Anda di halaman 1dari 10

KEBUTUHAN CAIRAN NORMAL UNTUK BAYI DAN ANAK

DISUSUN OLEH :
LUCIANA DWI MULYANTI
NIM :201511016

PROGRAM KHUSUS PENDIDIKKAN DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2015/2016
KEBUTUHAN CAIRAN NORMAL PADA BAYI DAN ANAK

A. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler(CIS) dan
cairan ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial,
dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Perbandingan CIS dengan CES: Dewasa = 2:1; Anak-Anak = 3:2; Bayi = 1:1.Pada
tubuh terdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi cairan
tubuh manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi
sekitar 75%, anak 70%, Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh
diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan gastrointestinal.
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan
kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas.
3. Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan
insensible water loss
4. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air.
Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa
haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone
(ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

B. Rumus Berat Cairan Pada Anak


.Kebutuhan air pada anak:
KEBUTUHAN AIR/ HARI

BERAT BADAN
1- 10 KG 100 ML/ KG BB
11- 20 KG 1000 ML + 50 ML / KG DIATAS BB 10 KG
> 20 KG 1500 ML + 20 ML / KG DIATAS BB 20 KG
Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:
 Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka
kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
 Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan
ditambah 50 ml per Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000
ml ditambah 5 x 50 ml maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairannya
 Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada
20 kg pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang dengan BB 40 Kg,
maka 20 kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml
sehingga kebutuhan cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml =
1900 ml/hari

C. Intake dan Out Put

1. Intake Cairan
Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
No. Umur BB (kg) Kebutuhan Cairan (ml)

2. 1 tahun 9,5 1150 – 1300


3. 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4. 6 tahun 20 1800 – 2000
5. 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6. 14 tahun 45 2200 – 2700
Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan
darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di
mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara
sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi
oleh gastrointestinal.

2. Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama, produksi urine 0,5 cc – 1
cc/kgBB/hari

b. IWL (Insesible Water Loss)


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
IWL Anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari

c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Besar IWL menurut usia.


Usia Besar IWL (mg/kg BB/hari)
Baru lahir 30
Bayi 50-60
Anak-anak 40
Remaja 30
Dewasa 20

D. Mengukur Intake Dan Output


1. Definisi
Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh
(intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (out put).
2. Tujuan
Menentukan status keseimbangan cairan tubuh dan tingkat dehidrasi klien.
3. Prosedur
a. Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, terdiri dari air
minum, air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), cairan intra vena.
b. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat,
feses, muntah, insensible water loss (IWL).
c. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : INTAKE = OUTPUT.
d. Mendokumentasikan

Perkiraan kebutuhan cairan tubuh berdasarkan usia.


Usia Berat badan (kg) Kebutuhan (ml)/24 jam
3 hari 3,0 250-300
1 tahun 9,5 1150-1300
2 tahun 11,8 1350-1500
6 tahun 20,0 1800-2000
10 tahun 18,7 2000-2500
14 tahun 45,0 2200-2700
18 tahun 54,0 2200-2700
E.FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN DALAM TUBUH
1.Usia
2.Temperature yang tinggi
Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat
cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
3. Diet
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan
yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke
interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

4. Stress
Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui
proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan
metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat
menimbulkan retensi natrium dan air.

5. Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya
sel membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup.

F. Perhitungan Kebutuhan Cairan Pada Anak Menurut WHO


1. < 2 tahun
System 24 jam
4 jam I : 5 tts / KgBB / menit
20 jam II : 3 tts / KgBB / menit

2. > 2 tahun
System 8 jam
1 jam I : 10 tts / KgBB / menit
7 jam II : 3 tts / KgBB / menit

3. PEM
System 24 jam
1 jam I : 7 tts / KgBB / menit
13 jam II : 1½ tts / KgBB / meniT

G. Menghitung Balance Cairan pada anak

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari
PT. Otsuka Indonesia yaitu:
Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari

I. KESIMPULAN
Penderita anak sering mengalami gangguan homeostasis, termasuk homeostasis
air dan elektrolit. Perbaikan maupun perburukan keadaan klinis berjalan parallel
dengan perubahan-perubahan pada variable fisiologis.
Total cairan tubuh dapat diperkirakan dari berat badan. Kebutuhan rumatan air
dan elektrolit tergantung pada banyaknya air yang keluar melalui urine, feses, dan
insensible losses. Jumlah total air dan elektrolit dalam tubuh merupakan hasil dari
pengaturan keseimbangan antara intake dan output.
Penatalaksanaan cairan dan elektrolit pada penderita anak didasarkan pada
prinsip-prinsip fisiologi. Meskipun demikian ini tidaklah sama halnya dengan
membuat normal semua variable fisiologis, tetapi harus mempertimbangkan dasar
penyebab gangguannya. Kegagalan dalam melakukan ini dapat mengakibatkan harm
kepada penderita.

DAFTAR PUSTAKA

Lorin, Martin I. _____. Kumpulan Soal-soal Pediatri. Jakarta: EGC.


Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Tamsuri, Anas. _____. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta: EGC.
Uliyah,Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Kebidanan Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
_____________. _____. Terapi Inravena. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai