Anda di halaman 1dari 2

Conoh Kasus.

Pengusaha Karet Palembang Terkendala Mahalnya Biaya Investasi untuk IPAL

Pengusaha pabrik pengolahan karet di Palembang, masih terkendala biaya investasi untuk
mendirikan instalasi pengolah air limbah atau IPAL yang ramah lingkungan. Saat ini, sebagian
besar masih menggunakan pengolahan kimiawi dengan tawas karena biaya yang lebih murah.

Hal ini diungkapkan Alex Kurniawan, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia Provinsi
Sumatera Selatan, Rabu (24/10), di Palembang seperti dilansir harian kompas. Menurutnya, dari
puluhan pabrik karet di sepanjang Sungai Musi, baru beberapa yang menerapkan sistem
pengolahan limbah secara biologis.

“Investasi untuk IPAL ini sangat mahal, apalagi untuk teknik pengolahan biologis yang nilainya
bisa ratusan juta rupiah. Karena sejak dulu sudah dikenal teknologi pengolahan tawas, maka
teknik inilah yang banyak digunakan,” kata dia.

Mengenai limbah bau karet yang menyengat, Alex mengatakan, petani karet juga turut andil
karena pengolahan di hulu yang tidak sesuai. Selama ini, petani selalu merendam karet dengan
kotoran dan air kotor, sehingga rendaman karet itu meresap ke dalam karet. “Karenanya, meski
diolah dengan cara apa pun di pabrik, limbah gas karet ini akan tetap bau,” kata dia.

Koordinator Divisi Polusi Industri Walhi Sumatera Selatan Dolly, mengharapkan ketegasan
pemerintah untuk menuntaskan masalah limbah industri karet yang mencemari Sungai Musi. Dia
berharap, pemerintah menegakkan UU Nomor 23 tentang Lingkungan Hidup.

Menurut Dolly, perlu diambil langkah pengetatan aturan kepemilikan IPAL yang sudah
terstandardisasi. Dia mengakui banyak pabrik karet yang memiliki IPAL. “Namun kondisinya
banyak yang tidak layak sehingga limbah kurang terolah, itu sama halnya membuang limbah
langsung ke sungai,” kata dia. (ONI/kmps)
Analisis secara mikro mengapa industry membuang limbah ke sungai :

1)Biaya untuk membuat IPAL/Sarana pengolahan limbah mahal bisa mencapai ratusan juta

2)Secara mikro tentu produsen berpikir daripada mengeluarkan cost untuk sarana limbah,lebih
baik uang digunakan untuk menambah produktivitas sehingga menghasilkan profit yang besar

3)Produsen berpikir bahwa jika mengeluarkan cost untuk mengolah limbah,lalu cost tersebut
digabungkan sebagai pokok awal produktivitas,tentu supaya produsen tidak rugi maka harga
dinaikkan,jika harga naik maka permintaan akan turun sehingga akan menimbulkan kerugian
pada industry

4)Tentu setiap industri membayar kewajiban berupa pajak kepada pemerintah,daripada industri
mengeluarkan biaya untuk limbah lebih baik digunakan untuk membayar pajak sehingga harga
barang menjadi stabil dan permintaan tetap terjaga

5)Secara eksplisit produsen berpikir bahwa kalaupun didirikan sarana pengolahan limbah,tentu
untuk mengontol limbah tersebut dibutuhkan lagi karyawan,kalau ada karyawan berarti ada
upah,kalau upah berarti cost bagi perusahaan,dan hal ini akan menambah pengeluaran
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai