17
1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah:

Bab I Pendahuluan

merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan, batasan masalah, manfaat serta sistematikan penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

merupakan tinjauan pustaka yang berisi teori dasar serta teori potensi

konversi energi gelombang laut menjadi energi listrik.

Bab III Metode Penelitian

merupakan metode penelitian yang berisi pelaksanaan teknik dan proses

kerja penelitian dalam menganalisis potensi PLTGL dengan menggunakan

sistem Oscillating Water Column (OWC) diwilayah Perairan Siompu Kab.

Buton Selatan.

Bab IV Hasil dan Analisis

merupakan hasil dan analisis yang berisi tentang hasil kerja dari studi

potensi PLTGL dengan menggunakan sistem Ocillating Water Column (OWC)

diwilayah perairan Siompu Kab. Buton Selatan.

Bab V Penutup

berisi tentang kesimpulan dan saran dari materi penelitian.

5
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai studi potensi PLTGL

menggunakan sistem Oscillating Water Column (OWC) telah banyak dilakukan

oleh beberapa peneliti. Berikut ini adalah beberapa peneliti tersebut:

Mohammad Rizki (2015), telah membuat sebuah inovasi teknologi

terbarukan berskala kecil, yaitu Tidal Power Modifier. Dengan penerapan sistem

empat katup yang dimensi luar sama dengan dimensi dalam. Sehingga, kecepatan

aliran angin di luar sama dengan kecepatan angin di dalam [4].

Fathan Nur Aziz, desain oscillating water column system untuk

pembangkit listrik energi gelombang, Sistem ini memiliki beberapa keunggulan

salah satunya bagian yang bergerak, tidak kontak langsung dengan air. Hal itu

dikarenakan sistem ini menggunakan air turbine yaitu turbin Wells. Turbin ini

berdiameter 1 m dengan diameter hub 0,65 m dan akan menggunakan airfoil

NACA0018 sebagai blade. Dengan memanfaatkan gelombang dengan tinggi (H) 2

meter, periode (T) 7 detik, panjang gelombang (lamda) 8 meter, dan efisiensi

system 20 persen. Maka daya yang dibangkitkan OWC sebesar 24,8256 kW.

Dalam mendesain sistem OWC kekuatan chamber dan kestabilan pontoon

menjadi fokus utama. Chamber didesain mampu menahan hantaman gelombang

mencapai 6 meter, sedangkan pontoon didesain agar sistem tetap mengapung dan

stabil. Dari hasil perhitungan didapatkan ketebalan chamber 22 cm, sehingga

6
19
sistem akan mampu menahan hantaman ombak besar. Dan dengan tinggi titik

metasentris 6,614 m di atas COG. Maka sistem OWC bisa dikatakan stabil [5].

Lelly Erlita Safitria, Muh. Ishak Jumaranga, Apriansyah, Studi Potensi

Energi Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Oscillating Water Column (OWC)

diperairan Pesisir Kalimantan Barat, Dalam penelitian ini menggunakan data

kecepatan angin bulanan dalam arah u dan v dengan ketinggian 10 meter di atas

permukaan laut dari tahun 2006 s.d. 2014 yang diperoleh dari European Center for

Medium Range Forecast ECMWF.

Selain itu, diperlukan data massa jenis air laut untuk menghitung daya

listrik sistem OWC di perairan pesisir Kalimantan Barat. Nilai massa jenis air laut

didapatkan dari data Conductivity, Temperature and Depth (CTD) untuk Selat

Karimata pada bulan April 2014. Nilai massa jenis air laut cenderung konstan

untuk kedalaman kurang dari 100 meter dan untuk suatu perairan tertentu.

Sehingga data pada bulan April 2014 di Selat Karimata tersebut dapat digunakan

untuk massa jenis di perairan pesisir Kalimantan Barat. Perhitungan nilai massa

jenis air laut menggunakan data CTD didapatkan dengan menggunakan

Persamaan Keadaan Air Laut [3].

I Wayan Arta Wijaya, Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Menggunakan Teknologi Oscilating Water Column (OWC) Di Perairan Bali,

Penggunaan pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan dengan teknologi

oscilatting water column (PLTGL-OWC) di laut di kawasan Jimbaran dapat

dihasilkan energi yang tertinggi adalah sebesar 16.478.982,17 Joule dan yang

terendah adalah sebesar 92,5897 Joule. Sedangkan untuk daya listrik yang mampu

20
7
dihasilkan dengan penggunaan pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan

Steknologi oscilatting water column (PLTGL-OWC) di lokasi tersebut yang

tertinggi adalah sebesar 4.174.007,641 Watt dan yang terendah adalah sebesar

175,892 Watt.

Dengan melihat potensi ketinggian gelombang laut yang cukup besar dan

konstan serta besarnya energi dan daya listrik yang mampu dihasilkan, maka

pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan penggunaan teknologi

oscilatting water column (PLTGL-OWC) cukup potensial dibangun di lokasi laut

di kawasan Jimbaran, tepatnya pada pada kedalaman 50 m dari permukaan laut

dan berjarak ± 2,8 Km dari garis pantai Jimbaran [6].

2.2 Gambaran umum Sistem Pembangkit OWC

Sistem pembangkit OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang

dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan

menggunakan kolom osilasi. Listrik dibangkitkan dari naik turunnya air akibat

gelombang dalam sebuah pipa silidris yang berlubang. Naik turunnya kolom air

ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara dilubang bagian atas pipa dan

menggerakan turbin.

Sistem pembangkit listrik ini terdiri dari chamber berisi udara yang

berfungsi untuk menggerakan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun

melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan

generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring dengan gelombang laut

menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin, berikut gambar

sistem pembangkit OWC:

21
8
Sumber: https://niken11.wordpress.com/2009/09/11/

Gambar 2.1 Sistem Pembangkit OWC

Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik

(turbin, generator) diletakan diatas permukaan laut dan terisolasi dari air laut

dengan meletakannya didalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan

tidak bersentuhan dengan air laut. Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit

listrik ini bisa memanfaatkan efisiensi optimal dari energi gelombang dengan

meminimalisir gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapatkan ketika

gelombang bdalam kondisi normal [7].

2.3 Penentuan Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem

Oscillating Water Column

Dalam menentukan lokasi PLTGL sistem OWC ini ada banyak hal yang

harus dipertimbangkan, baik kriteria gelombang ataupun juga topografi daerah

lokasi [2].

22
9
a. Tinggi gelombang laut

Tinggi gelombang yang dapat dimanfaatkan untuk PLTGL sistem OWC

ini adalah gelombang yang selalu terbentuk sepanjang tahun dengan tinggi

minimal satu sampai dua meter. Gelombang yang sesuai dengan kriteria tinggi

tersebut adalah gelombang swell dimana mengandung energi besar.

b. Arah Datang Gelombang

Mulut konektor harus sesuai dengan arah datang gelombang, jika tidak

searah maka energi gelombang yang masuk akan berkurang sebab banyak yang

hilang akibat sifat refleksi, difraksi maupun refraksi pada gelombang.

c. Syarat Gelombang Baik

Gelombang baik adalah gelombang yang tidak pecah akibat pendangkalan

pada saat gelombang terpecah ada energi yang terbuang dimana masa air akan

mengandung gelembung udara sehingga mempengaruhi besar kerapatan massa.

d. Keadaan Topografi Lautan

Oprimasi terhadap desain akhir PLTGL sistem OWC tergantung topografi

kelautan atau barimetri disekitar lokasi. Apabila kondisi dasar lautan atau

permukaannya kurang memenuhi persyaratan maka dapat dilakukan pengerukan

atau penambalan.

e. Komponen Sistem Pembangkit OWC

Dalam sistem pembangkit listrik tenaga gelombang laut sistem OWC,

terdapat komponen yang saling terintegrasi satu sama lainnya. Adapun komponen

tersebut adalah sebagai berikut:

23
10
a. Ruang Konversi

Ruang konnversi ini berupa chamber berfungsi untuk menyalurkan energi

kinetik yang dihasilkan oleh gelombang laut yang kemudian dialirkan ke turbin,

berikut gambar ruang konversi (chamber):

Sumber: http://re.emsd.gov.hk/english/other/marine/marine_tech.html

Gambar 2.1 Ruang Konversi (Chamber)

b. Turbin

Turbin adalah mesin penggerak awal, yang mengubah energi mekanik

menjadi energi listrik. Didalam sistem kerja OWC ini menggunakan jenis turbin

angin yang mempunyai prinsip dasar kerja dari turbin udara yaitu mengubah

energi mekanis dari tekanan udara menjadi energi putar pada turbin, lalu putaran

turbin digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan, akan

menghasilkan listrik. Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah

turbin angin hanya sebesar 50 % - 70 %.

Sistem ini terdiri dari sebuah ruangan yang dibangun di tepi pantai.

Gerakan laut/ gelombang laut mendorong kantong udara sebuah pemecah

gelombang ke atas dan ke bawah. Kemudian udara akan melewati turbin udara.

24
11
Selanjutnya, ketika gelombang kembali ke laut, udara tadi akan beredar melalui

turbin pada arah sebaliknya, berikut gambar mesin penggerak ataupun turbin:

Sumber: http://coastal energy and environtment. Web. Unc. Edu, 2010

Gambar 2.2 Turbin

c. Generator

Generator adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengkonversi energi

mekanis dari prime mover menjadi energi listrik. Generator yang umumnya

dipergunakan dalam sistem pembangkit adalah generator asinkron. Secara garis

besar generator terbagi atas statot dan rotor.

Stator merupakan bagian dari generator yang tidak bergerak. Stator

memiliki kumparan dari inti. Biasanya inti stator terbuat dari lembaran-lembaran

besi yang dilaminasi, kemudian diikat satu sama lain membentuk stator.

Rotor merupakan bagian dari generator yang bergerak atau berputar ada

dua jenis rotor pada generator yaitu, rotor dengan katub menonjol (salient pole)

biasa dipakai pada mesin-mesin dengan putaran rendah atau menegangah, rotor

dengan katub silinder biasa dipakai pada mesin dengan kecepatan tinggi. Untuk

putaran rendah biasanya rotor yang memiliki spesifikasi bulat ini diameternya

kecil dan panjang, kumparan rotor diatur sedemikian rupa sehingga terdapat fluks

25
12
maksimum pada suatu posisi tertentu. Rotor dengan bentuk ini biasanya lebih

seimbang dengan noise yang rendah. Pada rotor terdapat kumparan medan. Arus

searah untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor melalui

cincin geser.

Terdapat beberapa hal yang mendasari dalam pemilihan generator. Pada

pemakaian tegangan generator yang relatif tinggi, maka diperlukan isolasi yang

tebal dan baik, hal ini menyebabkan ruangan untuk penghantar menjadi semakin

sempit dan harga generator akan menjadi lebih mahal. Sedangkan pada generator

dengan pemakaian tegangan lebih rendah akan menyebabkan berkurangnya

jumlah lilitan gulungan stator, sehingga akan membatasi dalam perencanaan dan

tidak ekonomis tetapi menguntungkan dalam pengoprasiannya.

Generator memberikan daya ke dalam grid dengan frekuensi dan tegangan

rms konstan. Karena turbin berputar dengan kecepataan yang bervariasi maka

motor sinkron tidak tepat untuk digunakan. Sebaliknya, dapat digunakan

generator double fed wound rotor induction. Wound rotor diberi medan magnet

oleh stator menggunakan konverter dan dengan pengaturan frekuensi dan

tegangan tetap yang konstan untuk berbagai macam variasi kecepataan turbin,

berikut gambar mesin konversi energi ataupun generator [2]:

13
26
Sumber: http://www.tribunnews.com/tribunners/2011/04/04/

Gambar 2.3 Generator

2.5 Potensi Konversi Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik

Energi laut merupakan alternatif energi terbaru dan termasuk sumber daya

non hayati yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan diindonesia. selain

menjadi sumber pangan, laut juga menggandung aneka sumber daya energi yang

perannya anakn semakin signifikan dalam menggantisipasi berkurangnya pasokan

energi konvensional. diperkirakan potensi energy kelautan mampu memenuhi

empat kali kebutuhan listrik dunia, sehingga diberbagai Negara maju telah

menggembangkan yang sampai saat ini hasilnya berjalan dengan baik dalam skala

penelitian maupun komersialnya.

Penelitian untuk mempelajari pemanfaatan energi yang tersimpan dalam

gelombang laut sudah mulai banyak dilakukan. Salah satu negara yang sudah

banyak meneliti hal ini adalah inggris. Berdasarkan hasil pengamatan yang ada,

deretan gelombang yang terdapat disekitar pantai selandia baru dengan rata-rata 1

27
14
meter dan periode 9 detik mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter

panjang gelombang. Sedangkan deretan gelombang dengan tinggi 2 meter dan 3

meter dayanya sebesar 39 kW per meter panjang gelombang.

Untuk indonesia sendiri, berdasarkan data dari BPPT banyak terdapat

gelombang dengan ketinggian diatas 5 meter sehingga potensi energi

gelombangnya dapat diteliti lebih jauh. Negara maju seperti Amerika Serikat,

Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda, banyak menaruh perhatian pada energi

ini. Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di laut

lepas, daerah lintang sedang dan di perairan pantai.

Energi gelombang laut dapat dihitung dengan mengetahui panjang dan

kecepatan. Panjang dan cepat datangnya gelombang laut dipengaruhi oleh periode

datangnya gelombang [2].

2.6 Teknik Konversi Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik

Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak:

a. Energi Gelombang

Energi yang terkandung pada elombang alut digunakan untuk

menggerakan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik

menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar

ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan memutar

turbin kembali.

b. Pasang Surut Air Laut

Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut yang dinamakan energi pasang

surut. Ketika pasang datang ke pantai, air pasang ditampung dalam reservoir.

28
15
Kemudian ketika air surut, air dibelakang reservoir dapat dialirkan seperti pada

PLTA biasa. Agar bekerja optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang

besar. Dibutuhkan perbedaan kira-kira 16 kaki antara gelombang pasang dan

gelombang surut. Hanya ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini beberapa

pembangkit listrik telah beroprsi menggunakan sistem ini. Sebuah pembangkit

listrik di Prancis sudh beroprasi dan mencukupi kebutuhan listrik untuk 240.000

rumah.

c. Pemanfaaatan Perbedaan Temperatur air Laut (Ocean Thermal Energy)

Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan

memanfaatkan perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan menyelam di laut

kita akan merasakan bahwa semakin kita menyelam suhu laut akan semakin

rendah (dingin). Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar

matahari memanasi permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat

dingin.

Pembangkit listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaaan suhu

untuk menghasilkan energi. Perbedan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya

380 fahrenheit antara suhu permukaan dan suhu bawa laut untuk keperluan ini.

Cara ini dinamakan Ocean Thermal Energy Conversion atau OTEC. Cara ini telah

digunakan di Jepang dan Hawaii dalam beberapa proyek percobaan.

2.7 Perhitungan Energi Gelombang Laut Sistem OWC

Energi gelombang laut dapat dihitung dengan mengetahui panjang dan

kecepatan. Panjang dan cepat datangnya gelombang laut dipengaruhi oleh periode

16
29
datangnya gelombang. Periode datangnya gelombang dapat dihitung dengan

menggunakan rumus yang disarankan oleh Kim Nielsen [8], yaitu:

T =3,55 √ H ........................... ................................................................(2.1)

Dimana:

T = Periode Gelombang (s)

H = Tinggi gelombang (m)

Dengan mengetahui prakiraan periode datangnya gelombang pada daerah

pantai indonesia, maka dapat di hitung besar panjang dan kecepatan gelombang

berdasarkan persamaan yang disarankan oleh David Ross [8], sebagai berikut:

λ=5.12T 2........................................................................................... (2.2)

Dimana:

λ = Panjang Gelombang (m)

T = Periode Gelombang (s)

Maka, kecepatan gelombang datang dapat diperoleh dengan menggunakan

rumus [8]:

λ
v= ................................................................................................... (2.3)
T

Dimana:

v = Kecepatan Gelombang (m/s)

λ = Panjang Gelombang (m)

T = Periode Gelombang (s)

Persamaan untuk menghitung energi gelobang laut yang dihasilkan cukup

dengan menghitung energi potensial saja karena dilihat dari prototipe yang ada,

30
17
pergerakan gelombang laut yang dihasilkan energi pada sistem ini merupakan

energi potensial atau naik turun gelombangnya saja [8].

1
Ew= . w . ρ . g . a 2 λ ............................................................................. (2.4)
4

Dimana:

EW = Energi Total Satu Periode (joule)

w = Lebar Gelombang (m)

ρ = Massa Jenis (kg/m3)

g = Gravitasi (m/s2)

a = Amplitudo Gelombang (m)

λ = Panjang Gelombang (m)

Daya yang dapat dibangkitkan dari energi gelombang laut daerah perairan

pantai di indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan [8]:

1
. w . ρ. g . a 2. λ
4 ....................................................................................
Pw=
T

.(2.5)

Dimana:

PW = Daya yang dibangkitkan (watt)

EW = Energi Total Satu Periode (joule)

w = Lebar Gelombang (m)

ρ = Massa Jenis (kg/m3)

g = Gravitasi (m/s2)

a = Amplitudo Gelombang (m)

λ = Panjang Gelombang (m)

31
T = Periode Gelombang (s)

Perlu diperhatikan bahwa selain tinggi gelombang datang dan periodenya,

lebar chamber pada sistem pembangkitan juga sangat berperan besar dalam
18
menentukan besar daya yang dapat dihasilkan.

32
BAB III
19
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Studi dalam tugas akhir ini dilaksanakan pada bulan April – Agustus 2018.

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di wilayah perairan Siompu Kab. Buton Selatan

dengan objek penelitian adalah potensi pembangkit listrik tenaga gelombang laut

dengan menggunakan sistem OWC di wilayah perairan Siompu Kab. Buton

Selatan.

3.2 Populasi dan Sampel

Studi potensi gelombang laut sebagai acuan pembuatan desain pembangkit

listrik tenaga gelombang laut dengan menggunakan sistem OWC sebagai

penghasil energy listrik di wilayah perairan Siompu Kab. Buton Selatan

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah cara atau strategi yang ditempuh untuk

mengambil data dari variabel penelitian tersebut sementara untuk Data-data yang

diperlukan dalam pemanfaatan energi gelombang laut sebagai pembangkit listrik

tenaga gelombang laut adalah:

33
a. Periode Gelombang

Periode Gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu


20

gelombang. Periode dilambangkan T, dan dalam Sistem Internasional (SI),

satuannya adalah detik (s).

b. Panjang Gelombang

Panjang Gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu

periode. Pada gelombang transversal dan gelombang longitudinal, panjang

gelombang adalah jarak antara dua titik yang memiliki fase gelombang yang

sama. Panjang gelombang dilambangkan dengan λ (dibaca: lambda). Dalam

Sistem Internasional (SI), satuan panjang gelombang adalah meter (m).

c. Kecepatan Gelombang

adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu detik. Cepat rambat

gelombang dilambangkan dengan v, dan dalam Sistem Internasional (SI),

satuannya adalah m/s.

3.4 Analisa Data

Melalui proses analisis dan kompilasi dari pengumpulan data sekunder dan

survei lapangan akan diperoleh informasi utuh dan terpadu tentang karakteristik

fisik daerah pengamatan serta interaksinya satu dengan yang lain. Sifat-sifat data

lapangan yang hanya mencatat waktu sesaat pengukuran akan dilengkapi dengan

informasi dari pengumpulan data sekunder untuk jangka panjang sehingga

validitas data lebih bisa dipertanggung jawabkan.

34
3.5 Rekayasa Desain Fisik (Rancangan Penelitian)

Rancangan penelitian adalah penggambaran secara jelas tentang hubungan


21

antara variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan desain yang

baik, peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran

tentang bagaimana ketertarikan antar variabel, bagaimana mengukurnya. [9].

Dalam melakukan penelitian, terlebih lagi untuk penelitian kuantitatif, salah

satu langkah yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian

adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan

berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian

[9].

Kualitas penelitian dan ketepatan penelitian antara lain ditentukan oleh desian

penelitian yang dipakai. Oleh karena itu desain yang dipergunakan dalam

penelitian harus desain yang tepat. Suatu desain penelitian dapat dikatakan

berkualitas atau memiliki ketepatan jika memenuhi dua syarat (Machfoedz, 2007:

101-102). yaitu dapat dipakai untuk menguji hipotesis (khusus untuk penelitian

kuantitatif analitik) dan dapat mengendalikan atau mengontrol varians [9].

Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Non-ekperimental

dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah

pada desain pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain

yang kedua terdapat adanya manipulasi variabel bebas.

35
Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan

deskriptif sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat

dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain non-

eksperimental menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada

tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat


22
pemahaman yang lebih mendalam.

Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus.

Yang termasuk dalam kategori pertama desain atau rancangan penelitian

deskriptif, rancangan penelitian korelasional, sedang yang termasuk dalam

kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di

laboratorium (laboratory experiment).

Rancangan penelitian yang akan diimplementasikan akan mencakup beberapa

jenis desain antara lain:

a. Desain Lapangan

Desain lapangan yang akan dilakukan adalah perancangan lapangan yang

akan digunakan sebagai struktur bangunan OWC.

b. Desain Konversi Energi

Konversi energi berhubungan dengan mesin/alat yang akan diterapkan

dilapangan yang berfungsi untuk membangkitkan energi listrik yang

bersumber pada energi kinetik dan energi potensial gelombang laut dan

flutuasi pasang surut air laut.

36
3.6 Bagan Alir Penelitian
23
Tahapan-tahapan penelitian dapat digambarkan dalam diagram alir berikut:

Mulai

StudiStudi
Literatur
Literatur

Pengumpulan Data Penunjang Penelitian

Survey Lokasi Penelitiaan

Desain PLTGL Dengan Sistem Oscillating Water


Column (OWC)

Analisa Energi Gelombang Laut Sebagai Sumber


Energi Terbarukan

Penelitian

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

37
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL 24

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Gambar 4.1. Lokasi Penelitian Melalui Aplikasi Google Earth

Penelitian ini dilaksanakan pada hari dan tanggal Jumat-Sabtu 24-25

Agustus 2018, dengan lokasi yang berada diwilayah pesisir Siompu Kabupaten

Buton Selatan dengan titik koodinat lokasi 05o40’22,6” S 122o33’07,4” E.

4.2 Data Penunjang Penelitian

Sampel pengumpulan data meliputi data gelombang laut diwilayah perairan

Siompu Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Data ini sangat

38

25
menentukan perkiraan awal besarnya daya yang dapat dibangkitkan oleh PLTGL

sistem

Oscillating Water Column (OWC). Data tinggi gelombang laut ini diperoleh dari

hasil survey lapangan di Wilayah Perairan Siompu Kabupaten Buton Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara.

4.2.1 Panjang dan Kecepatan Gelombang Laut

Panjang dan kecepatan gelombang laut dipengaruhi oleh periode datangnya

gelombang. Dari data tinggi gelombang laut, maka kita dapat mengetahui nilai

rata rata periode gelombang, berikut tabel data hasil perhitungan:

Tabel 4.1. Sampel Hasil Perhitungan Periode Datangnya Gelombang Laut:

Tinggi Gelombang Tinggi Periode


(Meter) Gelombang Gelombang
Hari/Tanggal Waktu Lokasi Min Maks (H)/ Datang (T)/
Hmaks-Hmin T =3,55 √ H (Detik)
(Meter)

Jumat/24-08-2018 10:36 Desa Lontoi 0,33 0,80 0,47 2,43


11:24 Desa Lontoi 0,39 0,75 0,36 2,13
12:37 Desa Lontoi 0,37 0,78 0,41 2,27
01:23 Desa Lontoi 0,30 0,59 0,29 1,92
02:37 Desa Lontoi 0,19 0,27 0,08 1,50
Rata Rata 0,316 0,638 0,322 2,05
Sabtu/25-08-2018 11:30 Desa Lontoi 0,27 0,52 0,25 1,78
12:30 Desa Lontoi 0,28 0,54 0,26 1,82
01:30 Desa Lontoi 0,28 0,57 0,29 1,92
02:30 Desa Lontoi 0,20 0,42 0,22 1,67
03:30 Desa Lontoi 0,23 0,41 0,18 1,51
Rata Rata 0,252 0,492 0,24 1,74

Dari data periode gelombang laut, maka kita dapat mengetahui nilai rata rata

panjang gelombang datang, berikut tabel data hasil perhitungan:

39
Tabel 4.2. Sampel Hasil Perhitungan Panjang Gelombang Datang:

Tinggi Periode 26
Panjang
Gelombang(H)/ Gelombang Gelombang
Hari/Tanggal Waktu Lokasi Hmaks-Hmin (Meter) Datang(T)/ Datang(λ)/
T =3,55 √ H λ=5,12xT2 (Meter)
(Detik)

Jumat/24-08-2018 10:36 Desa Lontoi 0,47 2,43 30,23


11:24 Desa Lontoi 0,36 2,13 23,22
12:37 Desa Lontoi 0,41 2,27 26,38
01:23 Desa Lontoi 0,29 1,92 18,87
02:37 Desa Lontoi 0,08 1,50 11,52
Rata Rata 0,322 2,05 22,04
Sabtu/25-08-2018 11:30 Desa Lontoi 0,25 1,78 16,22
12:30 Desa Lontoi 0,26 1,82 16,95
01:30 Desa Lontoi 0,29 1,92 18,87
02:30 Desa Lontoi 0,22 1,67 14,27
03:30 Desa Lontoi 0,18 1,51 11,67
Rata Rata 0,24 1,74 15,60
Dari data periode gelombang laut serta panjang gelombang datang, maka

kita dapat mengetahui nilai rata rata dari kecepatan gelombang, berikut tabel data

hasil perhitungan:

Tabel 4.3. Sampel Hasil Perhitungan Kecepatan Gelombang Datang:

Panjang Kecepatan
Periode Gelombang Gelombang Gelombang
Hari/Tanggal Waktu Lokasi Datang(T)/ Datang(λ)/ Datang(v)/
T =3,55 √ H (Detik) λ=5,12xT2 (Meter) λ
V = (m/s)
T
Jumat/24-08-2018 10:36 Desa Lontoi 2,43 30,23 12,44
11:24 Desa Lontoi 2,13 23,22 10,90
12:37 Desa Lontoi 2,27 26,38 11,62
01:23 Desa Lontoi 1,92 18,87 9,82
02:37 Desa Lontoi 1,50 11,52 7,68
Rata Rata 2,05 22,04 10,50
Sabtu/25-08-2018 11:30 Desa Lontoi 1,78 16,22 9,11
12:30 Desa Lontoi 1,82 16,95 9,31
01:30 Desa Lontoi 1,92 18,87 9,82
02:30 Desa Lontoi 1,67 14,27 8,55
03:30 Desa Lontoi 1,51 11,67 7,73

40
Rata Rata 1,74 15,60 8,91

4.3 Rekayasa Desain Fisik OWC (Oscillating Water Column)


27
Penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian non experimental atau lebih

tepatnya tergolong penelitian tindakan atau action research merupakan penelitian

yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara

pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di

dunia kerja atau dunia actual yang lain (Sumadi Suryabrata, 2000 : 35).

Penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri : 1) praktis dan langsung relevan

untuk situasi actual dalam dunia kerja, 2) menyediakan kerangka kerja yang

teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru, 3)

fleksibel dan adaptatif, dan 4) memiliki kekurangan dalam hal ketertiban ilmiha

(Sumadi Suryabrata, 2000 : 35).

4.3.1. Desain Lapangan

Melihat dari topografi dasar laut yang dimilikinya, serta ketingian

gelombang laut dilokasi yang direncanakan, maka desain pembangkit listrik

tenaga gelombang laut yang ideal untuk digunakan dilokasi yang direncanakan

adalah desain energetech. energetech adalah salah satu desain PLTGL yang

dirancang dengan menggunakan sistem Oscillating Water Column (OWC). desain

ini biasanya ditempatkan pada kedalaman laut mulai dari perairan dangkal hingga

kedalaman 50 m (150 kaki). Desain energetech ini memiliki lebar chamber 2,5 m

denggan tinggi 1.5 m yang berfungsi untuk memfokuskan pergerakan gelombang

laut menuju OWC. dimana nantinya pada OWC, terjadi proses pengkonversian

energi gelombang laut menjadi energi listrik.

41
4.3.2. Desain Konversi Energi

A. Kolektor 28

Kolektor adalah bangunan yang berfungsi untuk mengumpulkan ombak

sebanyak-banyaknya, kemudian memfokuskan pada konverter. berdasarkan

fungsinya maka bentuk dari kolektor adalah menjorok ke lautan lepas.

Pada kolektor terdapat lubang oriface yang menghubungkan kolektor

dengan turbin angin. pada oriface terdapat gaya dan tekanan angin yang

digunakan untuk memutar turbin angin, Perlu diperhatikan bahwa selain tinggi

gelombang datang dan periodenya, lebar kolektor pada sistem pembangkitan juga

sangat berperan besar dalam menentukan besar daya yang dapat dihasilkan,

berikut gambar serta parameter kolektor:

Gambar 4.2 Kolektor


Tabel 4.4. Parameter Kolektor

Desain Kolektor Volume (m)


Lebar 2,5
Tinggi 1,5

B. Turbin Angin

42
Turbin pada OWC berfungsi merubah tekanan udara yang dihasilkan oleh

kolektor menjadi energi gerak. prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah

energy

mekanis dari tekanan udara menjadi energi putar pada turbin, lalu putaran turbin
29
digunakan untuk memutar generator yang akhirnya menghasilkan energi listrik..

Berikut gambar serta parameter turbin angin yang digunakan:

Gambar 4.3 Turbin Angin

Tabel 4.5 Parameter Turbin Angin

Blade Alluminium Alloy


Ducting Stell
Shaft Stell
Number Of Blade 10
Angle 400
Blade Form Axial Fan Direct

Pemilihan turbin angin pada penelitian ini didasarkan pada pertimbangan

bahwa efisiensi cukup besar dan telah banyak diaplikasikan untuk keperluan

pembangkit listrik skala kecil, jenis turbin ini dapat menhasilkan menghasilkan

setidaknya sedikit listrik di kecepatan angin rendah serta dapat menerima ataupun

43
menghasilkan angin dari segala arah, Untuk menghitung daya pada turbin

pembangkit membutuhkan nilai gaya dan tekanan angin pada oriface pada

kolektor serta torsi dari turbin.

C. Generator

Generator Pemanen Magnet (PMG) merupakan generator sinkron yang

medan eksitasi dihasilkan oleh magnet permanen bukan kumparan sehingga fluks

magnetik dihasilkan oleh medan magnet permanen. Generator permanen magnet

(PMG)  merupakan generator yang biasa digunakan untuk industri maupun

ketenagaan, mereka umumnya digunakan untuk mengubah output daya mekanik

turbin uap, turbin gas, mesin reciprocating, turbin air dan turbin angin menjadi

tenaga listrik untuk grid bahkan sebagai generator pada mobil listrik. Berikut

gambar serta parameter generator yang digunakan:

Gambar 4.4 Generator PMG

Tabel 4.6 Parameter Generator PMG

Alternator Type PMG 3 Phase


Rated Power 5000 watt
Rated Voltage 380 VAC
Frequency 50 Hz
Speed 950 rpm
Cos Phi 0,8

44
Dalam generator magnet permanen, medan magnet rotor dihasilkan oleh

magnet permanen sehingga tidak memerlukan arus eksitasi DC. Magnet Permanen

yang besar

dan mahal yang membatasi peringkat ekonomi mesin sehingga kepadatan fluks
31
magnet permanen kinerja tinggi terbatas. Kepadatan fluks tersebut juga

mengakibatkan fluks sulit diatur sehingga tegangan dan arus keluaran generator

tidak dengan mudah diatur seperti  generator dengan lilitan.

4.4 Analisa Potensi Gelombang Air Laut

Potensi energi gelombang laut dengan lebar gelombang atau lebar chamber

2,5 meter (berdasarkan desain yang telah ada), ρ air laut 1030 Kg/m3, dan

gravitasi bumi 9,81 m/s2, persamaan untuk menghitung energi gelombang laut

yang dihasilkan cukup dengan menghitung energi potensial saja. Dari beberapa

nilai ketentuan, maka kita dapat mengetahui rata rata potensi energy gelombang

laut, berikut tabel data hasil perhitungan:

Tabel 4.7. Sampel Hasil Perhitungan Potensi Energi Gelombang Laut:

Potensi Energi Gelombang


Hari/Tanggal Waktu Lokasi Laut(Ew)/
1
EW = . w . ρ . g . a 2 . λ ( J )
4

Jumat/24-08-2018 10:36 Desa Lontoi 9164,967


11:24 Desa Lontoi 7039,538
12:37 Desa Lontoi 7997,302
01:23 Desa Lontoi 5720,423
02:37 Desa Lontoi 3493,608
Rata Rata 6683,1676
Sabtu/25-08-2018 11:30 Desa Lontoi 4917,238
12:30 Desa Lontoi 5139,655

45
01:30 Desa Lontoi 5720,423
02:30 Desa Lontoi 4326,083
03:30 Desa Lontoi 3538,543
Rata Rata 4728,3884
Dari data potensi energy gelombang laut, maka kita dapat mengetahui nilai

rata rata dari hasil perhitungan, berikut tabel data hasil perhitungan:

Tabel 4.7. Sampel Hasil Perhitungan Daya Yang dibangkitkan:


32

Potensi Energi
Gelombang Daya(Pw)/
Hari/Tanggal Waktu Lokasi Laut(Ew)/ 1
. w . ρ. g . a2 . λ
1 4
EW = . w . ρ . g . a . λ ( J )Pw=
2
4 T
(w)

Jumat/24-08-2018 10:36 Desa Lontoi 9164,967 6109,978


11:24 Desa Lontoi 7039,538 4693,025
12:37 Desa Lontoi 7997,302 5331,534
01:23 Desa Lontoi 5720,423 3813,621
02:37 Desa Lontoi 3493,608 2329,072
Rata Rata 6683,1676 4455,446
Sabtu/25-08-2018 11:30 Desa Lontoi 4917,238 3278,158
12:30 Desa Lontoi 5139,655 3426,436
01:30 Desa Lontoi 5720,423 3813,615
02:30 Desa Lontoi 4326,083 2884,055
03:30 Desa Lontoi 3538,543 2359,028
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui rata rata daya yang dapat

dibangkitkan pada hari/tanggal Jumat/24-08-2018 sekitar 4455,446 watt

sedangkan untuk daya terbesar sekitar 2359,028 watt, kemampuan

membangkitkan daya dapat digunakan untuk memberikan pasokan daya listrik

baru diwilayah perairan Siompu Kabupaten Buton Selatan.

46
BAB V

PENUTUP 3333
5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan perhitungan maka dapat disimpulkan:

1. Wilayah perairan siompu kabupaten buton selatan memiliki potensi untuk

menerapkan sistem pembangkit Oscillating Water Column, dengan desain

energetech lebar chamber 2,5 m denggan tinggi 1.5 m dengan

menggunakan jenis turbin Axial Fan Direct, serta generator jenis PMG 3

phase dengan kecepatan putaran 950 rpm dengan kapasitas energy 5000

watt.

2. Dari hasil perhitungan dapat diketahui rata rata daya yang dapat

dibangkitkan pada hari/tanggal Jumat/24-08-2018 sekitar 4455,446 watt

sedangkan untuk daya terbesar sekitar 2359,028 watt, kemampuan

membangkitkan daya dapat digunakan untuk memberikan pasokan daya

listrik baru diwilayah perairan Siompu Kabupaten Buton Selatan.

5.2 Saran

1. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari penilaian sempurna

maka olehnya penulis berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun.

2. Penulis berharap perlu adanya tindak lanjut berupa pengembangan dari

pihak mahasiswa dan penerapan dari pihak pemerintah agar kiranya

47
penelitian ini dapat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan bagi

masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
34
[1] Dewan Energi Nasional. 2014.”Outlook Energi Indonesia”. Jakarta.

[2] Siti Rahma Utami, “Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang

Laut Dengan Menggunakan Sistem Oscillating Water Column (OWC) di Tiga

Puluh Wilayah Kelautan Indonesia” Jakarta: Universitas Indonesia; 2010.

[3] Lelly Erlita Safitri, Muh. Ishak Jumarang, Apriansyah, “Studi Potensi Energi

Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Oscillating Water Column (OWC) di

Perairan Pesisir Kalimantan Barat” Pontianak; 2016.

[4] Mohammad Rizki, “Desain Dan Perhitungan Energi Pasang Surut Air Laut”

Surabaya : Institut teknologi sepuluh November, 2016.

[5] Fathan Nur Aziz. 2017. “Desain Oscillating Water Column System Untuk

Pembangkit Listrik Energi Gelombang Laut”. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

[6] I Wayan Arta Wijaya. 2010. “Pembangkit Listrik Energi Gelombang Laut

Menggunakan Teknologi Oscillating Water Column (OWC) Di Perairan

Bali”. Bali: Universitas Udayana.

48
[7] Inur Romadlon. 2016. “Pemanfaatan Potensi Energi Baru dan Terbarukan

Dalam Pengoptimalan Pembangkit Listrik energy Terbarukan di Indonesia”.

Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[8] Faulincia, “Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Dengan

Metode Oscillating Water Column di Perairan Kendari Sulawesi Tenggara”

Jakarta; 2015.

[9] Anwar Hidayat. 2012. http://www.statistikian.com/2012/05/desain-penelitian-

pengantar.html.

49
LAMPIRAN

50
51
52
53
54

Anda mungkin juga menyukai