Anda di halaman 1dari 10

Nama : Fatur Luriawan

Nim : F1C016069

Tugas Akhir Filmologi

Semiotik di dalam Film The Raid 2: Berandal

Film dapat menjadi sarana pembelajaran bagi manusia. Banyak film yang menyisipkan
tanda-tanda yang biasa digunakan untuk komunikasi di untuk adegannya maupun untuk
berkomunikasi kepada penontonnya. Film yang akan direview pada ke sempetan kali ini adalah
film The raid 2: Berandal yang diproduksi pada tahun 2013. Film ini adalah salah satu film
Indonesia yang menembus pasar Internasional dan film ini lanjutan dari Film The Raid 1yang
sudah lebih dulu menembus pasar Internasional. Di dalam film ini unsur semiotik banyak
ditemukan baik menggunakan isyarat tangan maupun isyarat mata untuk memperingati akan
adanya bahaya yang biasa digunakan di dunia militer.
1. Sinopsis Film
a. Judul: The Raid 2: Berandal
b. Sutradara : Gareth Evans
c. Penulis : Gareth Evans
d. Produser : Rangga Maya Barrack Evans (Eksekutif Produser), Irwan D. Mursy
(Eksekutif Produser), Ario Sagantoro (Produser)
e. Rilis : 21 Januari 2014
f. Durasi : 150 menit.
2. Pemain
a. Iko Uwais : Rama
b. Arifin Putra : Ucok
c. Oka Antara : Eka
d. Tio Pakusadewo : Bangun
e. Alex Abbad : Bejo (
f. Julie Estelle : Alicia/Hammer Girl
g. Ryuhei Matsuda : Keichi
h. Kenichi Endo : Goto
i. Kazuki Kitamaru : Ryuichi
j. Donny Alamsyah : Andi
k. Epy Kusnandar : Topan
l. Roy Marten : Reza
m. Cok Simbara : Bunawar

Cerita The Raid 2: Berandal ini dimulai dari Andi kakanya rama di bunuh oleh Bejo
seorang pimpinan gangster yang sangat memiliki ambisius yang sangat besar untuk menguasai
semua wilayah yang dia inginkan untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Rama yang menjadi
polisi diminta untuk menyamar masuk kedalam sebuah gangster besar yang berisikan Ucok dan
Eka.

Pada Awalnya Rama ditugaskan untuk mengamati ruang privasi yang dimana ada tindak
korupsi dari salah satu petinggi polisi yaitu Reza. Pada awalnya rama menolak untuk menyamar
kedalam gang tersebut, tetapi dengan bujukan dan tawaran dari Bunawar akhirnya rama mau
masuk kedalam gang tersebut dan menyamar sebagai Yuda.

Rama harus meninggalkan istri dan anaknya untuk dilatih kembali menjadi pembunuh
berdarah dingin. Dia akan disusupkan ke dalam komplotan gembong mafia serta harus
menumpas praktik kotor yang penuh skandal korupsi dan suap. Rencana disusun dengan matang.
Rama harus menyusup melalui Ucok yang tengah dipenjara. Ucok adalah anak bos mafia besar
bernama Bangun.

Untuk memuluskan penyamaran, Rama harus dijebloskan ke dalam penjara. Diapun


mulai terlibat baku hantam dengan sesama narapidana di dalam penjara. Rama mulai mencuri
perhatian Ucok. Dengan kemampuan berkelahi tanpa senjata, Rama berhasil menyelamatkan
Ucok saat terjadi huru-hara di dalam penjara. Seni beladiri yang berpadu dengan kekerasan
vulgar dilakukan di dalam lumpur secara apik. Selepas ke luar dari penjara, Rama direkrut oleh
Bangun untuk menjadi anakbuahnya. Dia bahkan disediakan apartemen mewah khusus sebagai
rasa terima kasih atas jasa menyelamatkan Ucok di dalam penjara.

Menjadi kepercayaan bos mafia, Rama turut dalam operasi penagihan 'uang keamanan'
kepada para pebisnis ilegal. Ucok yang dipercaya untuk memimpin menagih duit jatah kepada
produsen film porno. Namun, perkelahian tak terhindarkan akibat keinginan Ucok agar uang
setorannya dinaikkan. Tetapi konflik sesungguhnya bukan di sana. Adanya persaingan antara
Bangun dan keluarga mafia lainnya yang berasal dari Jepang.

Bejo mengundang Uco makan malam, berbagi rumor tentang rencana Jepang untuk
mengubah Reza melawan keluarga Bangun dan memungkinkan Uco secara pribadi membunuh
penyerangnya di penjara. Uco kemudian mencetuskan rencana dengan Bejo memulai perang
geng yang akan menghancurkan Jepang, memberi kesempatan Uco membuktikan dirinya kepada
ayahnya sementara Bejo mendapatkan keuntungan dari kekacauan tersebut. Mereka
menggunakan pembunuh pribadi Bejo untuk memfitnah Jepang untuk membunuh kaki tangan
Bangun, Prakoso dan memalsukan pembalasan dendam oleh Bangun. Ketika kedua keluarga
bertemu untuk berdamai, Bangun malah minta maaf sehingga menyebabkan Uco berang
terhadap ayahnya. Sementara itu, pasukan polisi korup Reza menyerang Yuda sebagai
pembalasan dan melumpuhkannya, sementara Bangun menghajar Uco karena ketidaktaatannya.
Penasihat Bangun, Eka memanggil "Yuda" untuk menyelamatkan Uco dari kantor
Bangun. Sementara Yuda dalam perjalanan, Bejo, The Assassin, dan antek Bejo muncul di
kantor. Uco membunuh ayahnya dan tembak kaki Eka. Sebelum Uco dapat menghabisinya,
Yuda tiba, menghalangi anak buah Bejo untuk membantu Eka melarikan diri. Setelah Assassin
melumpuhkan Yuda, Bejo memerintahkan anak buahnya untuk membunuhnya di tempat lain.

Goto, mendengar kematian Bangun dan pengkhianatan Reza yang diorganisir oleh Bejo,
menyatakan perang terhadap geng Bejo dan pasukan polisi korup Reza. Setelah menyelamatkan
Rama, Eka yang terluka parah dibawa ke tempat kumuh, mengungkapkan bahwa ia tahu identitas
asli Rama dan bahwa ia juga seorang petugas yang menyamar. Sebelum meninggalkan
kendaraan untuk Rama, Eka mengarahkan dia untuk "menghabisi mereka semua". Rama
menelepon Bunawar, dan mendapati perang geng sudah tersulut. Marah padaklaim Bunawar
bahwa Eka mengkhianati polisi, Rama mendapati bahwa Reza, Target aslinya, sedang bertemu
dengan Bejo dan Uco di restoran. Setelah memaksakan janji agar keluarganya diamankan, Rama
menerobos ke gudang restoran Bejo dan menghabisi anak buahnya, kemudian melanjutkan untuk
menetralisir Bejo, Reza, dan Uco serta mengakhiri perang dan korupsi yang ada.

Sementara Uco dan Bejo bertemu dengan Reza untuk membahas kesepakatan mereka,
Uco menemukan sebuah penyadap yang ditanam Rama sebelumnya di dompetnya; ia kemudian
menyadari bahwa tato yang dikenakan Bejo mirip dengan tato orang-orang yang menyerangnya
di penjara. Setelah menyadari bahwa Bejo awalnya mencoba membunuhnya untuk memicu
perang, Uco menyangka Bejo dan Reza berkomplot untuk melawan dia. Sementara itu, Rama
berhasil menghabisi pembunuh pribadi Bejo - Hammer Girl (Gadis Palu), Baseball Bat Man
(Lelaki Pemukul Kasti), dan Assassin - sebelum mengganggu pertemuan. Bejo melempar
senapan ke arah Reza dan menembakkan senapannya pada Rama, tapi Uco menangkap senapan
yang dilemparkan dan membunuh Reza. Uco membunuh Bejo, dan mengalihkan perhatiannya
untuk menembak Rama yang sudah berlindung, namun Rama berhasil mengalahkan Uco dengan
pisau. Uco meninggal di tangan Rama, kemudian Rama yang terluka parah dan kelelahan pergi.

Saat Rama yang terluka perlahan kembali ke pintu keluar gudang, ia bertemu Geng Goto
yang dipimpin oleh Keiichi (anak Goto). Sementara itu, Bunawar juga turut mendengarkan.
Dialog diam terjadi antara Keiichi dan Rama, yang juga didengar oleh Bunawar dan ia pun
mengetahui tentang kejadian malam itu. Keiichi memberikan Rama sebuah seringai menyetujui
dan diasumsikan melakukan penawaran ke Rama untuk bergabung dengan pihak Jepang, dan
pertukaran antara keduanya berujung dengan Rama hanya menyatakan, "Tidak ... cukup..".

Teori Semiotik

Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda, sudah lahir pada akhir abad ke-1 9 dan awal
abad ke-20 . Akan tetapi, ilmu ini baru berkembang mulai pada pertengahan abad ke-20 .
Meskipun pada akhir abad ke- 20, dalam bidang penelitian sastra, sudah ada teori-teoti sastra
yang baru seperti sosiologi sastra, teori dan kritik feminis, dekonstruksi, dan estetika resepsi,
tetapi semiotika menduduki posisi dominan dalam penelitian sastra . Perlu dikemukakan di sini
bahwa teori dan metode semiotika tidak dapat dipisahkan dengan teori strukturalisme karena
seperti dikemukakan oleh Junus (1981 :17) bahwa semiotika itu merupakan lanjutan
strukturalisme. Karena pentingnya semiotika dalam pemaknaan karya sastra, di sini, diuraikan
teori, metode, dan penerapan semiotika dalam pemaknaan sastra secara ringkas dan garis
besamya saja . Dalam uraian ini dipergunakan teori dan metode semiotika Michael Riffaterre
dalam bukunya Semiotics of Poetry (1978). Ada beberapa pendapat mengenai asal kata
semiotika yang keduanya dari bahasa Yunani, pertama adalah seme yang berarti “penafsiran
tanda”, sedangkan yang kedua adalah semeion yang berarti “tanda”.

Tokoh yang dianggap sebagai pendiri semiotik adalah dua orang yang tidak saling
mengenal dan mempengaruhi, yaitu; Ferdinand de Saussure (1857-1913) seorang ahli linguistik
dan Charles Sander Pierce (1839-1914) seorang ahli filsafat. Kedua sarjana tersebut
menggunakan istilah yang berbeda. Saussure menggunakan istilah semiologi sedangkan Pierce
menggunakan istilah semiotika, tetapi dalam perkembangan selanjutnya istilah semiotikalah
yang populer. Pierce mengatakan bahwa semiotik merupakan paduan atau sinonim kata logika.

Ferdinand De Saussure lebih terfokus pada semiotika linguistik. Saussure menggunakan


pendekatan anti historis yang melihat bahasa sebagai sebuah sistem yang utuh dan harmonis
secara internal atau langue. Dia mengusulkan teori bahasa yang disebut sebagai strukturalisme
untuk menggantikan pendekatan historis dari para pendahulunya. Menurut Saussure, ada tiga
kata dalam bahasa Perancis yang merujuk pada ‘bahasa’, yakni parole, langage, dan langue.
Bahasa dimata Saussure tak ubahnya sebuah karya musik (simponi) dan bila kita ingin
memahaminya kita harus memperhatian keutuhan karya musik secara keseluruhan dan bukan
kepada permainan individual dari setiap pemain musik. Sedikitnya ada lima pandangan Saussure
yang terkenal yaitu soal

(1) signifier (penanda) dan signified (petanda).


(2) form (bentuk) dan content (isi).
(3) langue (bahasa) dan parole (tuturan/ujaran).
(4) synchronic (sinkronik) dan diachronic.
(5) syntagmatic dan associative atau paradigmatik.

Menurut Saussure, tanda terbuat atau terdiri dari:

(1) Bunyi-bunyi dan gambar disebut “Signifier”


(2) Konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar disebut “Signified” berasal dari
kesepakatan.

Signifier adalah tanda atau simbol yang dapat mewakili atau bermakna hal lain. Sebuah
kata dapat mewakili perasaan atau pemikiran seseorang. Signifier digunakan oleh orang yang
menghendaki terjadinya komunikasi. Signified adalah interpretasi penerima komunikasi atas
tanda dan simbol yang diterimanya. Dengan demikian, agar komunikasi terjadi dan dipahami,
antara pemberi dan penerima komunikasi harus menggunakan tanda dan simbol yang sama
(Sarosa, 2012).

Tanda (Sign) adalah sesuatu yang berbentuk fisik (any sound-image) yang dapat dilihat
dan didengar yang biasanya merujuk kepada sebuah objek atau aspek dari realitas yang ingin
dikomunikasikan.

Menurut Peirce semiotika memungkinkan kita berpikir tentang tanda-tanda, berhubungan


dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Tanda-
tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya dan memiliki hubungan sebab-akibat.
Semiotika Peirce untuk menemukan koherensi dan menyaring hal-hal yang penting. Peirce
mengehendaki agar teorinya yang bersifat umum ini dapat diterapkan pada segala macam tanda,
dan untuk mencapai tujuan tersebut, ia memerlukan konsep-konsep baru. Untuk melengkapi
konsep itu ia menciptakan kata-kata baru yang diciptakannya sendiri (Kaelan, 2009: 166).

Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon
(tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-
akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial
yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, Peirce menyebutnya teori segitiga makna
(triangle meaning) yaitu :

1. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera
manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda
itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek;
2. Acuan tanda (objek) adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu
yang dirujuk tanda;
3. Pengguna tanda (interpretant) adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan
tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang
objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana
makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Tanda
adalah sesuatu yang merepresentasikan atau menggambarkan sesuatu yang lain (di dalam benak
seseorang yang memikirkan) (Denzin, 2009: 617).

Pembahasan Film

Didalam film The Raid 2: Berandal ini banyak menggunakan tanda dengan menggunakan
tanda fisik seperti gerakan tangan dan pergerakan mata. Tanda tersebut dapat melengkapi alur
cerita yang ada di dalam film pasalnya di dalam film tersebut mengandung unsur-unsur yang
dimana penonton bisa dapat mengerti juga akan ada adegan apa di dalam film tersebut.
Menit 25:00 Rama yang sedang di dalam penjara menyamar sebagai Yuda melihat tanda
yang di berikan oleh seseorang untuk memberitahu bahwa hanya ada 3 penjaga yang berjaga di
depan pagar besi
Dan di waktu yang berdekatan pada menit 25:07 orang yang diberi tanda tersebut
merespon dan memberitahukan kepada temannya agar bersiap-siap untuk menyerang ucok dan
membuat kerusuhan di dalam penjara.

Pada menit 25:27 Beni yang memiliki rencana untuk menyerang Ucok di dalam penjara
memerintahkan agar anak buahnya bergerak untuk melakukan aksinya dengan tujuan membunuh
Ucok dan di sini Rama melindungi Ucok supaya tidak tebunuh di dalam penjara.

Kesimpulan

Berdasarkan Teori-teori yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tanda jelas agar
setiap gambaran yang didapat dalam menafsirkan tanda tersebut.

Di dalam kehidupan ada banyak sekali tanda-tanda yang dapat mengartikan sesuatu dan
jika kita yang mengamati tanda tersebut dengan benar kita dapat mengartikan tanda-tanda
tersebut. Tanda juga tidak bisa lepas di dalam kehidupan setiap manusia karena tanda selalu ada
di sekitar kita.
Daftar Pustaka

Suwarto. 2015. Analisis Semiotika . Diambil dari:


www.academia.edu/15634800/Jurnal_Skripsi_Semiotika_Charles_Sanders_Pierce
(4 Januari 2018).

Mudjianto, Bambang dan Emilsyah Nur. 2013. Semiotika Dalam Metode Penelitian
Komunikasi. Vol. 16 No. 1, April 2013. Diambil dari:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=198517&val=6557&title=Sem
iotika%20Dalam%20Metode%20Penelitian%20Komunikasi (4 Januari 2018).

Kaelan. 2009. Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma.

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Ed. Ketiga

Morissan dan Wardhany. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Eco, Umberto.2009. Teori Semiotika: Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori
Produksi – Tanda. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai