Referat Kulit
Referat Kulit
PENDAHULUAN
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu penyebab infeksi menular
seksual (IMS) yang banyak ditemukan di seluruh dunia. HPV itu sendiri adalah virus DNA
Papovaviridae dan dengan cara hibridasi DNA sampai saat ini telah dapat diisolasikan
kurang lebih 120 tipe HPV. Infeksi dapat mengancam pria maupun wanita yang termasuk
dalam kelompok seksual aktif, mempunyai resiko yang sama untuk kemungkinan tertular
Centre for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan sekitar 20 juta
orang terinfeksi HPV dengan jumlah kasus baru 6,2 juta setiap tahunnya. Besarnya angka
ini menunjukkan betapa mudahnya penularan HPV, melalui kontak seksual, terjadi di
kalangan seksual aktif. Angka kejadian infeksi HPV pada pria belum dapat dipastikan,
kemungkinan karena kesulitan dalam mencari sampel yang adekuat untuk pemeriksaan
DNA HPV. Perkiraan secara umum, infeksi HPV pada pria berkisar antara 16 - 45%, atau
kurang lebih sama seperti pada wanita. Seperti juga pada wanita, umumnya infeksi HPV
Infeksi Human Papiloma Virus ( HPV ) dapat menyebabkan beberapa kelainan pada
kulit. Beberapa jenis infeksi HPV pada kulit antara lain seperti Veruka Vulgaris, Veruka
Plana, Filiform Warts, Pigmented Warts, Bowens Disease dan pada kelamin seperti
Kondiloma Akuminata. Adapun tipe yang paling berisiko adalah HPV 16, 18, 31 dan 45.
1
Sedangkan tipe 33, 35, 39, 51, 52, 56, 58, 59 dan 68 merupakan tipe risiko sedang. Tipe
HPV yang tergolong rendah yaitu tipe 6, 11, 26, 42, 43, 44, 53, 54, 55 dan 56. Dari tipe-tipe
tersebut, HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab 70% kanker serviks pada wanita
sedangkan HPV tipe 6 dan 11 merupakan 90% penyebab kutil kelamin. Kutil kelamin
merupakan penyakit yang sangat menular dan hampir selalu menular secara seksual, tetapi
transmisi vertikal dan autoinokulasi juga dapat terjadi walaupun jarang. Walaupun penyakit
kutil kelamin tidak selalu menyebabkan kematian, penyakit ini dapat menyebabkan
morbiditas yang bermakna dan membutuhkan biaya perawatan kesehatan yang besar.3
Diperkirakan bahwa 20 juta penduduk Amerika, telah terinfeksi HPV dan setiap
tahunnya ditemukan 5,5 juta kasus baru. Suatu penelitian mengatakan bahwa 75% dari
kelompok populasi yang aktif secara seksual akan terinfeksi HPV pada beberapa waktu
selama periode kehidupannya (bahan epid) Dari suatu penelitian pada remaja, di Amerika,
diperoleh hasil bahwa mereka yang awalnya diketahui tidak terinfeksi HPV, 55%
diantaranya diketahui positif terinfeksi HPV dalam waktu 3 tahun kemudian. Pada
penelitian terhadap mahasiswa yang semula tidak terinfeksi HPV dan tidak melakukan
kontak seksual selama masa perkuliahan, sekitar 30% diantaranya ditemukan terinfeksi
HPV dalam waktu 12 bulan sejak pertama kali melakukan kontak seksual dan berkembang
menjadi 50% dalam waktu 4 tahun. Besarnya angka ini menunjukkan betapa mudahnya
penularan HPV, melalui kontak seksual, terjadi di kalangan remaja dan wanita dewasa
muda.2
2
Angka kejadian infeksi HPV pada pria belum dapat dipastikan, kemungkinan
karena kesulitan dalam mencari sampel yang adekuat untuk pemeriksaan DNA HPV.
Perkiraan secara umum, infeksi HPV pada pria berkisar antara 16 - 45%, atau kurang lebih
sama seperti pada wanita. Seperti juga pada wanita, umumnya infeksi HPV pada pria
bersifat asimtomatik (tanpa gejala). Yang perlu diingat bahwa, infeksi HPV pada pria dapat
berkembang bersama beberapa infeksi menular seksual lainnya seperti kutil kelamin
Kutil kelamin merupakan penyakit yang sangat menular dan hampir selalu menular
secara seksual, tetapi transmisi vertikal dan autoinokulasi juga dapat terjadi walaupun
jarang. Depkes RI melaporkan bahwa sekitar 90% kejadian kutil kelamin disebabkan oleh
HPV tipe 6 dan 11. Walaupun penyakit kutil kelamin tidak selalu menyebabkan kematian,
penyakit ini dapat menyebabkan morbiditas yang bermakna dan membutuhkan biaya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
terdiri atas dua genus yaitu Polyomavirus dan Papillomavirus. Human Papilloma
Virus (HPV) merupakan virus berukuran kecil dengan diameter 45-55 nm, memiliki
genom sirkular dengan double stranded DNA dengan kapsid berbentuk icosahedral
dan tidak berenvelop. Virus ini mempunyai tropisme pada sel epitel kulit dan
4
dan bukan onkogenik yaitu risiko rendah (bukan onkogenik) dan HPV risiko tinggi
(onkogenik).
2. Etiologi
Human Papilloma Virus (HPV) ini dapat bersifat mutagen. Infeksi HPV
kanker. Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 di antaranya dapat
ditularkan lewat hubungan seksual. Adapun tipe yang paling berisiko menjadi sel
karsinoma adalah HPV 16, 18, 45, dan 56. Sedangkan tipe 31, 33, 35, 51, 52 dan 58
merupakan tipe berisiko sedang. Dan yang berisiko rendah adalah tipe 6, 11, 42, 43,
44. Dari tipe-tipe ini, HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab 70% kanker serviks
3. Patogenesis
mukosa manusia seperti mukosa oral, esophagus, laring, trakea, konjungtiva, genital
dan anus. HPV tidak pernah menginfeksi mukosa saluran cerna. Virus ini teruatama
ditularkan melalui hubungan seksual termasuk oral seks dan anal seks.
Mekanisme infeksi virus diawali dengan protein menempel pada dinding sel
dan mengekstraksi semua protein sel kemudian protein sel itu ditandai (berupa
5
maka, dapat dikatakan bahwa sel yang bersangkutan terinfeksi virus. Setelah itu,
terjadinya mutasi gen jika materi genetik virus ini bertemu dengan materi genetik
sel. Setelah terjadi mutasi, DNA virus akan bertambah banyak seiring pertambahan
jumlah DNA sel yang sedang bereplikasi. Ini menyebabkan displasia (pertumbuhan
sel yang tidak normal) jadi bertambah banyak dan tak terkendali sehingga dapat
menyebabkan kanker.3,4
bertingkat, tidak dapat tumbuh pada kultur sel biasa. Serangan terjadi pada
peralihan epitel kolumnar kanal servikal dengan epitel skuamosa bertingkat serviks
bagian luar. Kutil jinak adalah tumor self limiting yang akan mengalami regresi
(proliferasi yang masif dari lapisan keratin dermis). Awal formasi kutil mungkin,
trauma epitel dan masuknya virus ke dalam satu atau beberapa sel dari lapisan
hyperplastic prickle cell (acanthosis) dengan stratum korneum yang terdiri dari satu
atau dua lapisan sel parakeratotik. Papila dermal memanjang dan terdapat batasan
ketebalan irregular lapisan sel dan lapisan granular yang terdiri dari sel dengan HPV
intranuklear. Sel ini, yang disebut dengan koilocytes, merupakan sel skuamosa
perinuklear dan menonjol pada hapusan Papanicolaou (Pap smears) dari sel servikal
6
yang terkelupas dari wanita dengan infeksi HPV servikal. Adanya koilocytes ini
Infeksi HPV pada dewasa biasanya terjadi melalui kontak kulit ke kulit
(umumnya kontak seksual dengan pasangan yang memiliki infeksi klinis atau
bulan.6
4. Epidemiologi
20 juta orang terinfeksi HPV dengan jumlah kasus baru 6,2 juta setiap tahunnya.
prevalensi klnis kurang dari 1%. Kebanyakan kasus terdiagnosis pada dewasa muda
usia 16-25 tahun. Adanya faktor seperti kehamilan, pasangan seksual multipel,
pasien diabetik akan meningkatkan risiko angka kejadian infeksi. Besarnya angka
ini menunjukkan betapa mudahnya penularan HPV, melalui kontak seksual, terjadi
di kalangan seksual aktif. Angka kejadian infeksi HPV pada pria belum dapat
untuk pemeriksaan DNA HPV. Perkiraan secara umum, infeksi HPV pada pria
berkisar antara 16 - 45%, atau kurang lebih sama seperti pada wanita. Seperti juga
pada wanita, umumnya infeksi HPV pada pria bersifat asimtomatik (tanpa gejala).
5. fgsag
7
6. fgsg
bertingkat, tidak dapat tumbuh pada kultur sel biasa. Serangan terjadi pada
peralihan epitel kolumnar kanal servikal dengan epitel skuamosa bertingkat serviks
bagian luar.3 Kutil jinak adalah tumor self-limiting yang akan mengalami regresi
(proliferasi yang masif dari lapisan keratin dermis). Awal formasi kutil mungkin,
trauma epitel dan masuknya virus ke dalam satu atau beberapa sel dari lapisan
hyperplastic prickle cell (acanthosis) dengan stratum korneum yang terdiri dari satu
atau dua lapisan sel parakeratotik. Papila dermal memanjang dan terdapat batasan
ketebalan irregular lapisan sel dan lapisan granular yang terdiri dari sel dengan HPV
intranuklear. Sel ini, yang disebut dengan koilocytes, merupakan sel skuamosa
perinuklear dan menonjol pada hapusan Papanicolaou (Pap smears) dari sel servikal
yang terkelupas dari wanita dengan infeksi HPV servikal. Adanya koilocytes ini
biasanya terjadi melalui kontak kulit ke kulit (umumnya kontak seksual dengan
pasangan yang memiliki infeksi klinis atau subklinis), dengan inkubasi 3 minggu
sampai 8 bulan, rata-rata sekitar 3 bulan.1,6 Kutil menyebar secara difus ke seluruh
8
daerah vulva. Pertumbuhan veruka akan menimbulkan bentuk lain atau gabungan,
labia mayora, perineum dan daerah perianal. Perkembangan akan terlihat pada
seringkali asimptomatik dan menjadi karier beberapa tahun, mungkin seumur hidup.
Pada penelitian, kutil genital timbul hampir dua pertiga kontak pasien yang
memiliki kutil genital kasat mata, dalam tiga bulan sejak dimulainya hubungan
seksual.11 Virus dapat menginfeksi kulit vulva, perineum, dinding vagina, serviks
dan rektum, sedangkan kontak orogenital dapat menyebabkan kutil di mulut atau
menyebar secara langsung ke kulit perianal tanpa terjadinya hubungan anal sex. 11
penis, vagina, vulva, dan anus secara morfologi sama dan diakibatkan oleh transmisi
seksual, tetapi insiden kanker serviks 5–50 kali lebih tinggi daripada kanker
skuamosa traktus genitalis lainnya, kecuali kanker anus pada pria homoseksual.
Lebih sering terjadinya kanker serviks dan kanker anus pria homoseksual daripada
kanker traktus lain, karena HPV belum diketahui secara jelas. Kedua tipe kanker ini
meningkat pada daerah epitel metaplastik yang umumnya terjadi karena infeksi
menghasilkan mukus pada porsio ektoserviks saat lahir, diganti epitel skuamosa.
9
Permukaan endoserviks dan ektoserviks mengalami perubahan secara dramatik
akibat pengaruh fisik, hormonal atau berbagai penyebab infeksi seperti HPV.
epitel metaplasia ini, sebagian besar patologi serviks seperti awal kanker, dapat
terjadi. Konsep lesi pre kanker pertama kali didapatkan, sebagai sel epitel normal
yang berdekatan dengan karsinoma skuamosa invasif, diganti dengan lapisan sel
tebal, yang secara morfologis identik sel tumor invasif, daerah ini dinamakan
Carcinoma in situ (CIS). Bentuk lain lesi serviks tidak begitu jelas perbedaan
neoplasia (CIN), keadaan ini sebagai perubahan morfologi paling awal yang
berhubungan dengan karsinoma serviks. Yang tergolong lesi epithelial serviks non
invasif adalah displasia ringan, sedang dan berat atau CIS. E6 dan E7 adalah dua
gen viral yang selalu berada dan diekspresikan pada tumor, kedua onkoprotein ini
dari tipe risiko tinggi, bukan tipe risiko rendah, yang cukup digunakan untuk kultur.
hidup sel pada kultur dan juga melibatkan perubahan selular. HPV sel epitel, secara
umum tidak tumorigenik tetapi jangka waktu lama kultur, dapat spontan
Onkoprotein E6, E7 pada HPV risiko tinggi memberikan beberapa fungsi kritis
10
perkembangan neoplasia. Pertama, E7 mengacaukan sinyal secara normal mencegah
masuknya sel ke dalam fase sintesis (S), saat sel meninggalkan lapisan basal.
Meningkatnya jumlah sel yang berproliferasi, meningkatkan juga jumlah sel yang
menjadi target perubahan genetika, yang selanjutnya menjadi neoplasia. Kedua, E6,
gen yang menyebabkan penetrasi pada membran basalis, merubah interaksi dengan
matriks sehingga terjadi pertumbuhan stroma dan jaringan lain, serta keperluan
demikian, tidaklah jelas apakah onkogen virus mendorong ekspresi gen secara
langsung pada proses invasif dan metastase. Data epidemiologi menunjukkan bahwa
pada beberapa infeksi HPV, terjadi regresi spontan, perkembangan menjadi lesi
intraepitelial berhubungan dengan persistensi virus. Gen HPV mampu menetap pada
sel normal dan tidak mengadakan transformasi. Hal ini menunjukkan perubahan
sekunder berperan penting pada karsinogenesis serviks berkaitan HPV, yang dapat
terjadi sebagai konsekuensi langsung infeksi HPV atau tidak langsung melalui
11
epidemiologi saat ini difokuskan pada kofaktor yang dapat menerangkan perjalanan
alami infeksi HPV dan hubungan terbentuknya lesi dan kanker serviks. Faktorfaktor
lain yang berperan pada kanker serviks meliputi smegma, infeksi berulang, kontak
seksual pertama pada usia lebih muda, dan pasangan seksual yang banyak.2
HPV terutama HPV 2, 27, 57 (tipe HPV yang mirip dengan tipe 2), HPV 4
dapat menjadi lebih besar. Lokasi dapat terjadi dimana saja namun paling
pembedahan dengan bedah listrik, bedah beku, bedah laser atau destruksi
12
dengan bahan keratolitik seperti asidum salisikum 25-50%, triklorasetat
25%.4,5
Veruka Plana adalah papul datar kecil yang disebabkan oleh infeksi
virus HPV 3 dan 10. Kelainan ini dapat regresi, biasanya didahului oleh
papul datar agak menimbul dengan permukaan licin dan warna seperti kulit,
5mm. Lokasi yang sering adalah wajah, punggung tangan dan tungkai
bawah dengan jumlah beberapa sampai ratusan. Lesi dapat bersatu tersusun
13
Pemeriksaan penunjang dengan biopsi kulit menunjukkan
c. Filiform Warts
Ini adalah variasi morfologi veruka vulgaris dan jenis HPV yang
tampak sama ditemukan pada lesi veruka vulgaris, terutama HPV 2. Kutil ini
bertangkai, tumbuh dengan cara tegak lurus atau miring terhadap pada
permukaan kulit Mereka dapat muncul secara terisolasi atau timbul beberapa
14
Gambar 3. Filiform Warts
d. Pigmented Warts
Secara klinis, kutil ini mempunyai pigmen warna bervariasi dari abu-
homogen badan inklusi yang spesifik. Jenis HPV pada lesi ini adalah HPV
4, 60 dan 65.7
15
e. Bowens Disease
autoinokulasi dari lesi genital. Peran HPV ditemukan secara jelas pada
Jenis lain dari HPV telah terdeteksi di EGBD, seperti HPV 2, HPV beresiko
rendah yaitu HPV 6 dan 11, HPV 54, 58, 61, 62, 73. HPV 58 terdeteksi di
EGBD terletak di siku, jari tangan dan kaki yang terkait dengan serviks dan
vulva carcinoma.8,10
16
Gambar 5. Bowens Disease
yang paling sering terjadi pada kelamin dana tau anus. Penyakit ini termasuk
17
sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, meatus uretra, korpus dan
akuminatum lebih cepat, yaitu fluor albus pada wanita, laki-laki yang tidak
dapat terasa gatal dan bila terjadi infeksi sekunder dapat timbul nyeri, bau
Bentuk klinis yang paling sering ditemukan berupa lesi kembang kol,
berupa lesi keratotic dengan permukaan kasar dan tebal. Lesi timbul sebagai
dengan cara membungkus kain kasa yang telah dibasahi dengan larutan
asam asetat 5% selama 3-5 menit lalu dilihat dengan kaca pembesar dan
terlihat acetowhite, terjadi warna putih akibat ekspresi sitokeratin pada sel
protein.
setelah 4-6 jam. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari.
18
Selain itu dapat juga digunakan teknik pembedahan menggunakan
condyloma diketahui dengan ditemukannya HPV tipe 6 dan tipe 11. Pada wanita
kadang terdapat pada vulva dan anus. Tampak sebagai kondilom besar, bersifat
invasif lokal, destruksi dan tidak bermetastasis. Histologis, Giant condyloma tidak
19
terhadap pengobatan. Beberapa individu yang mengalami penurunan imunitas,
20
BAB III
KESIMPULAN
atas dua genus yaitu Polyomavirus dan Papillomavirus. Terdapat 138 strain HPV yang
sudah diidentifikasi, 30 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. HPV tipe 16
dan 18 merupakan penyebab 70% kanker rahim yang terjadi, sedangkan HPV tipe 6 dan 11
merupakan penyebab 90% kandiloma akuminata jinak dan Papilloma laring pada anak-
anak.
Infeksi virus HPV dapat menginfeksi kulit dan kelamin, antara lain virus HPV yang
menginfeksi kulit adalah Veruka Vulgaris, Veruka Plana, Pigmented Warts, Filiform
Warts, dan Bowens Disease. Sedangkan virus HPV yang menginfeksi kelamin adalah
Kondiloma Akuminata.
Untuk diagnosis lebih lanjut dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsi kulit
yang dapat menghasilkan ciri khas secara histopatologis dari masing-masing penyakit.
21
Pilihan pengobatan berdasarkan keadaan lesi, yaitu jumlah, ukuran dan bentuk serta lokasi.
seperti asidum salisikum, triklorasetat dan tinktura podofilin 25%. Dapat juga dilakukan
tindakan pembedahan menggunakan bedah skapel, bedah listrik, bedah beku dan laser
karbondioksida.
Walaupun sering mengalami kekambuhan namun prognosis dari infeksi akibat HPV
adalah baik, namun harus menjauhi faktor predisposisi terjadinya infeksi tesebut.
DAFTAR PUSTAKA
Daerah Anus yang Disebabkan oleh Infeksi Human Papilloma Virus tipe 6, 11 dan
16 pada Seorang Laki Suka Laki dengan HIV Positif. Departemen Ilmu Kesehatan
2015.
22
3. Setiawati, D. 2014. Human Papilloma Virus dan Kanker Serviks. Public Health
4. Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:
University Press.
7. Fitzpatrick, Freedeberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz
St. 2007. Dermatology in General Medicine. Edisi 6. New York. The Mc Graw-Hill
Companies Inc.
8. Siregar RS. 2004. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Jakarta. Buku Kedokteran EGC
9. Rahayu, Agnes. 2010. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) dan Pencegahannya
pada Remaja dan Dewasa Muda. Jurnal Biologi Papua, Vol. 2 No.2 Hal: 81-88
10. Tjhay, Fransisca. 2011. Risiko Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) Pada
11. Guiseppe, G.D., et al., 2008. Human Papillomavirus and Vaccination: Knowledge,
23
13. Harahap, Marwali. 2013. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates ; Jakarta.
14. Menaldi, Sri Linuhwih SW. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.7. Badan
Penerbit FK UI ; Jakarta.
15. Fitzpatrick, Thomas B. 2009. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology Ed 6th .
16. Chan PKS, Luk ACS, Luk TNM, Lee KF, Cheung JLK, Ho KM, et al. Distribuition
2009;44:111-4.
DNA in bowenoid papulosis, Bowen's disease and squamous cell carcinoma of the
19. Tyring SK. Human papillomavirus infections: epidemiology, pathogenesis, and host
24