Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kecurangan didefinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua
kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset.
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah ataupun
pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para penggunanya.
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas aset milik suatu entitas.

Insentif/Tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan.

Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan
kecurangan.

Sikap/Rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang memungkinkan
manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu
lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka
membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.

Skeptisme Profesional

auditor “tidak menganggap bahwa manajemen tidak jujur maupun tidak menganggap kejujuran
manajemen dipertanyakan”

 Berfikir Kritis

Selama merencanakan audit dalam setiap pengauditan, tim kerja harus membahas kebutuhan
untuk menjaga pikiran kritis disepanjang pengauditan untuk mengidentifikasi risiko-risiko
kecurangan dan secara kritis mengevaluasi bukti-bukti audit.

 Evaluasi Kritis atas Bukti Audit

Auditor harus berhati-hati untuk tidak membenarkan atau mengasumsikan suatu salah saji
merupakan suatu insiden yang terpisah.

Dengan menerapkan program-program dan pengendalian antikecuragan, manajemen


dapat mencegah kecurangan dengan mengurangi kesempatan yang memungkinkan terjadinya
kecurangan. Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam menjalankan usaha
antikecurangan, AICPA, bekerja sama dengan beberapa organisasi profesi terkait, menerbitkan
Program dan Pengendalian Antikecurangan bagi Manajemen: Panduan untuk Membantu
Mencegah, Mengantisipasi, dan Mendeteksi Kecurangan.

Panduan tersebut mengidentifikasi adanya 3 elemen untuk mencegah, mengantisipasi dan


mendeteksi kecurangan, yaitu Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi, Tanggung jawab
manajemen untuk mengevaluasi resiko-resiko kecurangan dan pengawasan dari komite Audit.

1. Mengubah Keseluruhan Pelaksanaan Audit

Pelaku kecurangan seringkali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit.
Untuk alasan itu maka PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit
yang tidak dapat diprediksi.

2. Merancang dan Melakukan Prosedur Audit untuk Menghadapi Resiko Kecurangan

Auditor merancang prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi resiko audit
spesifik sesuai dengan akun yang sedang diaudit dan jenis resiko kecurangan yang
teridentifikasi.

Resiko Kecurangan dalam Pendapatan dan Piutang Dagang

Pendapatan dan beberapa akun piutang yang terkait serta akun kas biasanya sangat
rentan terhadap manipulasi dan pencurian. Dan contoh dari kecurangan tersebut seperti :

a. Risiko kecurangan dalam laporan keuangan untuk akun pendapatan.

Ada banyak alasan mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi. Yang paling penting
pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba rugi.

- Pendapatan fiktif

- Pengakuan pendapatan yang premature.

- Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan.

Merenspons salah saji yang mungkin disebabkan oleh kecurangan

Sepanjang pengauditan, auditor terus-menerus mengevaluasi apakah bukti-bukti


yang didapatkan dan pengamatan-pengamatan lainnya mengindikasikan adanya salah saji
material yang disebabkan oleh kecurangan.

- Jenis teknik-teknik wawancara

- Tanya jawab informal


- Tanya jawab evaluasi

- Tanya jawab interogatif

- Mengevaluasi respons tanya jawab

- Teknik mendegarkan

- Mengamati tanda-tanda perilaku

- Tanggung jawab lainnya ketika dicurigai

Anda mungkin juga menyukai