DI SUSUN OLEH :
TAUFIK HIDAYAT
2015 21 058
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
1) Opioida
2) Kokain
Kokain mempunyai dua bentuk, yaitu kokain hidroklorid dan free base.
Nama jalanan dari kokain adalah koka, coke, happy dust, charliesnow/ salju,
putih.
3) Kanabis (ganja )
4) Amfetamin
7) Solvent/inhalansia
Adalah zat yang berbentuk gas dan dapat masuk kedalam tubuh melalui
sistem pernapasan (paru-paru).
8) Alkohol
Diperoleh dari proses permentasi madu, gula, sari buah, atau umbi-
umbian. Hasil permentasi ini dapat diperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih
dari 15%, tetapi dengan proses penyulingan dapat dihasilkan alkohol dengan
kadar yang lebih tinggi, bahkan mencapai 100%.
1. Faktor Individu
- Rasa kurang percaya diri, rendah diri, dan memiliki citra diri negative.
(kebosanan,kegagalan,kekecewaan,ketidakmampuan,kesepian,dan
kegetiran hidup)
2. Factor lingkungan
a. lingkungan keluarga
- kurangnya orang tua peduli dab tidak tahu dengan masalah NAPZA
- tata tertib atau disiplin keluarga yng selalu berubah (kurang konsisten)
b. lingkungan sekolah
3. Faktor napza
- banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba
1. Faktor Biologi
- Metabolik: Etil alkohol bila dimetabolisme lebih lama lebih efisiensi untuk
mengurangi individu menjadi ketergantungan.
2. Faktor psikologis:
- Harga diri yang rendah: depresi terutama karena kondisi social ekonomi
pada penyalahgunaan alkohol, sedative hipnotik yang mencapai tingkat
ketergantungan diikuti rasa bersalah.
1. Pernyataan dan tuntutan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai
pengakuan.
3. Kehilangan orang atau sesuatu yang berarti seperti pacar, orangtua, saudara, drop
out dari sekolah atau pekerjaan.
9. Pengaruh film dan iklan tentang zat adiktif seperti alkohol dan nikotin.
10. Pesan dari masyarakat bahwa penggunaan zat adiktif dapat menyelesaikan
masalah.
1. Cellulitis, Phlebitis.
3. HIV infeksi
4. Hepatitis B atau C.
6. Chirosis hepatis.
7. Bronchitis.
8. Gastritis.
Masalah kesehatan dan keperawatan secara umum yang timbul akibat penggunaan zat
adiktif.
6. Perilaku agresif.
7. Depresi pusat pengatur komunikasi verbal. Gangguan kognitif, daya ingat, daya
nilai, proses pikiran (waham), gangguan konsentrasi.
15. Gangguan konsep diri harga diri rendah akibat pemecahan masalah yang tidak
efektif
Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.Sarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan
sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001). Sesudah klien
penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA menjalani program terapi
(detoksifikasi) dan konsultasi medik selama 1 (satu) minggu dan dilanjutkan
dengan program pemantapan (pascadetoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka
yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu rehabilitasi
(Hawari, 2003). Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak
sama karena tergantung ada jumlah dan kemampuan sumber daya, fasilitas, dan
sarana penunjang kegiatan yang tersedia di rumah sakit. Menurut Hawari (2003),
bahwa setelah klien mengalami perawatan selama 1 minggu menjalani program
terapi dan dilanjutkan dengan pemantapan terapi selama 2 minggu maka klien
tersebut akan dirawat di unit rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan unit
lainnya) selama 3-6 bulan. Sedangkan lama rawat di unit rehabilitasi
berdasarkan parameter sembuh menurut medis bisa beragam 6 bulan dan 1
tahun, mungkin saja Berdasarkan pengertian dan lama rawat di atas, maka
perawatan di ruang rehabilitasi tidak terlepas dari perawatan sebelumnya yaitu di
ruangdetoksifikasi.
Kasus
A. PENGKAJIAN
Nama : Fathir
Umur : 20 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
Gol Darah : B
Agama : Islam
DS:
DO
Penampilan : Rapi
Pembicaraannya : Inkoheren
Afek : Labil
Persepsi :-
Isi Fikir :-
Proses Fikir :-
Tingkat Kesadaran :-
- Retardasi Mental
AKSIS I :
Sindrom klinik
AKSIS II :
kondisi klinis
pd aksis II
Aksis III:
Aksis IV :
Aksis V :
- Aksis ini dipakai untuk menilai taraf tertinggi fungsi penyesuaian paling sedikit
beberapa bulan dalam satu tahun terakhir
- Terdapat 3 aspek :
hubungan sosial
Data ini sangat penting karena seseorang akan kembali ke fungsi penyesuaian
sebelumnya.
#Catatan :
- Antara Aksis I,II,III tidk selalu harus ada hubungan etiologic atau pathogenesis
Rentang respon gangguan penggunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang
ringan sampai berat, indicator rentang respon ini berdasarkan perilaku yang
ditampakkan oleh remaja dengan gangguan penggunaan NAPZA sebagai berikut.
1. Eksperimental adalah kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa ingin
tahu dari remaja. Seuai kebutuhan pada masa tumbuh kembangnya, ia biasanya ingin
mencari pengalaman yang baru atau sering dikatakan taraf coba-coba.
2. Rekreasional adalah penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan
teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam minggu, acara ulangtahun.
Penggunaan ini mempunyai tujuan rekresai bersama teman-teman.
5. Ketergantungan adalah penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi
ketergantungan fisik, dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya
toleransi dan sindroma putus zat ; suatu kondisi dimana individu yang biasa
menggunakan zat adiktif secara rutin, pada dosis tertentu menurunkan jumlah zat yang
digunakan atau berhenti memakai sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai
dengan macam zat yang digunakan. Sedangkan toleransi suatu kondisi dari indifidu
yang mengalami peningktan dosis atau jumlah zat, untuk mencapai tujuan yang biasa
diinginkanya.
E. DIAGNOSA
DS
pasien mengatakan tidak mampu menolak untuk memakai lagi ketika ditawari
temannya apa lagi ketika pasien mempunyai masalah
DO
DS
Pasien tidak mampu menolak untuk memakai lagi ketika ditawari temenya apalagi
pasien mempunyai masalah
DO
DS
pasien tidak mampu menolak untuk memakai lagi ketika ditawari temannya apalagi
ketika pasien mempunyai masalah
DO
6. konsisten memberikan
dukungan
NCP
Mempraktikkan
tekhnik penanganan
masalah dan
pengelolaan stress.
Meningkatkan
kemampuan klien untuk
mengembangkan
strategi kopping yang
sehat daripada
melarikan diri ke
Minta klien penggunaan zat.
untuk membuat Perencanaan
infentaris pribadi memfasilitasi upaya
tentang kekuatan dan menghindaru situasi
sumber yang dapat yang dapat
digunakan untuk menyebabkan klien
mengatasi stress. kembali meggunakan
2. Klien
mengeksplorasi Eksplorasi obat.
perilaku alternatif dengan kliententang Klien
yang dapat cara menilai situasi memerlukan akses yang
digunakan untuk yang menyebabkan mudah untuk mendapat
mengatasi stresor ansietas dan cara informasi dan dukungan
yang menerapkan pada saat stress atau
teridentifikasi. teknik pemecahan krisis muncul.
masalah atau teknik
mengelola stress saat Umpan balik
berhadapan dengan kelompok dapat
stresor. memberikan infomasi
yang berharga tentang
Minta klien kemajuan dan
merumuskan beberapa mendukung upaya klien
tujuan untuk untuk
mempertahankan gaya
hidup bebas obat. berubah.
Ajarkan klien
tentang strategi
kopping, seperti
keterampilan asertif,
keterampilan
komunikasi,
penyelesaian konflik,
dan cara yang cocok
untuk
mengekspersikan
Dorong klien
untuk bergabung
dengan kelompok
alkoholik tanpa nama,
narkotik tanpa nama,
atau kelompok
pendukung lain,
seperti rational
recovery.
c. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatika kebutuhan
dasar klien.
a. diskusikan tingkat
kemampuan klien
- Klien - Diskusikan seperti menilai realitas,
dapat kemampuan dan aspek kontrol diri atau
mengidentifikasi positif yang dimiliki integritas ego
kemampuan dan klien, buat daftarnya. diperlukan sebagai
aspek positif yang dasar asuhan
dimiliki keperawatannya
a. klien perlu
bertindak secara
realistis dalam
- Rencanakan kehidupannya
bersama klien
- Klien dapat aktivitas yang dapat
menetapkan dan dilakukan setiap hari
merencanakan sesuai kemampuan,
kegiatan sesuai buat jadwal kegiatan
dengan mandiri
kemampuan yang
dimiliki - Motivasi klien
untuk membuat jadwal
aktivitas perawatan a. klien
diri berpartisipasi dalam
- Klien dapat
berpartisipasi pengambilan keputusan
dalam yang berkenaan dengan
pengambilan perawatan dirinya.
keputusan yang
berkenaan dengan
perawatan dirinya.