Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Ainun Uluwiyah Fitrah Noor

NIM : K1A1 15 002

Case 1
Anda adalah seorang dokter umum (general practitioner) yang menjalankan praktik
pribadi. Seorang wanita datang bersama anak laki-laki. Menurut wanita tersebut, anak laki-
lakinya yang berumur 10 tahun itu mengeluh mengalami gejala-gejala penyakit seperti flu (flu-
like symptoms). Setelah melakukan anamnesis, anda lalu meminta sang anak untuk masuk ke
ruang periksa. Ketika Anda meminta anak tersebut membuka kemeja yang dikenakannya, Anda
mendapati adanya memar (bruises) dengan pola yang khas pada dada dan punggung anak. Saat
ditanya mengenai asal memar tersebut, sang ibu menjawab memar tersebut merupakan akibat
tindakan yang dilakukannya kepada anak tersebut yang dikenal sebagai ͞cao gio͟ atau ͞coining͟.
Tindakan yang dimaksud melibatkan menggosokkan minyak hangat atau gel pada kulit
seseorang dengan menggunakan koin atau benda metal lain. Ia menjelaskan cao gio dilakukan
untuk mengangkat darah jelek dan memperlancar sirkulasi dan mempercepat penyembuhan.
Ketika Anda menyentuh punggung sang anak dengan stetoskop, ia meringis kesakitan.

a. Apakah tindakan yang akan Anda ambil?


b. Jelaskan dasar pengambilan keputusan mengenai tindakan yang akan Anda lakukan!

Case 2
Anda adalah dokter jaga ICU yang menangani kasus seorang pria homoseksual berumur
36 tahun dengan AIDS yang diintubasi akibat pneumocystis pneumonia. Kondisinya semakin
lama makin memburuk dan tubuhnya tidak menunjukkan respon positif terhadap terapi
antibiotik. Pasangan hidup (long time partner) pasien, memiliki surat pernyataan resmi yang
ditandatangani pasien dan menyatakan bahwa bila kondisi pasien memburuk, pasien tidak ingin
menjalani ventilasi berkelanjutan (ongoing ventilation). Sebagai dokter jaga ICU, Anda
memutuskan bahwa melakukan intubasi berkelanjutan akan percuma. Anda berkonsultasi dengan
pasangan hidup pasien dan memutuskan untuk mencabut alat bantu pernapasan (ventilator) dari
pasien sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang. Orang tua pasien baru saja tiba dan
mereka mengancam akan menuntut rumah sakit bila ventilator dicabut.
a. Menurut Anda, siapakah yang berhak memberikan keputusan (legal desicion maker)?
Jelaskan alasannya!

JAMAB

1. A. tindakan yang akan saya ambil sebagai dokter umum, saya akan memberikan terapi
sesuai dengan keluhan utama yang membawa anak itu datang berobat dan
menyesuaikannya dengan hasil pemeriksaan fisik dan juga anamnesis yang saya lakukan.
karena berdasarkan kasus diatas pada saat anamnesis ibunya mengatakan bahwa
punggung anaknya habis dia kerok dan setelah itu terjadi iritasi sehingga anaknya merasa
nyeri, serta anak itu mengeluh terkena flu, anak ini masih berumur 10 tahun yang dimana
anak itu masih berada dibawah naungan orang tuanya. mungkin dalam hal ini kita bisa
juga berpikir bahwa tindakan ibunya merugikan anaknya,tapi saya rasa hal tersebut tidak
usah diperbesar-besarkan kita sebagai dokter umum cukup memberikan terapi yang
sebaik mungkin bagi anak itu,karena selain flu dia merasa nyeri di bagian bekas kerokan
ibunya maka saya juga akan memberikan terapi untuk mengatasi nyeri tersebut. saya rasa
ibu dalam kasus diatas tidak berniat untuk menyakiti anaknya, namun kita juga harus
memberikan penjelasan kepada ibunya mengenai coining tersebut, bahwa coining yang
dilakukan pada anaknya terlalu berlebihn sehingga kulit anaknya ikut terkelupas bila ibu
ingin membuat anak ibu sembuh ibu bisa melakukannya dengan cukup menggosokan
minyak hangat,misalnya atau meminta anak ibu beristirahat dengan cukup. itu akan
membantu anak ibu cepat sembuh.

B. dasar pengambilan keputusan yang saya ambil di dasarkan pada, kaidah bioetik yakni
beneficience dalam hal ini berarti seorang dokter berbuat baik,menghormati martabat
manusia dan sebagai dokter harus berusaha maksimal mungkin untuk menjaga keadaan
pasiennya tetap sehat. kaidah beneficience dalam kasus diatas yaitu dengan memberikan
terapi yang maksimal tanpa harus melihat anak dalm kasus tersebut menderita, serta
melihat anak dan ibunya itu sebagai keluarga. dengan memberi tahu kepada ibunya
mengenai manfaat dan keburukan dari coining ataupun cara lain selain coining yang
dapat dilakukan oleh ibu untuk kesembuhan anaknya itu termaksuk dalam salah satu
prinsip dalam kaidah beneficience yakni mengusahakan agar kebaikan atau manfaat
lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya dan meminalisir akibat buruk.

2. dalam kasus eutanasia diatas yang berhak menentukan eutanasia jika seseorang sudah
menikah maka yang berhak adalah suami/istri sedangkan jika belum menikah maka yang
berhak adalah orang tua. dalam kasus diatas pasien tersebut adalah seorang gay, dan
pasangan gay nya menyetujui tindakan eutanasia, kalau hal ini kita menilai dari geografis
dalam hal ini di indonesia dengan negara barat akan sangat berbeda pemahaman ataupun
tindakan yang diambil. jika hal ini terjadi di negara barat maka hal atau tindakan yang
dilakukan oleh dokter dalam kasus diatas sudah tepat, karena negara barat melegalkan
atau membenarkan dan menyetujui adanya status pasangan yang gay ataupun lesbian
untuk menikah. sehingga pasangan itu yang berhak untuk mengambil keputusan apakah
harus di eutanasia atapun tidak hal ini juga berfgantung pada keyakinan dan agama dari
warga negara yang berada di negara barat tanpa mengurangi rasa hormat mereka
kebanyakan atheis dan memilki pemahaman yang sangat berbeda dengan negara asia
khususnya indonesia. sehingga dapat disimpulkan jika hal tersebut berada dinegara barat
saya sebagai dokter akan tetap dengan pendirian saya,bahwa apa yang saya lakukan
sudag sesuai dengan prosedur.berbeda jika hal tersebut terjadi di indonesia, sebagaimana
yang kita tahu bahwa negara indonesia merupakan negara dengan pemeluk agama islam
terbesar didunia, dalam agama islam kita tidak dibenarkan untuk menikah dengan sesama
jenis, dan dinegara ini juga tidak mengekui adanya pernikahan sesama jenis sehingga
dengan kata lain pernikahan pasien dengan pasangannya tidak diakui oleh agama dan
negara. dalam penentuan euthanasia kasus diatas tidak dapat ditentukan oleh pasangan
gay pasien tersebut,karena hal yang sudah saya jelaskan diatas,sehingga dalam kasus ini
yang berhak menentukan adalh orang tua. dalam kasus diatas pun dokter akan disalahkan
karena melakukan eutanasia dengan persetujuan pasangan yang tidak diakui negara dan
melanggar sumpahnya sebagai dokter, karena dokter di indonesia walaupun keluarga
pasien meminta untuk eutanasia pasti tidak akan melakukan eutanasi karena bertentangan
dengan sumpah kedokterannya dan berlawanan dengan ajaran agama dari semua agama
yang diakui di negara indonesia.

Anda mungkin juga menyukai