Anda di halaman 1dari 1

Diversifikasi olahan produk Jahe

Published April 30, 2014 | By cakrakuj

Selain simplisia, dari rimpang jahe dapat diperoleh minyak atsiri, oleoresin, bubuk, jahe asinan,
jahe dalam sirup, manisan jahe, jahe
kristal dan anggur jahe. Asinan jahe merupakan bahan ekspor yang potensial, terbuat dari jahe
putih besar yang dipanen muda (3 bulan), dengan kadar serat rendah. Sedangkan permen jahe,
manisan, sirup, instant, serbat dan sekoteng dibuat/diolah dari jahe putih kecil yang dipanen tua.
Selain untuk bahan baku obat tradisional (jamu), jahe sudah mulai digunakan untuk obat
fitofarmaka karena kandungan gingerolnya. Bahan aktif ini diisolasi dari ekstrak jahe yang
bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri pada tulang, otot dan sendi.

Asinan jahe diolah dari jahe muda umur 3 bulan tanpa serat. Asinan pada restoran cepat saji
digunakan sebagai hidangan pelangkap yaitu acar. Asinan yang terkenal diantara asinan jahe dari
kota hujan Bogor. Asinan mampu mempertahankan daya simpan jahe dalam waktu beberapa
bulan.

Sirup diperoleh dengan cara mengepres jahe dan diambil airnya atau memarut jahe dalam mesin
parut kemudian diaduk-aduk dengan sedikit air dan menyaringnya. Air sisa perasan kemudian
diolah lanjut menjadi permen jahe, jahe susu, sirup jahe, wedang jahe, dodol jahe dll. Sedangkan
ampas jahen diambil minyak atisinya.

Minyak atsiri jahe terdapat dalam serat serat jahe. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara
menyuling ampas sisa hasil perasan dengan ketel penyulingan (destilator bertekanan tinggi)
hingga laju pertambahan minyak atsiri yang dihasilkan berhenti. Kualitas minyak atsiri dapat
dipengaruhi oleh jenis bahan alat penyulingan, kualitas jahe, jenis varietas jahe.

Anda mungkin juga menyukai