Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL

Pengaruh Budaya Pernikahan Usia Dini Terhadap kesehatan Reproduksi pada


Remaja Putri di Kota Jambi

Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :

Rahmaniah Risna

2015 21 042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pernikahan Usia Dini merupakan institusi agung untuk mengikat dua insan lawan
jenis yang masih remaja dalam satu ikatan ( Luthfiyah,2008 ). Pola pikir zaman
primitif dengan zaman yang sudah berkembang jelas berbeda, hal ini dibuktikan
dengan sebuah paradoks perkawinan antara pilihan orang tua dengan kemauan
sendiri, pernikahan dini dipaksakan atau pernikahan dini karena kecelakaan. Namun
prinsip orang tua pada zaman genepo atau zaman primitive sangat menghendaki jika
anak perempuan sudah baligh maka tidak ada kata lain kecuali untuk secepatnya
menikah.

Remaja merupakan bibit awal suatu bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih baik
lagi, bermartabat dan kuat. Oleh karena itulah, masa depan suatu bangsa terletang
ditangan para remaja. Saat ini problematika yang terjadi pada remaja adalah
banyaknya remaja yang ingin membina rumah tangga dengan melakukan pernikahan
dini.

Bila ditelusuri, banyak factor menyebabkan remaja melakukan pernikahan dini,


bisa karena pergaulan bebas akibat terjadi perkawinan diluar pernikahan. Faktanya
dijambi tercatat sekitar 77% kasus kehamilan diluar nikah dalam setahun. Hal ini
informasi yang menyimpang yang mengubah gaya pandang remaja atau bisa juga
disebabkan oleh faktor ekonomi.

Walaupun banyaknya faktor yang melatarbelakangi pernikahan dini, akan tetapi


dampak buruk yang terjadi ketika melakukan pernikahan dini lebih banyak pula.
Dampak tersebut terdiri dari dampak fisik dan mental. Secara fisik, misalnya “remaja
itu belum kuat, tulang panggulnya masih terlalu kecil sehingga membahayakan proses
persalinan. ( Burhani, 2009 ).

Perempuan yang menikah dibawah umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher
Rahim, pada usia remaja sel-sel leher Rahim belum tumbuh dengan matang. Jika
terpapar oleh Human Papiloma Virus (HPV) maka pertumbuhan sel akan
menyimpang menjadi kanker. dr. Nugroho kompono, Sp.OG menyebutkan kanker
leher Rahim menduduki peringkat pertama kanker yang menyerang perempuan
Indonesia, angka kejadiannya saat ini 23% diantara kanker lainnya ( Burhani,2009 ).

Akibat pernikahan dini, para remaja saat hamil dan melahirkan akan sangat mudah
menderita anemia. Dan ketidaksiapan fisik juga terjadi pada remaja yang melakukan
pernikahan dini akan tetapi juga terjadi pada anak yang dilahirkan. Dampak buruk
tersebut berupa bayi lahir dengan berat badan rendah, hal ini akan menjadikan
bayitersebut tumbuh menjadi remaja yang tidak sehat, tentunya juga akan
berpengaruh pada kecerdasan si anak dari segi mental. ( Manuaba, 2011 ).
Dalam ilmu kesehatan kandungan usia yang baik untuk hamil 25-35 tahun, maka
bila usia kurang meski secara fisik dia telah menstruasi dan bisa dibuahi, namun
bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan mempunyai kematangan mental untuk
melakukan reproduksi yakni berpikir dan dapat menanggulangi resiko-resiko yang
akan terjadi pada masa reproduksinya, seperti misalnya terlambat memutuskan
mencari pertolongan karena minimnya informasi sehingga terlambat mendapatkan
perawatan yang semestinya. Pernikahan dini juga menghentikan kesempatan seorang
remaja meraih pendidikan yang lebih tinggi, berinteraksi dengan lingkungan teman
sebaya, sehingga dia tidak memperoleh kesempatan pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas, hal ini juga berimplikasi terhadap kurang nya informasi dan sempitnya dia
mendapatkan kesempatan kerja, otomatis lebih mengekalkan kemiskinan.

Tingginya angka pernikahan usia dini, menunjukkan bahwa pemberdayaan law


enforcement dalam hukum perkawinan masih rendah. Adapun alasannya, masa muda
adalah masa yang sangat indah untuk dilewatkan dengan hal hal yang positif. Masa
muda adalah waktu untuk membangun emosi, kecerdasan dan fisik. Ketiganya
merupakan syarat dalam menjalani kehidupan yang lebih layak pada masa depan.
Badan Koordinasi Keluaga Berencana Nasional ( BKKBN ) pusat, menyarankan
kaum muda untuk menghindari pernikahan usia dini guna menghindari kemungkinan
terjadinya resiko kanker leher rahim ( kanker serviks ) pada pasangan istri, serta
berdasarkan pasal 6 ayat 2 UU No.1 Tahun 1974 menyatakan bahwa untuk
melangsungkan suatu perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 20 tahun
harus mendapat izin dari kedua orang tua. ( Burhani,2009 )

Pemerintah harus berkomitmen serius dalam menegakkan hukum yang berlaku


terkait pernikahan anak dibawah umur sehingga pihak-pihak yang ingin melakukan
pernikahan dengan anak dibawah umur berfikir dua kali terlebih dahulu sebelum
melakukannya. Selain itu, pemerintah harus semakin giat mensosialisasikan undang-
undang terkait pernikahan anak dibawah umur beserta sanksi bila melakukan
pelanggaran dan menjelaskan resiko terburuk yang bisa terjadi pernikahan anak
dibawah umur kepada masyarakat, diharapkan dengan upaya terebut, masyarakat tahu
dan sadar bahwa pernikahan anak dibawah umur adalah sesuatu yang salah dan harus
di hindari.
Upaya pencegahan pernikahan anak dibawah umur dirasa akan semakin maksimal
bila anggota masyarakat turut serta berperan aktif dalam mencegah pernikahan anak
dibawah umur yang ada disekitar mereka. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat
merupakan jurus terampuh sementara ini untuk mencegah terjadinya pernikahan anak
dibwah umur sehingga kedepannya diharapkan tidak ada lagi anak yang akan menjadi
korban akibat pernikahan tersebut dan anak-anak Indonesia bisa lebih optimis dalam
menatap masa depannya kelak. ( Alfiyah, 2010 )

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah Pengaruh Budaya Pernikahan
Usia Dini Terhadap kesehatan Reproduksi pada Remaja Putri di Kota Jambi tahun
2018”.
1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tentang
pernikahan dini pada remaja dan apa-apa saja dampak dalam melakukan pernikahan
dini di kota jambi.

1.3.2. Tujuan Khusus


Untuk mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi
remaja putri.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan masukan dan menambah referensi dalam bidang kesehatan
reproduksi khususnya dampak dari pernikahan usia dini.

1.4.2. Bagi Peneliti


Menambah pengetahuan bagi peneliti untuk mengetahui pengaruh pernikahan
dini terhadap kesehatan reproduksi remaja putri.

1.4.3. Bagi Remaja putri


Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pasangan usia muda
dalam menghadapi dampak pengaruh pernikahan dini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berjudul “Pengaruh Budaya


Pernikahan Usia Dini Terhadap kesehatan Reproduksi pada Remaja Putri di Kota
Jambi” dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tentang pernikahan dini pada remaja dan apa-apa saja dampak dalam melakukan
pernikahan dini di kota jambi 2018. Penelitian ini akan dilakukan di jambi.

Anda mungkin juga menyukai