Anda di halaman 1dari 12

3.1.

1 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Padat Karya Produk

a) Deskripsi Kegiatan :
- Adalah suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat (penganggur, setengah penganggur
dan penduduk miskin) yang bertujuan menciptakan dan memperluas kesempatan
kerja melalui pembangunan sarana, prasarana dan usaha produktif. Usaha yang
dikembangkan dilaksanakan secara berkelompok (jumlah peserta per kelompok
sesuai kesepakatan peserta) dan didampingi oleh petugas lapangan.
- Jenis usaha yang dikembangkan sesuai minat peserta dengan memeperhatikan pasar
dan kondisi serta potensi sumberdaya yang ada.
- Komponen biaya per paket kegiatan meliputi : identifikasi seleksi peserta, sosialisasi,
bimtek, upah kerja, bahan dan peralatan untuk pembangunan prasarana usaha dan
pemberian bantuan sarana usaha.
- Jumlah tenaga kerja per paket kegiatan sebanayak 66 orang.
b) Maksud, Tujuan, dan Sasaran

Maksud

Mempekerjakan atau menyerap tenaga kerja penganggur, setengah penganggur


dan masyarakat miskin dengan membangun sarana produktif secara padat karya yang
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat secara berkelanjutan melalui
pembentukan kelompok usaha yang dikelola seara bersama-sama dengan memanfaatkan
potensi sumberadya lokal

Tujuan

Menyediakan sarana produktif sederhana dan bantuan usaha bagi kelompok


masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi dengan mengoptimalkan potensi
sumberdya daerah sehingga apat dijadkan sebagai upaya pengentasan masalah
pemganggur, setengan penganggur dan masyarakat miskin.

c) Pengertian
a. Padat Karya adalah suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat banyak untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu
b. Produktif adalah kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi
masyarakat yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
c. Padat karya produktif adalah suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat (penganggur,
setengah penganggur dan miskin) melalui kegiatan produktif dengan memanfaatkan
dan mengoptimalkan sumber daya lokal yang tersedia dalam rangka upaya
peningkatan produktivitas dan kesejateraan masyarakat.
d. Penganggur adalah orang yang tiak bekerja, seddng mencari kerjaa, sedang
mempersipakan usaha, merasa tidak mungkin mendaptkann pekerjaan, sudh punya
pekerjaan tapi belum mulai bekerja.
e. Setengah penganggur adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerj normal (kurang
dari 3 jam seminggu)
f. Petugas lapangan Padat Karya (PLPK) adalah petugas/staf dinas yang membidangi
ketenagakerjaan yang ditunjuk oleh penaggung jawab atau pejabat yang berwenang
yang ditetapkan dengan surat kepiutusan dan diutamakan telah mengikuti
bimbingan/pembekalan/pelatihan petugas lapangan padat karya, Tugas PLPK
diantaranya merencnakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan padat
karya yang akan dan sedang dilasknakan.
g. Petugas Teknis adalah petugas/staf yang memahami perencanaan/desain teknis pusat
padat karya yang ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejbat yang berwenang yang
ditepakan dengan surat keputusan dan diutamakan telah mengikuti
bimbingan/pembekalan/pelatihan petugas lapangan padat karya. Tugas dari Petugas
Teknis adalah member arahan kepada para pekerja dalam pelaksanaan teknis
dilapangan berdasarkan ketentuan dan desain/rancang bangun serta melakukan
kerjasama dengan PLPK. Bila tidak terdapat petugas teknis pada dinas yang
membidangi ketenagakerjaan, dapat bekerjasama dengan instansi teknis terkait.
h. Pengawas Teknis adalah pejabat/staf potensial dari instansi teknis terkait di daerah
yang memahami bidang teknis terkait di daerah yang memahami bidang teknis jenis
kegiatan padat karya yang dilaksanakan. Tugas Pengawas Teknis adalah mengwasi
pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan berdasrkan ketentuan-ketentuan teknis serta
melakukan kerjasama dengan PLPK.
i. Juru Bayar adalah petugas/staf yang memahami keuangan yang ditunjuk oleh
panaggung jawab atau pejabat yang berwenang, dan ditetapka dengan surat
keputusan. Tugas Juru Bayar adalah melakukan pembayaran uang perangsang
kerja( UPK) secara langsung kepada pekerja padat karya dengan berkorrdinasi kepada
PLPK.
j. Staf Administrasi adalah staf pada dinas yang membidangi ketenagakerjaan yang
tugasnya membantu dalam mengelola administrasi dan keuangan kegiatan padat
karya.
k. Pekerja adalah para tenaga kerja yang direkrut dari masyarakat penganggur.
setengah penganggur. dan miskin disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan padat karya
yang memenuhi kriteria pekerja padat karya serta yang terdaftar sebagai pekerja padat
karya.
l. Kepala Kelompok adalah seorang diantara pekeOa padat karya yang disetujui dan
ditunjuk oleh para pekerja untuk menjadi kepala kelompok dalam kegiatan padat
karya. Umumnya 1 kepala kelompok membawahi 20 orang pekerja.
m. Tukang adalah seseorang yang berasal dari masyarakat yang memiliki keterampilan
dan penegtahuan teknis untuk pembuatan/rehabilitasi infrastruktur
n. Uang Perangsang Kerja (UPK) adalah sejumlah uang yang diberikan kepada para
tenaga kerja padat karya oleh Juru Bayar dalam kurun waktu tertentu dan bersifat
stimulan atau bukan upah kerja.
o. Edukasi Masyarakat adalah kegiatan penyampaian informasi, pengetahuan dan
wawasan kepada masyarakat mengenai perencanaan, pelaksanaan, perawatan
pekerjaan padat karya secara aplikatif agar kemanfaatan yang besar

p. Reembung Masyarakat adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang


difasilitasi oleh dinas yang yang membidangi ketenagakerjaan berkoordinasi dengan
pemerintah daerah setempat, dalam rangka menyamakan persepsi dan menyusun
perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur yang akan
dilaksanakan.

q. Gambar Desain adalah pembuatan sketsa/rancang bangun suatu pekerjaan fisik


kegiatan padat karya produktif dari segala dimensi mencakup panjang, lebar, luas,
volume, dan lainnya. Pembuatan gambar desain ini dilakukan oleh
orang/instansi/lembaga yang memiliki pengetahuan gambar dan
kompetensi mengenai gambar desain dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
r. Identifikasi Potensi Padat Karya adaian upaya menggali dan menghimpun informasi
mengenai potensi sumber daya lokal dari calon lokasi kegiatan padat karya dalam
rangka menetapkan Iokasi dan jenis kegiatan padat karya yang tepat berdasarkan
kriteria padat karya. Identifikasi dilakukan oleh personil yang ditunjuk oleh pejabat
yang berwenang dengan ditetapan melalui surat keputusan atau surat perintah tugas.

s. Hari Orang Kerja adalah jumlah hari yang diperlukan ntuk menyelesaikan pekerjaan
pembangunan infrastruktur yang lamanya tergantung dari berbagaii macam kegiatan
yang bbesarnya bervariasi.

t. Bantuan Sarana Usaha adalah bantuan bersifat stimulant yang diberikan kepada
kelompok-kelompok usaha produktif. Bentuk bantuan sarana usaha tersebut tidak
boleh dalam bentuk uang tunai dan proses pengadaiannya harus berdasarkan
peraturan yang berlaku.

u. Usaha Produktif adalah kegiatan usaha ekonomi masyarakat yang dilakukan secara
berkelompok, dengan jenis usaha seperti pertanian, peternakan, perikanan, industry
kecil skala pedesaan. Jenis usaha ekonomi yang dimaksud adalah usaha yang
berpoteni untuk diikembangkan, berkelanjutan dimasa mendatang sehingga mampu
menciptakan wirausaha baru untuk menekan tingkat pengangguran dan setengah
penganggur.

v. Pendampingan adalah perorangan yang diberikan tugas unthk mendampingi


kelompok usaha masyarakat dapat mengembangkan usahanya dan memiliki
kemanfaatan yang besar bagi masyarakat.
w. Berkelanjutan adalah suatu kegiatan yang memberikan dampak terus menerus
sehingga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomis kepada tenaga kerja atau
masyarakat dalam waktu yang panjang.

x. Kelompok adalah kumpulan oang yang memiliki tujuan sama untuk untuk
menjalankan suatu usaha ekonomi produktifsecara bersama-sama berdasrkan
kemampuannya masing-masing.

y. Lembaga Pendamping adalah Lembaga/Organisasi (LSM/OSM) yang mempunyai


keahlian, kemampuan dan profesionalisme dalam melakukan tugas pendampingan
terhadap kelompok binaan.

d) Prinsip, Sifat, Jenis, dan Kriteria Padat Karya Infrastruktur

a. Prinsip Kegiatan
a) Perncanaan disusun dari aspek tenaga kerja (penganggur dan setengah penganggur),
aspek teknis dan aspek sosial ekonomi.
b) Pelaksanaan kegiatanmenggunakan tenaga kerja penganggur dan setengah
menganggur yang relaif banyak di lokasi kegiatan Padat Karya.
c) Perbandingan Komponen Alokasi biaya fisik dengan upah tenaga kerja adalah 60:40
atau maksimal 50:50 untuk jenis kegiatan tertentu yang banyak membutuhkan bahan
dan peralatan
d) Tidak ada tuntutan ganti rugi bagi masyarakat atas tanah, pohon, atau tanamannya
yang terkena lokasi kegiatan Padat Karya Prouktif, dan jika lokasi mlik perorangan,
maka harus menjadi kesepakatan bersama.
e) Dalam perencanaan dan pengawasan bekerjasama dengan instansi Teknis terkait
sesuai jenis kegiatannya.
f) Pelaksanaan pekerjan Padat Karya Produktif TIDAK BOLEH diborongkan kepada
pihak ketiga
g) Kegiatan Padat Karya Produktif pada dasarnya adalah DARI, OLEH dan UNTUK
masyarakat, dan Pemerintah hanya memfasilitasi kebutuhan masyarakat dengan
sasaran tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur.
h) Kegiatan yang dilaksanakan harus berkelanjutan menjadi kegiatan usaha Produktif,
dan dapat memberikan nilai tambah bagi kelompok masyarakat yang terlibat dalam
kegiatan.
b. Sifat Kegiatan
a) Sementara
Pekerjaan dilaksnakan dalam jangka waktu tertentu atau waktu-waktu musim sepi
kerja (temporer) berupa pekerjaan/kegiatan yang dapat memberikan penghasilan
langsung kepada penaggur dan bermanfaat bagi ekonomi masyarakat.
b) Permanen
Pekerjaan yang berdampak pada penciptaan dan penyediaan lapangan kerja, atau
meningkatkan dan menumbuhkan kegiatan usaha.
c) Berkelanjutan
Suatu kegiatan yang berdampak positif secara terus menerus, sehingga da[at
memberikan nilai tambah secara ekonomis kepada tnaga kerja arau masyarakat dalam
jangka panjang.
c. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dikembangkan dan dilaksanakan bersifat produktif dan berkelanjutan
seperti :
a) Pemanfaatan lahan tidur untuk meningkatkan produksi pertanian, perkebunan,
peternakan da perikanan.
b) Pembuatan embung, waduk, tambak untuk budidaya ikan, udang, kepiting dan lain-
lainnya.
c) Pembuatan kolam ikan untuk budi daya ikan air tawar dan budidaya lainnya.
d) Pembuatan keramba dan jarring apung untuk budi daya ikan
e) Budi daya rumput laut, rumpon dan lain-lain diperairan daerah pantai
f) Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat produktif dan berkelanjutan

e). Kriteria Padat Karya Produktf

a. Kriteria Kegiatan

a) Dllaksanakan secara kelompok (66) orang


b) Jenis usaha yang dilakukan besifat produktif dan berkelanjutan, cepat menghasilkan dan
mempunyai peluang pasar yang baik.
c) Sarana usaha (pekerjaan fisik) dikerjakan oleh anggota kelompok paling lama selama 12
hari kerja, dan kepada pekerja diberikan uang perangsang kerja yang besarnya
disesuiakan dengan danayang tersedia UPK dibayar dn diterimakan langsung kepad para
pekerja.
d) Bantuan modal usaha yang dibrikan harus bersifat stimulant (pancingan atau perangsang)
dan dapat dikembangkan sehingga kegiatan dpat berkembang
e) Seleksi tenaa kerja yang akan menjadi anggota kelompousaha diutamakan pencari nafkah
utama dalam keluarga, penganggur dan setengah penaggur yang terdaftar sebagai pencari
kerja di Dinas Tenaga Kerja.
f) Dilarang mempkerjakan anak-anak atau bukan angkatan kerja sebagai pekerja Padat
Karya.
g) Mempunyai dampak posiif terhadap pemberdayaan tenaga kerja danlembaga ekonom
masyarakat sebagai pendamping.
h) Menggunakan peralatan dan teknologi sederhana

b. Kriteria Kelompok Sasaran

a) Laki-laki dan peempuan dewasa yang mampu melaksanakan pekerjaan.


b) Pencari nafkah utama dalam keluarga dan dihindarkan dari pengeahan tenaga kerja
dibawah usia kerja.
c) Tenaga Kerja yang kehilangan pekerjaannya atau ter PHK.
d) Kelompok Penganggur akibat dampak bencana alam (kekeringan, gunung meletus,
banjir, gempa bumi dan sebainya)

c. Kriteria Lokasi

Untuk lokasikegiatan adalah Kecamatan /Desa yang padat penduduk dan banyak tenaga kerja
penganggur dan setengah penganggur, daerah-daerah terisolir, kantong-kantong kemiskinan,
daerah rawan bencana alam dan atauuuu rawan sosial, serta daerah yang memiliki potensial
sumberdaya ekonmi yang dapat dikembangkan.

f). Pelaksnaan Kegiatan

Agar pelaksanaan kegiatan padat karya dapat berjalan dengan baik efisien dan efektif,
maka dalam pelaksanaan dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan
penegndalian/pengawasan.

a. Perencanaan
a) Identifikasi Potensi
Kegiatan Identifikasi bertujuan untuk mencari informasi mengenai potensi sumber
daya calon lokasi kegiatan Padat Karya Produktif termasuk perencanaan terhadap
kualitas, kuantittas Sumber Daya Manusia setempat merupakan hak yang sangat
menentukan guna keberhasilan program.
b) Pemilihan Lokasi
Apabila pada saat indentifikasi didapat beberapa calon lokasi, maka harus dalam ha
ini Subdit Pengembangan Padat Karya dalam rangka penetapan lokasi padat karya.
c) Jenis Usaha Produktif
Untuk memilih dan merencanakan jenis usaha yang akan dielola dan dikembangkan
perlu dilakukan survey mengenai potensi dan peluang pasar, agar usaha tersebut dapat
berkesinambungan. Jenis usaha yang akan dilaksanakandan dikembangkan hendakna
difokuskan pada usaha-usaha yang memiliki nilai ekonomi, nilai jual yang tinggi,
pangsa pasar yang luas, memiliki prospek dan dapat dikembangkan oleh masyarakat,
seperti,
(a) Usaha-usaha Pertanian
(b) Usaha-usaha Peternakan
(c) Usaha-usaha Perikanan
(d) Pembuatan batu bata, genteng atau sejenisnya dengan sepenuhnya
menggunakan tenaga manusia( tidak menggunakan teknologi tinggi)
d) Sosialisasi
Adalah kegiatan penjelasan secara transparan kepada masyarakat yang ada didaerah,
lokasi kegiatan Padat Karya Produktf . Maksud sosialisasi ini agar masyarakat dapat
mengetahui tujuan dan sasaran program
e) Gambar Desain
Setelah ditetapkan lokasi dan jenis usaha produktif, maka dilakukan survey lapangan
untuk membuat gambar design sarana, prasarana pendukung kegiatan usaha produktif
harus dikonsultasikan bersama instansi teknis terkait serta Direktorat PPKK (Subdit,
Pengembangan Padat Karya) untuk kelayakannya.
b. Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Penunjukan Personil Pelaksana Kegiatan
Dengan memperhatikan ketentuan dan kemampuan anggran dalam DIPA,
Penanggung Jawab Kegiatan melakukan konsultasi dan koordinasi pada atasan
langsung untuk menyusun daftar calon personil pelaksana kegiatan, daftar calon
personil pelaksna dan salinan disampaikan kepada yang bersangkutan.
b. Penyediaan Bahan dan Peralatan
Penyediaan bahan meliputi keperluan alat tulis kantor, bahan computer, formulir,
dan perlatan kerja sederhan untuk kegiatan Padat Karya Produktif.
c. Penyediaan Pembiayaan
a) Agar kegiatan yang telah ditetapkan dapat terlaksana sesuai target dan
sasarannya, maka Bendahara/ Pemegang Uang Muka Cabang harus
memproses dan menyediakan pembiayaan yang diperlukan
b) Dalam melaksanakan pekerjaan Bendaharawan atau PUMC dibantu juru bayar
dan staf administrasi
d. Pendaftaran Tenaga Kerja Padat Karya Produktif
a) Pendaftaran calon tenaga kerja Padat Karya Produktif segera dilaksanakan
dengan sasaran adalah masyarkat ( penganggur, setengah penganggur dan
miskin) disekitar lokasi yang sudah ditentukan.
b) Seleksi dilakukan dalam rangka mencari dan menentukan tenaga kerja Padat
Karya Produktif yang benar-benar membutuhkan pekerjaan.. Pada saat seleksi
dilaksanakan, segala ketentuan yang menyangut criteria, ketentuan, harus
dipedomani.
c) Selanjutnya dibuat Surat Keputusan penetapan para tenaga kerja Padat Karya
Produktif
e. Pemasangan Patok (kayu Profil)
a) Petugas ( Lapangan dan Teknis) sebelum memulai kaegiatan fisik Padat Karya
Produktif harus melakukan pengecekan kembali situasi lapangan berdasarkan
Gambar Desain, Selanjutnya dipasang patok dari kayu Pofil yang sesuai
gambar desain yang akan dibangun ata direhabilitasi.
b) PLPK dan Petugas Teknis harus mempelajari situasi dan kondisi lokasi, guna
kelancaran pekerjaan.
2) Tahap Pelaksanaan Fisik
Pada tahap pelaksanaan fisk kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1) Pencatatan Peserta Kegiatan
Pada hari pertama sebelum pekerjaan fisik dimulai, Petugas Lapangan Padat
Karya (PLPK) wajin mengeek dan mencatat nama peserta kegiatan Padat Karya
Produktif (PKP) yang terpilih untuk ikut bekerja dalam pembuatan sarana fisik
usaha.
2) Pembentukan Kelompok Usaha
Setelah proses pencatatan peserta kegiatan dan pelaksanaan kegiatan selsai maka
dibentuk kelompok usaha, jumlah pesera dalam kelompok tergantung pada jenis
usaha yang akan dikelolanya
3) Pembekalan
Setelah peserta program terpilih dan membentuk kelompok usaha, maka kepada
kelompok usaha diberikan keterampilan melaui pelatihan/pembekalan yang
mencakup keterampilan teknis untuk meningkatkan kemampuan teknis
pengelolaan usaha dan keterampilan manajerial agar para anggota kelompok
usaha mampu melakukan usaha yang bersifat adminstrasi dan menejerial mulai
dari rencana produksi sampai dengan pemasaran. Pembekalan dilaksanakan
paling lama 3 (tiga) hari atu 18 Jampel (Materi Pembekalan Terampil)
4) Pembuatan Sarana Usaha
Pembuatan sarana usaha meruapak tugas dari peserta kegiatan yang
pengawasannya dilakukan oleh petugas instansi teknis terkait, dan PLP-PK.
Pembuatan sarana usaha dikerjakan paling lama selama 40 hari kerja, dan kepada
para pekerja diberikan Uang Perangsang Kerja (UPK) atau Upah Tenaga Kerja
(UTK) yang besarannya disesuaikan dengan dana yang tersedia.
5) Pembayaran Uang Perangsang Kerja
Prosedur Pembayaran Unag Perangsang Kerja (UPK) diatur sebagi berikut:
(1) Juru bayar mengajukan permohonan uang muka kerja kepada
Bendaharawan/PUMC maksimal 6 (enam) hari kerja untuk pembayaran uang
tenaga kerja pada minggu yang seddang berjalan. Besarnya uang muka kerja
tersebut adalah jumlah pekerja Selma 6 hari kerjaa kali besarnya UPK yang
telah ditetapkan.
(2) Setiap pengajuan uang muka kerja diatats harus sesuai dengan ketrangan
Daftar Hadir Pekerja pada minggu berjalan atau pernyataan dari PLP tentang
jumlah pekerja yang ikut bekerja dan harus dibayar minggu yang
bersangkutan.
(3) Atas dasar permohonan itu Bendaharawan/ PUMC dengan persetujuan
Penanggung Jawab Program menyerahkan sejumlah UPK yang diperrlikan
kepada Juru Bayar yang bersangkutan.
(4) Pembayaran UPK kepada tenaga kerja dilaksanakan seminggu sekali ( satu
minggu 5 atau 6 hari Kerja
(5) Pembayaran UPK bukan atas dasar perhitungan pretassi kerja ( bukan
boronan)
(6) Pekerja yang menerima UPK diharuskan menandatangani di tanda terima
rangkap 5 (lima)
(7) Penyimpan uang kegiatan agar dilakukan menurut ketentuan yang berlaku
(8) Pengiriman/penyerahan UPK dari Disnaker ke lokasi kegiatan agar
dilaksanakan denan cara yang seaman mungkin. Untuk keperluan ini dapat
dibawa sendiri oleh juru bayar ataun dititipkan pada brankas kecamatan
diloaksi yang bersangkutan.
6) Bantuan Sarana Usaha
Setelah dilakukan pekerjaan pembuatan Sarana Usaha melalui sistem Padat
Karya, akan diberikan Bantuan Sarana Usaha untuk kepentingan Usaha Ekonomi
Produktif Masyarakat, harus disampaikan secara langsung kepada para peserta
Kelompok Usaha (20 orang, yang dpilih dari 66 orang peserta Padat Karya) dan
atau melalui Ketua Kelompok Usaha Produktif, atas persetujuan Penanggung
Jawab Program di tingkat Daerah
Bantuan Saran Usaha yang diberikan kepada para peserta Kelompok Usaha
Produktfif merupakan modal usaha yang bersifat Pemberdayaan Masyarakat
Penanggurr, setenagh penganggur di Pedesaan maupun Perkotaan. Berkaitan
dengan bantuan Sarana Usaha yang merupakan modal dasar, maka
penyampaiannya kepada masyarakat merupakan tindak lanjut dari Kebijakan
Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka penanggulangan pengangguran.
Bantuan sarana usaha bagi kelompok usaha besarnya disesuaikan dengan dana
yang tersedia. Bantuan diberikan kepada kelompok usaha untuk memulai atau
mengembangkan usahanya.
7) Inventarisasi /penggunaan bahan bangunan dan peralatan fisik
Dalam penggunaan bahan/peralatan dan barang lainnya harus diinvetarisisr.
8) Kecelakaan Kerja, Musibah, dan Bencana Alam

Dalam komponen anggaran, tidak disediakan dana untuk memberikan tunjangan


atau jaminan keelakaan kerja bagi pekerja. Untuk itu maka PLP PK, Teknisi Padat
Karya dan pelaksana teknis/pengawas serta pejabat lain wajib member petunjuk-
petunjuktentang keselamatan kerja kepada para pekerja sebelum dan selama
bekerja. Biasanya kecelakaan kerja itu timbul disebabkan oleh kealpaan, keletihan
dan sifat kecerobohan para pekerja. Apabila terjadi bencana alam (banjir, tanah
longsor, gempa bumi, kekeringan, dan lain-lain) yang mengakibatkan kerusakan/
kemusnahan sebagian atau seluruh fisik kegiatan, maka PL-PK wajib melaporkan
kepada pelaksana teknis/pengawas dan Penanggung Jawab Kegiatan yang
bersangkutan untuk memperoleh petunjuk tentang tndakan yang perlu diambil.
Jika hal tersebut belum mendaaptkan penyelesaian, maka Penanggung Jawab
Kegiatan harus segera melaporkan kepada Penanggung Jawab Program dengan
melampiri berrita acara untuk mendapatkan penyelesaian / jalan keluar.
3) Pengawasan dan Pengendalian
Pada dasarnya pengawasan dan pengendalian terhadap pwlaksanaan kegiatan
dilakukan oleh berbagai pihak, baik masyarakat maupun instansi Pemerintah yang
berkepentingan terhadap pembangunan diwilayah atau desa yang bersangkutan.
Pengawasan dan pengendaalian terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara
:
a) Pengawasan dan pengendalian Lintas Sektoral
(a) Pengawasan dan pengendalian sehari-hari dibidang teknis dilakukan oleh
instansi teknis yang bersangkutan.
(b) Pengawasan dan pengendalian di bidang tenaga keja dan pembayaran Uang
Perangsang Kerja dilakukan oleh pejabat/petugas dari Kantor Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan.
(c) Pengawasan dan pengendalian umum dilakukan oleh pemerintah daerah,
Perguruan tinggi dan lembaga masyarakat setempat.
b) Pengawsan Fungsional
Pengawssan fungsional dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemnaker R.I
sebagai pengawas dalaam lingkungan Kemnaker yang berada langsung di bawah
Menteri Ketenagakerjaan serta pengawasan yang dilakukan oleh Bawasada
Kabupaten/Kota.
c) Pengawasan dan pengendalian atasan langsung
Sesuai dengan hierarki organisasi, pengawasan atasan langsung dilakukan oleh
semua pimpinan satuan organisasi menurut tingkatan organisasi dan hierarki
dengan jangkauan 3 eselon dibawahnya di dalam unit masing-masing.
Pengawasan terhadap pengelolaan kegiatan harus dilakukan secara intensif dan
efektif. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan
penyelewengan yang berakibat merugikan negara. Hal tersebut dapat
mengakibatkan target pendayagunaan tenaga kerja, pelaksanaan fisik dan batas
waktu penyelesaian kegiatan.
Pengawasan yang intensif dapat dilakukan secara lansgung dengan mengadakan
peninjauan di lapangan dan secara tidak langsung melalaui penelirian laporan-
laporan yang masuk.

(g), Organisasi

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PaDAT Karya di daerah diperlukan adanya


organisasi pelaksana yang solid dapat melakukan kerjasama / koordinasi dengan baik,
keterpaduan, dan persepsi pola pikir yang sama, sehingga menddaptkan hasil kerja yang
maksimal

(a) Penanggung Jawab Program


Sebagai penanggung jawab program di Tingkat Kabupaten/ Kota adalah Kepala DInas
yang menangani bidang Ketenagakerjaan. Adapun tugas dan fungsinya adalah melakukan
koordnasi dan sosialisasi kegiatan Padat Karya Produktif kepada Instansi Teknis terkait,
melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terrhadap pelaksanaan
kegiatan, serta bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiata, baik Adminssitrasi, Fisik dan
Keuangan.
(b) Penanggung jawab kegiatan
Sebagai penanggung jawab kegiatan adalah pejabat yang menangani bidang
ketenagakerjaan yang ditunjuk oleh penanggung jawab program di Kabupaten/ Kota.
Tugas dan fungsinya adalah bertanggung jawab kepada penanggung jawab program ats
pelaksanaan kegiatan di wilayah tugassnya dan melakukan kegiatan perencanaan,
pembinaan, pengendalian dan pengawasan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Padat
Karya Produktif, baik adminstrasi keungan maupun fisik secara keeluruhan.
(c) Bendaharawan/ Pemegang Uang Muka Cabang
Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan, mencairkan, menerima,menyimpan,
mencatat dan mebayar atas persetujuan penanggung jawab program serta
menyelenggarakan administrasi keuangan sesuai peraturan yang berlaku.
(d) Sekretariat
Tugas dan fungsi sekretariat adalah membantu BPUMC dalam rangka pelaksanaan
kegiatan baik administrasi maupun keuangan. Anggota Tim Sekretariat diutamakan darin
Staf Bidang Penempatan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
(e) Staf Pelaksana Kegiatan
Staf pelaksana kegiatan Padat Karya Produktif, diangkat oleh penanggung jawab program
dan bertanggungjawab terhadap kelancaran melaksanakan kegiatan Padat Karya Staf
pelaksana kegiatan diutamakan dari staf bidang Penempatan dan Pengembangan
Kesempatan Kerja.
(f) Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK)
Bertugas memberikan arahan teknis terrhadap kepala kelompok, tukang dan pekerja.
Agar hasil kegiatan sesuai dengan ketentuan/sasaran kegiatan, serta menyiapkan sejumlah
pekerja yang diperrlukan.
Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK) adalah Aparat Dinas Tenaga Kerja atau
Dinas/lembaga Masyarakat yang berpengalaman secara teknis yang telah mengikuti
Diklat PL-PK atau Pemandu lainnya yang berkaitan dengan Kegiatan Padat Karya.
(g) Tugas dan Fungsinyan memberri arahan serta masukan dan pemantauan terhadap
pelaksanaan kegiatan agar hasil pelaksanaan sesuai dengan sasaran dan tujuan kegiatan.
Pengawas yang ditunjuk berasal dari instansi teknis terkait atau yang ditunjuk berasal dari
Instani teknis terkait atau yang ditunjuk oleh Penanggung Jawab Program.
(h) Juru Bayar
Berttugas membayar UPK/UTK serta bertanggungjawab atas pekerjaannya yang
berkaitan dengan masalah kerja dan administrasinya. Juru Bayar berasal dari Dinas
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Penanggungjawa Program.
(i) Petugas Teknis
Bertugas menyusun perencanaan dan mengawasi kegiatan sseerta memberikan arahan
teknis pelaksanaan kegiatan fisik, seperti membuat gambar design dan pemasangan Patok
dan pelaksanaannya.
(j) Ketua Kelompook, Tukaang dan Pekerja
Bertugas mengerjakan pembangunan sarana prasarana Padat Karya Produktif, sesuai
arahan/petunjuk PLPK dan Petugas Teknis. Ketua Kelompok, Tukang dan Pekerja
diseleksi berdasarkan kriteria Padat Karya dan kemudian ditetapkan dalam Surat
Keputusan Penanggung jawab program.
(k) Kelompok Usaha Produktif
Bertugas mengerjakan, menjalankan usaha produktifmya melalui sistem Padat Karya
Produktif, dan bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan program paa saat itu
maupundisaat-saat mendatang . Para kelompok usaha ditunjuk oleh Penanggung jawab
Program.
(l) Pendamping Program
Pendamping Program adalah Pihak Lembaga Swasta atau perorangan yang turut serta
secara terus-menerus sampai batas waktu yang ditentukan. Kegiatan Pendampingan
meliputi bimbingan, pengarahan kepada Para Kelompok Usaha Produktif meliputi
bimbingan, pengarahan kepada Para Kelompok Usaha Produktif meliputi pengelolaan
usaha (administrasi, keuangan), Pendamping ditunjuk oleh Penanggung jawab Program
di daerah dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok.
(m) Pengeloaan Bantuan Sarana Usaha
Setiap kegiatan Padat Karya Produktif tersedia Bantuan Sarana Usaha yang pada
hakikatnya merupakan merupakan bantuan modal awal usaha bagi kelompok usaha yang
diharapkan dapat menumbuh kembangkan usaha yang dikelola.

Bantuan modal usaha tersebut harus dikelola secara professional sehingga dapat
meningkatkan dan mengembangkan usaha kelompok.Oleh karena itu dalam pengelolaan
modal harus dilandaskan pada prinsip Transparansi, Demokratis, dan akuntabilitas.
Bantuan modal/sarana usaha kepada kelompok usaha produktif hanya untuk membiayai
kegiatan usaha yang diusulkan sesuai proposal dan tidak boleh digunakan untuk
membiayai kegiatan lain di luar proposal yang telah diajukan. Bantuan sarana usaha
hanya diberikan kepada kelompok usaha produktif.

Pemberian bantuan modal/sarana usaha kepada kelompok usaha diberikan langsung


kepada kelompok usaha, disertai dengan berita acara penerimaan dari Penanggung Jawab
Program kepada Ketua Kelompok atas nama kelompok usaha.

Anda mungkin juga menyukai