Npm :1615012014
Mengapa konteks?
Konteks adalah seluruh elemen eksternal yang mempengaruhi bangunan dari tapak.
Konteks meliputi elemen alam dan lingkungan terbangun. Konteks memberikan arahan pada
karakter arsitektur pemilihan bahan bangunan dan tata letak bangunan. Semua itu menghasilkan
kontinuitas antara bangunan dan situasi local.
Oleh karena itu,kita harus sangat hati-hati mempertimbangkan kekuatan kontekstual yang
terkandung suatu tapak dalam proses rancangan dan konstruksi bangunan. Konteks merupakan
kombinasi satu fenomena/keadaan/fakta/peristiwa dengan yang lainnya untuk menciptakan suatu
keseluruhan yang utuh.
Konteks bisa pula berarti suatu “situasi” yang memebentuk rona untuk suatu peristiwa,
pernyataan atau gagasan”. Dalam kasus arsitektur “peristiwa, pernyataan atau gagasan” itu berupa
bangunan atau kompleks bangunan, sedangkan “situasi” itu berupa lingkungan social, politik,
budaya dan ekonomi serta lingkungan fisik yang lebih mudah terlihat.
Tabula rasa (latin) merujuk pada pandangan epistemology bahwa seorang manusia lahir
tanpa isi mental bawaa. Seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui
pengalaman dan persepsi alat indranya terhadap dunia diluar dirinya.
Seorang arsitek tidak hanya membicarakan bentuk namun harus memahami system dari
bangunan. Bangunan yang baik harus memiliki system bangunan kejelasan iklim tiap waktu,
walaupun setiap bangunan disuatu tempat tertentu menggunakan simbolik tertentu, namun apakah
bangunan tersebut sudah terkonteks dengan baik, seperti kelembapan bahan, dan sebagainya.