Anda di halaman 1dari 4

Strategi Pembelajaran Kooperatif

Coorperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau tim.
Slavin (dalam Isjoni, 2007) mengemukakan;
bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Johnson (dalam Isjoni, 2007) mengemukakan:
Pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja sama dalam mencari tujuan bersama. Dalam
kegiatan kooperatif siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok.
Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan
anggota lainnya dalam kelompok itu.
Sedangkan Artz dan Newman (dalam Miftahul Huda, 2011) mendefinisikan pembelajaran
kooperatif sebagai kelompok kecil pembelajar/siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk
mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama.
Jadi dapat disimpulkan, pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan didalam pembelajaran koorperatif (dalam Rusman,
2013):
No. TAHAP TINGKAH LAKU GURU
1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang
Menyampaikan Tujuan akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan
dan Memotivasi Siswa menekankan pentingnya topic yang akan
dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
2 Guru menyajikan informasi atau materi
Menyajikan Informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau
melalui bahan bacaan.
3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasikan Siswa
caranya membentuk kelompok belajar dan
ke dalam Kelompok-
membimbing setiap kelompok agar
kelompok Belajar
melakukan transisi secara efektif dan efisien.
4 Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing Kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
Bekerja dan Belajar
mereka.
5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
Evaluasi
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan Penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.

Model Pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning)

Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara
individu maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).Problem Based Learning untuk pemecahan
masalah yang komplek, problem-problem nyata dengan menggunakan pendekataan studi kasus.Peserta
didik melakukan penelitian dan menetapkan solusi untuk pemecahan masalah. (Bernie Trilling & Charles
Fadel, 2009: 111).

Tujuan Pembelajaran PBL untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada
permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOT’s) yakni
pengembangan kemampuan berfikir kritis, kemampuan pemecahan masalah dan secara aktif
mengembangkan keinginan dalam belajar dengan mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan
(Norman and Schmidt).Pengembangan kemandirian belajar dapat terbentuk ketika peserta didik
berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber-sumber belajar yang relevan untuk
menyelesaikan masalah.

Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:

· Mengidentifikasi masalah;
· Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang
relevan;

· Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek


perbedaan pandang;

· Melakukan tindakan strategis, dan

· Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.

Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:

· Merumuskan uraian masalah;

· Mengembangkan kemungkinan penyebab;

· Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan

· Mengevaluasi.

Metode Diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi

A. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik
dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya. Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,
informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran
(gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu
argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis
sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanyadigunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi
kelompok, permainan, dan lain-lain.

B. Metode tanya jawab

Adapun pengertian metode tanya jawab yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

• Menurut Roestiyah N. K

Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya
untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru mengajukan pertanyaan siswa yang menjawab.
• Menurut Team Didaktik Metodik

Metode tanya jawab adalah suatu cara dimana guru pada umumnya berusaha menanyakan apakah siswa
telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh
siswa.

Berdasarkan keterangan diatas, bisa kita tarik pengertian bahwa metode ini adalah metode mengajar
yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two-way traffic sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara
guru dan siswa.

C. Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu
proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya, maupun tiruan. Demonstrasi merupakan praktek
yang diperagakan kepada peserta.

Yamin, Martinis (2007:155) menjelaskan bahwa:


Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk
mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang
sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang di tunjuk,
setelah di demonstrasikan, siswa di beri kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang telah
diperagakan oleh guru atau pelatih

Anda mungkin juga menyukai