Anda di halaman 1dari 3

SP 1 P (PERILAKU KEKERASAN)

1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum… Selamat pagi Bapak?... Perkenalkan nama saya
Rahmatul Ummah. Saya mahasiswa praktek dari Akper Anging Mammiri
yang akan dinas diruangan ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi
dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat Bapak
selama dirumah sakit ini. Nama Bapak siapa?... Senangnya Bapak di
panggil siapa?..
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?.. Saya lihat Bapak sering tampak
marah dan kesal, sekarang Bapak masih merasa kesal atau marah?”
c. Kontrak
➢ Topik
Baiklah Bapak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal-hal
yang membuat Bapak marah atau kesal dan bagaimana cara
mengontrolnya?. Apakah Bapak bersedia?...Tujuannya, agar Bapak
dapat mengontrol marah atau kesal Bapak dengan kegiatan yang
positif yaitu dengan latihan fisik yaitu teknik napas dalam dan tidak
menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain.
➢ Waktu
Berapa lama Bapak mau bercakap-cakap dengan saya?. Bagaimana
kalau 20 menit saja?.
➢ Tempat
Bapak mau bercakap-cakap dimana?.. Bagaimana kalau di ruang tamu
atau halaman rumah sakit?
2. Fase Kerja
a. Mengidentifikasi Penyebab Perilaku Kekerasan
“Apakah sebelumnya Bapak pernah marah?...Terus, penyebabnya apa
Bapak?
b. Mengidentifikasi Tanda Dan Gejala Perilaku Kekerasan
“Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan?... Apakah Bapak
merasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot,
dan ingin memukul atau mengamuk?.”
c. Mengidentifikasi Perilaku Kekerasan Yang Dilakukan
“Setelah itu apa yang Bapak lakukan?.. O…iya, jadi Bapak marah-marah?,
(Misalnya: Membanting pintu, dan memecahkan barang-barang
d. Mengidentifikasi Akibat Perilaku Kekerasan
“Akibatnya atau kerugian cara yang Bapak lakukan
“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik?... Maukah Bapak
belajar cara mengungkapkan marah atau kesal Bapak dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?.”
e. Mempraktikan Cara Mengontrol Marah Dengan Latihan Fisik
Begini, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak,..
Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik
disalurkan rasa marah.
“Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar cara satu dulu?...
Namanya teknik napas dalam”. Begini Bapak, kalau tanda-tanda marah
atau kesal muncul Bapak,.. Maka Bapak berdiri atau duduk dengan rileks,
lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan atau tiup
berlahan-lahan melalui mulut.”
f. Membantu Pasien
“Ayo Bapak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, Bapak berdiri
atau duduk dengan rileks lalu tarik nafas dari hidung, Bagus.. tahan, dan
tiup melalui mulut, … Nah, lakukan 5 kali.”
g. Menganjurkan Pasien Memasukan Kejadwal Harian
“Nah… Bapak tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam,
sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah atau kesal itu muncuk Bapak sudah terbiasa
melakukannya”…
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
- “Bagaimana perasaan Bapak setelah bercakap-cakap dengan
saya?”.
- “Dan bagaimana perasaan Bapak melakukan latihan teknik
relaksasi nafas dalam tadi?”.. Ya.. bentul, dan kelihatannya Bapak
terlihat sudah lebih rileks…
2) Objektif
- “Coba Bapak sebutkan lagi tadi yang membuat Bapak marah atau
kesal, lalu apa yang Bapak rasakan dan apa yang akan Bapak
lakukan untuk meredakan rasa marah”.
- Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang benar.
- “Wah…bagus, Bapak masih ingat semua…”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di
tulis dalam jadwal kegiatan harian Bapak.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
➢ Topik
“Nah Bapak, cara yang kita praktikan tadi baru salah satunya saja.
Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Bapak.
Cara yang kedua yaitu dengan teknik memukul-mukul banta.
➢ Waktu
“bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok,.. Bagaimana
kalau 20 menit lagi saja?
➢ Tempat
“Kita latihannya dimana, Bapak?.. Bagaimana kalo di ruang tamu atau
dihalaman rumah sakit..” …”Bagaimana Bapak”..Bisa.. Sampai
jumpa.. Assalamualaikum Bapak

Anda mungkin juga menyukai